Anda di halaman 1dari 8

ANGGOTA KOMUNITAS

Surabaya tidak terlepas berbuat sesuatu bagi



Selamat berjumpa di edisi dari suatu sejarah ter mereka. Dalam "the spirit

perdana "Newsletter tentu. Menggali sejarah- of sharing," komunitas

Soverdi Surabaya." nya, sungguh menimbul- membuka posko beneana

Terinspirasikan dari kan suatu kekaguman luar untuk para korban

"Christmas: the spirit of biasa terhadap para beneana alam di

sharing;" kami hendak generasi pendahulu yang Mentawai, Wasior, dan berbagi kisah kehidupan memulai komunitas dan Merapi.

dalam komunitas. Ter- karya SVD di Surabaya

nyata, dalam petjalanan dan SVD Propinsi Jawa. Dipenghujung tahun, kami waktu, begitu banyak Semangat perjuangan dikejutkan dengan berita peristiwa kehidupan yang tanpa kenal lelah dan kematian konfrater Pater boleh kami alami dan berbela rasa yang mereka Remigius Ukat SVD. refleksikan, yang pada tanamkan terns menjiwai

akhirnya sangat sayang komunitas kami. Oleh Akhirnya, terima kasih

sekali seandainya karena itu, ketika rentetan dan selamat membaca!

terbuang begitu saja. bene ana alam melanda

negeri kita, komunitas P. Eko Juliantoro, SVD

Keberadaan Soverdi mengambil sikap untuk (Rector Domus Soverdi)

P. Eko Juliantoro, SVD P. Felix Kadek S, SVD P. Josef Glinka, SVD

P. Stanislaw Pikor, SVD Br. Alexander Hery, SVD P. Pius Kila, SVD

P. Tobias M. Kraeng, SVD P. Codefrldus Meko, SVD P. Benedlctus B Mali, SVD P. Paulus Ralunat, SVD Br. Nelson Vidigal, SVD

DAFTARISI

Kata Pengantar 1 Refleksi Akhir Tahun 1

3

kehidupan masih menghadapkan kita dengan bermacam-macam persoalan dan ganjalan di setiap langkah kita. Kita telah berupaya semampu kita, namun masih ada saja kesalahan, bahkan kegagalan yang terj adi, masih saj a ada kegalauan yang mengiringi pergumulan hidup kita, masih banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan kita, apalagi ketika kita memasuki ta-

Saudaraku yang terkasih, makna kehidupan kita seseperti di tahun yang su- lama setahun ini. dah-sudah, kita bias a ber-

kumpul di suatu tempat Saat ini mungkin kita untuk menutup tahun yang sudah mengklaim bahwa, telah kita jalani, dan mem- selama tahun 2010, kita buka tahun yang baru. sudah berbuat banyak keSaat ini kita melepas per - berhasilan, kita sudah gikan tahun 2010 dan bekerja keras dan melakumenyambut tahun yang kan yang terbaik bagi bam 2011. Ada banyak Serikat kita, bagi temp atkisah yang dapat kita eeri- tempat dimana kit a takan selama tahun 2010, bekerja, bagi komunitas yang tentunya dari situ dimana kita tinggal. kita meneoba menemukan Walaupun begitu, .realitas

Posko Bencana 5

7 8

Team Redaksi

P. Eko Juliantoro, SVD (editor)

Br. AlexanderHery , SVD (design & layout)

Alamat

Jl. Polisi Istimewa 9 Surabaya.60265

penuh tantangan seperti ini. Kita mengingat ketika masa kecil dalam keluarga, mungkin kita merasa kurang mendapat perhatian dati orang tua, dan sebaliknya sebagai orang tua, kita kesulitan untuk mendidik anak-anak zaman ini. Lalu ketika usia kita semakin bertambah tua, sebagai Opa dan Oma, kita merasa anak -anak meninggalkan kita sendirian di rumah dan kesepian,

Begitu juga, di lingkungan kita bekerja, ketika kita sebagai karyawan, kita merasa tenaga kita di eksploitasi oleh perusahaan, dan sebaliknya, perusahaan merasa, karyawan kita banyak menuntut tetapi kurang berdedikasi dan kurang bertanggungjawab terhadap pekerjaannya. Berhadapan dengan realitas seperti ini, kita seperti orang yang selalu berada dalam situasi yang tidak menyenangkan.

