Anda di halaman 1dari 189

PENERAPAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD) SEBAGAI METODE PEMBELAJARAN PADA MATA


PELAJARAN EKONOMI POKOK BAHASAN KEBIJAKAN
FISKAL DAN MONETER PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA
NEGERI 1 BOJA TAHUN PENGAJARAN 2006/2007

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan


Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh :
MULYATI
NIM. 3301402066

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke siding panitia

ujian skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Negweri Semarang

pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Sri Kustini Dra. Titik Ismiyatun, M. Si


NIP. 130795085 NIP. 130815347

Mengetahui
Ketua Jurusan Akuntansi

Drs Sukirman, M. Si
NIP. 131967646

ii
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Senin

Tanggal : 25 Juni 2007

Penguji Skripsi

Drs. Agus Wahyudin, M.Si.


NIP. 131658236

Anggota I Anggota II

Dra. Sri Kustini Dra. Titik Ismiyatun, M.Si.


NIP. 130795085 NIP. 130815347

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Agus Wahyudin, M.Si.


NIP. 131658236

iii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-bnar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 28 Maret 2007

Mulyati
3301402066

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jadilkanlah sholat dan sabar sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-

orang yang sabar. (QS. Al Baqarah : 153).

Jangan kau kira kesuksesan seperti buah kurma yamg mudah kau makan, engkau

tidak akan meraih kesuksesan sebelum meneguk pahitnya kesabaran. (sabda Nabi

Muhammad SAW).

Skripsi ini penulis persembahkan:

Bapak dan Ibuku tersayang

Adik-adikku tercinta

Guruku

Sahabat-sahabatku

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis

dapat melaksanakan penelitian skripsi dengan judul “Penerapan Student Team

Achievement Division (STAD) sebagai Metode Pembelajaran pada Mata Pelajaran

Ekonomi Pokok Bahasan Kebijakan Fiskal dan Moneter pada Siswa kelas XI APS 3

SMA Negeri 1 Boja Tahun Pengajaran 2006/2007”. Skripsi ini disusun dalam rangka

mmenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi Strata I pada program studi

Pendidikan Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Semarang.

Tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi dalam pelaksanaan penelitian

maupun dalam penyusunan skripsi ini, akan tetapi berkat dorongan, bimbingan, dan

bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroadmojo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang atas

kesempatan yang diberikan untuk belajar menimba ilmu di Universitas Negeri

Semarang.

2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang dan penguji yang telah memberikan ijin dan memberikan masukan-

masukan perbaikan dalam forum ujian skripsi dan bimbingan perbaikan skripsi.

vi
3. Drs. Sukirman, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Semarang.

4. Dra. Sri Kustini, Dosen pembimbing I, yang telah banyak memberikan

pengarahan, bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Titik Ismityatun, M.Si., Dosen pembimbing II, yang telah memberikan

pengarahan, bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Wagiyo, Kepala SMA Negeri 1 Boja, yang telah memberikan kemudahan

dalam penelitian ini.

7. Dra. Rukisti, guru mata pelajaran ekonomi yang telah banyak membantu penulis

dalam melakukan penelitian ini.

8. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 1 Boja yang telah banyak membantu penulis

dalam melakukan penelitian ini.

9. Siswa-siswi kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Boja dan semua pihak yang telah

membantu penulis baik secara moril maupun materiil, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Semoga segala kebaikan yang diperbuat mendapatkan balasan dari Allah

SWT. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 28 Maret 2007

Penulis

vii
SARI

Mulyati. 2007. Penerapan Student Achievement Division (STAD) sebagai Metode


Pembelajaran pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Kebijakan Fiskal dan
Moneter pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negei 1 Boja. Dosen Pembimbing I : Dra.
Sri Kustini, Dosen Pembimbing II : Dra. Titik Ismiyatun, M.Si.168

Kata Kunci : Penerapan Metode STAD dalam Proses Belajar Mengajar

Untuk melatih siswa berpikir dan bertindak secara mandiri serta aktif dalam
proses belajar mengajar, maka perlu digunakan metode yang banyak menimbulkan
aktivitas siswa,sebagai variasi metode ceramah. Akan tetapi, kenyataan dilapangan
metode ceramah masih mendominasi kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Maka
secara lagsung dalam kegiatan pendidikan di sekolah perlu dilakukan penelitian
tindakan kelas. Sedangkan salah satu metode yang digunakan adalah metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : bagaimana
menggunakan metode pembeljaran kooperatif tipe STAD agar dapat diterapkan pada
mata pelajaran ekonomi pokok bahasan kebijakan fiskal dan moneter. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar manfaat penerapan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran ekonomi yang ditandai dengan
tercapainnya hasil belajar siswa minimal 85% dari keseluruhan siswa yang telah
mendapat nilai minimal 6,5 dan keterlibatan siswa secara aktif selama proses
pembelajaran berlangsung.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Boja. Penelitian ini terdiri
dari 3 siklus, tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Data dari penelitian ini diperoleh dari instrumen tes berupa soal-soal pretes dab soal
ulangan akhir siklus I, siklus II, dan siklus III. Sementara itu, instrumen nontes
berupa lembar observasi, wawancara dan angket. Analisis data tes dilakukan dengan
menggunakan teknik kuantitatif, sedangkan analisis dat nontes menggunakan teknik
kualitatif.
Hasil analisis data penelitian metode pembelajaran koopreatif tipe STAD dari
prasiklu, siklus I, siklus II, dan siklus III mengalami peningkatan prestasi belajar
klasikal adalah, 47,5%, 60%, 75%, 90%, dengan kenaikan hasil belajar pada siklus I,
II. Dan III adalah 5,5%, 12,62%, dan 14,87%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Boja
dengan menggunakan penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa, dengan indikator ketercapaian prestasi belajar siswa 90% dari keseluruhan
siswa serta keterlibatan seluruh siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

viii
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dalam rangka
meningkatkan prestasi siswa dengan memberikan salah satu metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang dapat diterapkan untuk proses pembelajaran berikutnya.

ix
DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Judul …………………………………………………………. i


Persetujuan Pembimbing ………………………………………………. Ii
Pengesahan Kelulusan ............................................................................. iii
Pernyataan ................................................................................................ iv
Motto dan Persembahan .......................................................................... v
Kata Pengantar ........................................................................................ vi
Sari ........................................................................................................... viii
Daftar Isi .................................................................................................. x
Daftar Lampiran ...................................................................................... xii
Daftar Gambar ......................................................................................... xiv
Daftar Tabel ............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 7
1. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Tentang Belajar ...................................................... 10
2.2 Metode Pembelajaran ............................................................ 18
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................. 32
2.4 Hipotesis ................................................................................ 39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian .................................................................. 40
3.2 Metode Pembelajaran ........................................................... 40
3.3 Prosedur Penelitian .............................................................. 42

x
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................ 51
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................... 52
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................... 54
3.7 Indikator Kinerja ................................................................. 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................... 57
4.2 Pembahasan ......................................................................... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................. 90
5.2 Saran ................................................................................... 91
Daftar Pustaka ...................................................................................... 92
Lampiran-lampiran .............................................................................. 94

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Rencana Pembelajaran ....................................................................... 96
2. Kisi-kisi Instrumen ............................................................................ 104
3. Soal Pretes ......................................................................................... 107
4. Lembar Jawaban ................................................................................ 116
5. Kunci Jawaban Instrumen .................................................................. 117
6. Analisis Validitas dan Reliabilita ..................................................... 118
7. Kisi-kisi Lembar Observasi .............................................................. 128
8. Observasi aktivitas Belajar Siswa ..................................................... 129
9. Pedoman Wawancara ................... ..................................................... 130
10. Uraian Tugas Kelompok Dan Individu ............................................. 131
11. Angket Tanggapan Siswa ................................................................. 132
12. Lembar Observasi Kinerja Guru ....................................................... 133
13. Daftar Nilai Pretes Siswa .................................................................. 135
14. Soal Tes Siklus I ............................................................................... 136
15. Kunci Jawaban Soal Siklus I ............................................................ 139
16. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ............................. 140
17. Hasil Wawancara Siklus I ................................................................ 141
18. Analisis Hasil Tes dan Perkembangan Individu Siswa Siklus I ...... 142
19. Analisis Perkembangan Kelompok Pembelajaran kooperatif Tipe
STAD Siklus I ................................................................................. 143
20. Pengumuman Rangking Kelompok Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Siklus I................................................................................... 144
21. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Siklus I .................................................................................. 145

xii
22. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ........................... 146
23. Hasil Wawancara Siklus II................................................................ 147
24. Analisis Hasil Tes dan Perkembangan Individu Siswa Siklus II ...... 148
25. Analisis Perkembangan Kelompok Pembelajaran kooperatif Tipe
STAD Siklus II ................................................................................. 149
26. Pengumuman Rangking Kelompok Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Siklus II .................................................................................. 150
27. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Siklus II ................................................................................. 151
28. Soal Tes Siklus II.............................................................................. 152
29. Kunci Jawaban Soal Siklus II........................................................... 155
30. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus III .......................... 156
31. Hasil Wawancara Siklus III............................................................... 157
32. Analisis Hasil Tes dan Perkembangan Individu Siswa Siklus III ..... 158
33. Analisis Perkembangan Kelompok Pembelajaran kooperatif Tipe
STAD Siklus III ................................................................................ 159
34. Pengumuman Rangking Kelompok Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Siklus III ............................................................................... 160
35. Hasil Pengamatan Kinerja Guru Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Siklus III ................................................................................. 161
36. Soal Tes Siklus III.............................................................................. 162
37. Kunci Jawaban Soal Siklus II........................................................... 166
38. Hasil Tanggapan Siswa .................................................................... 167
39. Rekapitulasi Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Tindakan Siklus I,
Siklus II, dan Siklus III ..................................................................... 168

xiii
DAFTAR GAMBAR

Ganbar I Kegiatan Belajar Melalui Pendekatan Sistem ....................... 15


Gambar 2 Kerangka Berfikir ................................................................ 39
Gambar 3 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ...................... 41
Gambar 4 Prosedur Penelitian ............................................................... 50

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skor Tim dan Skor Perkembangan ............................................ 24


Tabel 2 Data Hasil Belajar siswa Pada Siklus I ..................................... 61
Tabel 3 Kinerja Guru pada Siklus I ....................................................... 67
Tabel 4 Data Hasil Belajar siswa Pada Siklus II .................................... 72
Tabel 5 Kinerja Guru pada Siklus II ...................................................... 76
Tabel 6 Data Hasil Belajar siswa Pada Siklus III................................... 80
Tabel7 Kinerja Guru pada Siklus III ..................................................... 83

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum esensi tujuan pendidikan adalah pembetukan manusia yang


bukan hanya dapat menyesuaikan diri hidup di dalam masyarakatnya, melainkan
lebih dari itu, mampu menyumbang bagi penyempurnaan masyarakat itu sendiri.Ini
berarti bahwa para lulusan bukan hanya menghayati dan menginternalisasi nilai-nilai
yang hidup didalam masyarakat, akan tetapi juga, apabila perlu, mampu mendeteksi
kekurangan-kekuranganya sehingga memungkinkan penyempurnaannya (Hasibuan &
Mudjiono, 2000:9)

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang memerlukan perhatian tersendiri

dalam pembangunan nasional yaitu usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, karena

dengan pendidikan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dijadikan

modal utama pelaksanaan pembangunan. Nurhadi (2004:6) menyatakan bahwa:

Pada saat ini mutu pendidikan di Indonesia masih relatif rendah jika
dibandingkan dengan mutu pendidikan di Negara ASEAN lainya. Seperti yang
terungkap dalam catatan Human Development Report tahun 2000 versi UNDP,
peringkat HDI (Human Development Index) atau kualitas sumber daya manusia
Indonesia berada diurutan 105 dari 108 negara. Indonesia jauh di bawah Filipina (77),
Thailand (76), Malasyia (61), Brunai Darussalam (32), Korea Selatan (30), dan
Singapura (24).

Mutu pendidikan sangat terkait dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang.

Prestasi merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang ketika mengerjakan tugas atau

kegiatan tertentu. Sedangkan “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru” (Tu’u, 2004:75). Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa unsur yang ada dalam prestasi siswa terdiri dari

hasil belajar dan nilai siswa dalam proses belajar mengajar.


2

Menurut Bobbi De Porter dalam Tu’u (2004:77) bahwa ’’Orang belajar adalah

10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat,

50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% yang

baik dari apa yang dikatakan dan dilakukan “. Untuk itu, strategi yang lebih memberi

hasil yang baik bagi siswa adalah pembelajaran yang banyak melibatkan siswa

berfikir, berbicara, berargumentasi dan mengutarakan gagasan-gagasannya.

Menurut Raka Joni dalam Hasibuan & Mudjiono (2000:9) bahwa

“Pengajaran dalam pendidikan formal harus dilihat sebagai salah satu upaya untuk

memaksimalkan peluang bagi terjadinya pendidikan, bukan sekedar untuk pemberian

pengetahuan atau pembentukan keterampilan saja”. Karena hal ini akan menurunkan

kualitas pendidikan menjadi tidak lebih dari penjinakan (domestication) saja,

Menurut Sutarto, dkk (1999:28) bahwa “Upaya meningkatkan kualitas belajar

mengajar yang berpuncak pada mutu pendidikan, terdapat beberapa unsur yang saling

terkait. Unsur-unsur tersebut adalah meliputi peserta didik, pendidik, tujuan, isi

pendidikan, cara/metode dan situasi lingkungan”.

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Menurut Sardiman (2004:25)

“Mengajar merupakan suatu usaha penciptaan lingkungan yang memungkinkan

terjadinya proses belajar”. Proses belajar pembelajaran dikatakan efektif apabila

seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial. Oleh karena itu,

guru dikatakan sebagai penggerak perjalanan belajar dan fasilitator belajar siswa yang

diharapkan mampu memantau tingkat kesukaran yang dialami siswa.


3

Suherman (2003:7) menyatakan, bahwa pembelajaran akan lebih bermakna


(meaningfull), jika siswa tidak hanya belajar untuk mengatasi sesuatu (learning to
know), tetapi siswa juga belajar melakukan (learning to do), belajar menjiwai
(learning to be), serta belajar bersosialisasi dengan sesama teman (learning to live
together). Dengan kata lain, siswa diberikan kesempatan untuk mencoba sendiri
mencari jawaban suatu masalah, bekerja sama dengan temannya sekelas, atau
membuat sesuatu, akan jauh lebih menantang dan mengarahkan perhatian siswa
daripada apabila siswa hanya harus mencerna saja informasi yang diberikan secara
searah. Untuk itu, perlu diciptakan sistem lingkungan pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya proses belajar yang mementingkan peran aktif siswa dalam
proses belajar mengajar. Untuk mencapai indikator tersebut, guru harus mampu
memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan mampu
menyajikan metode pembelajaran yang lebih menarik. “Metode pembelajaran
dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru dalam kelas yang menyangkut
strategi, pendekatan dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di kelas”.

Keberhasilan suatu belajar tidak hanya tergantung pada siswa saja, tetapi juga

peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru dituntut

untuk mengkondsikan kelas dan memilih metode pembelajaran dengan tepat agar

prestasi belajar siswa dapat meningkat.Menurut Sardiman (2004:22), bahwa :

Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia
dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep maupun teori.
Artinya bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari sesuatu ke dalam
diri yang belajar dan dilakukan secara aktif dengan panca indera yang kemudian akan
menghasilkan proses sosialisasi. Dalam proses sosialisasi inilah maka akan
melahirkan suatu pengalaman yang akan menyebabkan proses perubahan pada diri
seseorang.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa dilatih untuk mengembangkan interaksi

yang positif dengan sesama ketika mereka belajar dalam tim dalam memecahkan

suatu masalah. Sedangkan tipe metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan mendekati pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD.


4

Dalam pembelajaran ekonomi selama ini timbul masalah-masalah yang perlu

dicari solusinya. Umumnya masalah yang timbul adalah siswa kurang memahami

materi yang disampaikan. Hal ini dipengaruhi oleh pembelajaran yang berlangsung

selama ini yang masih berpusat pada guru (teacher centered) dan kurangnya variasi

dalam pembelajaran, sehingga menjadikan siswa kurang aktif dalam mendapatkan

pengetahuannya.

Berdasarkan observasi timbul masalah dalam kegiatan belajar mengajar di SMA

Negeri 1 Boja terutama kelas XI IPS 3. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil

belajar ujian mid semester mata pelajaran Ekonomi, hasil yang diperoleh siswa belum

maksimal, dari 40 siswa yang mengikuti ujian, sebanyak 52 % atau sebanyak 28

siswa masih dibawah standar kompetensi yang diterapkan yaitu 6,5. Menurut

pendapat guru yang mengajar, siswa mengalami kesulitan dalam pemahaman materi

yang diberikan oleh guru.

Pokok bahasan kebijakan fiskal dan moneter membutuhkan pemahaman yang

mendalam. Banyaknya materi dan cara guru menyampaikan materi yang monoton

menjadikan siswa malas dalam belajar, sehingga banyak siswa mendapat nilai kurang

memuaskan. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran ekonomi di

kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Boja, diperlukan suatu metode pembelajaran yang

mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik yaitu proses belajar mengajar

yang mencakup suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan

peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Metode pembelajaran kooperatif

merupakan metode pembelajaran yang mengelompokkan siswa berdasarkan tingkat


5

kemampuan yang berbeda-beda dalam kelompok-kelompok kecil dimana pada

metode pembelajaran ini siswa dalam kelompok mempunyai konsep bahwa

mempunyai tanggung jawab bersama-sama, membantu teman sekelompoknya dengan

melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok itu agar berhasil dan mendorong

teman sekelompoknya untuk melakukan usaha yang maksimal (Slavin, 1995).

Dengan sifat khas bangsa Indonesia yang suka bekerja sama (gotong royong)

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) sangat

memungkinkan diterapkan di sekolah karena tipe tersebut tidak menuntut siswa

berpikir tingkat tinggi, melainkan hasil kerja kelompok tanpa mengesampingkan nilai

setiap siswa karena diuji sendiri-sendiri. STAD merupakan metode pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana yang mendorong siswa saling membantu dan

memotivasi, serta menguasai ketrampilan yang diberikan oleh guru. Dalam metode

ini, siswa ditempatkan dalam belajar yang beranggotakan 4 atau 5 orang yang

merupakan campuran menurut tingkat prestasi. Guru menyajikan laporan, siswa

bekerja dalam tim mereka untuk memastikan seluruh tim telah menguasai pelajaran

tersebut.

Penerapan metode ini, menggunakan beberapa pendekatan pembelajaran seperti

pendekatan kooperatif, kontekstual, konstruktif. Keterpaduan ini dapat terwujud

dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan perolehan nilai atau kemampuan anak

pada suatu kegiatan belajar mengajar yang konsisten.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya dapat membantu

mengembangkan tingkah laku kooperatif siswa, tetapi pembelajaran ini juga dapat
6

membantu siswa dalam meningkatkan pembelajaran akademis mereka. Hal ini

menunjukkan bahwa metode ini sangat efektif diterapkan sehingga sangat rasional

bila metode kooperatif tipe STAD digunakan untuk mengatasi kesulitan pembelajaran

ekonomi di SMA Negeri 1 Boja agar hasil belajar dapat meningkat.

Untuk mengubah kecenderungan penyampaian materi yang masih hanya

menggunakan metode ceramah saja dalam kegiatan belajar mengajar, maka secara

langsung dalam kegiatan pendidikan di sekolah ini perlu dilakukan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Salah satu metode yang digunakan adalah metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD, yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan

pembelajaran dan diharapkan siswa bisa saling belajar bekerja sama dan saling

membantu untuk memahami pelajaran yan belum dimengerti sehingga prestasi belajar

meningkat. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Penerapan Student Team Achievement Division (STAD) sebagai Metode

Pembelajaran pada Mata Pelajaran Ekonomi Pokok Bahasan Kebijakan Fiskal dan

Moneter pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Negeri I Boja Tahun Pengajaran

2006/2007”.
7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengajukan permasalahan

sebagai berikut:

1. Adakah perubahan kinerja guru SMA Negeri 1 Boja setelah menerapkan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2. Adakah perubahan keaktifan siswa SMA Negeri 1 Boja setelah mengikuti

pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD?

3. Adakah peningkatan prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran

kooperatif tipe STAD?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perubahan kinerja guru SMA Negeri 1 Boja setelah

menerapkan pembelajaran koperatif tipe STAD.

2. Untuk mengetahui perubahan keaktifan siswa SMA Negeri 1 Boja setelah

mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Boja setelah

mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Kegunaan secara teoritis

Menambah ilmu pengetahuan yang dimiliki peneliti dan merupakan wahana

dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah.


8

1.4.2 Kegunaan secara praktis

1. Bagi guru, dapat menambah pengetahuan mengenai metode pembelajaran dan

menambah alternatif penggunaan metode dalam proses belajar mengajar di

kelas.

2. Bagi siswa, dapat memotivasi siswa dalam belajar dengan penggunaan

metode baru serta mengatasi kesulitan siswa dalam belajar.


9

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi yang

bertujuan untuk mempermudah jalan pikiran dan memenuhi secara keseluruhan isi

skripsi dalam penelitian. Adapun isi skripsi dalam penelitian ini adalah :

1. Bagian pendahuluan skripsi berisi : Judul Skripsi, sari karangan atau abstrak,

pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar

grafik.

2. Bagian isi skripsi terdiri dari :

BAB I berisi : Pendahuluan, latar belakang, latar belakang masalah,

tujuan penelitian, manfaat, penelitian dan sistematika.

BAB II berisi : Landasan teori dan hepotesa, yaitu landasan teori yang

menggambarkan dari beberapa teori yang berhubungan

dengan skripsi ini dan hepotesis yaitu kesimpulan

sementara tentang penelitian.

BAB III berisi : Metode penelitian berisi tentang penentuan objek penelitian,

metode pengumpulan data, validitas dan metode analisis

data.

BAB IV berisi : Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang

pengumpulan data, analisis data dan pembahasan hasil

penelitian.

BAB V berisi : Kesimpulan dan saran.

3. Bagian akhir skripsi terdiri atas daftar pustaka dan lampiran.


10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan tentang Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya

bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip,

sehingga membentuk satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik

(Sardiman, 2004:20). Teori semacam ini boleh jadi diterima, dengan suatu alasan

bahwa dari struktur kognitif dapat mempengaruhi perkembangan afeksi ataupun

penampilan seseorang.

Menurut Slavin, dalam Anni (2004:2) menyatakan bahwa belajar merupakan

perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman yang dimaksud

adalah seperti dalam teori belajar persepsi yang dikembangkan oleh Arthur Comb

dalam Sutarto, dkk (1999:44) menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh cara-cara

individu dalam menerima dirinya sendiri dengan lingkungannya.

Selain itu, pengertian belajar menurut Morris L Bigge yang dikutip oleh

Darsono, dkk (2003:3), bahwa pada dasarnya belajar adalah perubahan yang menetap

dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis. Sedangkan menurut

James O Wittaker masih dalam Darsono, dkk (2000:4) belajar dapat didefinisikan

sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau

pengalaman. Menurut W. S. Winkel dalam Darsono, dkk. (2003:4), belajar adalah

suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan


11

lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pemahaman-pemahaman,

ketrampilan, dan nilai sikap.

Menurut teori konstruktivisme, teori belajar adalah kegiatan yang aktif

dimana si subjek didik belajar membangun sendiri pengetahuannya, dan mencari

sendiri makna dari sesuatu yang dipelajari (Sardiman, 2004:38). Selain itu, belajar

dapat diartikan juga sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman,

bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar (Umar& La

Sulo, 2005:51). Dengan demikian, belajar dapat dikatakan sebagai proses penting

bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan

dikerjakan (Anni, 2004:2).

Beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

merupakan suatu proses terjadinya suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi lingkungan baik lingkungan internal maupun eksternal.

Studi Piaget mengisyaratkan agar guru meneliti siswa dengan seksama untuk

memahami kualitas anak berpikir di dalam kelas. Deskripsi Piaget mengenai

hubungan antara tingkat perkembangan konseptual anak dengan bahan pelajaran yang

kompleks menunjukkan bahwa guru harus memperhatikan apa yang harus diajarkan

dan bagaimana mengajarkannya.

Strategi belajar yang dikembangkan dari teori Piaget ialah menghadapkan

anak dengan sifat pandangan yang tidak logis. Anak sulit mengerti sesuatu pandangan

yang berbeda dengan pandangannya sendiri (anak itu berkembang dari alam

pandangan yang egosentris ke alam pandangan yang sosiosentris). Tipe kelas yang
12

dikehendaki oleh Piaget menekankan pada transmisi pengetahuan melalui metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan mendorong guru untuk bertindak sebagai

katalisator dan siswa belajar sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan

bukanlah meningkatkan pengetahuan saja, tetapi juga meningkatkan kemungkinan

bagi anak untuk menemukan dan menciptakan kreativitas sendiri.

Teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian

unsur-unsur kognisi terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami

stimulus yang datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia

ditekankan pada internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan (processing)

informasi (Anni, 2004:40). Dengan demikian hasil kinerja seseorang diperoleh dari

hasil belajar dan tidak tergantung pada jenis dan cara pemberian stimulus, melainkan

lebih ditentukan oleh sejauh mana seseorang mampu mengolah informasi sehingga

dapat disimpan dan digunakan untuk merespon stimulus yang berada di

sekelilingnya.

Teori motivasi dikemukakan oleh Maslow sehubungan dengan kebutuhan

manusia yang bersifat hirarkis yang dikelompokkan menjadi 5 (lima) tingkatan, yaitu

physiological needs, belongingness and love needs, esteem needs for self

actualization (Mulyasa,2004:112).

Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang paling mendasar dan

pemenuhannya mendesak, misalnya kebutuhan akan makan, minum air, udara, dan

lain-lain. Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan rasa aman yang merupakan
13

kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kepastian, dan

keteraturan dari keadaan lingkungan, misalnya kebutuhan akan pakaian, tempat

tinggal, dan lain-lain. Ketiga adalah kebutuhan kasih sayang yang mendorong

individu untuk mengadakan hubungan efektif atau ikatan emosional dengan individu

lain baik dalam keluarga maupun masyarakat. Kebutuhan yang ke empat adalah

kebutuhan akan rasa harga diri yang meliputi penghormatan dan penghargaan dari

orang lain. Dan yang terakhir adalah kebutuhan akan aktualisasi diri yang merupakan

kebutuhan yang paling tinggi tingkatannya, misalnya seorang pemusik yang

menciptakan komposisi musik.

Hubungan teori motivasi dengan pembelajaran adalah dapat digunakan

sebagai pedoman, misalnya siswa yang kebutuhan fisiologisnya tidak terpenuhi

dengan baik, maka akan memiliki kecenderungan merasa kekurangan bahkan tidak

memiliki motivasi untuk belajar dan begitu juga apabila kebutuhan yang lain tidak

terpenuhi. Berdasarkan teori motivasi tersebut, maka terdapat beberapa prinsip yang

dapat diterapkan untuk meningkatkan motivasi siswa. Diantaranya adalah

(Mulyasa,2004:114-115):

1. Siswa akan belajar lebih giat jika topik yang dipelajarinya menarik dan berguna
bagi dirinya.

2. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan sehingga


siswa mengetahui tujuan belajarnya, dan kemudian dilibatkan dalam penyusunan
tujuan tersebut.

3. Siswa harus selalu diberitahu tentang hasil belajarnya.


14

4. Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-
waktu hukuman juga diberikan.

5. Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita, dan rasa ingin tahu siswa.

6. Usahakan untuk selalu memperhatikan perbedaan siswa.

7. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan memperhatikan kondisi


fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa guru memperhatikan
mereka, mengatur pengalaman belajar mereka, sehingga mereka memperoleh
kepuasan dan penghargaan, serta mengarahkan pengalaman belajar kearah
keberhasilan, sehingga mencapai prestasi dan mempunyai kepercayaan diri.

3.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa belajar merupakan proses perubahan

tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Untuk dapat

tercapai suatu perubahan tingkah laku tersebut adalah tergantung pada berbagai faktor

yang mempengaruhinya. “Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor

internal dan faktor eksternal.” (Anni, 2004:11). Yang termasuk faktor internal

mencakup kondisi fisik (kesehatan, organ tubuh), kondisi psikis (kemampuan

intelektual, emosional), dan kondisi sosial (kemampuan bersosialisasi dengan

lingkungan), sedangkan faktor eksternal antara lain seperti variasi dan derajat

kesulitan materi (stimulus), yang dipelajari (direspon), suasana lingkungan, dan

budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar.
15

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar tersebut dengan pendekatan sistem

dapat digambarkan sebagai berikut (Djamarah, 2002:142) :

Environmental input

RAW INPUT Learning Teaching OUTPUT


(Siswa) Process (Siswa)

Instrumental input

Gambar 1 : Kegiatan Belajar melalui Pendekatan Sistem

Skema di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw input) merupakan

bahan baku yang diolah, dalam hal ini pengalaman belajar tertentu dalam proses

belajar mengajar. Dalam proses belajar berpengaruh juga faktor lingkungan

(environmental input) dan sejumlah faktor yang sengaja ditantang dan dimanipulasi

(instrumental input) guna menunjang tercapainya output yang kehendaki.

3.1.3. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Afirin (1991:3) bahwa “ Prestasi adalah kemampuan, keterampilan,

dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas”. Prestasi belajar suatu hal

yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengejar prestasi

menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Suatu prestasi belajar tidak hanya

sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai

indikator kualitas institusi pendidikan.


16

Selain itu, menurut Cronbach yang dikutip oleh Arifin (1991:4) bahwa

“Kegunaan prestasi belajar adalah sebagai suatu umpan balik bagi pendidik dalam

mengajar, untuk keperluan diagnosis, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan,

untuk keperluan penempatan, untuk penentuan isi kurikulum, dan yang menentukan

kebijakan sekolah”.

Menurut Tu’u (2004:75), bahwa prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti
dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
2. Prestasi belajar siswa yang terutama dinilai adalah aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.
3. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka nilai
dari evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan
atau ujian yang ditempuhnya.

Kesimpulan dari uraian di atas adalah prestasi belajar merupakan hasil yang

dicapai seseorang setelah melakukan suatu proses belajar dengan memperoleh

pengetahuan dan keterampilan yang diukur dengan tes.

3.1.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Proses belajar mengajar dipengaruhi beberapa faktor yang yang mempunyai

indikasi terhadap prestasi belajar. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi dua

yaitu faktor intern dan faktor ekstern. “Faktor intern adalah suatu faktor yang ada

dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang

berasal dari luar individu” (Djamarah, 2002:142)


17

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa yang dinyatakan dalam

bentuk nilai. Menurut Slameto (1998:54-71), prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh

dua faktor utama yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor intern yang


meliputi faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh) dan faktor psikologi
(intelegensi, perhatian, bakat, minat, motif, kematangan, dan kelelahan). Sedangkan
faktor ekstern meliputi faktor keluarga (cara mendidik orang tua, relasi antar anggta
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan keperluan keluarga), faktor
sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah dan alat pelajaran), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa
dalam masyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat).

Tujuan proses belajar mengajar secara ideal adalah agar bahan yang dipelajari

dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Salah satu usaha untuk mencapai hal itu adalah

dengan pengembangan prinsip belajar tuntas atau “mastery learning”. Maksud utama

belajar tuntas adalah usaha dikuasainya bahan oleh siswa yang sedang mempelajari

bahan tertentu secara tuntas”(Nasution, 2000:36). Menurut Sardiman (2004:167),

belajar tuntas adalah suatu sistem belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa

dapat menguasai tujuan instruksional umum (basic learning objectives) dari suatu

satuan atau unit pelajaran secara tuntas. Untuk dianggap tuntas diperlukan standar

norma atau ketentuan yang tertentu. Dalam sistem pengajaran modul (2004),

ditetapkan bahwa 85 % dari populasi siswa di dalam satu kelas harus menguasai

sekurang-kurangnya 70% dari tujuan-tujuan instruksional yang akan dicapai atau

siswa telah mendapat nilai minimal 70. Jadi, untuk siswa yang telah mencapai

penguasaan sebesar 70% atau siswa telah mendapat nilai sebesar 70 maka siswa

tersebut berarti sudah dianggap lulus.


18

2.2 Metode Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha menciptakan interaksi dengan

siswa, interaksi ini bertujuan untuk membuat siswa dapat belajar yang pada akhirnya

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Usaha guru untuk

berinteraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, berbagai cara inilah yang disebut

metode pembelajaran. Karena interaksi ini bertujuan siswa dapat mencapai tujuan

pembelajaran, maka metode ini dapat diartikan juga suatu cara yang dipergunakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan

kegiatan belajar siswa (Sudjana, 2002:76), karena itu penggunaan metode tidak

sembarangan. Ketepatan metode sangat bergantung pada aspek berikut :

a. Anak didik

Anak didik mempunyai perbedaan-perbedaan dari segi biologis, individual dan

psikologis. Dari segi biologis terdiri dari laki-laki dan perempuan, postur tubuh

mereka ada yang tinggi, sedang dan ada pula yang pendek. Dari segi intelektual ada

yang cerdas, sedang, kurang dan ada yang mempunyai kepribadian tertutup dan ada

yang terbuka. Perbedaan-perbedaan tersebut mempengaruhi guru dalam pemilihan

dan penggunaan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan

lingkungan belajar yang kondusif.


19

b. Tujuan

Tujuan pembelajaran sangat beragam, hal itu mempengaruhi metode yang digunakan.

Penggunan metode harus sejalan dengan isi atau kemampuan apa yang yang harus

dikuasai anak didik sebagaimana tertuang dalam tujuan.

c. Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari

ke hari. Hal ini disesuaikan dengan sifat bahan dan kemampuan siswa. Dengan

demikian guru harus menyesuaikan metode dengan situasi kegiatan belajar mengajar.

d. Fasilitas

Fasilitas sangat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar, misalnya

kurangnya fasilitas pengadaan buku referensi akan menghambat guru menerapkan

metode latihan.

e. Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda, ada guru yang suka bicara dan ada

guru yang kurang suka bicara. Latar belakang guru pun berbeda, ada yang berlatar

pendidikan guru dan ada yang bukan, hal ini mempengaruhi kompetensi. Guru yang

berlatar belakang pendidikan guru mempunyai berbagai metode, karena memang

sudah dibekali. Selain itu pengalaman mengajar juga mempengaruhi. Ketiga aspek

tersebut yaitu kepribadian, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar dapat

mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode (Bahri, 2002:89-92).


20

2.2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem pengajaran yang memberi

kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-

tugas yang terstruktur (Lie, 2004:12). Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar

dalam suatu kelompok kecil dan dikehendaki untuk saling memberi penjelasan yang

baik, menjadi pendengar yang baik, mengajukan pertanyaan yang benar.

Salah satu faktor penunjang dalam usaha peningkatan prestasi belajar adalah

penggunaan metode dalam proses belajar mengajar. Guru harus mampu menerapkan

metode yang tepat agar diperoleh hasil belajar yang maksimal. Menurut Nurhadi

(2004:103) bahwa :

Ada berbagai model pembelajaran yang memenuhi keriteria dalam


mendukung pelaksanaan kurikulum 2004, antara lain adalah pendekatan kontekstual,
pengajaran berbasis masalah, pengajaran kooperatif, pengajaran berbasis inkuiri,
pengajaran berbasis proyek, pengajaran berbasis kerja, PAKEM, Quantum Teaching
& Quantum Learning, CBSA, serta pengajaran berbasis melayani.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik

yang berbeda ke dalam kelompok kecil, dimana menurut Sartono (2003:32), “Siswa

diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik

dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai

pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih

lemah, dan sebagainya”.

Pada dasarnya semua pendekatan dan strategi belajar yang memberdayakan

siswa merupakan suatu pendekatan dan strategi yang dianjurkan diterapkan dalam
21

kurikulum 2004. tidak ada strategi dan pendekatan khusus yang dianjurkan, kecuali

guru tidak menggunakan metode konvensional sebagai satu-satunya pilihan dalam

metode pembelajaran. Menurut Nurhadi (2004:112) bahwa :

Dalam pendekatan konstruktif, atas dasar teori bahwa pengajaran menerapkan


pembelajaran kooperatif secara ekstensif dengan harapan siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling
mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan temannya. Dalam pembelajaran
kooperatif siswa dilatih untuk mengembangkan interaksi yang saling asah, asih, dan
asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.

Menurut Ibrahim (2004:6) pembelajaran yang menggunakan metode

kooperatif dapat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi

belajarnya.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan

rendah.

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah suatu kumpulan strategi pembelajarn dimana siswa

bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil agar lebih mudah menemukan dan

memahami konsep-konsep yang sulit melalui diskusi.


22

2.2.2 Unsur-unsur Metode Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen-elemen atau unsur-unsur

yang saling terkait. Unsur-unsur tersebut, menurut Nurhadi (2004:12) adalah saling

ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individu, dan keterampilan

untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja

diajarkan.

Sedangkan unsur-unsur metode pembelajaran kooperatif menurut Roger dan

David Johnson dalam Lie (2004:31) yaitu meliputi saling ketergantungan positif,

tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi

proses kelompok. Kelima unsur tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

a. Saling ketergantungan yang positif


Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun
tugas sedemikian rupa sehingga tiap anggota kelompok harus menyelesaikan
tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Keberhasilan
kelompok tergantung dari usaha setiap anggota. Setiap siswa dapat memberikan
kontribusi kepada kelompok. Hal ini disebabkan pola penilaian yang unik, yaitu
nilai kelompok dibentuk dari poin yang disumbangkan oleh tiap anggota.
b. Tanggung jawab perseorangan
Siswa akan merasa bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing. Hal
ini akibat dari pola penilaian cooperative learning. Pembagian tugas yang jelas
akan mengatasi sikap kurang bertanggung jawab siswa, kerana dapat diketahui
dengan mudah siswa tesebut dapat melaksanakan tugasnya atau tidak. Sehingga
rekan-rekannya akan menuntutnya untuk melaksankan tugas agar tidak
menghambat yang lainnya.
c. Tatap muka
Interaksi antar anggota aan menciptakan sinergi yang menguntungkan kepada
semua anggota. Inti sinergi adalah mnghargai perbedaan, memanfaatkan
kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing anggota.
d. Komunikasi antar anggota
Setiap siswa perlu dibekali ketrampilan berkomunikasi yang efektif seperti
bagaimana menyanggah pendapat orang lain tanpa menyinggung perasaannya.
Ketrampilan ini memerlukan proses panjang, namun siswa perlu menempuh
23

proses ini untuk memperkaya pengalaman belajar dan membina perkembangan


mental dan emosional siswa.
e. Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu mengevaluasi proses kerja kelompok agar selanjutnya siswa
bisa bekerjasama dengan aktif.

Cara penilaian prestasi dalam metode pembelajaran kooperatif dapat

dilakuakan sebagai berikut (Hastuti, 2003:33):

a. Kuis lisan

1) Guru mengajukan pertanyaan kepada kelompok

2) Kelompok mendiskusikan jawabannya

3) Guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk menjawab, sementara

anggota kelompok tidak diperbolehkan membantu.

b. Pekerjaan rumah kooperatif

1) Kelompok diminta menjawab pertanyaan atau meringkas pokok bahasan.

2) Nilai ditentukan berdasarkan gabungan hasil kerja tiap kelompoknya.

3) Seluruh kelompok menjawab pertanyaan yang sama kemudian

membandingkan jawaban mereka pada pertemuan berikutnya dan

menyerahkan jawaban yang telah diperbaiki semua.

4) Guru memberikan bonus jika seluruh anggota kelompok mengerjakan

pekerjaan rumah yang baik.

c. Penghargaan kelompok

Dalam memberikan skor individu dan skor kelompok dilakukan 2 tahap

perhitungan sebagai berikut :


24

1) Menghitung skor individu dan skor kelompok

Skor yang diperoleh siswa digunakan untuk menentukan nilai perkembangan

individu dan untuk menentukan skor kelompok. Perhitungan skor perkembangan

kelompok dapat dilihat pada tabel 1 berikut :

Tabel 1: Skor Tim dan Skor Perkembangan

Langkah 1
Menetapkan skor dasar Setiap siswa diberikan skor dasar yang
diperoleh dari nilai rata-rata kuis yang telah
lalu atau nilai akhir siswa secara individual
pada semester sebelumnya.
Langkah 2
Menghitung skor kuis terkini Siswa memperoleh poin untuk kuis yang
berkaitan dengan pelajaran terkini. Skor ini di
peroleh dari hasil tes yang diberikan guru
disetiap akhir kegiatan pembelajaran. Skor
terkini dijadikan acuan untuk merencanakan
kegiatan pembelajaran selanjutnya dengan
memperbaiki kelemahan yang ada pada
kegiatan pembelajaran sebelumnya
Langkah 3
Menghitung skor perkembangan Siswa mendapat poin perkembangan yang
besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini
mereka menyamai atau melampaui skor dasar
mereka. Dengan adanya skor perkembangan,
guru bisa melihat sejauh mana usaha siswa
untuk mencapai hasil yang lebih baik dari
masa lalu.

Skor perkembangan Poin


Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0
1-10 poin di bawah skor dasar 10
1-10 poin di atas skor dasar 20
Lebih dari 10 poin diatas skor dasar 30
Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) 30
25

2) Menghargai prestasi kelompok.

Dalam memberikan penghargaan terhadap prestasi kelompok, terdapat tiga

tingkat penghargaan sebagai berikut :

9 Kelompok dengan rata-rata skor 15-19, sebagai kelompok baik (good team).

9 Kelompok dengan rata-rata skor 20-24, sebagai kelompok hebat (great team).

9 Kelompok dengan rata-rata skor diatas 25, sebagai kelompok super (super

great team).

Sedangkan menurut Lie (2002:32), hendaknya penilaian dilakukan dengan

cara yang unik dimana setiap siswa mendapatkan nilainya sendiri dan nilai kelompok.

Nilai kelompok dibentuk dari sumbangan tiap anggota. Untuk menjaga keadilan,

setiap anggota menyumbangkan poin di atas rata-rata mereka. Untuk itu, evaluasi

dalam proses kerja kelompok dan hasil kerja sama perlu direncanakan oleh guru

untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif.

2.2.3 Pembelajaran kooperatif tipe STAD

Metode pembelajaran STAD merupakan salah satu bentuk pembelajaran

kooperatif yang mendorong siswa saling membantu, memotivasi, serta menguasai

ketrampilan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari

siklus kegiatan pengajaran biasa yaitu 1) Presentasi kelas, 2) Kegiatan kelompok, 3)

Tes, 4) Perhitungan nilai perkembangan individu, dan 5) Pemberian penghargaan

kelompok (Slavin, 1995:34).


26

STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.

Menurut Nurhadi (2004:116), bahwa :

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu model


pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok atau
tim yang masing-masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota kelompok yang
memiliki latar belakang kelompok yang heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik,
maupun kemampuan intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim
menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk
menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.

Sedangkan menurut Rahayu (2003:13) bahwa “STAD adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan sebuah model yang bagus untuk

memulai bagi seorang guru yang baru untuk mendekatkan pendekatan kooperatif”.

Jadi, inti dari tipe STAD ini adalah bahwa guru menyampaikan materi, kemudian

siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas 4 sampai 5 orang untuk

menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru.

Beberapa komponen dalam pembelajaran kooperatif STAD adalah sebagai

berikut:

1. Presentasi kelas

Sebelum menyajikan materi, guru menekankan arti penting tugas kelompok

dan untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan

dipelajari.

Materi pelajaran yang disajikan sesuai dengan yang akan dipelajari siswa

dalam kelompok. Selama kegiatan ini, siswa diberi pertanyaan-pertanyaan dan

guru memberi umpan balik terhadap jawaban-jawaban siswa.


27

Penyajian materi dilakukan dengan menggunakan media, dengan metode

ceramah dan diskusi serta tanya jawab. Siswa harus benar-benar memperhatikan

materi yang disajikan, karena akan membantu siswa dalam mengerjakan tes/kuis.

Nilai tes/kuis setiap siswa akan menentukan nilai kelompok.

2. Tahap kegiatan kelompok

Selama kegiatan kelompok, guru bertindak sebagai fasilitator dan

memonitor setiap kegiatan kelompok. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) diberikan

kepada setiap kelompok untuk dipelajari, bukan sekedar diisi dan diserahkan

kembali. Siswa mengerjakan tugas secara mandiri atau berpasangan, kemudian

saling mencocokan jawaban dan saling memeriksa ketepatan jawaban dengan

teman sekelompok. Jika ada anggota yang kurang memahami maka teman

sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan sebelum meminta bantuan

kepada guru. Dalam metode pembelajaran ini siswa belajar secara kelompok yang

akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep ekonomi yang sulit,

disamping itu belajar kelompok juga berguna untuk menumbuhkan kemampuan

bekerja sama, berpikir kritis, dan dapat membantu teman yang kurang memahami

materi. Dalam Suparno (1996) Pieget juga mengemukakan bahwa lingkungan

sosial juga berpengaruh terhadap perkembangan pemikiran seseorang. Dalam

perkembangan kognitif yang lebih rendah, pengaruh lingkungan sosial menjadi

lebih berperan dengan teman dan berdiskusi bersama berpengaruh terhadap

perkembangan pemikiran anak. Pieget juga mengemukakan bahwa seluruh siswa

tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun berbeda-beda


28

kecepatannya. Oleh karena itu, guru mengatur kegiatan kelas dalam kelompok-

kelompok kecil.

3. Tahap hasil tes belajar

Setiap akhir pembelajaran suatu pokok bahasan dilakukan tes secara mandiri

untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemajuan belajar individu. Setiap

siswa tidak diijinkan untuk saling membantu satu sama lain selama mengerjakan

tes. Setiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk mengerjakan materi

tes.

4. Tahap perhitungan nilai perkembangan individu

Nilai perkembangan individu bertujuan untuk memberi kesempatan setiap

kelompok untuk meraih prestasi maksimal dan melakukan yang terbaik bagi

dirinya berdasarkan prestasi sebelumnya (nilai awal). Setiap siswa diberi nilai

awal berdasarkan nilai rata-rata siswa secara individual pada tes yang telah lalu

atau nilai akhir siswa secara individual dari semester sebelumnya.

5. Tahap penghargaan kelompok

Setelah melakukan tes dan perhitungan nilai perkembangan individu

dilakukan perhitungan dengan cara menjumlahkan nilai individu setiap anggota

kelompok dibagi dengan jumlah anggota.

Langkah-langkah bagaimana mengantar siswa dalam STAD:

a. Persiapan

1) Guru menentukan dan membatasi materi yang akan diberikan.

2) Menetapkan siswa dalam kelompok.


29

a) Meranking siswa berdasarkan prestasi akademik di dalam kelas.

b) Menentukan jumlah kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan

4-5 orang.

c) Membagi siswa dalam kelompok secara heterogen dalam kemampuannya.

3) Menentukan nilai dasar yang merupakan nilai rata-rata siswa pada tes yang

telah lalu, atau nilai akhir siswa secara individual

b. Tahap pembelajaran

1) Guru menyampaikan informasi materi kepada siswa sesuai dengan TIK.

2) Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, diikuti

dengan langkah dimana siswa dibawah bimbingan guru bekerja bersama-sama

untuk menyelesaikan LDS (Lembar Diskusi Siswa) atau tugas.

c. Evaluasi mandiri dan penghargaan kelompok

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa mengerjakan tes atau

kuis secara sendiri-sendiri. Setelah selesai guru memberikan skor individu dan

skor tim yang kemudian diumumkan secara tertulis di papan pengumuman. Skor

individu didapat dari nilai tes masing-masing siswa.

Sedangkan skor tim didapat dari jumlah keseluruhan poin yang

disumbangkan masing-masing anggota tim dibagi dengan jumlah anggota tim

(Nur, 2000 : 31-35).


30

2.2.4 Kebaikan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu

juga dengan cooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21)

cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Kelebihan
1) Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun
tes baku.
2) Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk
keberhasilan akademisnya.
3) Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan pada hubungan
interpersonal diantara anggota kelompok yang berbeda etnis.

Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif

menurut Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.


b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,
informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian.
d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.
f. Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa dewasa.
g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan
saling membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan.
h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
i. Meningkatkan kemampuan memandang amsalah dan situasi dari berbagai
perspektif.
j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih
baik.
k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan,
jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.

Sedangkan keuntungan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk

jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut :

a. Metode pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi


pelajaran yang sedang dibahas.
31

b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat


nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.
c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar
mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk
kepentingan bersama-sama.
d. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi
menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa
untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
f. Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan.
g. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor
siswa dalam belajar bekerja sama.

Sampai saat ini metode pembelajaran kooperatif tipe STAD belum banyak

diterapkan dalam dunia pendidikan kita. Kebanyakan pengajar enggan untuk

menerapkan sistem ini karena beberapa alasan. Menurut Lie (2002:22) bahwa alasan

pengajar enggan menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas yaitu :

a. Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika
mereka diterapkan dalam grup.
b. Banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama atau
belajar dalam kelompok.
c. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerja sama dengan yang lain.
d. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup
mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam
satu grup dengan siswa yang lebih pandai.
e. Siswa yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanya menumpang
saja pada hasil jerih payah mereka.

Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning mempunyai

kekurangan sebagai berikut:

a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan


keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika kelompok
akan tampak macet.
b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat, misalnya
tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan kurang aktif saat
32

berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka kemungkinan ada yang
tidak mendapatkan tugas sehingga hanya membonceng dalam penyelesaian tugas.
c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul
secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.

Selain di atas, kelemahan-kelemahan lain yang mungkin terjadi menurut

Soewarso (1998:23) adalah bahwa pembelajaran kooperatif bukanlah obat yang

paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil,

adanya suatu ketergantungan, menyebabkan siswa yang lambat berfikir tidak dapat

berlatih belajar mandiri. Dan juga penbelajaran koopertaif memerlukan waktu yang

lama sehingga target mencapai kurikulum tidak dapat dipenuhi, tidak dapat

menerapkan materi pelajaran secara cepat, serta penilaian terhadap individu dan

kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD, sebaiknya dalam satu anggota kelompok ditugaskan untuk membaca bagian

yang berlainan, sehingga mereka dapat berkumpul dan bertukar informasi.

Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian materi. Dengan

cara inilah maka setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan

tugasnya agar berhasil mencapai tujuan dengan baik

2.3 Kerangka berpikir

Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan sangat penting

untuk menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan penerapan konsep diri.

Keberhasilan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan tercermin dalam


33

peningkatan prestasi dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk itu perlu adanya peran

aktif seluruh komponen unsur pendidikan terutama siswa yang berfungsi sebagai

input sekaligus sebagai calon output, dan juga guru sebagai fasilitator.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan

lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan anak didik di kelas. Salah satu kegiatan

yang harus guru lakukan adalah pemilihan metode yang tepat untuk mencapai tujuan

pengajaran. Guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberikan

pengajaran dengan baik bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai

tangguang jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk

membntu perkembangan siswa (Slameto, 2003:79). Kegiatan guru dalam belajar

mengajar petrlu diperhatikan. Kegiatan guru yang dimaksud adalah berkaitan dengan

metode pembelajaran yang digunakan sehingga mampu membangkitkan motivasi

siswa.

Metode pembelajaran adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai

tujuan yang diharapkan. Dalam penggunaan metode terkadang guru harus

menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Penggunaan metode yang tepat dan

bervariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah.

Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa mengajak siswa untuk aktif

dalam kegiatan pembelajarannya. Siswa dalam kelas dibentuk kelompok-kelompok

kecil yang memungkinkan setiap anggotanya untuk saling berinteraksi. Dengan


34

adanya interaksi tersebut dapat memungkinkan siswa berpartisipasi aktif dalam

kegiatan belajar mengajar.

Mata pelajaran ekonomi dengan kompetensi kebijakan fiskal dan moneter

terdapat tingkatan keterampilan yang harus dicapai oleh siswa yang berupa level

kompetensi kunci yang masing-masing dapat dikembangkan dengan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam memahami kebijakan fiskal dan moneter

siswa dituntut untuk dapat menganalisis data, merencanakan dan mengorganisasikan

kegiatan untuk kecakapan akademiknya, sehingga hal ini dapat dikembangkan

dengan cara saling ketergantungan yang positif antar siswa untuk saling bekerja sama

dengan baik. Kemudian, dalam memahami kebijakan fiskal dan moneter, siswa juga

dilatih untuk mengkomunikasikan ide dan informasi demi kecakapan dalam menggali

informasi.

Berbagai penelitian menunujukkan bahwa di samping pembelajaran

kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif siswa, secara

bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka. Slavin dalam

Ibrahim (2001:16) menelaah penelitian dan melaporkan bahwa 45 penelitian telah

dilaksanakan pada semua tingkat kelas dan meliputi bidang studi Bahasa, Geografi,

Ilmu Sosial, Sains, Matematika dan Bahasa Inggris. Studi yang telah ditelaah

dilaksanakan di sekolah-sekolah pinggiran dan pedesaan Amerika Serikat, Israel,

Nigeria dan jerman. Dari 45 laporan 37 menunjukkan bahwa hasil akademis kelas

kooperatif lebih tinggi dibandingkan kelas control. 8 studi menunjukkan tidak ada

perbedaan dan tidak ada satupun studi menunjukkan hasil negatif.


35

Menurut Baharudin dalam Tyas (2002:36) merujuk pada penelitian yang

dilaksanakan di SMA Negeri 7 Semarang pada mata pelajaran kimia kelas 2,

menunjukkan bahwa hasil akademis siswa kelas 2 mengalami kenaikan yang cukup

memuaskan dibandingkan dengan hasil belajar sebelum diterapkannya metode

kooperatif tipe STAD. Pada siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 5, 71%, siklus 2

sebesar 8,19% dan pada siklus III sebesar 12,33%. Tidak hanya prestasi akademik

siswa saja yang meningkat tetapi juga keaktifan siswa dalam pembelajaran dan

kinerja guru yang meningkat. Hal ini terbukti pada siklus I terdapat peningkatan

keaktifan siswa sebesar 66,04%, siklus II sebesar 71,56% dan pada siklus III sebesar

89,7%. Sedangkan peningkatan kinerja guru pada siklus I sebesar 67,71%, siklus II

sesbesar 80,33% dan siklus III sebesar 91,50%. Siswa memperoleh pengalaman baru

dalam belajar sedangkan guru memperoleh metode pembelajaran baru yang lebih

efektif dan efisien dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini membuktikan

bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe STAD cocok digunakan untuk mata

pelajaran ilmu alam dalam hal ini pelajaran kimia.

Penggunaan metode pembelajan kooperatif tipe STAD juga dilakukan oleh

Styarini (2004:66), yang mengambil lokasi penelitian di SMA Negeri 5 Semarang

dengan menerapkan pada mata pelajaran biologi pokok bahasan hewan vetebrata dan

invetebrata. Styarini juga mengungkan bahwa penerapan metode pembelajaran

koopertaif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan siswa dan

kinerja guru. Pada siklus I prestasi belajar siswa meningkat sebesar 7,5%, siklus II

sebesar 12,66% dan siklus III sebesar 14,33%. Keaktifan belajar siswa pada siklus I
36

mencapai 49,16%, siklus II mencapai 75% dan siklus III mencapai 90%. Sedangkan

kinerja guru pada siklus I mencapai 71,16%, siklus II mencapai 81,66% dan siklus III

mencapai 89,33%. Respon yang positif oleh siswa dan guru terhadap metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD karena dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Endy (2005:83) melakukan penelitian di SMK Negeri 1 Kendal pada mata

pelajaran gambar teknik. Menegaskan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat meningkatkan perestasi belajar dan keaktifan siswa. Dengan membagi

siswa menjadi kelompok-kelompok kecil akan memudahkan pembelajaran karena

pada mata pelajaran gambar teknik dituntut adanya kerja sama antar siswa dan

ketelitian, sehingga mempermudah guru dalam penyampaian materi dan juga latihan-

latihan penunjang materi. Hal ini terbukti pada siklus I prestasi belajar mengalami

peningkatan sebesar 5,88%, siklus II sebesar 7,19% dan siklus IIIsebesar 9,18%.

Sedangkan keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I sebesar 59,89%, siklus II

sebesar 63,33% dan siklus III sebesar 83,33%.

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Istikomah (2006:76). Dalam

penelitian yang dilakukan pada siswa SMK Muhammadiyah 1 Semarang pada mata

pelajaran akuntansi dengan kompetensi mengelola administrasi dana kas bank dan

kas kecil melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa. Hal ini terbukti pada siklus 1 terdapat peningkatan sebesar 13,16%,

siklus II sebesar 19,48% dan siklus III sebanyak 26,56%. Siswa juga terlibat secara

aktif selama pembelajaran berlangsung. Peningkatan keaktifan siswa pada siklus 1


37

sebesar 81,79%, siklus II sesbesar 93,44% dan siklus III sebesar 97,81%. Bahkan

indikator ketercapaian prestasi belajar siswa melebihi dari yang ditetapkan yaitu 90%

dari keseluruhan siswa dengan mendapat nilai minimal 70.

Berbagai penelitian di atas memberi inspirasi pada penulis untuk melakukan

penelitian menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penulis merasa

tertantang untuk menerapkan metode STAD pada mata pelajaran ekonomi. Sebagai

mana diketahui, mata pelajaran ekonomi lebih banyak menyuguhkan materi hafalan

daripada hitungan yang membutuhkan tingkat pemahaman yang tinggi. Dalam

penelitian ini, ada tiga aspek yang akan diteliti yaitu kinerja guru, keaktifan siswa dan

prestasi belajar siswa.

1. Kinerja Guru

Aspek ini mengkaji mengenai kemampuan dan ketrampilan guru dalam

mengembangkan kegiatan pembelakaran dengan metode pemmbelajaran

kooperatif tipe STAD, apakah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang

telah disusun. Kinerja guru diukur dengan menggunakan lembar observasi kinerja

guru yang berisi semua aktivitas guru selama proses pembelajaran yang

dinyatakan dengan angka.

2. Keaktifan siswa

Aspek ini mengkaji mengenai keaktifan siswa selama proses pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Keaktifan di

sini meliputi aktivitas kesiapan siswa sebelum proses pembelajaran dan aktivitas

siswa selama proses pembelajarn.


38

3. Prestasi belajar Siswa

Aspek ini mengkaji tentang hasil kompetensi dasar yang merupakan indikasi dari

keberhasilan penelitian. Prestasi belajar diukur dengan tes yang dinyatakan

dengan angka. Dari hsil tes tersebut dapat dilihat seberapa besar siswa memahami

materi yang telah disampaikan.

Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan

kebijakan fiskal dan moneter dapat menjadikan siswa berpikir secara kritis dengan

menganalisis dan mengidentifikasi permasalahan yang muncul selama pembelajaran.

Siswa juga dapat menggali pemgetahuan mengenai materi-materi tersebut dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Metode pembelajaran kooperatf tipe STAD juga dapat meningkatkan

keaktifan siswa dengan indikator-indikator lainnya, seperti menumbuhkan

keterampilan siswa bekerja sama dalam suatu kelompok, meningkatkan kemampuan

siswa dalam menyampaikan suatu materi, pendapat dan ide serta memandang suatu

masalah dari segi perspektif dan menimbulkan pemikiran rasional pada siswa.

Mata pelajaran ekonomi dengan pokok bahasan kebijakan fiskal dan moneter

dituntut untuk dapat menganalisis data, merencanakan dan mengorganisaskan

kegiatan untuk peningkatan akademik siswa, sehingga hal ini dapat dikembangkan

dengan saling bekerja sama antar siswa dengan baik. Dalam memahamikebijakan

fiskal dan moeter siswa juga dilatih untuk mengkomunikasikan ide dan informasi

demi kecakapan dalam menggali informasi.


39

Kinerja guru
Metode
pembelajaran
STAD pada Prestasi belajar
pokok bahasan
kebijakan fiscal
dan moneter
Keaktifan siswa

Gambar 2 : Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada peningkatan kinerja guru SMA Negeri 1 Boja dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Ada peningkatan keaktufan siswa kelas XI IPS 3 dalam belajar dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Ada peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 3 dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.


40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri 1 Boja yang beralamat di

jalan Bebengan Raya No 203D Boja. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas

XI IPS 3 tahun pelajaran 2006/2007. Adapun jumlah siswa sebagai subjek penelitian

adalah 40 siswa yang terdiri dari 25 siswa putra dan 15 siswa putri.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui keefektifan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan prosedur penelitian

tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang berbasis kelas,

menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang lebih menjanjikan dampak langsung

dalam bentuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola

proses belajar mengajar di kelas.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus, dengan masing-masing

siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu:

1. Perencanaan

Pada tahap ini dalakukan penyusunan rencana pembelajaran yang mencakup

rumusan tujuan pembelajaran sampai dengan alat penilaian untuk mengukur

keberhasilan pembelajaran. Selain itu, juga membuat berbagai instrumen nontes

yang akan digunakan sebagai alat dalam pengamatan suatu tindakan.


41

2. Tindakan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari suatu rencana yang telah disusun.

3. Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan untuk mengetahui aktifitas belajar siswa

dalam proses belajar mengajar.

4. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis hasil pengamatan hasil evaluasi dari suatu tahap

dalam setiap siklus. Refleksi dari siklus I dapat digunakan sebagai acuan dalam

alternatif pemecahan pada siklus II. Begitu juga refleksi pada siklus II dijadikan

sebagai alternatif pemecahan masalah pada siklus III. Hubungan antara siklus I,

siklus II, dan siklus III tersebut dapat dilihat pada gambar 3 berikut :

5 Re-planning

1 Planning

8 4

Re-reflecting Reflecting 2 Acting 6 Re-acting

3 Observing

7 Re-observing

Gambar 3: Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas


42

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan ini terdiri dari 3 siklus dengan setiap siklus

meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan analisis serta refleksi.

Adapun rencana tindakan yang dilakukan untuk setiap siklus akan dijabarkan

sebagai berikut :

1. Siklus I

Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I adalah:

a. Perencanaan

Perencanaan disini disebut juga sebagai persiapan tindakan. Adapun

kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah :

1) Membuat skenario pembelajaran yang berupa rencana pembelajaran

dengan mengguanakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

2) Membuat alat pretes sebagai evaluasi awal.

3) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar

mengajar dikelas ketika digunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

4) Membuat lembar tugas tiap-tiap kelompok.

5) Membuat lemabar soal mandiri.

6) Membuat lembar tes ulangan harian untuk mengetahui prestasi belajar

siswa setelah menggunakan siklus I.

7) Melaksanakan tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD.


43

b. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan

skenario pembelajaran seperti yang telah direncanakan, yaitu melalui metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai

berikut :

1) Memberikan tes awal/pretes untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

siswa dalam menguasai mata pelajaran ekonomi pokok bahasan kebijakan

fiskal dan moneter.

2) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara guru menerangkan

secara garis besar mengenai kebijakan fiskal dan moneter dan memberikan

kepada siswa bertanya tentang materi yang diterangkan.

3) Guru membentuk siswa dalam 10 kelompok kecil yang terdiri dari atas 4

siswa.

4) Siswa harus mengerjakan tugas kelompok bersama-sama dengan

kelompoknya masing-masing. Tugas yang dikerjakan antara lain

menerangkan materi, mengerjakan soal-soal dan membuat contoh soal

beserta jawabannya.

5) Guru mengumpulkan tugas kelompok dan memberikan kunci jawaban.

6) Guru kemudian memberikan soal individu. Setelah selesai guru langsung

mencocokan dengan cara menukarkan anggota kepada kelompok lain.

7) Guru melakukan evaluasi untuk perhitungan skor individu untuk

menentukan penghargaan kelompok.


44

8) Guru memberikan tugas terstruktur yang berupa tugas rumah bersama

kelompok masing-masing.

9) Setelah selesai dilaksanakan, langkah terakhir dalam siklus ini adalah

siswa diberikan ulangan akhir siklus I, untuk mengetahui perkembangan

siswa.

c. Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan perangkat sebagai berikut :

1) Lembar observasi yang dipegang oleh guru berupa hasil tes dan lainnya

untuk mengamati hasil pekerjaan baik kelompok individu maupun

kelompok.

2) Lembar observasi yang dipegang oleh peneliti digunakan untuk

mengamati jalannya penelitian tindakan.

d. Analisis dan refleksi

Hasil yang didapat dari observasi dikumpulkan dan dianalisis. Hal ini

dimaksudkan untuk mencari solusi sebagai pemecahan masalah yang timbul

dalam pelaksanaan tindakan sehingga diperoleh refleksi kegiatan yang telah

dilakukan. Untuk memperkuat hasil refleksi dipergunakan data yang berasal

dari jurnal harian. Hasil analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini akan

digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya

2. Siklus II

Pada siklus II, tahap-tahap yang dilakukan adalah :


45

a. Perencanaan

1) Menyusun rencana pembelajaran seperti pada siklus I

2) Menyusun tugas kelompok dan individu

3) Membuat alat instrumen yang berupa lembar observasi dan wawancara.

4) Membuat lembar tes ulangan harian uuntuk mengetahui prestasi belajar

siswa setelah melakukan siklus I

5) Melaksanakan tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan siklus II, siswa diberikan penjelasan lagi

mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Selain itu, guru

melaksanakan tindakan sebagai berikut :

1) Pelaksanaan kegiata belajar mengajar dengan cara guru menerangkan

secara garis besar mengenai kebijakan fiskal dan moneter dan memberikan

kesemapatan kepada siswa untuk bertanya tenayng materi yang

diterangkan.

2) Siswa harus mengerjakan tugas kelompok bersama dengan kelompoknya

masing-masing. Tugas yang dikerjakan antara lain menerangkan materi,

mengerjakan soal-soal dan membuat contoh soal beserta jawabannya.

3) Guru mengumpulkan tugas kelompok dan memberikan kunci jawaban.

4) Guru kemudian memberikan soal individu. Setelah selesai guru langsung

mencocokkan dengan cara menukarkan anggota kelompok lain.


46

5) Guru melakukan evaluasi untuk perhitungan skor individu dan untuk

menentukan penghargaan kelompok.

6) Guru memberikan tugas terstruktur yang berupa tugas rumah bersama

kelompok masing-masing.

7) Setelah selesai dilaksanakan, langkah terakhir dalam siklus ini adalah

siswa diberikan ulangan akhir siklus II, untuk mengetahui perkembangan

siswa.

c. Observasi

Pada siklus II ini, guru mengamati hasil pekerjaan siswa yang

kemudian menilainnya baik secara individu maupun kelompok. Sedangkan

peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran siswa.

d. Refleksi

Pada hasil refleksi diketahui bahwa :

1) Diskusi sudah berjalan dengan baik.

2) Guru dan siswa telah merespon positif terhadap pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

3) Siswa mulai terampil dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD karena

mulai bisa menyesuaikan model pembelajaran ini.

4) Siswa semakin bersemangat dalam pembelajaran karena mereka

senantiasa bertujuan untuk mendapatkan penghargaan yang terbaik.


47

5) Pada siklus ini sudah terlihat adanya peningkatan baik dari segi hasil

maupun dalam proses, namun ketuntasan belajar siswa secara klasikal

belum tercapai, sehingga masih harus dirampungkan pada siklus III.

3. Siklus III

Pada siklus ini, tahap-tahap yang ditempuh adalah :

a. Perencanaan

1) Menyusun rencana pembelajaran seperti pada siklus II.

2) Menyusun tugas individu dan kelompok.

3) Membuat alat instrumen yang berupa lembar observasi dan wawancara.

4) Membuat lembar tes ulangan harian untuk mengetahui prestasi belajar

siswa setelah melakukan siklus II.

5) Melaksanakan tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan siklus III, siswa diberikan penjelasan lagi

mengenai metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Setelah itu, guru

melaksanakan tindakan sebagai berikut :

1) Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan guru menerangkan secara

garis besar mengenai kebijakan fiskal dan moneter dan memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang baru

diterangkan.
48

2) Siswa harus mengerjakan tugas kelompok bersama-sama dengan

kelompoknya masing-masing. Tugas yang dikerjakan antara lain

merangkum materi, mengerjakan soal-soal, dan membuat contoh soal dan

jawabannya.

3) Guru mengumpulkan tugas kelompok dan memberikan kunci jawaban.

4) Guru kemudian memberikan sola individu. Setelah selesai kemudian guru

langsung mencocokkan dengan cara menukarkan anggota pada kelompok

lain.

5) Guru melakukan evaluasi untuk perhitungan skor individu dan untuk

menentukan penghargaan kelompok.

6) Guru memberikan tugas terstruktur yang berupa tugas rumah bersama

kelompok masing-masing.

7) Setelah selesai dilaksanakan, langkah terakhir dalam siklus ini adalah

siswa diberikan ulangan akhir siklus III, untuk mengetahui perkembangan

siswa.

c. Observasi

Pada siklus III ini, guru mengamati hasil pekerjaan siswa kemudian

menilainnya baik secara individu maupun kelompok. Sedangkan peneliti

mengamati jalannya proses pembelajaran siswa.

d. Refleksi

Pada hasil refleksi diketahui bahwa :

1) Diskusi sudah berjalan dengan baik.


49

2) Guru dan siswa telah merespon aktif terhadap pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

3) Siswa mulai terampil dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD karena

mulai biasa menyesuaikan metode pembelajaran ini.

4) Siswa semakin bersemangat dalam pembelajaran karena mereka senatiasa

bertujuan untuk mendapatkan penghargaan kelompok yang terbaik.

5) Pada siklus ini sudah terlihat adanya peningkatan yang lebih baik dari

pada siklus II baik dari segi hasil maupun dari segi proses, dan ketuntasan

belajar secara klasikal pun telah mencapai hasil yang melebihi dari yang

telah diterapkan, sehingga jika metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD ini diterapkan secara maksimal maka akan mencapai hasil

maksimal pula.

Observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat diberikan

dalam rangka meningkatkan prestasi belajar. Dengan berpatokan refleksi awal

tersebut maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan memggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran ekonomi pokok bahasan

kebijakan fiskaldan moneter dengan prosedur tiap siklusnya digambarkan sebagai

berikut:
50
51

3.4 Instrumen Penelitian

Indikator ketercapaian prestasi oleh tindakan mrtode pembelajaran kooperatif

tipe STAD ini di ukur secara kuantitatif. Sedangkan indikator mekanisme atau proses

terjadinya perubahan diukur secara kualitatif diskriptif. Untuk itu, instrumen yang

digunakan dalam penelitian adalah :

1. Tes

Instrumen ini berbentuk pilihan ganda untuk ulangan akhir siklus I, siklus

II, dan siklus III yang masing-masing berjumlah 20 soal.

2. Non Tes

Instrumen non tes yang penulis guanakan adalah pedoman observasi,

wawancara dan angket.

a. Pedoman observasi atau pengamatan

Dalam penelitian ini, aspek yang diamati dalam observasi ini adalah :

1) Respon atau sikap siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.

2) Respon atau sikap siswa terhadap metode pelajaran yang digunakan.

3) Jumlah siswa yang bertanya.

4) Jumlah siswa yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.

5) Jumlah siswa yang mampu melaksanakan tugas yang diberikan.

b. Pedoman wawancara

Aspek yang dinilai dalam wawancara :

1) Sikap positif siswa dalam menerima materi kebijakan fiskal dan moneter.
52

2) Penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal kebijakan fiskal

dan moneter.

3) Respon atau sikap siswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan.

4) Sikap dan pendapat siswa terhadap pelajaran ekonomi pokok bahasan

kebijakan fiskal dan moneter.

c. Angket

Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

perbandingan atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 1998:140). Metode

angket digunakan sebagai metode dan sekaligus sebagai alat pengumpul data

dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden yaitu siswa

kelas XI IPS 3 SMA Negeri I Boja.

3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.5.1 Validitas Item

Menurut Arikunto (1990 : 69), instrumen penelitian dikatakan valid pabila

mampu mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui validitas item soal digunakan

rumus korelasi product moment sebagai berikut:

N ∑ XY − (∑ X (∑ Y )).
rxy =
{N . ∑ X 2
}{
− (∑ X ) N .∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
}
Keterangan :

rxy = koefisien korelasi item


53

N = jumlah siswa

∑X = skor item nomor tertentu

∑Y = skor total

(Arikunto, 1996 : 162)

Kriteria:

Apabila rxy > r (tabel) maka dikatakan item tersebut tidak valid.

Pada uji coba instrumen tes didapat hasil item yang tidak valid adalah nomor

1, 8, 9, 18, 31, 41, dan 58, dimana soal yang tidak valid ini semuanya diperbaiki dan

tidak dibuang. Dan nomor yang valid adalah nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 2, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,

40, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 59, 60.

3.5.2 Reliabilitas Tes

Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat dipercaya dan konsisten

(ajeg). Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus kuder and richardson (K-R

21) seperti yang tercantum dalam Arikunto (1990 : 96) sebagai berikut:

⎛ k ⎞⎛ M (k − M ) ⎞
r11 = ⎜ ⎟⎜1 − ⎟⎟
⎝ k − 1 ⎠⎜⎝ kVt ⎠

Keterangan:

R11 = reliabilitas instrumen

K = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan


54

M = skor rata-rata

Vt = varians total

Nilai r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan

5 %. Jika nilai r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel. Setelah dilakukan uji coba

instrumen diperoleh r11 > sebesar 0,927 dan rtabel sebesar 0,312. Karena r11 > rtabel

maka instrument tersebut reliabel.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan

oleh peneliti, yaitu :

1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara diaskriptif.

Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik diskriptif, misalnya mencari

persentase keberhasilan belajar, dan lain-lain.

