Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN UANG

Sebenarnya uang telah digunakan sejak berabad-aba yang lalu. Dan uang
merupakan salah satu penemuan manusia yang paling menakjubkan. Sehingga
uang mempunyai sejarah yang sangat panjang dan telah mengalami berbagai
perubahan.

Dengan semikian apa sebenarnya definisi uang itu sendiri. Dilihat dari kegunaan
atau fungsinya, uang adalah suatu benda yang dapat dipertukarkan dengan
benda lain; dapat digunakan untuk menilai benda lain atau sebagai alat hitung;
dan dapat digunakan sebagai alat penyimpan kekayaan.

FUNGSI UANG

Pada mulanya uang berfungsi sebagai alat penukar saja, tetapi seiring dengan
berkembangnya zaman, fungsi uang tersebut telah berkembang dan bertambah
seperti yang dirasakan saat ini. Fungsi uang yaitu sebagai berikut,

1. Uang sebagai alat tukar

2. Uang sebagai alat penyimpan kekayaan

Memang alat untuk menyimpan kekayaan bukan uang saja, bisa barang
lain. Seperti barang-barang konsumtif dll.

3. Uang sebagai satuan hitung

Sebagai satuan hitung, uang berfungsi sebagai atribut yang melekat pada
sebuah objek. Hal dimaksudkan agar dalam proses tukar-menukar tidak
terjadi kesulitan.

4. Uang sebagai ukuran pembayaran yang tertunda

Fungsi uang terkait dengan transaksi pinjam-meminjam. Uang digunakan


sebagai salah satu cara yang valid untuk menghitung pinjaman seseorang.
Dan jika meminjamkan dalam bentuk uang, nilai tidak akan berubah
dalam beberapa tahun mendatang. Contoh, jika meminjam Rp. 5.000
maka besok mengembalikan juga Rp. 5.000

SEJARAH PENGGUNAAN UANG

Pada awalnya masyarakat primitif hidup secara sendiri-sendiri. Namun lama-


kelamaan hal itu dirasakan sulit. Akhirnya mereka berkelompok. Lambat laun
mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup yang semakin beragam,
sehingga mereka memutuskan untuk melakukan tukar menukar barang (barter).

Saat itu barter menjadi sebuah transaksi yang dianggap familiar dengan
masyarakat. Namun barter itu sendiri bukanlah tanoa masalah. Masalah yangs
ering terjadi adallah, kadang ada seseorang yang membutuhkan sebuah barang.
Tetapi barang yang dimiliki untuk dijadikan sebagai alat tukar tidak dinginkan
oleh lawan transaksi.
Dari masalah itulah kemudian timbulah sebuah gagasan untuk menjadikan
sebuah barang sebagai alat tukar yang disepakati oleh semua pihak. Artinya
sepakat berarti masyarakt mau menggunakan benda tersebut untuk membayar
barang-barang yang diperdagangkan. Umumnya benda yang digunakan sebagai
alat tukar adalah benda yang mudah dibawa dan tidak mudah rusak.

UANG BEREDAR

Masayarakat pada umumnya mengenal istilah uang tunai yang terdiri dari uang
kertas dan uang logam. Tetapi masyarakat belum mengetahui apa makna dari
uang tunai itu sendiri. Uang tunai adalah uang yang ada di tangan masyarakt (di
luar sistem perbankan) dan siap digunakan setiap saat, terutama untuk
pembayaran dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Dismaping uang tunai ada
juga istilah uang kartal. Uang kartal adalah uang kertas dan logam yang beredar
di masayarakat yang dikeluarkan serta diedarkan oleh Bank Indonesia.

Uang tunai bukanlah satu-satunya yang digunakan untuk pembayaran tunai.


Untuk melakukan pembayaran tunai bisa menggunakan cek dan bliyet giro. Cek
dan bliyet giro dianggap lebih praktis dan aman karena tingkat resikonya relatif
kecil. Perlu diketahui jika seseorang ingin melakukan pembayaran dengan
menggunakan cek, tentunya orang tersebut harus sudha memiliki simpanan
dalam bentuk rekening giro di suatu bank umum. Dengan cek seseorang cukup
menuliskan jumlah pembayaran pada selembar cek. Uang yang berada dalam
rekening giro di bank umum tersebut sering disebut sebagai uang kartal.

Selain menggunakan cek, masyarakat bisa menggunakan kartu kredit dan kartu
debet.

JENIS UANG BEREDAR

Tiap negara menggunakan uang beredar dengan jenis yang berbeda-beda. Di


Indonesia dikenal dua macam uang yang beredar,

a. Uang beredar dalam arti sempit, yang disimbolkan dengan M1. Yang
didefinisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sistem swasta
domestik yang terdiri dari uang kartal (C) dan uang giral (D).

b. Uang beredar dalam arti luas, yang disimbolkan dengan M2, didefinisikan
sebagai sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sistem swasta
domestik yang terdiri dari uang kartal (C), uang giral (D), dan uang kuasi
(T).