Saudaraku terkasihi, saya selalu terkesan pada kandang atau

rumah kecil Betlehem yang didiami .... 11 keluarga

kudus.

Tempat itu menggambarkan sebuah rumah kecil yang didiami oleh pribadi-pribadi yang memiliki potensi dan tugas yang berbeda, tetapi merupakan satu kesatuan yang bersama sama memba-ngun sebuah rumah kesela-matan bagi umat manusia. Demikian pu1a dengan kita, seiring dengan bergulirnya waktu, kita sebenarnya juga membangun sebuah rumah kecil kita. Kita bebas menentukan bentuk dan ukuran rumah macam mana yang akan kita

wujudkan, tetapi perlu diingat bahwa baik buruknya bentuk rumah buatan kita sekarang, tak lain adalah perwujudan dati kesungguhan kita di saat kita membangun.

Kita kadang boleh merasa kecewa ketika kita hams melalui kehidupan yang tidak menyenangkan, tapi inilah realitas hidup: sedih yang berkepanjangan tidak akan mengubah rumah yang telah kita bangun dengan tangan kita sendiri, namun kita masing-masing diberi waktu untuk mengubah rumah masa depan kita, kitamasih diberi waktu untuk memperindah setiap sudut ruangan hati kita.

Saudaraku terkasih, Natal telah lalu dan kita sampai dipenghujung tahun. Mati kita kembali renungkan apa yang telah kita perbuat selama ini, bagaimana kitamembangun rumah kita, seberapa baik kita telah membangun masa depan kita? Disadati atau tidak, kita telah membangun rumah kecil kita melalui hal-hal sederhana, kita membangunnya melaluikepekaan ketika di mej a makan dengan saling menuangkan secangkir minuman bagi saudara kita, melalui salam hangat diwaktu berjumpa, dengan senda guran dikala kita bermain kartu saat rekreasi bersama, dan akhimya kita disatukan dan diteguhkan dalam perjamuan Ekaristi dengan menyanyikan lagu-Iagu yang kita kenal baik dan kotbah yang menyejukkan hati dati para imam kita.

Ketika damai dalam rumah kecil itu tercipta, kita akan mampu memancarkan cahaya kasih yang terbentuk dati rurnah ini, kita mampu u1urkan tangan

bagi mereka yang membutuhkan, kita lebih tanggap terhadap realitas di sekitar kita, kita dapat memberikan sedikit tenaga dan pikiran kita bagi sandara-saudari kita yang tertimpa musibah tsunami di Mentawai, atau banjir di Wasior ataupun bencana letusan gunung Merapi, misalnya. Selain itu, kita juga akan mampu membangun kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, kesempatan untuk membangun rumah yang jauh lebih besar dan megah, yang dapat memberikan kehangatan kasih bagi insan-insan yang mendiaminya. Ketika hal itu tercipta, semua akan teras a indah, masalah yang datang bertubi-tubi akan menjadi batu asah dalam memperindah kualitas hidup kita,

Memang kita tidak pemah luput dati masalah dan tekanantekanan hidup, tetapi cobalah untuk tetap optimis, dan cobalah menciptakan gaya berpikir positif dalam menghadapi setiap tantangan.

Pertama, cobalah berpikir positif terhadap Tuhan. Bahwa Tuhanmenciptakan semuanya baik adanya. Ia menginginkan kita memi1iki kepenuhan hidup dan hidup dalam kelimpahanNya. Saya yakin bahwa setiap bencana bukan berasal dati Tuhan, tetapi murni dati penanganan kita yang keliru terhadap lingkungan hidup dan tentunya aktivitas bumi yang senantiasa memperbaiki dirinya.