2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi

gambaran tentang ekspresi siswa mengenai tingkat pemahaman terhadap suatu

mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar

yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam

belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara

kualitatif.

Data-data yang diperoleh dihitung dengan teknik kuantitatif dengan langkah-

langkah sebagai berikut :


55

1. Data hasil tes dapat dihitung dengan mengguanakan rumus sebagai berikut :

Pencapaian = ∑ Skor yang dijawab benar X100%


Skor maksimum
( Arikunto, 2002 : 242)

Nilai = ∑ Skor yang dijawab benar X 100%


Skor maksimum
(Arikunto, 2002:242)

Nilai tes merupakan hasil belajar kognitif siswa, yang merupakan

perbandingan antara hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar

siswa sesudah tindakan.

2. Data hasil observasi dihitung dengan menggunakan rumus :

% Pencapaian = ∑ Skor yang diperoleh X100%


Skor maksimum

3. Nilai yang diperoleh dari hasil observasi merupakan hasil belajar psikomotorik

dan efektif.

4. Menghitung keberhasilan kelas (ketuntasan belajar secara klasikal), yaitu

persentase siswa yang tuntas belajar sesuai dengan indikator keberhasilan,

dihitung dengan rumus :

% Ketuntasan Belajar Siswa = ∑ Siswa yang tuntas belajarnya X 100%


Banyaknya siswa dalam satu kelas

5. Membuat rekapitulasi nilai hasil belajar siswa dari sebelum dan sesudah tindakan

(Siklus I, II, III)


56

6. Menghitung kenaikan prestasi belajar siswa dari sebelum tindakan sampai

sesudah tindakan (Siklus I, II, III), dengan rumus :

% Kenaikan = ∑ Nilai setelah tindakan - ∑ Nilai sebelum tindakan X100%


∑ Nilai sebelum tindakan

Hasil perbandingan ini akan menggambarkan mengenai persentase

peningkatan kemampuan siswa dalam pelajaran ekonomi pokok bahasan kebijakan

fiskal dan moneter melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data-data non tes, yaitu data

observasi, data angket dan data wawancara. Data observasi dan angket digunakan

untuk siswa yang mengalami kesulitan dalam wawancara. Sedangkan data

wawancara pada penelitian ini bertujuan untuk mengatasi siswa yang mengalami

kesulitan dalam proses belajar mengajar.

3.7 Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila secara keseluruhan

siswa dalam satu kelas mencapai ketuntasan belajar sebesar 85% dengan memperoleh

nilai minimal 6,5 dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.
57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS 3 SMA

Negeri 1 Boja, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran

ekonomi yang ada di kelas XI IPS 3 tersebut yaitu siswa mengalami kesulitan

dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Penelitian diterapkan dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi Kebijakan

Fiskal dan Moneter untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dirancang secara

bersiklus, dimana tiap siklusnya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan

tindakan (acting), pengamatan/observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

Hasil penelitian meliputi nilai hasil belajar, keaktifan siswa dalam pembelajaran,

kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD,

kuesioner tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran.

Hasil belajar dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu hasil ulangan harian

sebelum diadakan tindakan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

dan hasil tes siklus I, siklus II, dan siklus III. Hasil tes siklus I, siklus II, dan

siklus III adalah hasil tes pada pokok bahasan Kebijakan fiskal dan moneter

setelah pembelajaran dengan STAD. Pada setiap siklus, pelaksanaan tindakan

dilakukan dua kali pertemuan dimana setiap kali pertemuan terdiri dari 2 jam
58

pelajaran yang setiap jamnya adalah 45 menit. Seperti pada prosedur penelitian,

setiap siklus dilaksanakan dengan beberapa tahap, yaitu: perencanaan, tindakan,

observasi, analisis dan refleksi. Setelah mengadakan penelitian dengan

menggunakan metode STAD pada pokok bahasan Kebijakan Fiskal dan Moneter,

diperoleh data sebagai berikut :

1. Hasil Penelitian Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini dilakukan kegiatan identifikasi masalah dan

analisis penyebab timbulnya masalah yang terdapat pada proses

pembelajaran sebelum tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan identifikasi

masalah analisis penyebab timbulnya masalah pada proses pembelajaran

sebelum tindakan kelas dilakukan, maka diambil tindakan pemecahan

masalah yang dipandang tepat, yaitu dengan menerapkan pembelajaran

dengan menggunakaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menyusun alat-alat penelitian

yang mengacu pada pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran koopertaif tipe STAD.

Tahap selanjutnya adalah menyusun rencana pembelajaran siklus

I yang meliputi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar,

sumber dan bahan, dan kegiatan belajar mengajar (lampiran 1), dan

lembar pengamatan aktivitas siswa yang menunjang pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe


59

STAD. Lembar pengamataan dibuat untuk mengetahui sejauh mana

interaksi siswa pada saat proses pembelajaran (lampiran 8). Selain itu

disusun juga lembar pengamatan aktivitas guru dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatatif

tipe STAD (lampiran 12).

b. Pelaksanaan tindakan (acting)

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan skenario

pembelajaran yang telah direncanakan. Pada tiap siklus, peneliti

melaksanakan skenario pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran

(RP) yang telah dibuat beserta LKSnya. Pada siklus I, peneliti

melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran

(RP). Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah guru menyampaikan

tentang teknik metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan

diterapkan dalam proses pembelajaran dan menjelaskan materi kebijakan

fiskal dan moneter.

Guru menyiapkan kondisi fisik siswa, yang meliputi mengabsen

siswa, menyiapkan buku pelajaran. Guru juga menyampaikan tujuan

proses dan tujuan efektif siswa serta menginformasikan pembelajaran

yang akan dilakukan. Tetapi, situasi kelas pada saat itu belum bisa

terkendali karena masih ada sebagian siswa yang ramai sendiri. Untuk itu,

guru berusaha menegur dan melanjutkan kembali pelajaran dengan

,mempresentasikan materi yang akan dipelajari.


60

Setelah itu, guru membagi siswa dalam 10 kelompok, dimana

setiap kelompok terdiri dari 4 siswa yang memiliki kemampuan akademik

yang heterogen. Pembagian kelompok yang heterogen siswa akan lebih

mudah untuk memahami materi yang sulit sehingga dapat berdiskusi

dengan teman sekelompoknya.

Selanjutnya guru memberikan tugas untuk dibahas oleh

kelompok. Setelah selesai, guru memberikan kunci jawaban untuk

dibahas bersama. Langkah terakhir dari tindakan ini adalah guru

memberikan soal evaluasi individu sebagai tes akhir siklus I. Soal tes

berjumlah 20 soal yang berbentuk pilihan ganda. Jika sudah selesai,

pekerjaan dikoreksi oleh teman lain yang hasilnya akan digunakan untuk

menentukan skor rata-rata siswa baik kelompok maupun individu dan

akan diumumkan perolehan nilai tim tertinggi.

Setelah pembelajaran selesai, guru menutup pelajaran dengan

memberikan motivasi dan menginformasikan pada siswa untuk benar-

benar belajar dirumah untuk menyiapkan materi yang akan disampaikan

pada pertemuan selanjutnya..

c. Pengamatan (Observing)

Pada penelitian tindakan kelas ini, pelaksanaan penerapan

pembelajaran metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu dengan

menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil


61

pengamatan dengan menggunakan pembelajaran metode STAD pada

siklus I diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Data hasil tes siswa

Data hasil tes formatif siswa pada pra siklus dan siklus 1

dapat dilihat dari tabel pada tabel 2 berikut:

Tabel 2 : Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Keterangan Pretes Siklus I


1 Kompeten (siswa yang mendapat nilai lebih 19 24
dari atau sama dengan 6,5)
2 Belum kompeten (siswa yang mendapat 21 16
nilai kurang dari 6,5)
3 Ketuntasan belajar 47,5% 60%

(Sumber pada lampiran 12)

Data di atas terlihat adanya peningkatan prestasi belajar siswa

dari sebelum dterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

yaitu 47,5% menjadi 60% pada siklus I dengan siswa yang tuntas sebesar

sebesar 19 siswa sebelum tindakan dan 24 siswa pada siklus I. Siswa yang

belum tuntas dikarenakan kurang memahami materi yang disampaikan

guru.

2) Lembar observasi siswa

a. Observasi tentang aktivitas kesiapan belajar siswa dalam

menerima materi pelajaran.

Hasil penelitian pada siklus I ini dapat dilihat (Lampiran

16) bahwa sebesar 92,5% siswa telah siap menerima materi pelajaran.
62

Namun, ada siswa yang belum siap menerima materi pelajaran yaitu

sebesar 7,5%.

Dari hasil penelitian pada siklus I ini, siswa yang belum

menerima materi pelajaran ini dapat disebabkan karena mereka tidak

mempunyai buku paket, yaitu sebanyak 4 siswa. Selain itu, terdapat 8

siswa yang tidak membawa buku referensi yang relevan seperti yang

telah diinformasikan oleh guru. Untuk itu, upaya yang dilakukan

adalah memberi penjelasan mengenai pentingnya buku paket dan buku

referensi lain yang mendukung untuk penugasaan dan pemahaman

konsep serta materi yang dijelaskan oleh guru.

Dari pengamatan dapat diperoleh temuan sebagai berikut:

Dalam hal kesiapan siswa menerima pelajaran yang meliputi

membawa perlengkapan alat tulis, hampir semua siswa sudah

membawanya. Dalam membawa buku pelajaran atau paket ekonomi

kebanyakan siswa sudah membawanya, karena semua siswa mendapat

pinjaman dari sekolahan, walaupun ada beberapa yang masih tidak

membawa karena alasan lupa. Dan referensi lain yang ada

relevansinya yang tidak wajib siswa dapat pinjam di perpustakan.

Sebelum pembelajaran di mulai suasana kelas masih sedikit ramai

karena banyak siswa yang masih mengobrol saat akan dimulai

pembelajaran, sehingga suasana kelas masih menjadi gaduh.


63

b. Observasi tentang Aktivitas belajar Siswa dalam proses pembelajaran

kooperatif tipe STAD

Data keaktifan siswa digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa

selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD keaktifan siswa dapat dilihat dari

kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, keaktifan siswa

dalam melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan guru.

Hasil keaktifan siswa pada siklus I ini mencapai 83,75%

sedangkan siswa yang kurang aktif dalam kegiatan belajar kooperatif

sebesar 16,43% (lampiran 16). Ini berarti aktivitas siswa masih perlu

ditingkatkan kembali karena seluruh siswa belum melaksanakan

aktivitas sesuai dengan tahap-tahap dalam pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru, masih kurang baik

karena siswa masih merasa malu atau belum berani untuk bertanya, tapi

ada juga siswa yang sudah berani bertanya kepada guru walaupun hanya

satu orang siswa saja. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru masuk

dalam kategori cukup hal ini dapat dilihat sudah ada siswa yang mau

menjawab beberapa pertanyaan dari guru, meskipun dalam menjawabnya

masih dibantu oleh guru.


64

Siswa yang kurang aktif dalam melaksanakan diskusi kelompok

disebabkan kerana siswa yang tidak terbiasa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi hal

ini adalah guru memberi pemahaman tentang metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam

kegiatan diskusi kelompok. Karena dengan berdiskusi, maka antara siswa

yang satu dengan yan lain akan bisa lebih cepat dalam memahami suatu

konsep tertentu. Sedangkan siswa yang kurang aktif dalam memecahkan

masalah mengunakan referensi yang relevan disebabkan oleh kurangnya

minat membaca siswa terhadap buku-buku yang ada. Selain itu, masih

banyak siswa yang belum mempunyai buku referensi yan relevan seperti

yang telah diinformasikan oleh guru untuk menunjang proses

pembelajaran.

Upaya yang dilakukan untuk ini adalah memotivasi siswa agar

selalu senang membaca terutama buku-buku yang relevan untuk

menunjang proses pembelajaran, karena buku-buku ini digunakan sebagai

rujukan untuk menjawab pertanyaan dan tugas yan diberikan. Selain itu,

membaca buku dapat menambah pengetahuan dan dapat meningkatkan

pemahaman siswa.

c. Wawancara siswa tentang penggunaan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD.


65

Pada siklus ini, hasil wawancara yang diperoleh dari siswa

(Lampiran 17) adalah 87,19% menyatakan mendukung metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan sebesar 12,81% siswa

belum mendukung terhadap metode pembelajaran ini. Siswa yang belum

mendukung terhadap metode pembelajaran koopertaif tipe STAD ini

disebabkan oleh 4 aspek yang menonjol, yaitu siswa kurang berperan

dalam diskusi kelompok, siswa kurang mendukung dalam belajar dengan

kerja kelompok, siswa kurang mendukung dalam belajar dengan cara

diskusi, siswa kurang memahami materi yang diajarkan.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi siswa yang kurang

berperan dalam diskusi kelompok adalah dengan cara memberikan

penjelasanpada siswa untuk bekerja sama dan saling membantu antara

yang satu dengan yang lain, sehingga akan tercapai satu tujuan yang sama

dalam mendapat skor tertinggi untuk kelompoknya. Sedangkan upaya

yang dilakukan untuk mengatasi siswa yang kurang mendukung dalam

belajar dengan cara kerja kelompok adalah antara siswa yang satu dengan

yang lain diberikan pembagian tugas yang berbeda, sehingga antara yang

satu dengan yang lain harus bisa saling menerangkan sesuai dengan apa

yang telah dipelajari.

Selain itu, harus terlibat secara aktif dalam belajar kelompok.

Karena dengan belajar kelompok ini sesama siswa akan saling mamberi

dan menerima pengetahuan, pengalaman dan keterampilan. Adapun siswa


66

yang kurang mendukung dalam belajar dengan cara diskusi, upaya yang

dilakukan adalah agar siswa berperan aktif dalam diskusi dan mempunyai

tujuan yang sama untuk mencapai skor tertingi dalam kelompoknya.

Untuk aspek siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan,

maka upaya yang dilakukan adalah antara siswa yang satu dengan yang

lain harus bisa saling menjelaskan, memberitahu kepada anggotanya yang

belum memahami konsep materi yang diajarkan. Hal ini dilakukan untuk

menjembatani jika guru memberikan tes lisan, maka salah satu kelompok

itu harus bisa menjelaskan. Selain itu, siswa masih belum terbiasa dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, sehingga harus dibiasakan

mengunakan metode pembelajaran ini.

3) Data Observasi Kinerja Guru

Data hasil observasi kinerja guru digunakan untuk mengetahui

kegiatan guru selama proses pembelajaran. Pada siklus I, guru

memberi motivasi pada siswa dengan menggali pengetahuan awal,

guru menanyakan pada siswa mengenai permasalahan yang berkaitan

dengan kebijakan fiskal dan moneter. Dalam memberi motivasi siswa,

guru masih kurang karena masih banyak siswa yang pasif, cenderung

diam dan suasana kelas masih belum terkondisi dengan baik, belum

tercipta suasana belajar yang aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam kegitan belajar, guru membimbing siswa

mengorganisasikan kegiatan dalam kelompok untuk mengerjakan


67

tugas dan berdiskusi, namun guru belum sepenuhnya dapat

menciptakan suasana tenang dan aktif karena hanya beberapa siswa

saja yang terlihat aktif dalam diskusi. Sementara yang lainnya hanya

diam saja dan masih banyak yang berbicara sendiri.

Dalam kegiatan lembar kerja siswa, guru memberi arahan dan

bimbingan, memantau jalannya kegiatan dalam lembar kerja siswa

sudah baik, guru juga sudah secara optimal memantau secara

langsung pada setiap kelompok, tetapi masih terdapat beberapa siswa

yang tidak bekerja sama dalam kegiatan kelompok.

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I

tergolong dalam kategori cukup baik. Hasil observasi kenerja guru

dapat dilihat pada tabel 3, sebagai berikut :

Tabel 3: Kinerja guru Pada Siklus I

No Aspek yang diamati Skor Kategori


68

1 Kegiatan Awal
a. Apersepsi 3 Baik
b. Presarat pengetahuan 3 Baik
c. Motivasi 2 Cukup

2 Kegiatan inti
a. Guru menciptakan suasana aktif belajar 3 Baik
b. Guru menguasai materi 2 Cukup
c. Guru memotovasi dan membimbing siswa 3 Baik
dalam kegiatan pembelajaran
d. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi 3 Baik
e. Guru membimbing siswa dalam 2 Cukup
menyampaikan materi didepan kelas
f. Guru memotivasi dan menanggapi tanya 2 Cukup
jawab hasil dari kegiatan
g. Guru melakukan refleksi jalannya 2 Cukup
pembelajaran
h. Guru melakukan penekanan pada materi 2 Cukup
penting

3 Penerapan
a. Kesesuaian soal dengan materi 2 Cukup
b. Guru mengamati kegiatan siswa 3 Baik

4 Penutup
a. Guru membimbing siswa dalam menarik 2 Cukup
kesimpulan
b. Guru memberi tugas dan melakukan evaluasi 3 Baik
Sumber data : Pengolahan hasil kinerja guru pada siklus I (lampiran 21)

d. Refleksi (Reflecting)

Berdasarkan hasil observasi siklus I yang merupakan siklus awal

dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh data bahwa masih banyak siswa

yang proses belajarnya belum optimal, belum terlihat adanya perkembangan

yang cukup membanggakan tetapi keaktifan siswa dalam pembelajaran

mengalami peningkatan, tetapi peningkatan tersebut hasilnya belum


69

maksimum, sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan yang mengarah pada

perkembangan yang cukup berarti.

Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I tergolong

kategori baik. Guru sudah melakukan kegiatan sebaik mungkin, tetapi dari

siswa perlu ditingkatkan lagi keaktifannya. Namun demikian guru sudah

melaksanakan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan baik, tetapi masih perlu mengkomunikasikan langkah-langkah

pembelajaran agar lebih baik lagi. Langkah-langkah yang sudah sepenuhnya

dilakukan oleh guru yaitu apersepsi, membagi siswa dalam kelompok dan

menyiapkan alat-alat atau media pembelajaran, guru berperan sebagai

motivator dan fasilitator, guru sudah memberi penekanan materi penting,

membimbing siswa dalam mengerjakan tugas baik individu maupun

kelompok.

Dari hasil observasi terdapat kelebihan dan kelemahan dalam proses

pembelajaran baik kelebihan dan kelemahan pada siswa dan guru pada

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus I, maka masih

terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan pencapaian indikator

yang harus dicapai dalam penelitian sebagai berikut :

1).Pengelolaan pembelajaran yang di lakukan oleh guru sudah cukup

baik. Hal ini dapat di lihat dari hasil pengamatan terhadap kinerja

guru dalam pembelajaran pada siklus pertama sudah cukup baik yaitu
70

sebesar 61,6% (lampiran 21). Meskipun demikian kinerja guru perlu

ditingkatkan kembali untuk mencapai hasil yang optimal.

2). Kemampuan siswa dalam pembelajaran seperti bekerja sama dalam

kelompok, bertanya, menjawab pertanyaan, keseriusan siswa saat

pembelajaran berlangsung masih kurang pada siklus I. Hal masih

perlu ditingkatkan lagi supaya tujuan pembelajaran bisa tercapai

dengan maksimal.

3). Berdasarkan hasil perhitungan kemampuan kognitif siswa, dari 40

siswa hanya 24 siswa yang tuntas, ada 16 siswa yang belum tuntas.

Dari hasil evaluasi diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 68% atau

rata-rata kelas sebesar 68 (lampiran 39).

4). Dari hasil tes ketuntasan belajar secara klasikal hanya mencapai 68%.

Hal ini belum memenuhi standar kompetensi, yakni sekurang–

kurangnya 75% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai 65

(Mulyasa, 2004 : 99). Sehingga perlu ditingkatkan lagi untuk

menyelesaikan materi yang belum dikuasai siswa.

2. Hasil Penelitian Siklus II

Dalam siklus II materi yang akan dibahas adalah lanjutan dari materi

yang dibahas pada siklus I yaitu cara menghitung pajak (PPh, PPN dan PPB)

sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Pada siklus II materi yang

diajarkan adalah materi lanjutan dari siklus I. Perlu ditekankan di sini antara
71

siklus I dan siklus II tidak saling mempengaruhi. Materi yang diajarkan

merupakan lanjutan dari siklus I bukan pengulangan materi dari siklus I.

Uraian tiap tahapan siklusnya adalah:

a. Perencanaan (Planning)

Alat-alat penelitian yang disusun pada siklus II adalah rencana

pembelajaran (lampiran 1) dengan materi cara menghitung pajak (PPh,

PPN dan PPB) sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Menyiapkan

lembar observasi keaktifan siswa (lampiran 8) dan menyiapkan lembar kinerja

guru (lampiran 12) dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD pada perhitungan pajak.

Selain itu, guru juga mempresentasikan kepada siswa mengenai materi

yang akan diajarkan yaitu materi cara menghitung pajak (PPh, PPN dan

PPB) sesuai dengan undang-undang yang berlaku yang akan disampaikan

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD serta sedikit

memberi penjelasan lagi mengenai metode pembelajaran tersebut. Pada tahap

ini guru juga mengupayakan agar kondisi kelas dapat terkendali sehingga

proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan.

b. Pelaksanaan tindakan (acting)

Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan langkah-langkah pembelajaran yaitu

pendahuluan dengan apersepsi, guru menanyakan kesiapan siswa dalam


72

mengikuti materi pelajaran, kemudian siswa menyiapkan buku-buku

materi yang akan digunakan sebagai pendukung pembelajaran. Sebagian

ada buku yang milik pribadi serta ada beberapa buku yang dipinjam dari

perpustakaan. Pada siklus II siswa terlihat adanya kesiapan dalam

mengikuti pembelajaran, terlihat dengan siswa dapat mengkondisikan

dalam bentuk kelompok. Dalam melaksanakan pembelajaran guru

mengkomunikasikan topik pembelajaran serta kegiatan yang berkaitan

dengan pembelajaran yang berkaitan dengan pajak.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan meminta siswa untuk

berbaur sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan

sebelumnya. Guru memberikan tugas untuk dibahas oleh kelompok.

Setelah selesai, guru memberikan kunci jawaban untuk dibahas bersama.

Selanjutnya, siswa diberi tugas individu dan tugas rumah untuk

menyimpulkan materi yang telah dibahas tadi. Langkah terakhir dari

pelaksanaan tindakan kelas ini adalah guru memberikan soal evaluasi

individu sebagai tes akhir siklus II. Jika sudah selesai, maka pekerjaan

dikoreksi oleh teman lain, yang digunakan untuk menentukan skor rata-

rata siswa baik individu maupun kelompok yang akan diumumkan

perolehan nilai tim tertinggi. Selanjutnya guru menutup pembelajaran

dengan memberikan motivasi kepada siswa agar mempelajari dan

menyiapkan materi pada pertemuan berikutnya.

c. Pengamatan (Observing)
73

Observasi ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh

peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan pembelajaran metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II diperoleh data-data

sebagai berikut :

1) Data hasil tes siswa

Data hasil tes formatif pada pra siklus dan siklus II dapat

dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4 : Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Keterangan Pretes Siklus I


1 Kompeten (siswa yang mendapat nilai lebih 19 30
dari atau sama dengan 6,5)
2 Belum kompeten (siswa yang mendapat 21 10
nilai kurang dari 6,5)
3 Ketuntasan belajar 47.5% 75%

(Sumber pada lampiran 24)

Data di atas menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan siswa

dari sebelum dterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

yaitu 47,5% menjadi 75% pada siklus II dengan siswa yang tuntas sebesar

sebesar 19 siswa sebelum tindakan dan 30 siswa pada siklus II. Siswa

yang belum tuntas dikarenakan kurang memahami materi yang

disampaikan guru.

2) Lembar Observasi Siswa


74

a. Observasi mengenai kesiapan siswa dalam menerima materi

pelajaran.

Hasil penelitian pada siklus II, dapat dilihat (Lampiran 22)

bahwa 97,5% siswa siap menerima pelajaran. Sedangkan siswa yang

dikatakan belum siap menerima pelajaran ini sebesar 2,5%

dikarenakan tidak membawa buku paket yaitu ada 2 siswa, dan yang

tidak membawa buku referensi ada 2 siswa. Guru perlu memberikan

pengertian dan penjelasan lagi mengenai pentingnya buku paket dan

buku referensi yang relevan dalam menunjang proses pembelajaran.

b. Observasi mengenai Aktivitas Siswa dalam pelaksanaan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Dalam siklus inimenunjukkan (Lampiran 22) bahwa terdapat

91,56% siswa aktif dalam kegiatan belajar kooperatif tipe STAD,

sedangkan siswa yang kurang aktif dalah sebesar 8,44%. Penyebab

kurangnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar kooperatif tipe

STAD yaitu siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan

temannya. Rata-rata dari mereka adalah merasa takut dalam

mengemukakan pendapat dan takut salah menjawab pertanyaan.