MEKANISME PENCIPTAAN UANG

Dalam dunia moneter Indonesia terdapat tiga pelaku utama dalam proses
penciptaan uang, yaitu:(1) otoritas moneter, (2)bank umum, (3) masyarakat atau
sektor swasta domestik.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UANG BEREDAR

1. Faktor yang mempengaruhi alat pelipat ganda uang


Faktor yang mempengaruhi determinan uang primer (uang kartal, firal dan
kuasi) itu sendiri, antara lain biaya penggunaan uang giral, kenyaman dan
keamanan, biaya relatif (opportunity cost) – suku bunga, pendapatan
masyarakat, ketentuan otoritas moneter, keperluan bank akan likuiditas
jangka pendek.

2. Faktor yang mempengaruhi perubahan uang primer

Terkait dengan perubahan transaksi keuangan yang dilakukan oleh


masyarakat yang tercermin dalam pos-pos neraca otoritas moneter baik
dari sisi penggunaan uang primer maupun faktor yang mempengaruhi
uang primer.

PERANAN UANG DALAM PEREKONOMIAN

Untuk melihat peran uang caranya adalah dengan memahami bagaimana aliran
atau arus perputaran barang atau uang terjadi dalam perekonomian.
Perkembangan suatu perekonomian pada dasarnya didasarkan atas dua sektor,
sektor riil (barang dan jasa) dan sektor moneter (keuangan).

Keuntungan kekuatan sistem ekonomi dengan menggunakan alat tukar uang,

1. Uang penukaran dapat dipecahkan menjadi dua transaksi, yaitu


pembelian dan penjualan. Kedua transaksi ini tidak perlu dilakukan secara
bersamaan. Hal ini akan memperlancar pertukaran dan mendorong
spesialisasi kerja.

2. Penilaian atas barang dan jasa dinyatakan dalam satuan uang, sehingga
mempermudah dalam proses pembandingan nilai dari berbagai macam
barang dan jasa.

3. Uang untuk mempermudah keinginan untuk menabung.

4. Uang memajukan transaksi pinjam-meminjam antara orang yang


penghasilannya berlebih dengan orang yang pengahsilannya lebih kecil
daripada pengeluaran.

UANG DAN SUKU BUNGA

Sesuai dengan hukum permintaan pasar, apabila jumlah uang yang disediakan
melebih jumlah uang yang diminta, maka akan terjadi kelebihan penyediaan
uang yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penurunan harga uang atau
suku bunga. Sebaliknya, apabila jumlah uang yang diminta melebih jumlah uang
yang disediakan, maka akan mengakibatkan kenaikan harga uang atau suku
bunga. Suku bunga yang dimaksud adalah suku bunga keseimbangan pasar,
yaitu suku bunga yang mencerminkan keseuaian antara suku bungan simpanan
(sisi penawaran) dan suku bunga pinjaman (sis permintaan uang).

UANG DAN HARGA


Pembahasan uang dan harga terlebih dahulu diawali dengan sebuah teori
kuantitas klasik. Implikasi dari teori ini adalah dalam jangka pendek tingkat
harga umum berubah secara proporsional dengan perubahan uang yang
beredar. Berarti bahwa kecenderungan kenaikan harga umum secara terus-
menerus (inflasi) terjadi apabila penmabahan jumlah uang beredar melebihi
kebutuhan yang sebenarnya.

Dalam kasus lain, inflasi yang tinggi dapat berlangsung dalam waktu yang lama,
walaupun jumlah uang yang beredar relatif rendah. Fenomena ini dapat
dijelaskan melalui teori strukturalis yang menyatakan bahwa inflasi dalam jangka
waktu yang relatif panjang lebih disebabkan oleh adanya kekauan
(ketidakelastisan) struktur perekonomian di negara berkembang. Dengan
demikian tekanan inflasi akan muncul apabila pertumbuhan sektor ekspor
sangat lamban dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, ataupun produksi
bahan makanan dalam negeri kurang memadai.

PENGENDALIAN JUMLAH UANG BEREDAR

Sebenarnya ada dua kebijakan yang sangat populer unutk mengendalikan


jumlah uang beredar, yaitu kebijakan moneter dan fiskal. Tetapi yang akan
dibahas disini adalah kebijakan moneter. Secara umum kebijakan moneter
tebagi menjadi dua bagian, yaitu kebijakan ekspansi moneter (untuk menambah
jumlah uang beredar) dan kebijakan kontraksi moneter (untuk mengurangi
jumlah uang beredar).

Dalam parktiknya, pengendalian jumlah uang beredar yang optimal sangatlah


sulit dilakukan. Terdapat tiga faktor yang menyebabkan pendelaian jumlah uang
beredar yang optimal sulit terjadi. Faktor pertama adalah adanya unsur-unsur
yang bersifat salign kontradiktif. Misalnya, BI melakukan kebijakan ekspansi
moneter untuk mendorong kegiatan ekonomi yang sedang lesu. Tindakan ini
biasanya berdampak pada meningkatnya inflasi. Sebaliknya, apabila diambil
kebijakan kontraksi moneter untuk meredam laju inflasi, perkembangan
kegiatan ekonomi akan terhambat. Faktor kedua adalah sulitnya memprediksi
dan mengendalikan permintaan uang masyarakat. Faktor ketiga adalah sulitnya
meprediksi angka pelipat ganda uang.

Anda mungkin juga menyukai