Kedua, cobalah berpikir positif tehadap diri sendiri. Ingatlah bahwa kita diciptakan serupa dengan gambaran Allah, kita memi1iki kekuatan fisik, bakat dankemampuan intelektual. Kita memiliki potensi yang luar

untuk menghargai diri kita

. .

masmg-masmg,

keadaannya

apa

Ke riga, berpikirlah positif terhadap orang lain. Orang lain sebenamya adalah diriku dalam bentuk yang lain yang memiliki bebutuhan dasar yang sama, Mereka adalah sarana bagi kita

untuk berkembang dan

mengaktualisasikan diri,

kehadiran mereka meringankan beban dan penderitaan kita,

awal, ketikamenje-

~__"'-,;---....,...., jakkan kakinya

untuk pertama kalinya di bumi Indonesia, SVD

__ ~ __ ~_ telah memberi

perhatian yang besar ataspentingnya posisi kota Surabaya bagi karya misi SVD. Posisi geografis kota Surabaya sangatlah strategis. Dalam catatan dari "Telusur Jejak Para Misionaris Belanda", disebutkan bahwa "Surabaya boleh dikatakan merupakan tempat transit dari J awa ke Nusa Tenggara. Betapa tidak. Para misionaris, imam, bruder dan suster hampir semuanya melewati Surabaya sebelum tiba di Nusa Tenggara. Banyak kebutuhan Misi yang didatangkan dari luar negeri dan dari J awa juga melewati kota pelabuhan Surabaya atau memang hams dibeli di kota itu. Perawatan orang sakit yang tidak bisa ditangani di Nusa Tenggara dirujuk ke Surabaya. Kapal-kapal misi, Stella Maris dan kemudian Ratu Rosari menjadikan Tanjung Perak sebagai pangkalannya."

pun

tangan-tangan kasih dari sama saudara kita, kerabat dan ternan sangat ringan untuk menguatkan, dan kita pun akan menj adi kokoh.

Ketika kita telah mampu membangun rumah kecil kita dengan indah, kita juga akan dapat membangun keindahan dunia ini, kita akan mampu menghadirkan surga untuk kita semua.

Selamat memasuki tahun barn Saudaraku yang terkasih, ya- 2011 Tuhan menyertai setiap kinlah bahwa rumah kita akan langkah kita. Amin

semakin ceria dan penuh kasih,

rumah kita akan semakin indah Br. Alex Hery Irwanto.Sl/D

Namun karena belum memiliki rumah sendiri, saat para konfrater SVD berada di Surabaya, rnereka menginap di biara-biara yang ada di sekitarnya. Salah satunya ialah biara susteran SSpS di J1. Jimerto 18-26, Surabaya. Biara ini terdiri dari 5 rumah dan, selama masa perang, dijadikan tempat kediaman para petinggi orang-orang J epang. Ketika pada tanggal 28 Mei 1949 kompleks rumah tersebut dibeli oleh Kongregasi Suster SSpS, renovasi pun dilakukan secara besar-besaran. Rumah tersebut ditata sedemikian rupa untuk penambahan kamar-kamar sehingga menjadi luas.

Karena itulah, para suster berkenan menerima tamu para misionaris SVD yang sedang dalam perjalanan transit ke dan! atau dari daerah misi mereka di Nusa Tenggara, atau yang melakukan berbagai kepentingan di daerah Surabaya sekitarnya. Letak geografisnya sangat strategis karena berada di pusat kota. Hanya saja, lingkungannya tidak mempunyai reputasi

yang baik daerah "lampu merah." Pater Wezter, dalam catatannya, menyatakan bahwa dia pertama kalinya menginap di rumah tersebut terjadi pada tahun 1950.

Karena kepentingan SVD semakin besar di Surabaya, rneka Regio SVD Ende, di tahun 1961, mengutus Pater Johanes Ebben SVD untuk membuka dan memimpin kantor SOVERDr. Ia tinggal untuk sementara waktu di rumah tersebut. Namun, dalam perkembangan berikutnya, SSpS berkenan menjual dan menyerahkannya kepada SVD dengan ijin prinsip tertanggal 23 Maret 1964. Setelah itu beberapa konfrater datang untuk tinggal dan memperkuat komunitas SVD. Tercatat konfrater Br. Theo Tobe, P. A. Donkers, Br. Aloysius Seitz, P. Alois de Rechter, P. Frans Laug, Br. Berchmans Martins, P. A. Wezter, P. Vitalis Vermeulen, Br. Aurelius Solo, Br. Pancratius Suban menjadi para tokoh pioner yang memulai komunitas dan karya SVD di Surabaya.