Upaya yang dilakukan adalah memberikan motivasi kepada para

siswa untuk bisa terlibat secara penuh dalam pembelajaran dan mau

menambah pengetahuan lagi supaya dapat lebih mudah dalam

mengemukakan pendapat maupun menjawab pertanyaan temannya.


75

c. Wawancara siswa tentang penggunaan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

Dari hasil wawancara siswa pada siklus II ini, menunjukan

93,75% (lampiran 23) siswa mendukung kegiatan belajar kooperatif

tipe STAD, sedangkan 6,25% siswa masih belum mendukung

kegiatan belajar kooperatif tipe STAD. Upaya yang dilakukan untuk

ini adalah siswa diberikan penjelasan lagi mengenai metode

pembelajaran koopertif tipe STAD, karena dengna metode ini siswa

akan bisa belajar dengan bekerja sama dan tercipta suasana yang

menyenangkan.

3) Data Obsrvasi Kinerja Guru

Pada siklus II, guru memberi motivasi pada siswa dengan

menggali pengetahuan awal, Guru melaksanakan pembelajaran

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu

pendahuluan dengan apersepsi, guru menanyakan kesiapan siswa

dalam mengikuti materi pelajaran, kemudian siswa menyiapkan buku-

buku materi yang akan digunakan sebagai pendukung pembelajaran.

Pada pertemuan ini guru mengkomunikasikan topik pembelajaran

serta kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran yang berkaitan

dengan pajak.

Dalam memberi motivasi siswa, guru masih sudah cukup baik

karena banyak siswa yang aktif dalam tanya jawab serta antusias
76

siswa dalam memperhatikan sehingga tercipta suasana belajar yang

aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar, guru

membimbing siswa mengorganisasikan kegiatan dalam kelompok.

Guru dalam kegiatan lembar kerja siswa juga memberi arahan dan

bimbingan, dalam memantau jalannya kegiatan dalam lembar kerja

siswa sudah baik, guru juga sudah secara optimal memantau secara

langsung pada setiap kelompok.

Berdasarkan hasil observasi kenerja guru pada siklus II

tergolong dalam kategori baik. Hasil observasi kenerja guru dapat

dilihat pada tabel 5, sebagai berikut :

Tabel 5: Kinerja guru Pada Siklus II


No Aspek yang diamati Skor Kategori
77

1 Kegiatan Awal
a. Apersepsi 4 Sangat baik
b. Presarat pengetahuan 4 Sangat baik
c. Motivasi 3 Baik

2 Kegiatan inti
a. Guru menciptakan suasana aktif belajar 4 Sangat baik
b. Guru menguasai materi 3 Baik
c. Guru memotovasi dan membimbing siswa 3 Baik
dalam kegiatan pembelajaran
d. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi 3 Baik
e. Guru membimbing siswa dalam 4 Sangat baik
menyampaikan materi didepan kelas
f. Guru memotivasi dan menanggapi tanya 4 Sangat baik
jawab hasil dari kegiatan
g. Guru melakukan refleksi jalannya 3 Baik
pembelajaran
h. Guru melakukan penekanan pada materi 3 Baik
penting

3 Penerapan
a. Kesesuaian soal dengan materi 3 Baik
b. Guru mengamati kegiatan siswa 3 Baik

4 Penutup
a. Guru membimbing siswa dalam menarik 3 Baik
kesimpulan
b. Guru memberi tugas dan melakukan evaluasi 3 Baik
Sumber data : Pengolahan hasil kinerja guru pada siklus II (lampiran 27)

c. Refleksi (Reflecting)

Gambaran umum pelaksanaan siklus II sudah baik, karena sudah ada

peningkatan dan sudah dapat dilakukan guru secara konstan. Setelah

dilakukan observasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus

II diperoleh refleksi sebagai berikut:


78

1). Kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan

metode pembelajaran koopertaif tipe STAD mengalami peningkatan yang

baik dari siklus I yaitu pada siklus I mencapai 61,67% dan pada siklus II

meningkat menjadi 83,33% (lampiran 21 dan lampiran 27).

2). Pada siklus II ini, aktivitas siswa mengalami peningkatan dari 83,57%

pada siklus I menjadi 91,56% pada siklus II. Rata-rata kelas meningkat

dari 68 pada siklus I menjadi7 5,12. Sedangkan ketuntasan belajar

klasikal mengalami peningkatan dengan siswa yang tuntas ada 30 anak

dan tidak tuntas ada 10 anak sehingga dari 60% pada siklus I menjadi

75% pada siklus II. Dari hasil pengamatan tersebut maka pada siklus II

indikator keberhasilan sudah tercapai.

3). Siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD

dan siswa juga sudah melakukan pembelajaran dengan cukup baik.

4). Siklus II ini dipandang cukup baik, tetapi karena untuk memantapkan

kemampuan siswa dan keberhasilan siswa, maka nantinya akan

dilanjutkan lagi dalam siklus III dengan materi kebijakan fiskal dan

moneter. Dimana pada siklus III ini sebagai lanjutan dari siklus II.

3. Hasil Penelitian Siklus III

Siklus III ini adalah pembelajaran dengan materi kebijakan fiskal dan

moneter dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Materi ini merupakan lanjutan dari materi siklus II bukan pengulangan materi dari

siklus II. Perlu diingat materi antara silkus I dan siklus II tidak saling
79

mempengaruhi. Begitu juga antara siklus II dan siklus III bersifat independent.

Dengan demikian, nilai antar siklus juga bersifat independen. Dengan kegiatan

sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Alat-alat penelitian yang disusun pada siklus III hampir sama

dengan pertemuan dari siklus I maupun siklus II yaitu: rencana

pembelajaran (lampiran 1) dengan materi kebijakan fiskal dan moneter.

Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa (lampiran 8) dan menyiapkan

lembar kinerja guru (lampiran 12) dalam melaksanakn pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Selain itu, guru juga mempresentasikan kepada siswa mengenai

materi yang akan disampaikan dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD serta sedikit memberikan penjelasan

lagi mengenai model pembelajaran tersebut. Pada tahap ini guru

mengupayakan agar kondisi kelas dapat terkendali sehingga pembelajaran

dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

b. Pelaksanaan tindakan (acting)

Guru melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu pendahuluan dengan apersepsi,

guru menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti materi pelajaran,

kemudian siswa menyiapkan buku-buku materi yang akan digunakan

sebagai pendukung pembelajaran. Sebagian ada buku yang milik pribadi


80

serta ada beberapa buku yang dipinjam dari perpustakaan. Pada siklus ini

siswa terlihat adanya kesiapan dalam mengikuti pembelajaran, terlihat

dengan siswa dapat mengkondisikan dalam bentuk kelompok. Dalam

melaksanakan pembelajaran guru mengkomunikasikan topik

pembelajaran serta kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran yang

berkaitan dengan kebijakan fiskal dan moneter.

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan meminta siswa untuk

untuk berbaur sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pada

pertemuan sebelumnya. Pada siklus III ini, siswa lebih tertib karena sudah

memahami metode pembelajaran koopertif tipe STAD, dan telah siap

dengan materi yang akan diberikan.

Langkah berikutnya adalah guru memberikan tugas untuk dibahas

oleh kelompok. Setelah selesai, guru memberikan kunci jawaban untuk

dibahas bersama. Selanjutnya, siswa diberi tugas individu dan tugas

rumah untuk menyimpulkan materi yang dibahas tadi. Langkah terakhir

dari pelaksanaan tindakan ini adalah guru memberikan soal evaluasi

individu sebagai tes akhir siklus III. Jika sudah selesai, maka pekerjaan

dikoreksi oleh teman, yang digunakan untuk menentukan skor rata-rata

siswa baik individu maupun kelompok dan akan diumumkan perolehan

nilai tim tertinggi.


81

c. Pengamatan (Observing)

Observasi ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan,

tindakan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh

peneliti. Hasil pengamatan dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada siklus III diperoleh data-data sebagai berikut :

1) Data hasil tes siswa

Data hasil tes formatif siswa pada pra siklus dan siklus III dapat

dilihat pada tabel 6 berikut :

Tabel6 : Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus III

No Keterangan Pretes Siklus I


1 Kompeten (siswa yang mendapat nilai lebih 19 36
dari atau sama dengan 6,5)
2 Belum kompeten (siswa yang mendapat 21 4
nilai kurang dari 6,5)
3 Ketuntasan belajar 47.5% 90%

(Sumber pada lampiran 32)

Data di atas terlihat adanya peningkatan prestasi belajar siswa dari

sebelum dterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu

47,5% menjadi 90% pada siklus III setelah diterapkannya metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang tuntas sebesar

sebesar 19 siswa sebelum tindakan dan 36 siswa pada siklus III. Siswa

yang belum tuntas dikarenakan kurang memahami materi yang

disampaikan guru.

2) Lembar observasi siswa


82

a. Observasi mengenai kesiapan siswa dalam menerima pelajaran

Pada hasil analisis siklus III (Lampiran 30), dari 40 siswa

sebesar 98,75% telah siap menerima materi pelajaran, sedangkan yang

belum siap menerima pelajaran hanya tinggal 1,25%, yaitu hanya 2

siswa yang tidak membawa buku paket karena lupa. Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan pada siklus III ini dibandingkan

siklus I dan II.

b. Observasi mengenai Aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

Pada hasil penelitian siklus ini dapat dilihat (Lampiran30) bahwa

siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD telah

mencapai 97,19%, sedangkan yang kurang aktif tinggal 2,81%, karena takut

dan minder dalam menjawab pertanyaan maupun dalam mengemukakan

pendapat . Kebanyakan dari mereka adalah yang mempunyai kurang. Hal ini

berarti ada peningkatan pada siklus III ini, setelah siswa diberikan motivasi

tentang pentingnya berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran kooperatif.

c. Wawancara siswa mengenai pelaksanaan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

Dari hasil wawancara siswa pada siklus III (Lampiran 31),

menunjukkan sebesar 98,13% siswa merespon positif dan mendukung

kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan siswa yang kurang


83

mendukung dalam model pembelajaran ini adalah 1,87%, yang terdiri atas

siswa karena mereka terlalu pendiam.

3) Data Observasi Kinerja Guru

Pada siklus III, guru melaksanakan pembelajaran dengan

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu

pendahuluan dengan apersepsi, guru menanyakan kesiapan siswa

dalam mengikuti materi pelajaran, kemudian siswa menyiapkan buku-

buku materi yang akan digunakan sebagai pendukung pembelajaran.

Pada pertemuan ini guru mengkomunikasikan topik pembelajaran

serta kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran yang berkaitan

dengan kebijakan fiskal dan moneter.

Guru dalam memberi motivasi siswa sudah cukup baik karena

banyak siswa yang aktif dalam tanya jawab serta antusias siswa dalam

memperhatikan sehingga tercipta suasana belajar yang aktif dalam

proses pembelajaran.

Guru membimbing siswa mengorganisasikan kegiatan

kelompok selama kegiatan belajajar mengajar berlangsung. Guru

dalam kegiatan lembar kerja siswa juga memberi arahan dan

bimbingan, dalam memantau jalannya kegiatan dalam lembar kerja

siswa sudah baik, guru juga sudah secara optimal memantau secara

langsung pada setiap kelompok.


84

Berdasarkan hasil observasi kenerja guru pada siklus III

kategori baik. Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat pada tabel 7 ,

sebagai berikut :

Tabel 7: Kinerja guru Pada Siklus III


No Aspek yang diamati Skor Kategori
1 Kegiatan Awal
a. Apersepsi 4 Sangat baik
b. Presarat pengetahuan 4 Sangat baik
c. Motivasi 4 Sangat baik

2 Kegiatan inti
a. Guru menciptakan suasana aktif belajar 4 Sangat baik
b. Guru menguasai materi 4 Sangat baik
c. Guru memotovasi dan membimbing siswa 4 Sangat baik
dalam kegiatan pembelajaran
d. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi 4 Sangat baik
e. Guru membimbing siswa dalam 4 Sangat baik
menyampaikan materi didepan kelas
f. Guru memotivasi dan menanggapi tanya 4 Sangat baik
jawab hasil dari kegiatan
g. Guru melakukan refleksi jalannya 4 Sangat baik
pembelajaran
h. Guru melakukan penekanan pada materi 3 Baik
penting

3 Penerapan
a. Kesesuaian soal dengan materi 3 Baik
b. Guru mengamati kegiatan siswa 4 Sangat baik

4 Penutup
a. Guru membimbing siswa dalam menarik 4 Sangat baik
kesimpulan
b. Guru memberi tugas dan melakukan evaluasi 3 Baik
Sumber data : Pengolahan hasil kinerja guru pada siklus III (lampiran 35)

d. Refleksi (Reflecting)
85

Gambaran umum pelaksanaan siklus III baik, karena sudah ada

peningkatan, dan sudah dapat dilakukan guru secara konstan. Setelah

dilakukan observasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus

III di peroleh refleksi sebagai berikut :

1) Kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan yang

baik yaitu pada siklus I baru mencapai 61,67%, pada siklus II meningkat

menjadi 83,33% dan siklus III menjadi 95% (lampiran 21, 27 dan

lampiran 35).

2) Pada siklus III ini, aktivitas siswa mengalami peningkatan dari 83,57%

pada siklus I menjadi 91,56% pada siklus II dan 97,19% pada siklus III.

Rata-rata kelas meningkat dari 68 pada siklus I menjadi 75,12 dan menjadi

77,37. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal mengalami peningkatan

dengan siswa yang tuntas ada 36 anak dan siswa yang tidak tuntas ada 4

anak, sehingga ketuntasan dari 60% pada siklus I menjadi 75% pada siklus

II dan meningkat lagi menjadi 90% pada siklus III. Dari hasil pengamatan

tersebut maka pada siklus III indikator keberhasilan sudah tercapai.

3) Siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD

dan siswa juga sudah melakukan pembelajaran dengan cukup baik.

4) Siklus III ini dipandang sudah sangat baik dan materi dapat

diselesaikan dengan baik pula.


86

B. Pembahasan

Pada pembahasan dalam penelitian ini merupakan pembahasaan yang

mengarah pada hasil observasi selama penelitian. Dimana penelitian tindakan

kelas ini dilaksanakan untuk kemudian dilakukan refleksi secara keseluruhan

pada tiap-tiap siklusnya.

Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terdapat

interaksi yang baik antara guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran guru harus

dapat menentukan metode-metode yang akan digunakan dalam pembelajaran,

yang disesuaikan dengan dengan karakteristik materi yang akan disampaikan,

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercaapai secara optimal. Proses

pembelajaran dapat dikatakan optimal apabila terdapat keaktifan siswa dan guru

dalam proses pembelajaran yang nantinya berdampak pada hasil belajar siswa

yang tinggi sehingga proses pembelajaran dapat berkualitas, baik dari segi

kognitif maupun keaktifan siswa (afeksi siswa).

Tercapainya tujuan pengajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah

berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar diketahui

setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal. Sejauh mana tingkat

keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik dan

persentase keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang

dapat diketahui melalui hasil belajar siswa.

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan observasi

awal untuk mengidentifikasikan permasalahan. Guru juga mempersiapkan


87

rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar pengamatan aktivitas siswa dan

guru untuk menunjang proses jalannya pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada penelitian tindakan kelas ini berdasarkan pada hasil

observasi awal yang menunjukan bahwa kegiatan belum optimal, metode

pembelajaran belum sesuai, masih dengan ceramah, ditandai dengan hasil belajar

yang belum sesuai dengan target, sebagai bentuk pemecahan dari permasalahan

itu, maka digunakanlah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri I Boja. Selama

pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe STAD pada materi kebijakan fiskal dan moneter, dari siklus satu ke siklus

berikutnya terjadi perubahan dalam proses pembelajaran ke arah yang lebih baik.

Perubahan ini dilihat dari hasil ketuntasan hasil belajar sebelum diterapkannya

metode kooperatif tipe STAD dengan hasil ketuntasan hasil belajar setelah

menggunakan metode kooperatif tipe STAD. Nilai awal yang diperoleh dari hasil

pretes dijadikan dasar ukuran perhitungan ketuntasan hasil belajar tiap siklus.

Materi tiap-tiap siklus merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya dan bukan

pengulangan. Jadi materi antar siklus bersifat independen atau tidak saling

mempengaruhi. Begitu juga nilai dari masing-masing siklus tidak saling

mempengaruhi sebagai kelanjutan dari materi. Hasil observasi terhadap

pelaksanaan proses pembelajaran yang meliputi hasil observasi keaktifan siswa,

kinerja guru, pada proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan hasil belajar
88

siswa dari siklus I sampai dengan siklus III mengalami peningkatan. Peningkatan

ini diukur berdasarkan nilai tes awal masing-masing siswa.

Hasil observasi pada proses pembelajaran menunjukkan bahwa keaktifan

siswa dari satu siklus ke siklus berikutnya mengalami peningkatan. Peningkatan

keaktifan siswa dari siklus I sampai dengan siklus III menunjukkan bahwa pada

siklus I sebesar 83,57%, pada siklus II meningkat menjadi 91,56% dan pada

siklus III meningkat menjadi 97,19%. Keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus

I mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum tindakan kelas

dilaksanakan. Sebelum tindakan kelas dilaksanakan, banyak siswa yang pasif,

tidak bertanya, mengantuk, dan melaksanakan kegiatan yang tidak mendukung

proses pembelajaran. Pada siklus I, siswa sudah mulai aktif mengikuti kegiatan

pembelajaran, walaupun belum optimal.

Hasil analisis terhadap hasil belajar siswa menunjukkan bahwa dari siklus I

sampai siklus III mengalami peningkatan. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar

yang dicapai siswa sebesar 68 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 60%. Pada

siklus II, rata-rata hasil belajar siswa sebesar 75,12% dan ketuntasan belajar

klasikal sebesar 75%. Dan pada siklus III, rata-rata belajar yang dicapai siswa

sebesar 77,37 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 90%.

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

pemahaman siswa terhadap materi atau konsep yang dipelajari melalui kegiatan

yang telah dilaksanakan siswa. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dalam

penelitian ini sekurang-kurangnya 75% dari keseluruhan siswa yang ada dikelas
89

tersebut dengan memperoleh nilai 65 atau mencapai ketuntasan 65% (Mulyasa,

2004:99)

Hasil ketuntasan belajar individual menunjukkan, pada siklus I sebanyak

16 siswa yang belum tuntas,10 siswa pada siklus II, dan pada siklus III ada 4

siswa yang belum tuntas. Siswa yang tidak tuntas belajarnya pada siklus I diduga

karena melakukan aktivitas yang kurang mendukung pada saat proses

pembelajaran berlangsung, seperti ramai, diam, mengganggu kerja teman,

sehingga informasi tidak dapat diterima dengan baik yang mempengaruhi hasil

belajar siswa.

Kinerja guru dalam menyampaikan materi juga mengalami kenaikan

dibanding dari sebalum diterapkannya metode pembelajaran STAD.guru berusaha

memberi motivasi kepada siswa dan mencoba mengkondisikan kelas dengan baik,

sehingga tercipta suasana belajar dengan baik. Dalam kegiatan belajar mengajar,

guru membimbing siswa mwngorganisasikan kegiatan dalam kelompok untuk

mengerjakan tugas dan berdiskusi. Sedangkan dalam lembar kerja siswa, guru

memberikan arahan dan bimbingan, memantau jalannya kegitan belajar mengajar.

Hasil kinerja guru pada siklus I sebesar 61,67%, pada siklus II sebesar

83,33% dan pada siklus III sebesar 95%. Dari data tersebut menunjukkan adanya

kenaikan kinerja guru secara dinamis dari siklus I, siklus II dan siklus III. Guru

berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangannya dalam proses pembelajaran,

dari cara memberi motivasi, penyampaian materi, pengaplikasian materi,

pemberian tugas dan membimbing siswa dalam menarik kesimpulan.


90

Hasil observasi terhadap kinerja guru dalam menerapkan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dari satu siklus ke siklus-siklus berikutnya,

menunjukkan bahwa kinerja guru sudah baik. Pada siklus I, guru sudah

melaksanakan seluruh langkah–langkah pembelajaran yang telah di susun, namun

belum secara optimal karena masih ada beberapa langkah yang belum dilakukan

secara baik. Pada siklus II, kinerja guru semakin baik. Hal tersebut ditunjukkan

dengan sudah dilakukanya langkah–langkah pembelajaran secara optimal. Pada

siklus III juga sudah dilakukan dengan baik, yang ditunjukan dengan banyaknya

langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan secara optimal. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengoptimalkan proses pembelajaran

yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa secara kognitif dan

keaktifan belajar siswa. Indikator dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan

tolak ukur dari keberhasilan penelitian tindakan kelas. Belum tercapainya

indikator dalam penelitian ini disebabkan masih terdapat permasalahan-

permasalahan yang dihadapi pada siklus 1 yaitu:

1. Suasana kelas belum terkendali, karena masih banyaknya siswa yang

berbicara sendiri.

2. Siswa dan guru mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran

timbal-balik, karena belum terbiasa.

3. Kurangnya kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.


91

4. Siswa masih kurang berani dalam menjawab pertanyaan maupun

menyampaikan pendapat.

Namun hal ini dapat diatasi dengan baik karena adanya kerja sama yang

cukup baik antara guru dengan siswa, sehingga pembelajaran tetap dapat berjalan

dengan baik dan lancar. Kemudian pelaksanaan pada siklus II dan siklus III guru

berusaha untuk melakukan perbaikan-perbaikan dari kesalahan yang terjadi dari

siklus I. Upaya-upaya yang telah dilakukan guru pada kegiatan siklus II dan siklus

III untuk lebih mengoptimalkan lagi proses pembelajaran yaitu:

1. Mempersiapkan serta merencanakan rencana pembelajaran dengan sebaik

mungkin

2. Guru memberikan bimbingan serta arahan dan penguatan pada siswa, agar

siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran

3. Guru memotivasi siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses belajar

mengajar

4. Guru melatih siswa untuk dapat berfikir secara kritis

5. Guru berusaha menumbuhkan keberanian siswa untuk berani menjawab

pertanyaan dan menyampaikan pendapat.

Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan Kebijakan fiskal dan moneter

merupakan suatu pembelajaran yang mengarah pada strategi pembelajaran yang

mengaktifkan siswa dalam bentuk kelompok. Dimana pembelajaran yang


92

dilakukan guru dengan sedemikian rupa diharapkan dapat membawa perubahan-

perubahan kearah yang lebih baik

Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu alternatif untuk

meningkatkan aktivitas siswa serta pemahaman siswa terhadap mata pelajaran

sehingga pembelajarn yang berlangsung dapat menjadi lebih baik dan diperoleh

secara optimal. Pembelajaran ekonomi pokok bahasan Kebijakan fiskal dan

moneter dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri I Boja Tahun

2006/2007.
93

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian yang telah ditulis pada bab sebelumnya dapat dikemukakan simpulan dan

saran sebagai berikut:

5.1 Simpulan

1. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

menggunakan penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kenerja guru

dalam pembelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan kinerja guru

pada siklus I sebesar 61,67%, siklus II sebesar 83,33% dan siklus III sebesar

95%.

2. Keaktifan siswa dalam belajar menunjukkan adanya kenaikan. Metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD melatih siswa berdiskusi, mengeluarkan

pendapat dan melatih siswa bekerja dalam tim. Keaktifan belajar siswa pada

siklus I sebesar 83,57%, siklus II sebesar 91,56% dan siklus III sebesar

98,15%.

3. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi

siswa. Hal ini terlihat pada siklus I terdapat paningkatan sebesar 5,5%, siklus

II sebesar 12,62% dan siklus III sebesar 14,87%, dengan indikator

ketercapaian prestasi belajar melebihi dari yang ditetapkan yaitu 90% dari

keseluruhan siswa dengan mendapat nilai minimal 6,5.


94

5.2 Saran

1. Hendaknya guru memanfaatkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan

keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.

2. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan sebagai suatu

cara yang efektif dalam melatih siswa untuk bersosialisasi dengan temannya

karena akan menumbuhkan suasana yang salin asah, asih, asuh.

3. Penerapan metode pembelajaran STAD diharapkan dapat digunakan sebagai

masukan pagi peneliti lain untuk melakukan penelitian yang serupa atau

bahan perbandingan dengan metode pembelajaran lain untuk diketahui hasil

yang efektif dalam suatu metode pembelajaran dan meningkatkan aktifitas

siswa dalam proses pembelajaran.


95

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Chatarina Tri, dkk. 2005. ”Psikologi Belajar”. Semarang : UPT UNNES Press.

Arifin, Zaenal. 1991. ”Evaluasi Interaksional : Prinsip, Teknik, Prosedur”. Bandung


: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. ”Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta : PT. Rineka


Cipta.