Seiring perjalanan waktu, ru- Melihat peluang emas tersebut, mah Soverdi di J1. Jimerto ter- P. Wezter mendekati pihak Brunyata tidak cukup besar lagi der CSA dan Keuskupan Surauntuk menjadi tempat persing- baya. Dari pembicaraan dengan gahan para tamu yang ada. Apa- pihak Bruder CSA, disebutkan lagi di bulan Agustus 1974, bahwa harga Biara Bruderan PERDIOSA membukakantor di CSA sangatlah mahal. Sementarumah tersebut; akibatnya, be- ra itu, lebih lanjut diungkapkan berapa kamar hamslah diubah P. Wezter, penjualan rumah di menjadi kantor untuk mengurus J1. Jimerto juga tidak dapat meperkapalan misi ke Nusa Teng- nutupiya. Tentunya, bila SVD gara. Maka muncullah pemiki- tetap hendak membeli Biara ran untuk mencari rumah bam Bruderan CSA tersebut, diperyang lebih luas. lukan suatu mobilisasi keu-

angan yangmelibatkan pihak Dalam proses pencarian terse- J enderalat SVD di Roma.

but, muncu1 berita bahwa Biara

Bruderan Aloysius (Bruderan Namun, di lain pihak, Uskup CSA) di J1. Soetomo 9 hendak Surabaya, Mgr. J. Klooster, dijual. Dibangun pada tahun CM, meminta dengan sangat 1925, dengan arsiteknya kepada Tarekat Bruder CSA Hulswit, Fermont & Ed. untuk menjual Biaranya hanya Cuypers dari Weetenreden Ba- kepada suatu organisasi Gerejatavia, Biara ini merupakan ko- ni. Maka, di bulan November munitas tempat tinggal para 1974, dalam pembicaraan antaBruder CSA yang berkarya di ra Uskup Surabaya dan pihak sekolah SMAK "St. Louis" J1. Bruder CSA, ditetapkan bahwa Soetomo 7. Temyata, dalam SVD sebagai calon pembelinya. perjalanan waktu, semenjak Uskup Surabaya, didukung oleh memulai karya persekolahan di para uskup lainnya, dengan Surabaya pada tahun 1862, terjadi penurunan drastis jumlah anggota Bruder CSA. Para misionaris Bruder CSA dari Belanda sudah tidak ada lagi. Generasi berikutnya, yakni para Bruder CSA Indonesia, tidak cukup. Tentunya, hal ini mempengaruhi kebijakan keberadaan dan karya pastoral mereka di menggunakan prinsip tukar guSurabaya. Akhimya, muncu1 ling, menyatakan bahwa jika suatu. keputusan, yakni Tarekat SVD hendak membeli Biara Bruder CSA mengakhiri kar- tersebut, maka SVD haruslah yanya di kota Surabaya. Seko- terlebih dahulu menjual rumah 1ah SMA "St. Louis" pun dijual Soverdi di J1. Jimerto; sebagai dan dialihkan secara resmi ke kompensasi-nya, Bruder CSA Konggregasi CM/Lazaris pada akan menyerahkan Biaranya tahun 1975. Sementara itu, Bi- sesuai dengan harga jual rumah ara ditawarkan kepada berbagai Soverdi tersebut. Akhimya, sepihak. telah melalui proses pembicara-

an yang cukup panjang, pada pesta Natal 1974, tibalah berita yang menggembirakan. Para bruder CSA menyetujui keputusan tersebut.

Tanpa menunggu waktu lama, P. Wezter, dalam surat tertanggal 16 Januari 1975 menginformasikan hal ini kepada Superior Regionalis Ende, P. Marcus Moa SVD. Dalam balasan surat tertanggal 23 Apri11975, beliau menyatakan bahwa para uskup di Flores, Timor, Sumba dan Bali serta regional SVD lainnya, yakni Timor, Manggarai dan Bali menyetujui pembelian Biara Bruderan CSA di J1. Soetomo 9, Surabaya. Sementara itu, di saat yang sama, proses penjualan rumah Soverdi di J1. Jimerto juga telah dimulai. Pada tanggal 9 Mei 1975, rumah di J1. Jimerto secara resmi dibeli seorang pengusaha, yakni Markus Alim (aka. Alim Husin), pemilik Maspion.

Akhimya, dalam waktu yang tidak terlalu lama, Biara Bruderan CSA telah beralih tangan, menjadi milik SVD. Dalam surat pemyataan tertanggal 1 Desember 1975, Br. Engelbertus CSA (M.F.J. van der Voort), sebagai Sekretaris/Bendahara "Yayasan Aloysius Surabaya," menyatakan bahwapenyerahan Biara Bruderan CSA secara resmi terhitung surut mulai dari tanggal 1 Januari 1975, walaupun proses pengosongarmya rnasih berjalan beberapa waktu. Namun, apa pun, tentunya ini memberi suatu kebahagiaan bagi para konfrater yang berkarya di Surabaya. P. Wezter menulis, dalam surat tertanggal 22 Juli 1975, "Dengan demikian

kita boleh memilliki satu tempat berada di Surabaya, entah itu yang lebih besar dan nyaman untuk perawatan sakit atau meuntuk menginap dan bekerja di nangani kepentingan lainnya. Surabaya. Kita berharap pada Bahkan, ia menjadi Rumah Forpesta seabad Serikat, kita boleh masi bagi para Bruder Yunior memberi nama "Wisrna Amoldus" untuk rumah ini."

Dalam perjalanan waktu, tahun berganti tahun, Rumah Soverdi menjadi jantung kehidupan SVD di tanah air. Setelah berganti alamat menjadi J1. Polisi Istimewa 9, Surabaya 60265, hingga saat ini, Soverdi menjadi Rumah Biara dan Rumah Pro- yang menekuni bidang karya pinsialai untuk SVD Propinsi dan profesionalisme mereka. Jawa. Juga, Rumah Singgah/

Transit bagi para konfrater atau P. Eko Juliantoro, SVD imamJbiarawan lainnya yang

Awalnya, 24 Oktober 2010. Setelah membaca dan menyaksikan melalui media masa tentang bencana alam beruntun melanda Mentawai, Wasior, Merapi yang menelan begitu banyak korban jiwa dan harta benda, dalam nusa

komunitas di Soverdi, saya

mengajak konfrater untuk

berbuat sesuatu bagi mereka. Rasanya, hati ini tidak bisa berdiam begitu saja melihat

Catatan:

Sejarah Soverdi Biara "St. Arnoldus" tnt disusun oleh P. Eko Julian to ro, SVD di Surabaya; 2 Juli 2010 dengan bersumberkan pada dokumen resmi sebagai berikut:

mereka mengalami penderitaan yang luar bias a, tidak berdaya dan betul-betul membutuhkan segera uluran tangan. Untuk itu, saya mengusulkan agar para anggota komunitas melakukan penggalangan dana dan barangbarang material (pakaian bam! layak pakai, sembako, selimut, sarung, masker, dll) melalui pemanfaatan media komunikasi. Ternyata, melalui sms, bbm, Email, facebook, parakonfrater

Mukese, John Dami, SVD, dan Jebarus, Eduard, PR (ed.), indahnya kaki mereka: Telusur J ejak Para Misionaris Belanda 3, Ende: 2008 hlm. 94.

Surat Jajasan "St. Josef" tertanggal28 Met 1949

Sura! P. A. Wetzer, SVD, tertanggal22 Juli 1975.