------------------------. 2002. “Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek”.


Jakarta : PT. Rineka Cipta.

------------------------. 2006. ”Penelitian Tindakan Kelas”. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Darsono, Max, dkk. 2002. ”Belajar dan Pembelajaran”. Semarang : CV. IKIP
Semarang Press.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. ”Psikologi Belajar”. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Hasibuan, J.J. dan Mudjiono. 2000. ”Proses Belajar Mengajar”. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.

Hastuti, Widya. 2003. ”efektivitas Penggunaan Metode Pembelajaran STAD untuk


Mengajarkan Sistem Linier Dua Peubah Siswa Kelas 2 Semester II
SLTP N 24 Semarang Tahun Pelajaran 2002/2003”. Skripsi. FMIPA
UNNES.

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2002. ”Pembelajaran Kooperatif”. Surabaya : University


Press.

Lie, Anita. 2002. ”Cooperative Learning : Mempraktikan Cooperative Learning di


Ruang-ruang Kelas”. Jakarta : PT. Gramedia.

Mulyasa, E. 2004. “Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik, dan


Implementasi”. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 2002. ”Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar”.


Bandung : PT. Bumi Aksara.

Nurhadi. 2004. ”Kurikulum 2004 : Pertanyaan dan Jawaban”. Jakarta : PT.


Grasindo.
96

Nur, Muhammad. 2005. ”Pembelajaran Kooperatif”. Jawa Timur : Depdiknas.

Poerwadarminta. 1995. ”Kamus Umum Bahasa Indonesia”. Jakarta : Balai Pustaka.

Ritonga, dkk. 1999. ”Pelajaran Ekonomi 2 untuk SMU Kelas XI”. Jakarta : Erlangga.

Saptono, Sigit. 2003. ”Paparan Kuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi”.


Semarang : Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Sardiman, A.M. 2004. ”Inetaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Setyorini, Rahayu. 2003. “Perbandingan Hasil Belajar Matematika antara Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan STAD pada Pokok bahasan
Sistem Persamaan Linier pada Siswa Kelas I Semester II SMU N I
Guntur Kabupaten demak tahun Pelajaran 2002/2003”. Skripsi.
FMIPA UNNES.

Sudjarwo, H. 2001. “ Metodologi Penelitian Sosial”. Bandung : Mandar Maju.

Supardi. 2006. ”Penelitian Tindakan Kelas”. Jakarta : Bumi Akasara.

Sudikin, dkk. 2002. ”Manajemen Penrlitian Tindakan Kelas”. Insan Cendekia.

St. Sunarto. 2005. ”Bagaimana Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas


(Classroom Action Research)”. Regional Education Development and
Improvement Program (REDIP) : JICA.

Sutarto, Joko. 1999. “Pengantar Pendidikan”. Semarang : CV. IKIP Semarang Press.
97

LAMPIRAN-LAMPIRAN
98

Lampiran 1
RENCANA PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA NEGERI 1 BOJA


Kompetensi :Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kelas/semester :XI/I
Waktu :2 Jam Pelajaran (@45 Menit)
Metode :Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

A. Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami kebijakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter, serta
pengaruhnya terhadap perekonomian.
B. Indikator pencapaian Hasil Belajar.
1. Mendiskripsikan pajak dan fungsinya
2. Membedakan pajak dengan pungutan resmi lainnya sebagai sumber
pendapatan Negara dan daerah.
C. Sumber dan Bahan
1. Buku Ekonomi (Paket Ekonomi kelas XI, Ekonomi SMA untuk kelas XI,
penerbit Erlangga)
2. LKS ( Lembar Kerja Siswa)
D. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Strategi
Memberikan informasi, mengadakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Metode
Demonstrasi, diskusi dan tanya jawab, mengerjakan latihan.
3. Skenario Pembelajaran
- Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Motivasi
99

c. Presensi
- Kegiatan inti
a. Guru memberikan informasi umum kepada siswa tentang
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Guru mendemonstrasikan tentang bentuk pajak dan pungutan resmi
lainnya.
c. Siswa mendiskusikan sub kompetensi yang diajarkan tersebut dengan
kelompoknya.
- Penutup
a. Mengadakan tes
b. Penugasan
c. Motivasi
4. Penilaian
a. Proses belajar
b. Hasil belajar
Boja, 2007
Guru mata pelajar

Dra. Rukisti
100

RENCANA PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA NEGERI 1 BOJA
Kompetensi :Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kelas/Semester :XI/I
Waktu :2 Jam Pelajaran (@45 Menit)
Metode :Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
A. Kompetensi dasar
Kemampuan memahami kebijakan pemerintah di bidang fiscal dan moneter, serta
pengaruhnya terhadap perekonomian.
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar.
Memberikan contoh dalam menghitung pajak (PPh, PPN, dan PBB) sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.
C. Sumber dan Bahan
1. Buku Ekonomi (Paket Ekonomi kelas XI, Ekonomi SMA untuk kelas XI,
penerbit Erlangga)
2. LKS ( Lembar Kerja Siswa)
D. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Strategi
Memberikan informasi, mengadakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Metode
Demonstrasi, diskusi dan Tanya jawab, mengerjakan latihan.
3. Skenario Pembelajaran
- Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Motivasi
c. Presensi
- Kegiatan inti
a. Guru memberikan informasi umum kepada siswa tentang
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
101

b. Guru mendemonstrasikan tentang cara mrnghitung pajak (PPh, PPN


dan PBB) sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
c. Siswa mendiskusikan sub kompetensi yang diajarkan tersebut dengan
kelompoknya.
- Penutup
a. Mengadakan tes
b. Penugasan
c. Motivasi
4. Penilaian
a. Proses belajar
b. Hasil belajar

Boja , 2007
Guru mata pelajaran

Dra. Rukisti
102

RENCANA PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA NEGERI 1 BOJA
Kompetensi :Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kelas/Semester :XI/I
Waktu :2 Jam Pelajaran (@45 Menit)
Metode :Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
A. Kompetensi dasar
Kemampuan memahami kebijakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter, serta
pengaruhnya terhadap perekonomian.
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar.
Memberikan contoh dalam menghitung pajak (PPh, PPN, dan PBB) sesuai
dengan undang-undang yang berlaku.
C. Sumber dan Bahan
1. Buku Ekonomi (Paket Ekonomi kelas XI, Ekonomi SMA untuk kelas XI,
penerbit Erlangga)
2. LKS ( Lembar Kerja Siswa)
D. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Strategi
Memberikan informasi, mengadakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Metode
Demonstrasi, diskusi dan Tanya jawab, mengerjakan latihan.
3. Skenario Pembelajaran
- Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Motivasi
c. Presensi
- Kegiatan inti
a. Guru memberikan informasi umum kepada siswa tentang
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
103

b. Guru mendemonstrasikan tentang cara mrnghitung pajak (PPh, PPN


dan PBB) sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
c. Siswa mendiskusikan sub kompetensi yang diajarkan tersebut dengan
kelompoknya.
- Penutup
a. Mengadakan tes
b. Penugasan
c. Motivasi
4. Penilaian
a. Proses belajar
b. Hasil belajar
Boja , 2007
Guru mata pelajaran

Dra. Rukisti
104

RENCANAPEMBELAJARAN
Sekolah : SMA NEGERI 1 BOJA
Kompetensi :Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kelas/Semester :XI/I
Waktu :2 Jam Pelajaran (@45 Menit)
Metode :Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
A. Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami kebijakan pemerintah di bidang fiscal dan moneter, serta
pengaruhnya terhadap perekonomian.
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar.
1. Mendiskripsikan kebijakan fiskal dan moneter
2. Mengidentifikasi kebijakan fiskal dan moneter.
C. Sumber dan Bahan
1. Buku Ekonomi (Paket Ekonomi kelas XI, Ekonomi SMA untuk kelas XI,
penerbit Erlangga)
2. LKS ( Lembar Kerja Siswa)
D. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Strategi
Memberikan informasi, mengadakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Metode
Demonstrasi, diskusi dan Tanya jawab, mengerjakan latihan.
3. Skenario Pembelajaran
- Pendahuluan
a. Apersepsi
b. Motivasi
c. Presensi
- Kegiatan inti
Guru memberikan informasi umum kepada siswa tentang pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
105

a. Guru mendemonstrasikan tentang kebijkan fiskal dan moneter serta


jenis-jenisnya.
b. Siswa mendiskusikan sub kompetensi yang diajarkan tersebut dengan
kelompoknya.
- Penutup
a. Mengadakan tes
b. Penugasan
c. Motivasi
4. Penilaian
a. Proses belajar
b. Hasil belajar
Boja, 2007
Guru mata pelajaran

Dra. Rukisti
106

Lampiran 2
107
108
109

Lampiran 3
SOAL PRETEST

PETUNJUK UMUM

1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia


2. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberikan tanda silang (X)
pada huruf abjad dilembar jawaban.
3. Jika ada jawaban yang kalian anggap salah dan ingin dibetulkan, maka coretlah
dengan dua garis mendatar pada huruf jawaban yang hendak diganti.
Contoh : Pilihan semula : ABCDE
Pembetulan : ABCDE
4. Periksa kembali seluruh jawaban sebelum diserahkan kepada petugas.

Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, d, dan e pada jawaban yang anda anggap
benar!
1. Pungutan Sejumlah uang yang dilakukan oleh pengusaha/pemerintah berdasarkan
Undang-undang dan tidak diberi balas jasa secara langsung disebut……
a. Bea d. Denda
b. Premi e. Retribusi
c. Pajak
2. Pengertian Pajak yang tidak dirumuskan dalam UU perpajakan adalah sebagai
berikut……
a. Iuran wajib d. Untuk membiayai pengeluaran individu
b. Berdasarkan norma hukum e. Untuk meningkatkan kesejahteraan umum
c. Balas jasa bersifat tidak langsung
3. Pungutan yang dikenakan atas pemanfaatan sarana umum yang disediakan
pemerintah dinamakan……
a. Pajak d. Bea cukai
b. Iuran e. Retribusi
c. Subsidi
4. Pajak yang digunakan sebagai sarana mengatur kegiatan konsumsi, produksi dan
perdagangan. Berarti Pajak mempunyai…..
a. Distribusi d. Keadilan
b. Moneter e. Stabilitas
c. Budgeter
5. Pajak dapat berfungsi distributif, maksudnya adalah…..
a. Pajak sebagai sarana pemerataan pendapatan
b. Pajak merupakan sumber pendapatan Negara
c. Beban Pajak sesuai dengan kemampuan wajib Pajak.
110

d. Hasil Pajak sesuai dengan kemampuan wajib Pajak


e. Jenis-jenis Pajak ditentukan oleh pemerintah pusat
6. Proyek ini dibangun dengan Pajak yang saudara bayar. Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa Pajak memiliki fungsi….
a. Realokasi d. Distribusi
b. Regular e. Alokasi
c. Stabilitas
7. Pembayaran Pajak adalah kelompok masyarakat/badan yang tergolong mampu.
Hal ini sesuai dengan prinsip……
a. Keadilan d. Kesenangan
b. Keuntungan e. Kesamaan
c. Kemampuan
8. Menurut Adam Smith, yang tidak termasuk asas Pajak adalah….
a. Keadilan d. Ekonomi
b. Kepastian e. Manfaat
c. Kesenangan
9. Kepada masyarakat yang kebetulan mendapatkan hadiah atau undian, dikenai
Pajak yang besarnya diatur secara khusus. Menurut W.J Langen hal tersebut
termasuk asas…..
a. Kesamaan d. Istimewa
b. Daya pikul e. Ekonomi
c. Kesejahteraaan
10. Yang dimaksud dengan system self accesment adalah……
a. Perhitungan Pajak dilakukan oleh wajib Pajak
b. Penyetoran Pajak dilakukan oleh badan usaha
c. Penyetoran Pajak dilakukan sekali dalam satu tahun
d. Perhitungan dan penyetoran Pajak dilakukan oleh wajib Pajak
e. Perhitungan dan penyetoran pajak dilakukan oleh badan usaha
11. Perhitungan Pajak penghasilan di Indonesia menganut pola perhitungan…..
a. Tetap d. Degresif
b. Regresif e. Proporsional
c. Progresif
12. Orang atau badan hukum yang wajib membayar Pajak kepada Negara disebut…..
a. Obyek Pajak d. Retribusi
b. Subyek Pajak e. Pemungutan pajak
c. Tarif Pajak
13. Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat adalah Pajak….
a. Penghasilan d. Tontonan
b. Bumi dan bangunan e. Iklan
111

c. Kendaraan bermotor
14. Beberapa Pajak yang tidak dipungut oleh pemerintah daerah adalah sebagai
berikut yaitu Pajak…….
a. Hotel d. Penerangan jalan
b. Restoran e. Penjualan barang mewah
c. Bumi dan bangunan
15. Pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan
pada pihak lain adalah Pajak……
a. Daerah d. Penghasilan
b. Negara e. Tidak langsung
c. Langsung

16. Berdasarkan grafik tersebut yang merupakan Pajak degresif adalah nomor…….
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
17. Berikut ini yang tidak termasuk jenis Pajak langsung adalah ………
a. Gaji, upah, komisi d. Laba usaha dan bunga tabungan
b. Royalty, honorarium e. Minuman ringan, alat fotografi
c. Hadiah undian, penghargaan
18. Di bawah ini yang termasuk jenis Pajak langsung adalah…….
a. Cukai dan PPnBM d. Pajak penjualan dan penghasilan
b. Cukai dan Pajak penjualan e. Pajak penjualan dan perseroan
c. Pajak tontonan dan PPnBM
19. UU perpajakan nasioanal yang mengatur tentang Pajak penghasilan adalah
undang-undang no….
a. 12 tahun 1994 d. 18 tahun 2000
b. 16 tahun 2000 e. 20 tahun 2000
c. 17 tahun 2000
20. Pemungutan oleh perhitungan besarnya Pajak ditentukan oleh aparatur
pemerintahmerupakan system pemungutan Pajak…..
a. Social system d. Self assessment system
b. Economic system e. Official assessment system
112

c. With holding system


21. Berikut adalah jenis Pajak tidak langsung…..
a. Pajak penjualan d. Pajak atas bunga
b. Pajak perseroan e. Iuran pembangunan daerah
c. Pajak penghasilan
22. Seseorang yang membayar Pajak sebaiknya jangan antri terlalu panjang dengan
udara yang panas. Hal ini sesuai dengan asas…..
a. Keadilan d. Kesenangan
b. Ekonomi e. Kesamaan
c. Kepastian
23. Pajak yang dipungut dari hasil penyelenggaraan hiburan oleh pemerintah daerah,
disebut Pajak……
a. Iklan d. Tontonan
b. Hiburan e. Pendapatan
c. Kekayaaan
24. Yang dimaksud penghasilan kena Pajak adalah….
a. Batas terendah dari beban Pajak seseorang
b. Batas penghasilan yang tidak dipungut Pajak
c. Jumlah penghasilan masyarakat yang diperhitungkan Pajak
d. Jumlah tertentu dari penghasilan seseorang yang dikenakan Pajak
e. Batas minimal jumlah pemghasilan yang diperhitungkan pajaknya
25. Undang-undang Pajak no. 12 tahun 1994 mengatur tentang Pajak…..
a. Penjualan d. Bumi dan bangunan
b. Penghasilan e. Penjualan barang mewah
c. Pertambahan nilai
26. Penghasilan bersih Pak Jojon Rp. 4.000.000,- perbulan. PTKP sebesar Rp.
15.600.000,-. Pajak penghasilan yang harus dibayar perbulan…….
a. Rp. 156.000,- d. Rp. 200.000,-
b. Rp. 163.333,33 e. Rp. 270.000,-
c. Rp. 165.833,33
27. Pak Abdullah memiliki kebun dengan nilai Rp. 48.000.000,-. Jika nilai jual kena
Pajak Rp. 8.000.000,- maka PBB yang harus dibayarkan sebesar…..
a. Rp. 40.000,- d. Rp. 80.000,-
b. Rp. 48.000,- e. Rp. 400.000,-
c. Rp. 56.000,-
28. Ekspor barang mewah dikenakan tarif Pajak sebesar….
a. 0% d. 30%
b. 10% e. 35%
c. 20%
113

29. Pada transaksi jual beli tanah, akta jual beli dikenakan bea materai sebesar….
a. Rp. 1.000,- d. Rp. 5.000,-
b. Rp. 3.000,- e. Rp. 6.000,-
c. Rp. 4.000,-
30. Dibawah ini adalah dokumen yang dikenai bea materai adalah…..
a. Konosemen d. Surat angkutan penumpang dan barang
b. Cek dan bilyet giro e. Bukti penerimaan dan pengiriman
c. Surat penyimpanan barang
31. PT. Sinar Harapan pada tahun 2003 mempunyai penghasilan kena Pajak Rp.
125.000.000,- Maka PT Sinar Harapan dikenakan Pajak sebesar…..
a. Rp. 5.000.000,- d. Rp. 30.000.000,-
b. Rp. 10.000.000,- e. Rp. 40.000.000,-
c. Rp. 20.000.000,-
32. Pajak yang dalam pelaksanaan tidak memperhatikan keadaan atau kemampuan
wajib Pajak disebut Pajak….
a. Materi d. Obyektif
b. Immateri e. Reality
c. Subjektif
33. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pembayaran PBB,
kecuali….
a. Subyek PBB d. Luas tanah dan bangunan
b. Besarnya NJKP e. Besarnya tarif
c. Besarnya NJOP
34. Pajak yang ditetapkan Direktorat Jenderal Pajak secara berkala dan biasa
dipungut satu tahun sekali disebut…..
a. Pajak langsung d. Pajak produsen
b. Pajak tidak langsung e. Pajak dalam negeri
c. Pajak konsumen
35. Bank Sentral menetapkan suku bunga sebesar 10%. Kebijakan tersebut
merupakan bagian dari kebijakan moneter…..
a. Persuasi moral d. Pengawasan kredit
b. Politik rasio kas e. Politik pasar terbuka
c. Kebijakan diskonto
36. Yang merupakan ketua Dewan Moneter yang bmengendalikan kebijakan
moneter di Indonesia adalah….
a. MPR d. Menteri perdagangan
b. Presiden e. Gubernur Bank Indonesia
c. Menteri keuangan
114

37. Untuk mengendalikan uang yang beredar, pemerintah melakukan pungutan paksa
kepada masyarakat. Kegiatan tersebut merupakan bentuk dari….
a. Kebijakan fiskal d. Politik pasar terbuka
b. Politik diskonto e. Kebijakan non moneter
c. Kebijakan politik
38. Tujuan kebijakan fiskal adalah menyeimbangkan anggaran, artinya….
a. Anggaran pendapatan sama dengan anggaran belanja
b. Anggaran pendapatan lebih besar dari anggaran belanja
c. Anggaran rutin sama dengan penerimaan pembangunan
d. Anggaran pembangunan sama dengan penerimaan pembangunan
e. Anggaran pendapatan pembangunan sama dengan anggaran biaya rutin
39. Jumlah penerimaan tahun 2004 adalah Rp. 219.603,8 miliar dan jumlah
pengeluaran adalah Rp. 219.603,8 miliar. Tahun 2005, baik penerimaan maupun
pengeluaran naik sebesar 11,9 %. Kebijakan anggaran demikian disebut….
a. Defisit d. Surplus dan dinamis
b. Surplus e. Berimbang dan Dinamis
c. Berimbang
40. Laba perusahaan Negara termasuk penerimaan……
a. Pajak d. Bukan Pajak
b. Migas e. Bea masuk dan cukai
c. Non migas
41.
A B C
1. Peningkatan tarif Pajak 1. Pemberlakuan jaminan 1. Pengawasan harga
pemerintah
2. Politik diskonto 2. Peningkatan upah 2. Pengaturan pengeluaran
pemerintah
3. Peningkatan produksi 3. Politik pasar terbuka 3. Penurunan suku bunga

Dari matrik di atas yang merupakan kebijakan fiskal adalah….


a. A1, B1 dan C1 d. A2, B2 dan C3
b. A1, B1 dan C2 e. A3, B3 dan C3
c. A2, B2 dan C2
42. Hasil sitaan atau lelang atau denda termasuk ……
a. Pajak d. Bantuan luar negeri
b. Utang e. Peneramaan bukan pajak
c. Pinjaman
43. Dibawah ini yang termasuk dalam kebijakan fiskal adalah …..
a. Politik kredit selektif
b. Politik harga dan politik produksi
115

c. Politik cadangan kas dan politik perpajakan


d. Politik diskonto dan politik pasar terbuka
e. Politik perpajakan dan kebijaksanaan APBN
44. Perhatikan pernyataan-pernyataan dibawah ini:
1. Kesempatan kerja 3. Praktek diskonto
2. Stabilitas moneter 4. Moral suasion
Dari pernyataan tersebut yang merupakan tujuan kebijaksanaan moneter adalah

a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 3 e. 1 dan 4
c. 2 dan 3
45. Pajak pertambahan nilai dan Pajak penjualan atas barang mewah seharusnya
dibayar oleh …..
a. Produsen d. Pembeli barang mewah
b. Konsumen e. Produsen dan konsumen
c. Pemerintah
46. Penggunaan Pajak Penjualan (PPn) pada setiap transaksi sebesar 10% dapat
mengakibatkan ….
a. Keuntungan si penjual berkurang
b. Merangsang pembeli berbelanja dalam partai besar
c. Merangsang pedagang memberi potongan tunai kepada pembeli
d. Merangsang pedagang untuk menambah jenis barang dagangan
e. Kenaikan harga jual dari pedagang kepada konsumen
47. Beda Pajak dan Retribusi adalah…..
a. Pemerintah lebih mengutamakan pendapatan dari sector Pajak dari pada
dari retribusi
b. Pajak memiliki berbagai macam jenis sedangkan retribusi hanya terdiri dari
satu jenis.
c. Lebih banyak anggota masyarakat yang dapat terjaring pada retribusi dari
pada dari Pajak
d. Nilai Pajak lebih besar dari pada nilai retribusi dan nilai Pajak harus
dibarengi dengan imbalan langsung
e. Pajak dipungut tanpa ada kewajiban pemerintah untuk memberi imbalan
secara langsung, sedangkan retribusi dipungut berdasarkan jasa yang kita
peroleh dari pemerintah
48. Berdasarkan sistem pemungutan Pajak, Pajak penghasilan termasuk Pajak ….
a. Pusat d. Langsung
b. Daerah e. Tidak langsung
c. Subyektif
49. 1. Bea lelang 3. Pajak penghasilan
116

2. Bea materai 4. Pajak hadiah


Data-data diatas termasuk…..
a. Pajak Pusat d. Pajak Langsung
b. Pajak daerah e. Pajak tidak langsung
c. Pajak subyektif
50. Iuran TVRI dan iuran parkir termasuk….
a. Bea d. Retribusi
b. Cukai e. Bea masuk
c. Pajak
51. Semakin tinggi pendapatan atau kekayaan seseorang, dikenakan Pajak dengan
presentase yang semakin tinggi pula. Sistem pemungutan Pajak ini di sebut …..
a. Intensif d. Progresif
b. Degresif e. Proporsional
c. Regresif
52. Seorang wajib Pajak memiliki penghasilan kena Pajak sebesar Rp. 60.000.000,-
setahun. Berdasarkan UU yang berlaku besarnya Pajak penghasilan yang
terhitung sebesar…..
a. Rp. 3.000.000,- d. Rp. 6.000.000,-
b. Rp. 4.750.000,- e. Rp. 6.500.000,-
c. Rp. 5.250.000,-
53. Dhany memiliki sebidang tanah dan bangunan di Jl. Prambanan XI yang luas
tanah 150 m2 dengan NJOP tahun 2005 per m2 Rp. 160.000,00 dan bangunan
seluas 106 m2 dengan NJOP per m2 Rp. 429.000,00. Sebagai factor pengurang
pengurang /stimulus sebesar Rp. 5.710,00. Hitunglah PBB yang dibayar Dhany
tahun 2005!
a. Rp. 61.474.000,00 d. Rp. 12.294.800,00
b. Rp. 61.474.000,00 e. Rp. 5.710,00
c. Rp. 55.764,00
54. Kebijakan sanering diambil oleh pemeritah apabila terjadi……..
a. Perekonomian pada kondisi hiperinflasi
b. Nilai rupiah terhadap dolar menurun
c. Jumlah uang yang beredar meningkat
d. Tingkat suku bunga bank menurun
e. Jika terjadi devaluasi
55. Tujuan dari pembiayaan nasional adalah……….
a. Untuk mengatur pengeluaran pihak swasta
b. Untuk menekan inflasi
c. Untuk menstabilkan ekonomi
d. Untuk menutup defisit
e. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi
117

56. Setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak
dan dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak
disebut……
a. Pajak d. Tarif Pajak
b. Penghasilan e. Objek Pajak
c. Wajib pajak
57. Seorang warga negara asing yang tinggal di Indonesia dipungut Pajak. Asas
pemungutan Pajak seperti itu dinamakan………
a. Asas sumber d. Asas berdikari
b. Asas domisili e. Asasa setia kawan
c. Asas mufakat
58. Budi memilih sebidang tanah seluas 250 m2. Diatasnya dibangun rumah seluas
90 m2. Taksiran harga jual tanah per m2 Rp. 50.000,- sedangkan taksiran harga
jual bangunan per m2Rp. 100.000,- besarnya Pajak bumi dan bangunan yang
harus dibayar budi ….
a. Rp. 21.500,- d. Rp. 107.500,-
b. Rp. 45.000,- e. Rp. 13.500,-
c. Rp. 62.500,-
59. Pajak yang dikenakan terhadap penjualan atau penyerahan barang yang telah
diolah atau diproses sehingga berubah dari atau bentuk asalnya menjual barang
baru yang bertambah nilainya atau daya gunanya disebut …
a. PPh d. Bea materai
b. PPN e. Bea cukai
c. PPnBM
60. Besarnya Nilai Jual objek Pajak (NJOP) yaitu ….
a. Luas tanah dikalikan luas bangunan
b. Luas pbjek dikalikan harga jual bangunan
c. Luas objek dikalikan harga jual per meter persegi
d. Besarnya Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) dikalikan besarnya tarif
e. Nilai jual bangunan atau tanah dikalikan 10%
118

Lampiran 4

LEMBAR JAWABAN

Nama :
Kelas :
No. absen :
Sekolah :

1. A B C D E 21. ABCDE 41. A B C D E


2. A B C D E 22. ABCDE 42. A B C D E
3. A B C D E 23. ABCDE 43. A B C D E
4. A B C D E 24. ABCDE 44. A B C D E
5. A B C D E 25. ABCDE 45. A B C D E
6. A B C D E 26. ABCDE 46. A B C D E
7. A B C DE 27. ABCDE 47 A B C D E
8. A B C D E 28. ABCDE 48 A B C D E
9. A B C D E 29. ABCDE 49 A B C D E
10. A B C D E 30. ABCDE 50 A B C D E
11. A B C D E 31. ABCDE 51 A B C D E
12. A B C DE 32. ABCDE 52 A B C D E
13. A B C D E 33. ABCDE 53 A B C D E
14. A B C D E 34. ABCDE 54. A B C D E
15. A B C D E 35. ABCDE 55. A B C D E
16. A B C D E 36. ABCDE 56. A B C D E
17. A B C D E 37. ABCDE 57. A B C D E
18. A B C D E 38. ABCDE 58. A B C D E
19. A B C D E 39. ABCDE 59. A B C D E
20. A B C D E 40. ABCDE 60 A B C D E
119

Lampiran 5
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN

1. C 21. A 41. A
2. D 22. D 42. E
3. E 23. D 43. E
4. C 24. D 44. A
5. A 25. D 45. B
6. E 26. C 46. E
7. C 27. A 47. E
8. E 28. A 48. D
9. C 29. E 49. D
10. D 30. B 50. D
11. C 31. C 51. D
12. B 32. D 52. E
13. A 33. A 53. C
14. E 34. E 54. A
15. C 35. C 55. C
16. C 36. E 56. B
17. E 37. A 57. B
18. E 38. A 58. E
19. C 39. E 59. B
20. E 40. D 60. C
120

Lampiran 6
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130

Lampiran 7
KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI

Unsur-unsur kooperatif Indikator


- Bekerja sama dalam kegiatan kelompok
1. Saling ketergantungan satu sama lain - Saling mendukung antar anggota kelompok
2. Keterampilan sosial - Keterampilan berbagi
- Keterampilan berperan serta
- Keterampilan berkomunikasi
3. Keterampilan berkelompok - Memberi motivasi pada teman sekelompok
- Pembangunan Tim
131

Lampiran 8

OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA


Hari/ Tanggal :

1. Kesiapan menerima pelajaran


No Aspek yang diamati Ya Tidak
1 Membawa buku paket
2 Membawa buku referensi lain yang relevan
3 Membawa buku catatan
4 Membawa kelengkapan alat tulis
Jumlah
Persentase % %

2. Proses kegiatan belajar mengajar


No Aspek yang diamati Ya Tidak
1 Melaksanakan diskusi kelompok
2 Bekerja sama dengan kelompok
3 Menyelesaikan tugas mandiri
4 Aktif memecahkan masalah menggunakan referensi yang ada
5 Aktif menjawab pertanyaan temannya
6 Interaksi antar siswa dalam berdiskusi
7 Mancatat rangkuman hasil belajar
8 Keaktifan mengerjakan tugas rumah
Jumlah
Persentase % %
Boja, 2007
Pengamat

Mulyati
132

Lampiran 9
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/ tanggal :

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda suka mempelajari kebijakan fiskal dan moneter?
2 Apakah anda suka bila guru menuliskan judul atau tujuan
pembelajaran ?
3 Ketika temanmu bertanya apakah anda berusaha ikut
menjawab ?
4 Apakah anda berperan dalam diskusi kelompok ?
5 Apakah anda suka belajar dengan cara kelompok ?
6 Apakah anda suka belajar dengan cara berdiskusi ?
7 Apakah anda suka jika guru membimbing dalam kerja
kelompok ?
8 Apakah anda memahami materi yang baru saja diajarkan ?
Jumlah
Persentase % %

Boja, 2007
Penganalisis

Mulyati
133

Lampiran 10
Tugas Tiap kelompok

1. Mengerjakan semua tugas dari guru dengan cara berdiskusi.


2. Membuat ringkasan materi hasil diskusi tiap kelompok untuk dikumpulkan.
3. Membuat soal dan jawabannya (minimal 2).
4. Mengerjakan soal-soal yang telah ditugaskan guru sesuai kelompok masing-
masing.
5. Pemberian penghargaan kepada kelompok bagi yang menjawab pertanyaan baik
dari guru maupun siswa lain.

Tugas Individu

1. Mempelajari materi yang akan didiskusikan dalam kelas


2. Mengikuti diskusi dan mencatat hasil diskusi dibuku catatan
3. Mengerjakan latihan soal sebagai sebagai Pekerjaan Rumah (PR)
4. Mengerjakan latihan tes akhir siklus I, siklus II dan siklus III
134

Lampiran 11
ANGKET TANGGAPAN SISWA

Nama Sekolah :
Nama Siswa :
Hari/Tanggal :
1. Apakah anda menyukai pembelajaran dengan menggunakan metode
kooperatif STAD?
a. Ya b. Tidak
Komentar:………………………………………………………………………
….………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………….....................................................................................................
...........................................................................................
2. Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya (tanpa menggunakan
metode pembelajaran STAD), bagaimana setelah menggunakan metode
pembelajaran STAD?
Komentar:………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
3. Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran STAD anda dapat belajar
lebih baik?
a. Ya b. Tidak
Komentar:………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
4. Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD anda
dapat lebih mudah mempelajari dan memahami materi yang diajarkan?
a. Ya b. Tidak
Komentar:………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
135

Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU

Sekolah : ............................................................................................
Semester : ............................................................................................
Hari / tanggal : ............................................................................................
Konsep : ............................................................................................
Subkonsep : ............................................................................................
Observasi Konsep : ............................................................................................
Waktu : ............................................................................................

No Item yang dialami Skala partisipasi Dilakukan


1 2 3 4 Ya Tidak
I Pendahuluan
1. Apersepsi
2. Presarat pengetahuan
3. Motivasi
II Pengembangan
1. Menciptakan suasana aktif belajar
2. Penguasaan materi
3. Ketrampilan melaksanakan pembelajaran
• Memotivasi dan membimbing siswa
mempelajari materi dan membuat
pertanyaan di rumah
• Membimbing siswa dalam
pelaksanaan diskusi
• Membimbing siswa dalam
menyampaikan materi di depan kelas
• Memotivasi dan menanggapi siswa
dalam tanya jawab hasil kegiatan
• Melakukan refleksi jalannya
pembelajaran yang telah dilakukan
4. Penekanan materi penting
III Penerapan
1. Kesesuaian soal
2. Pengamatan terhadap kegiatan siswa
IV Penutup
1. Membimbing dalam menarik kesimpulan
2. Pemberian tugas
136

Penilaian :
1 : banyak aktivitas yang dilakukan guru < 25%
2 : banayk aktivitas yang dilakukan guru antara 25%-50%
3 : banyak aktivitas yang dilakukan guru antara 50%-75%
4 : banyak aktivitas yang guru lakukan guru lebih atau sama dengan 75%
Kesimpulan dan saran
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
...........................................................................................

Guru yang diamati Observator

Dra. Rukisti Mulyati


137

Lampiran 13
DAFTAR NILAI PRETEST
SISWA KELAS X1 IPS 3 TAHUN AJARAN 2006/2007

NO NAMA SISWA NILAI


1 Adi Gunawan 75
2 Agus Nurchalim 75
3 Astry Anggrahini 60
4 Bangkit Agung B. 75
5 Danik Setya Rahayu 70
6 Defita Wulansari 50
7 Dhian Kurniarahman 85
8 Dwi Agus Yulyani 50
9 Dwi Susanti 50
10 Dyan Wahyuni 75
11 Erma Setyoningrum 75
12 Fitria Gitasari 75
13 Hariyono 40
14 Hartanto Ari Saroso 50
15 Herman Yosep Eko Bayu S. 60
16 Ipung Himawan 50
17 Kris Indrayati 55
18 Krisnani Prasetyo Nugroho 50
19 Laras Setyaningrum 80
20 Lis Dwiyanto 60
21 Lutfi Permanasari 55
22 Metha Wijayanti 65
23 Nanang Satria Wibowo 50
24 Niken Purnaningdyah 75
25 Nita Ferawati 55
26 Novi Indriyani 65
27 Novita Kurniasih 65
28 Panji Ariwoko 55
29 Purwandani Eki S. 50
30 Ratna Yuliasari 60
31 Rosi Nuryani 60
32 Siti Imrohatun 75
33 Siti Yulikoh 65
34 Sulaiman 65
35 Sulistyo Purnomo 60
36 Tri Handayani 80
37 Tyas Marlinda Apriliani 50
38 Widyastuti 75
39 Yanuar Ariyadi 65
40 Yolandari Prisastuti 55
138

Lampiran 14
SOAL TEST SIKLUS I

PETUNJUK UMUM

1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia


2. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberikan tanda silang (X)
pada huruf abjad dilembar jawaban.
3. Jika ada jawaban yang kalian anggap salah dan ingin dibetulkan, maka coretlah
dengan dua garis mendatar pada huruf jawaban yang hendak diganti.
Contoh : Pilihan semula : ABCDE
Pembetulan : ABCDE
4. Periksa kembali seluruh jawaban sebelum diserahkan kepada petugas.

Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, d, dan e pada jawaban yang anda anggap
benar!
1. Pungutan Sejumlah uang yang dilakukan oleh pengusaha/pemerintah berdasarkan
Undang-undang dan tidak diberi bakas jasa secara langsung disebut……
a. Bea d. Denda
b. Premi e. Retribusi
c. Pajak
2. Pengertian Pajak yang tidak dirumuskan dalam UU perpajakan dalam sebagai
berikut……
a. Iuran wajib d. Membiayai pengeluaran individu
b. Berdasarkan norma hukum e. Meningkatkan kesejahteraan umum
c. Balas jasa bersifat tidak langsung
3. Pungutan yang dikenakan atas pemanfaatan sarana umum yang disediakan
pemerintah dinamakan……
a. Pajak d. Bea cukai
b. Iuran e. Retribusi
c. Subsidi
4. Pajak yang digunakan sebagai sarana mengatur kegiatan konsumsi, produksi dan
perdagangan. Berarti Pajak mempunyai…..
a. Distribusi d. Keadilan
b. Moneter e. Stabilitas
c. Budgeter
5. Pajak dapat berfungsi distributif, maksudnya adalah…..
a. Pajak sebagai sarana pemerataan pendapatan
b. Pajak merupakan sumber pendapatan Negara
c. Beban Pajak sesuai dengan kemampuan wajib Pajak.
139

d. Hasil Pajak sesuai dengan kemampuan wajib Pajak


e. Jenis-jenis Pajak ditentukan oleh pemerintah pusat
6. Proyek ini dibangun dengan Pajak yang saudara bayar. Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa Pajak memiliki fungsi….
a. Realokasi d. Distribusi
b. Regular e. Alokasi
c. Stabilitas
7. Pembayaran Pajak adalah kelompok masyarakat/badan yang tergolong mampu.
Hal ini sesuai dengan prinsip……
a. Keadilan d. Kesenangan
b. Keuntungan e. Kesamaan
c. Kemampuan
8. Menurut Adam Smith, yang tidak termasuk asas Pajak adalah….
a. Keadilan d. Ekonomi
b. Kepastian e. Manfaat
c. Kesenangan
9. Kepada masyarakat yang kebetulan mendapatkan hadiah atau undian, kenai
Pajak yang besarnya diatur secara khusus. Menurut W.J Langen hal tersebut
termasuk asas…..
a. Kesamaan d. Istimewa
b. Daya pikul e. Ekonomi
c. Kesejahteraaan
10. Yang dimaksud dengan system self accesment adalah……
a. Perhitungan Pajak dilakukan oleh wajib Pajak
b. Penyetoran Pajak dilakukan oleh badan usaha
c. Penyetoran Pajak dilakukan sekali dalam satu tahun
d. Perhitungan dan penyetoran Pajak dilakukan oleh wajib Pajak
e. Perhitungan dan penyetoran pajak dilakukan oleh badan usaha
11. Perhitungan Pajak penghasilan di Indonesia menganut pola perhitungan…..
a. Tetap d. Degresif
b. Regresif e. Proporsional
c. Progresif
12. Orang atau badan hukum yang wajib membayar Pajak kepada Negara disebut…..
a. Obyek Pajak d. Retribusi
b. Subyek Pajak e. Pemungutan pajak
c. Tarif Pajak
13. Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat adalah Pajak….
a. Penghasilan d. Tontonan
b. Bumi dan bangunan e. Iklan
140

c. Kendaraan bermotor
14. Beberapa Pajak yang tidak dipungut oleh pemerintah daerah adalah sebagai
berikut yaitu Pajak…….
a. Hotel d. Penerangan jalan
b. Restoran e. Penjualan barang mewah
c. Bumi dan bangunan
15. Pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan
pada pihak lain adalah Pajak……
a. Daerah d. Penghasilan
b. Negara e. Tidak langsung
c. Langsung

16. Berdasarkan grafik tersebut yang merupakan Pajak degresif adalah nomor…….
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
17. Berikut ini yang tidak termasuk jenis Pajak langsung adalah ………
a. Gaji, upah, komisi d. Laba usaha dan bunga tabungan
b. Royalty, honorarium e. Minuman ringan, alat fotografi
c. Hadiah undian, penghargaan
18. Di bawah ini yang termasuk jenis Pajak langsung adalah…….
a. Cukai dan PPnBM d. Pajak penjualan dan penghasilan
b. Cukai dan Pajak penjualan e. Pajak penjualan dan perseroan
c. Pajak tontonan dan PPnBM
19. UU perpajakan nasioanal yang mengatur tentang Pajak penghasilan adalah
undang-undang no….
a. 12 tahun 1994 d. 18 tahun 2000
b. 16 tahun 2000 e. 20 tahun 2000
c. 17 tahun 2000
20. Pemungutan oleh perhitungan besarnya Pajak ditentukan oleh aparatur
pemerintahmerupakan system pemungutan Pajak…..
a. Social system d. Self assessment system
b. Economic system e. Official assessment system
c. With holding system
141

Lampiran 15
KUNCI JAWABAN SIKLUS I

1. C 11. C
2. D 12. B
3. E 13. A
4. C 14. E
5. A 15. C
6. E 16. C
7. C 17. E
8. E 18. E
9. C 19. C
10.D 20. E
142

Lampiran 16
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
SIKLUS I

1. Kesiapan menerima pelajaran


No Aspek yang diamati Ya Tidak
1 Membawa buku paket 36 4
2 Membawa buku referensi lain yang relevan 32 8
3 Membawa buku catatan 40 0
4 Membawa kelengkapan alat tulis 40 0
Jumlah 148 12
Persentase 92.5% 7,5%

2. Proses kegiatan belajar mengajar


No Aspek yang diamati Ya Tidak
1 Melaksanakan diskusi kelompok 32 8
2 Bekerja sama dengan kelompok 32 8
3 Menyelesaikan tugas mandiri 40 0
4 Aktif memecahkan masalah menggunakan referensi yang ada 30 10
5 Aktif menjawab pertanyaan temannya 29 11
6 Interaksi antar siswa dalam berdiskusi 34 6
7 Mancatat rangkuman hasil belajar 37 3
8 Keaktifan mengerjakan tugas rumah 0 0
Jumlah 234 46
Persentase 83,57% 16,43%
Boja, 2007
Pengamat

Mulyati
143

Lampiran 17
HASIL WAWANCARA
SIKLUS I

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda suka mempelajari kebijakan fiskal dan 34 6
moneter?
2 Apakah anda suka bila guru menuliskan judul atau tujuan 40 0
pembelajaran ?
3 Ketika temanmu bertanya apakah anda berusaha ikut 36 4
menjawab ?
4 Apakah anda berperan dalam diskusi kelompok ? 30 10
5 Apakah anda suka belajar dengan cara kelompok ? 30 10
6 Apakah anda suka belajar dengan cara berdiskusi ? 37 3
7 Apakah anda suka jika guru membimbing dalam kerja 40 0
kelompok ?
8 Apakah anda memahami materi yang baru saja diajarkan? 32 8
Jumlah 279 41
Persentase 87,19% 12,81%

Boja, 2007
Penganalisis

Mulyati
144

Lampiran 18
ANALISIS HASIL TES DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
SISWA KELAS XI IPS 3 TAHUN AJARAN 2006/2007
SIKLUS I
KEL RESPONDEN PRETEST SIKLUS I KET
Nilai K/KB Nilai K/KB
I N-01 75 K 80 K Kenaikan 5
N-06 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-20 60 BK 65 K Kenaikan 5
N-22 60 BK 65 K Kenaikan 5
II N-02 75 K 75 K Kenaikan 0
N-05 70 K 75 K Kenaikan 5
N-08 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-21 55 BK 60 BK Kenaikan 5
III N-04 75 K 80 K Kenaikan 5
N-09 50 BK 55 BK Kenaikan 5
N-26 65 K 70 K Kenaikan 5
N-30 60 BK 65 K Kenaikan 5
IV N-07 85 K 90 K Kenaikan 5
N-10 75 K 75 K Kenaikan 0
N-13 40 BK 55 BK Kenaikan 15
N-25 55 BK 60 BK Kenaikan 5
V N-03 60 BK 70 K Kenaikan 10
N-11 75 K 75 K Kenaikan 0
N-14 50 BK 55 BK Kenaikan 5
N-27 65 K 70 K Kenaikan 5
VI N-12 75 K 85 K Kenaikan 10
N-16 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-28 55 BK 60 BK Kenaikan 5
N-36 80 K 80 K Kenaikan 0
VII N-17 55 BK 60 BK Kenaikan 5
N-18 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-24 75 K 80 K Kenaikan 5
N-31 60 BK 60 BK Kenaikan 0
VIII N-15 60 BK 65 K Kenaikan 5
N-23 50 BK 55 BK Kenaikan 5
N-32 75 K 75 K Kenaikan 0
N-33 65 K 75 K Kenaikan 10
IX N-29 50 BK 55 BK Kenaikan 5
N-34 65 K 70 K Kenaikan 5
N-35 60 BK 70 K Kenaikan 10
N-38 75 K 75 K Kenaikan 0
X N-19 80 K 90 K Kenaikan 10
N-37 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-39 65 K 65 K Kenaikan 0
N-40 55 BK 60 BK Kenaikan 5
JUMLAH 2500 K=19 2720 K=24 Kenaikan 220
PERSENTASE 47,5% 60% Kenaikan 8,8%
Keterangan:
K : Kompeten
BK : Belum Kompeten
145

Lampiran 19
ANALISIS PERKEMBANGAN KELOMPOK
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
SISWA KELAS XI IPS 3 TAHUN 2006/2007
SIKLUS I
Kel Nama Anggota Kel Nilai Awal Nilai Skrg Sumbangan Skor&Rangking
(Pretest) (Siklus I) Skor Kel. Kelompok
I Adi Gunawan 75 80 20 20
Defita Wulansari 50 60 20 (V)
Lis Dwiyanto 60 65 20
Metha Wijayanti 60 65 20
II Agus Nurchalim 75 75 20 20
Danik Setya Rahayu 70 75 20 (VII)
Dwi Agus Yulyani 50 60 20
Lutfi Permanasari 55 60 20
III Bangkit Agung B. 75 80 20 20
Dwi Susianti 50 55 20 (VI)
Novi Indriyani 65 70 20
Ratna Yuliasari 60 65 20
IV Dhian Kurniarahman 85 90 20 22,5
Dyan Wahyuni 75 75 20 (I)
Hariyono 40 55 30
Nita Ferawati 55 60 20
V Astry Anggrahini 60 70 20 20
Erma Setiyoningrum 75 75 20 (X)
Hartanto Ari Saroso 50 55 20
Novita Kurniasih 65 70 20
VI Fitria Gitasari 75 85 20 20
Ipung Himawan 50 60 20 (III)
Panji Ariwoko 55 60 20
Tri Handayani 80 80 20
VII Kris Indrayati 55 60 20 20
Krisnani Prasetyo N. 50 60 20 (IV)
Niken Purnaningdyah 75 80 20
Rosi Nuryani 60 60 20
VIII Herman Yosep Eko BS. 60 65 20 20
Nanang Satria wibowo 50 55 20 (VIII)
Siti Imrohatun 75 75 20
Siti Yulikoh 65 75 20
IX Purwandani Eki S. 50 55 20 20
Sulaiman 65 70 20 (IX)
Sulistyo Purnomo 60 70 20
Widyastuti 75 75 20
X Laras Setyaningrum 80 90 20 20
Tyas Merlida Apriliyani 50 60 20 (II)
Yanuar Ariyadi 65 65 20
Yolandari Prihastuti 55 60 20
Keterangan :
Kel. : Kelompok
146

Lampiran 20
PENGUMUMAN RANGKING KELOMPOK

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 BOJA

(SIKLUS I)

RANGKING SATU (I) DITEMPATI OLEH KELOMPOK IV, DENGAN

PENGHARGAAN SEBAGAI ” TIM HEBAT” YANG ANGGOTANYA TERDIRI

DARI : DHIAN KURNIARAHMAN, DYAN WAHYUNI, HARIYONO, NITA

FERAWATI. ADAPUN URUTAN RANGKING UNTUK SIKLUS I INI ADALAH

SEBAGAI BERIKUT :

Rangking Skor Keseluruhan Skor Kelompok Penghargaan


Kelompok
Kel. IV 90 22,5 HEBAT
Kel. X 80 20 HEBAT
Kel. VI 80 20 HEBAT
Kel. VII 80 20 HEBAT
Kel. I 80 20 HEBAT
Kel. III 80 20 HEBAT
Kel. II 80 20 HEBAT
Kel. VIII 80 20 HEBAT
Kel. IX 80 20 HEBAT
Kel. V 80 20 HEBAT
147

Lampiran 21
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS GURU
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
SIKLUS I
No Aspek Yang diamati Dilakukan Skala Prioritas
Ya Tidak 1 2 3 4
I Pendahuluan
Apersepsi √ √
Presarat pengetahuan √ √
Motivasi √ √

II Pengembangan
1. Menciptakan suasana aktif belajar √ √
2. Penguasaan materi √ √
3. Keterampilan melaksanakan pembelajaran
• Memotivasi dan memimbing siswa √ √
mempelajari materi dan membuat pertanyaan
• Membimbing siswa dalam melaksanakan
diskusi √ √
• Membimbing siswa dalam menyampaikan
pendapat √ √
• Memotivasi dan menanggapi siswa dalam
tanya jawab hasil kegiatan √ √
• Melakukan refleksi jalannyapembelajaran
yang telah dilakukan √ √
4. Penekanan materi penting
√ √
II Penerapan
Kesesuain Materi √ √
Pengamatan terhadap siswa √ √
IV Penutup
Membimbing dalam menarik kesimpulan √ √
Pemberian tugas √ √

Presentase : 3 + 3 + 2 + 3 + 2 + 3 + 3 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 3 + 2 +3 X 100 %
60
: 37 X 100% = 61, 67%
60
Penilaian :
1 : banyak aktivitas yang dilakukan guru < 25%
2 : banayk aktivitas yang dilakukan guru antara 25%-50%
3 : banyak aktivitas yang dilakukan guru antara 50%-75%
4 : banyak aktivitas yang guru lakukan guru lebih atau sama dengan 75%