Surat P. Marcus Moa, SVD, tertanggal23 April 1975 Sura! Tn. Alim Husin dan Romo A.J.M Wetzer SVD, tertanggal 28 April 1975

Surat Sr. Immaculata, SSpS, tertanggal30Apri11975 Surat Notaris R. Soebiono Danoesastro, tertanggal 9 Mei 1975

Sura! Pernyataan Br. Engelbertus, CSA, tertanggal 1 Desember 1975 ttp.v/csamadiun.blogspot.com http://www. s makstlouislsb y.

Sch.id

mampumengetuk hati sekian banyak saudara, s ahab at, kenalan dan rekan-rekan dari segala penjuru. Perlahan-lahan, tapi pasti, barang-barang sumbangan semakin banyak; akhirnya, menumpuk di gudang.

Dalam peIjalanan waktu, ternyata Gunung Merapi semakin bergejolak, menyisakan kisahkisah sedih di batik muntahan

5 November 2010, Sekretaris Misi SVD J awa, Romo Hermanus Sigit Pawanta, SVD, mengajak untuk membentuk Posko Merapi. Setelah merengkrut kembali relawan-relawan yang pernah bekerja bersarna sewaktu Gempa Yogya 2006, di

antaranya Saudara Stevie

(Jakarta), yang menjadi

koordinator lapangan, Br. Pius Himang, SVD dan Br. Albinus Sela SVD, komunitas dan para relawan lainnya, dengan seijinan dari Pimpinan Rumah Soverdi Yogyakarta, Romo Ketut Trisnoyanto, SVD, akhirnya Posko Merapi resmi dibuka di Soverdi Dharma Wac ana.

Sementara itu, di saat yang sarna, Soverdi "St. Arnoldus" Surabaya tetap menjadi pusat penarnpungan barang-barang bantuan bencana. Bahkan kini menjadi "the main supporting element" untuk Posko Merapi. I~""'~_. Para

konfrater

mengontak dan sahabatnya. Romo Bene Mali, SVD, Sekretaris Propinsi SVD J awa, berperanan besar mengontak para donator, dan Br. Alex Heri Irwanto, SVD, dengan bantuan Ibu Vivi, Bapak Suyitno, Kel. Bapak Swiyanto aktif untuk berbelanja keperluan bantuan bencana Untuk urusan packing barangbarang, kami sangat dibantu para relawan keluarga

Bapak Yanto dan Ibu Lilis, anggota Legio Maria RKZ (Tari, Lewi, Deta, Maya,

__ - Nana,

_....lIi ..... ~ Julius,Galih dan Rina) dan Para Novis SVD "Biara Roh Kudus" Batu. Respon para donatur sangat positif pengiriman barangbarang bantuan ke Sovedi semakin banyak. Sungguh luar biasa! Gudang pun penuh, dan hams memakai koridor-koridor di biara untuk menarnpung barang-barang tersebut. Di saatsaat seperti ini, bantuan tenaga juga bermunculan. Karyawan kami, Sdr. Agus dan Yerem, Nardi, Anton, Pakketut dan Om Piet juga turun tangan untuk membantu pengepakan tersebut.

Ketika barang-barang sudah Slap untuk segera dikirim, persoalan muncul: bagaimana cara mengirimnya? J awaban belum ada, dan dalarn situasi pencarian jawaban tersebut, tiba-tiba saya ditelpon oleh pasutri BapakArifin dan Tante Melly yang bam datang dari Jakarta. Kebetulan mereka sedang mengadakan kunjungan kerja di Surabaya, dan mengundang untuk makan malarn bersarna. Di sela-sela santap malam, kami bercerita banyak hal; tiba-tiba, mereka bertanya, "Romo buat apa untuk bencana ini? Apa yang bisa kami bantu?" Setelah berdiarn sejenak, saya menceritakan apa yang telah dan sedang kami buat selama ini. Saya juga mengungkapkan persoalan

tentang pengmman barang-barang ke Wasior. Tanpa dinyana-nyana, beliau mengontak saudara sepupunya, Bapak Benny, pemilik "Alois Gemilang Ekspedisi" Surabaya, untuk pengiriman tanpa bayar ke Wasior via Manokwari. Tuhan sunguh luar biasa! Selalu ada jalan keluar! Juga, ketika kebingungan mencari ekspedisi pengiriman barang ke Padang/ Mentawai, tiba-tiba teringat pasutri Ferry H. Limawal dan Nanik

Yuliani, pemilik "Kitrans

Transportasi" Surabaya. Tanpa

banyak tanya, mereka langsung bersedia untuk mengirimkan secara cuma-cuma barang-barang bantuan ke Mentawai via Padang. Di saat yang sarna, Ibu Nanik, seorang donator kita, menyediakan mobil boxnya untuk pengiriman barang bantuan ke Yogyakarta. Kapanpun, mobil tersedia!

Akhirnya, mulailah penjadwalan pengiriman barang-barang tersebut. Tanggal 7 November 2010, pengiriman pertarna ke Yogyakarta. Bro. Alex Heri, SVD berangkat, . sekaligus untuk mensurvey kebutuhan para pengungsi Merapi. Sementara

telpon pun

terns berdering, meminta barangbarang yang sudah kehabisan stock di Yogyakarta, seperti masker, air, pakaian, dll. Sumbangan pun mengalir terns, dari hari ke

dari segala pihak. Begitulah, tidak teras a, dalam perjalanan waktu, pengiriman ke Y ogyakarta ber1anjut; sementara, pada tanggal 13 November 2010, pengiriman ke Padang me1alui jasa "Kitrans

Transport" Juga dapat

ter1aksana dengan baik.

Akhirnya, pada tanggal 3

Desember 2010, kami

menuntaskan pengiriman

bantuan kemanusiaan ke Wasior, dengan bantuan "Alois Gemilang Ekspedisi". Keesokan harinya, 4 Desember 2010,

pihak Soverdi Surabaya

diundang oleh seko1ah

Singapore National Academy untuk menerima bantuan kemanusiaan bagi Merapi - Yogyakarta. Berkat kebaikan, sekali 1agi, pasutri Bapak Ferry H. Limawal dan Nanik Yuliani, pihak seko1ah internasional tersebut menyalurkan ungkapan keprihatinan mereka kepada para korban Merapi. Dengan ini pula, Soverdi Surabaya juga

menutup Posko tahap

emergency untuk bantuan

kemanusiaan bagi para korban

bencana alam

Merapi, dan Wasior.

Mentawai,

Lega dan bahagia rasanya,

bersama-sama dengan

Sementara itu, kami juga tetap donatur,. kami dap~ berkomitmen untuk membantu memberikan hal yang terbaik Posko Merapi dalam y~g dapat kami usahakan dan menuntaskan program jangka wuJu~an ~~ mereka. Sayup, panjang, yakni tahap recovery, terngiang di te~ga, suara khas yang sedang ber1angsung di 1egenda musik, Joe Cocker, beberapa daerah di 1ereng ~an~ mengumandangkar: 1agu Merapi. Menilik akibat 1etusan A little help from my friends." Merapi yang menghancurkan Suaranya yang serak, namun

desa, perkebunan dan begitu 1antang dan tegas,

persawahan mereka, kami me1atarbe1akangi rasa syukur

memutuskan untuk mengajak dan terima kasih kepada semua gotong royong pembersihan "friends'.' yan~ te1ah desa, dan bantuan pencarian memberik~. "a little help." bibit tanaman dan pupuk. Paling Namun, kini, semuanya te1ah

tidak menjadi "a big he1p ... without all

kami of you friends ... we cannot do anything to help others. Thanks!" Terima kasih dan syukur kami kepada Tuhan, Serikat Sabda Allah,komunitas Soverdi, para donatur, re1awan, sahabat, kenalan, dan siapa saja tanpa terkecuali yang berpartisipasi secara aktif di dalamnya.

membangkitkan semangat mereka dari keterpurukan dan

keputusasaan untuk memulai Tuhan memberkati! !

suatu kehidupan barn yang

1ebih baik. P. Eko Juliantoro, SVD

__ ----.., Berita datang

bagaikan

itu rasa ketidakpercayaan. Dalam rasa sedih yang mendalam, akhirnya kami harus menerima kenyataan akan kepergian konfrater kami menghadap

petir di siang belong.

Sang Pencipta.

Sekitar jam

15.15,

29 1968, sulung dari 7 bersaudara, Desember 2010, muncul berita

kematian konfrater muda kami, P. Remigius Ukat SVD, di RS "Dirgahayu" Samarindatiba-tiba; ada

Ter1ahir di Jak-Timor 31 Juli

Pater Remi menjalani formasi di Ledalero, dan Tahun Pastoral di paroki Ksatrian-Malang. Sete1ah tahbisan imamat pada

29 ber 1

------

beliau mendapat penempatan pertama di Paroki "Salib Suci" Tropodo. Tak lama, tahun 1998, beliau pun bertugas di Keuskupan Agung SamarindaKalimantan Timur. 12 tahun 1amanya menjadi misionaris Kalimantan, bertugas di Paroki Tanjung Isuy dan Long Segar; dan di tahun 2005, beliau memindahkan pusat paroki ke Nehas Liah Bing atau Slabing.

perencanaan

Propinsi J awa,

SVD sehingga keesokan beliau

harinya,

sebenarnya memasuki masa ongoing formation, yaitu studi 1anjut di Filipina, terhitung mulai J anuari 2011. Segala persiapan pun te1ah dilakukan dan dimatangkan. Untuk itu, pada Jumat, 17 Desember 2010, dalam perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Mgr. Sului Florentinus MSF, beliau menyerahkan jabatan pastor paroki Se1abing kepada P. Thomas Sudarmoko SVD. Namun karena jadwal pastoral telah tersusun, beliau pun masih

berkenan mengunjungi stasistasi di sekitar, sekaligus untuk pamitan. Dalam agendanya pun, beliau te1ah menjadwalkan untuk milir ke Samarinda pada tanggal 28 Desember 2010, seterusnya ke Surabaya tanggal 30 Desember 2010, se1anjutnya ke Y ogyakarta untuk memulai kursus Bahasa Inggris pada tanggal 10 J anuari 2011. Namun, tanggal 26 Desember 2010, kondisi badannya sakit,

dengan ambulance, beliau

1angsung dibawa ke RS

"Dirgahayu" Samarinda untuk menjalani perawatan. Sekitar jam 14.40, pada tanggal 29 Desember 2010, tiba-tiba kondisi beliau drop dan kritis, dilakukan resusitasi; tak lama, dalam perjalananke ruang ICU, beliau menghembuskan nafas terakhir pada jam 15.10. Dari catatanRS "Dirgahayu," disebutkan bahwa "penyebab kematian didugakarena gagal jantung dan ke1ainan pembuluh darah otak akibat komplikasi hipertensi." Benar, sebagaimana jadwal pribadinya, beliau datang ke Surabaya tanggal 30 Desember 2010, namun untuk beristirahat dalam damai bersama dengan para konfrater yang te1ah rnendahului kita semua.

Pater Remi meninggalkan kita dalam usia terbilang muda: 42 tahun usia, 14 tahun imamat.,

20 tahun Kaul Kebiaraan. "Quem Deus diligit, adolescens moritus.". Namun begitu, banyak kenangan tak ter1upan akan kehadirannya bersama dengan ke1uarga, konfrater, umat dan masyarakat. Dalam sambutan Romo Moses Pr, wakil dari Keuskupan Samarinda, diungkapkan bahwa beliau sungguh seorang pekerja keras, bersemangat, mencintai daerah misinya, dan juga penggerak lingkungan hidup. Bahkan, dalam kenangan P. Alio Baha SVD, Rektor Distrik Kaltim, beliau dikenal sebagai konfrater yangmenyenangkan, periang, tertawa 1epas bebas:

bilamana sepulang dan

kampung, beliau se1alu

membawa dendeng sapi (sei) dari mmah orangtuanya.

Remi ... doa kami mengiringi peIjalananmumenuju Rumah Bapa di Surga.

P. Eko Juliantoro SVD

(SUmber: Pater Thomas SUdarmoko SVD dan Pater Bene Mal! SVD)

Anda mungkin juga menyukai