Guru yang diamati Pengamat

Dra. Rukisti Mulyati


148

Lampiran 22
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
SIKLUS II

1. Kesiapan menerima pelajaran


No Aspek yang diamati Ya Tidak
1 Membawa buku paket 38 2
2 Membawa buku referensi lain yang relevan 38 2
3 Membawa buku catatan 40 0
4 Membawa kelengkapan alat tulis 40 0
Jumlah 156 4
Persentase 97,5% 2,5%

2. Proses kegiatan belajar mengajar


No Aspek yang diamati Ya Tidak
1 Melaksanakan diskusi kelompok 35 5
2 Bekerja sama dengan kelompok 38 2
3 Menyelesaikan tugas mandiri 40 0
4 Aktif memecahkan masalah menggunakan referensi yang ada 35 5
5 Aktif menjawab pertanyaan temannya 32 8
6 Interaksi antar siswa dalam berdiskusi 33 7
7 Mancatat rangkuman hasil belajar 40 0
8 Keaktifan mengerjakan tugas rumah 40 0
Jumlah 293 27
Persentase 91,56% 8,44%
Boja, Maret 2007
Pengamat

Mulyati
149

Lampiran 23
HASIL WAWANCARA
SIKLUS II

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda suka mempelajari kebijakan fiskal dan moneter? 38 2
2 Apakah anda suka bila guru menuliskan judul atau tujuan 40 0
pembelajaran ?
3 Ketika temanmu bertanya apakah anda berusaha ikut 36 4
menjawab ?
4 Apakah anda berperan dalam diskusi kelompok ? 37 3
5 Apakah anda suka belajar dengan cara kelompok ? 36 4
6 Apakah anda suka belajar dengan cara berdiskusi ? 37 3
7 Apakah anda suka jika guru membimbing dalam kerja 40 0
kelompok ?
8 Apakah anda memahami materi yang baru saja diajarkan ? 36 4
Jumlah 300 20
Persentase 93,75% 6,25%

Boja, Maret 2007


Penganalisis

Mulyati
150

Lampiran 24
ANALISIS HASIL TES DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
SISWA KELAS XI IPS 3 TAHUN AJARAN 2006/2007
SIKLUS II
KEL RESPONDEN PRETEST SIKLUS II KET
Nilai K/KB Nilai K/KB
I N-01 75 K 90 K Kenaikan 15
N-06 50 BK 75 K Kenaikan 25
N-20 60 BK 70 K Kenaikan 10
N-22 60 BK 75 K Kenaikan 15
II N-02 75 K 80 K Kenaikan 5
N-05 70 K 80 K Kenaikan 10
N-08 50 BK 70 K Kenaikan 20
N-21 55 BK 70 K Kenaikan 15
III N-04 75 K 80 K Kenaikan 5
N-09 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-26 65 K 75 K Kenaikan 10
N-30 60 BK 75 K Kenaikan 15
IV N-07 85 K 100 K Kenaikan 15
N-10 75 K 80 K Kenaikan 5
N-13 40 BK 60 BK Kenaikan 20
N-25 55 BK 60 BK Kenaikan 5
V N-03 60 BK 75 K Kenaikan 15
N-11 75 K 85 K Kenaikan 10
N-14 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-27 65 K 80 K Kenaikan 15
VI N-12 75 K 85 K Kenaikan 10
N-16 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-28 55 BK 60 BK Kenaikan 5
N-36 80 K 85 K Kenaikan 5
VII N-17 55 BK 60 BK Kenaikan 5
N-18 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-24 75 K 90 K Kenaikan 15
N-31 60 BK 70 K Kenaikan 10
VIII N-15 60 BK 70 K Kenaikan 10
N-23 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-32 75 K 85 K Kenaikan 10
N-33 65 K 85 K Kenaikan 20
IX N-29 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-34 65 K 80 K Kenaikan 15
N-35 60 BK 80 K Kenaikan 20
N-38 75 K 90 K Kenaikan 15
X N-19 80 K 95 K Kenaikan 15
N-37 50 BK 75 K Kenaikan 25
N-39 65 K 75 K Kenaikan 10
N-40 55 BK 70 K Kenaikan 15
JUMLAH 2500 K=19 3005 K=30 Kenaikan 505
PERSENTASE 47,5% 75% Kenaikan 20,20%
Keterangan:
K : Kompeten
BK : Belum Kompeten
151

Lampiran 25
ANALISIS PERKEMBANGAN KELOMPOK
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
SISWA KELAS XI IPS 3 TAHUN 2006/2007
Kel Nama Anggota Kel Nilai Awal Nilai Skrg Sumbangan Skor&Rangking
(Pretest) (Siklus II) Skor Kel. Kelompok
I Adi Gunawan 75 90 30 27,5
Defita Wulansari 50 75 30 (IV)
Lis Dwiyanto 60 70 20
Metha Wijayanti 60 75 30
II Agus Nurchalim 75 80 20 25
Danik Setya Rahayu 70 80 20 (VI)
Dwi Agus Yulyani 50 70 30
Lutfi Permanasari 55 70 30
III Bangkit Agung B. 75 80 20 22,5
Dwi Susianti 50 60 20 (IX)
Novi Indriyani 65 75 20
Ratna Yuliasari 60 75 30
IV Dhian Kurniarahman 85 100 30 27,5
Dyan Wahyuni 75 80 20 (I)
Hariyono 40 60 30
Nita Ferawati 55 60 30
V Astry Anggrahini 60 75 30 25
Erma Setiyoningrum 75 85 20 (V)
Hartanto Ari Saroso 50 60 20
Novita Kurniasih 65 80 30
VI Fitria Gitasari 75 85 20 20
Ipung Himawan 50 60 20 (X)
Panji Ariwoko 55 60 20
Tri Handayani 80 85 20
VII Kris Indrayati 55 60 20 22,5
Krisnani Prasetyo N. 50 60 20 (VII)
Niken Purnaningdyah 75 90 30
Rosi Nuryani 60 70 20
VIII Herman Yosep Eko BS. 60 70 20 22,5
Nanang Satria wibowo 50 60 20 (VIII)
Siti Imrohatun 75 85 20
Siti Yulikoh 65 85 30
IX Purwandani Eki S. 50 60 20 27,5
Sulaiman 65 80 30 (III)
Sulistyo Purnomo 60 80 30
Widyastuti 75 90 30
X Laras Setyaningrum 80 95 30 27,5
Tyas Merlida Apriliyani 50 75 30 (II)
Yanuar Ariyadi 65 75 20
Yolandari Prihastuti 55 70 30
Keterangan :
Kel. : Kelompok
152

Lampiran 26
PENGUMUMAN RANGKING KELOMPOK

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 BOJA

(SIKLUS II)

RANGKING SATU (I) DITEMPATI OLEH KELOMPOK IV UNTUK

KEDUA KALINYA, DENGAN PENGHARGAAN SEBAGAI ” TIM SUPER”

YANG ANGGOTANYA TERDIRI DARI : DHIAN KURNIARAHMAN, DYAN

WAHYUNI, HARIYONO, NITA FERAWATI. ADAPUN URUTAN RANGKING

UNTUK SIKLUS II INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

Rangking Skor Keseluruhan Skor Kelompok Penghargaan


Kelompok
Kel. IV 110 27,5 SUPER
Kel. X 110 27,5 SUPER
Kel. IX 110 27,5 SUPER
Kel. I 110 27,5 SUPER
Kel. II 100 25 SUPER
Kel. V 100 25 SUPER
Kel. VII 90 22,5 HEBAT
Kel. VIII 90 22,5 HEBAT
Kel. III 90 22,5 HEBAT
Kel. VI 80 20 HEBAT
153

Lampiran 27
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS GURU
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
SIKLUS II
No Aspek Yang diamati Dilakukan Skala Prioritas
Ya Tidak 1 2 3 4
I Pendahuluan
Apersepsi √ √
Presarat pengetahuan √ √
Motivasi √ √

II Pengembangan
1. Menciptakan suasana aktif belajar √ √
2. Penguasaan materi √ √
3. Keterampilan melaksanakan pembelajaran
• Memotivasi dan memimbing siswa √ √
mempelajari materi dan membuat pertanyaan
• Membimbing siswa dalam melaksanakan
diskusi √ √
• Membimbing siswa dalam menyampaikan
pendapat √ √
• Memotivasi dan menanggapi siswa dalam
tanya jawab hasil kegiatan √ √
• Melakukan refleksi jalannyapembelajaran
yang telah dilakukan √ √
4. Penekanan materi penting
√ √

II Penerapan
Kesesuain Materi √ √
Pengamatan terhadap siswa √ √
IV Penutup
Membimbing dalam menarik kesimpulan √ √
Pemberian tugas √ √

Presentase : 4 + 4 + 3 + 4 + 3 + 3 + 3 + 4 + 4 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 +3 X 100 %
60
: 50 X 100% = 83,33%
60
Penilaian :
1 : banyak aktivitas yang dilakukan guru < 25%
2 : banayk aktivitas yang dilakukan guru antara 25%-50%
3 : banyak aktivitas yang dilakukan guru antara 50%-75%
4 : banyak aktivitas yang guru lakukan guru lebih atau sama dengan 75%

Guru yang diamati Pengamat

Dra. Rukisti Mulyati


154

Lampiran 28
SAOL TES SIKLUS II

PETUNJUK UMUM

1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia


2. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberikan tanda silang (X)
pada huruf abjad dilembar jawaban.
3. Jika ada jawaban yang kalian anggap salah dan ingin dibetulkan, maka coretlah
dengan dua garis mendatar pada huruf jawaban yang hendak diganti.
Contoh : Pilihan semula : ABCDE
Pembetulan : ABCDE
4. Periksa kembali seluruh jawaban sebelum diserahkan kepada petugas.

Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, d, dan e pada jawaban yang anda anggap
benar!
1. Berikut adalah jenis Pajak tidak langsung…..
a. Pajak penjualan d. Pajak atas bunga
b. Pajak perseroan e. Iuran pembangunan daerah
c. Pajak penghasilan
2. Seseorang yang membayar Pajak sebaiknya jangan antri terlalu panjang dengan
udara yang panas. Hal ini sesuai dengan asas…..
a. Keadilan d. Kesenangan
b. Ekonomi e. Kesamaan
c. Kepastian
3. Pajak yang dipungut dari hasil penyelenggaraan hiburan oleh pemerintah daerah,
disebut Pajak……
a. Iklan d. Tontonan
b. Hiburan e. Pendapatan
c. Kekayaaan
4. Yang dimaksud penghasilan kena Pajak adalah….
a. Batas terendah dari beban Pajak seseorang
b. Batas penghasilan yang tidak dipungut Pajak
c. Jumlah penghasilan masyarakat yang diperhitungkan Pajak
d. Jumlah tertentu dari penghasilan seseorang yang dikenakan Pajak
e. Batas minimal jumlah pemghasilan yang diperhitungkan pajaknya
5. Undang-undang Pajak no. 12 tahun 1994 mengatur tentang Pajak…..
a. Penjualan d. Bumi dan bangunan
b. Penghasilan e. Penjualan barang mewah
c. Pertambahan nilai
155

6. Penghasilan neto Pak Jojon Rp. 4.000.000.000,- perbulan. PTKP sebesar


Rp.15.600.000,-. Pajak penghasilan yang harus dibayar perbulan…….
a. Rp. 156.000,- d. Rp. 200.000,-
b. Rp. 163.333,33 e. Rp. 270.000,-
c. Rp. 165.833,33
7. Pak Abdullah memiliki kebun dengan nilai Rp. 48.000.000,-. Jika nilai jual kena
Pajak Rp. 8.000.000,- maka PBB yang harus dibayarkan sebesar…..
a. Rp. 40.000,- d. Rp. 80.000,-
b. Rp. 48.000,- e. Rp. 400.000,-
c. Rp. 56.000,-
8. Ekspor barang mewah dikenakan tarif Pajak sebesar….
a. 0% d. 30%
b. 10% e. 35%
c. 20%
9. Pada transaksi jual beli tanah, akta jual beli dikenakan bea materai sebesar….
a. Rp. 1.000,- d. Rp. 5.000,-
b. Rp. 3.000,- e. Rp. 6.000,-
c. Rp. 4.000,-
10. Dibawah ini adalah dokumen yang dikenai bea materai adalah…..
a. Konosemen d. Surat angkutan penumpang dan barang
b. Cek dan bilyet giro e. Bukti penerimaan dan pengiriman barang
c. Surat penyimpanan barang
11. PT. Sinar Harapan pada tahun 2003 mempunyai penghasilan kena Pajak Rp.
125.000.000,- Maka PT Sinar Harapan dikenakan Pajak sebesar…..
a. Rp. 5.000.000,- d. Rp. 30.000.000,-
b. Rp. 10.000.000,- e. Rp. 40.000.000,-
c. Rp. 20.000.000,-
12. Pajak yang dalam pelaksanaan tidak memperhatikan keadaan atau kemampuan
wajib Pajak disebut Pajak….
a. Materi d. Obyektif
b. Immateri e. Reality
c. Subjektif
13. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pembayaran PBB,
kecuali….
a. Subyek PBB d. Luas tanah dan bangunan
b. Besarnya NJKP e. Besarnya tarif
c. Besarnya NJOP
14. Pajak yang ditetapkan Direktorat Jenderal Pajak secara berkala dan biasanaya
satu tahun sekali disebut…..
156

a. Pajak langsung d. Pajak produsen


b. Pajak tidak langsung e. Pajak dalam negeri
c. Pajak konsumen
15. Pajak pertambahan nilai dan Pajak penjualan atas barang mewah seharusnya
dibayar oleh …..
a. Produsen d. Pembeli barang mewah
b. Konsumen e. Produsen dan konsumen
c. Pemerintah
16. Budi memilih sebidang tanah seluas 250 m2. Diatasnya dibangun rumah seluas 90
m2. Taksiran harga jual tanah per m2 Rp. 50.000,- sedangkan taksiran harga jual
bangunan per m2Rp. 100.000,- besarnya Pajak bumi dan bangunan yang harus
dibayar budi ….
a. Rp. 21.500,- d. Rp. 107.500,-
b. Rp. 45.000,- e. Rp. 13.500,-
c. Rp. 62.500,-
17. Seorang wajib Pajak memiliki penghasilan kena Pajak sebesar Rp. 60.000.000,-
setahun. Berdasarkan UU yang berlaku besarnya Pajak penghasilan yang
terhitung sebesar…..
a. Rp. 3.000.000,- d. Rp. 6.000.000,-
b. Rp. 4.750.000,- e. Rp. 9.000.000,-
c. Rp. 5.250.000,-
18. Dhany memikliki sebidang tanah dan bangunan di Jl. Prambanan XI yang luas
tanah 150 m2 dengan NJOP tahun 2005 per m2 Rp. 160.000,00 dan bangunan
seluas 106 m2 dengan NJOP per m2 Rp. 429.000,00. Sebagai faktor pengurang
pengurang/stimulus sebesar Rp. 5.710,00. Hitunglah PBB yang dibayar Dhany
tahun 2005!
a. Rp. 61.474.000,00 d. Rp. 12.294.800,00
b. Rp. 61.474.000,00 e. Rp. 5.710,00
c. Rp. 55.764,00
19. Penggunaan Pajak Penjualan (PPn) pada setiap transaksi sebesar 10% dapat
mengakibatkan ….
a. Keuntungan si penjual berkurang
b. Merangsang pembeli berbelanja dalam partai besar
c. Merangsang pedagang memberi potongan tunai kepada pembeli
d. Merangsang pedagang untuk menambah jenis barang dagangan
e. Kenaikan harga jual dari pedagang kepada konsumen
20. Laba perusahaan Negara termasuk penerimaan……
a. Pajak d. Bukan Pajak
b. Migas e. Bea masuk dan cukai
c. Non migas
157

Lampiran 29
KUNCI JAWABAN SIKLUS II

1. A 11. C
2. D 12. D
3. D 13. A
4. D 14. E
5. B 15. C
6. D 16. E
7. A 17. B
8. A 18. E
9. E 19. E
10. B 20. D
158

Lampiran 30
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
SIKLUS III

1. Kesiapan menerima pelajaran


No Aspek yang diamati Ya Tidak
1 Membawa buku paket 40 0
2 Membawa buku referensi lain yang relevan 38 2
3 Membawa buku catatan 40 0
4 Membawa kelengkapan alat tulis 40 0
Jumlah 158 2
Persentase 98,75% 1,25%

2. Proses kegiatan belajar mengajar


No Aspek yang diamati Ya Tidak
1 Melaksanakan diskusi kelompok 40 0
2 Bekerja sama dengan kelompok 40 0
3 Menyelesaikan tugas mandiri 40 0
4 Aktif memecahkan masalah menggunakan referensi yang ada 40 5
5 Aktif menjawab pertanyaan temannya 38 6
6 Interaksi antar siswa dalam berdiskusi 37 3
7 Mancatat rangkuman hasil belajar 40 0
8 Keaktifan mengerjakan tugas rumah 40 0
Jumlah 311 9
Persentase 97,19% 2,81%
Boja, Maret 2007
Pengamat

Mulyati
159

Lampiran 31
HASIL WAWANCARA
SIKLUS III

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda suka mempelajari kebijakan fiskal dan moneter? 40 0
2 Apakah anda suka bila guru menuliskan judul atau tujuan 40 0
pembelajaran ?
3 Ketika temanmu bertanya apakah anda berusaha ikut 36 4
menjawab ?
4 Apakah anda berperan dalam diskusi kelompok ? 40 0
5 Apakah anda suka belajar dengan cara kelompok ? 40 0
6 Apakah anda suka belajar dengan cara berdiskusi ? 40 0
7 Apakah anda suka jika guru membimbing dalam kerja 40 0
kelompok ?
8 Apakah anda memahami materi yang baru saja diajarkan ? 40 2
Jumlah 314 6
Persentase 98,13% 1,87%

Boja, Maret 2007


Penganalisis

Mulyati
160

Lampiran 32
ANALISIS HASIL TES DAN PERKEMBANGAN INDIVIDU
SISWA KELAS XI IPS 3 TAHUN AJARAN 2006/2007
SIKLUS III
KEL RESPONDEN PRETEST SIKLUS III KET
Nilai K/KB Nilai K/KB
I N-01 75 K 90 K Kenaikan 15
N-06 50 BK 75 K Kenaikan 25
N-20 60 BK 75 K Kenaikan 15
N-22 60 BK 80 K Kenaikan 20
II N-02 75 K 80 K Kenaikan 5
N-05 70 K 80 K Kenaikan 10
N-08 50 BK 70 K Kenaikan 20
N-21 55 BK 75 K Kenaikan 20
III N-04 75 K 100 K Kenaikan 25
N-09 50 BK 70 K Kenaikan 20
N-26 65 K 80 K Kenaikan 15
N-30 60 BK 75 K Kenaikan 15
IV N-07 85 K 100 K Kenaikan 15
N-10 75 K 85 K Kenaikan 10
N-13 40 BK 60 BK Kenaikan 20
N-25 55 BK 65 K Kenaikan 10
V N-03 60 BK 75 K Kenaikan 15
N-11 75 K 85 K Kenaikan 10
N-14 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-27 65 K 80 K Kenaikan 15
VI N-12 75 K 85 K Kenaikan 10
N-16 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-28 55 BK 75 K Kenaikan 20
N-36 80 K 100 K Kenaikan 20
VII N-17 55 BK 70 K Kenaikan 15
N-18 50 BK 60 BK Kenaikan 10
N-24 75 K 80 K Kenaikan 5
N-31 60 BK 70 K Kenaikan 10
VIII N-15 60 BK 70 K Kenaikan 10
N-23 50 BK 65 K Kenaikan 15
N-32 75 K 85 K Kenaikan 10
N-33 65 K 85 K Kenaikan 20
IX N-29 50 BK 70 K Kenaikan 20
N-34 65 K 80 K Kenaikan 15
N-35 60 BK 80 K Kenaikan 20
N-38 75 K 90 K Kenaikan 15
X N-19 80 K 90 K Kenaikan 10
N-37 50 BK 75 K Kenaikan 25
N-39 65 K 75 K Kenaikan 10
N-40 55 BK 70 K Kenaikan 15
JUMLAH 2500 K=19 3095 K=36 Kenaikan 595
PERSENTASE 47,5% 90% Kenaikan 23,8%
Keterangan:
K : Kompeten
BK : Belum Kompeten
161

Lampiran 33
ANALISIS PERKEMBANGAN KELOMPOK
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
SISWA KELAS XI IPS 3 TAHUN 2006/2007
Kel Nama Anggota Kel Nilai Awal Nilai Skrg Sumbangan Skor&Rangking
(Pretest) (SiklusIII) Skor Kel. Kelompok
I Adi Gunawan 75 90 30 30
Defita Wulansari 50 75 30 (III)
Lis Dwiyanto 60 75 30
Metha Wijayanti 60 80 30
II Agus Nurchalim 75 80 20 25
Danik Setya Rahayu 70 80 20 (VIII)
Dwi Agus Yulyani 50 70 30
Lutfi Permanasari 55 75 30
III Bangkit Agung B. 75 100 30 30
Dwi Susianti 50 70 30 (I)
Novi Indriyani 65 80 30
Ratna Yuliasari 60 75 30
IV Dhian Kurniarahman 85 100 30 25
Dyan Wahyuni 75 85 20 (V)
Hariyono 40 60 30
Nita Ferawati 55 65 20
V Astry Anggrahini 60 75 30 25
Erma Setiyoningrum 75 85 20 (VII)
Hartanto Ari Saroso 50 60 20
Novita Kurniasih 65 80 30
VI Fitria Gitasari 75 85 20 25
Ipung Himawan 50 60 20 (IV)
Panji Ariwoko 55 75 30
Tri Handayani 80 100 30
VII Kris Indrayati 55 70 30 22,5
Krisnani Prasetyo N. 50 60 20 (X)
Niken Purnaningdyah 75 80 20
Rosi Nuryani 60 70 20
VIII Herman Yosep Eko BS. 60 70 20 22,5
Nanang Satria wibowo 50 65 30 (IX)
Siti Imrohatun 75 85 20
Siti Yulikoh 65 85 20
IX Purwandani Eki S. 50 70 30 30
Sulaiman 65 80 30 (II)
Sulistyo Purnomo 60 80 30
Widyastuti 75 90 30
X Laras Setyaningrum 80 90 20 25
Tyas Merlida Apriliyani 50 75 30 (VI)
Yanuar Ariyadi 65 75 20
Yolandari Prihastuti 55 70 30
Keterangan :
Kel. : Kelompok
162

Lampiran 34
PENGUMUMAN RANGKING KELOMPOK

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 BOJA

(SIKLUS III)

RANGKING SATU (I) DITEMPATI OLEH KELOMPOK III YANG PADA

SIKLUS I DAN II SEBAGAI RANGKING VI DAN IX, DENGAN

PENGHARGAAN SEBAGAI ” TIM SUPER” DENGAN SKOR 30 YANG

ANGGOTANYA TERDIRI DARI :BANGKIT AGUNG B., DWI SUSANTI, NOVI

INDRIYANI, DAN RATNA YULIASARI. ADAPUN URUTAN RANGKING

UNTUK SIKLUS I INI ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

Rangking Skor Keseluruhan Skor Kelompok Penghargaan


Kelompok
Kel. III 120 30 SUPER
Kel. IX 120 30 SUPER
Kel. I 120 30 SUPER
Kel. VI 100 25 SUPER
Kel. IV 100 25 SUPER
Kel. X 100 25 SUPER
Kel. V 100 25 SUPER
Kel. II 100 25 SUPER
Kel. VIII 90 22,5 HEBAT
Kel. VII 90 22,5 HEBAT
163

Lampiran 35
HASIL PENGAMATAN AKTIVITAS GURU
METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
SIKLUS III
No Aspek Yang diamati Dilakukan Skala Prioritas
Ya Tidak 1 2 3 4
I Pendahuluan
Apersepsi √ √
Presarat pengetahuan √ √
Motivasi √ √

II Pengembangan
1. Menciptakan suasana aktif belajar √ √
2. Penguasaan materi √ √
3. Keterampilan melaksanakan pembelajaran
• Memotivasi dan memimbing siswa √ √
mempelajari materi dan membuat pertanyaan
• Membimbing siswa dalam melaksanakan
diskusi √ √
• Membimbing siswa dalam menyampaikan
pendapat √ √
• Memotivasi dan menanggapi siswa dalam
tanya jawab hasil kegiatan √ √
• Melakukan refleksi jalannya pembelajaran
yang telah dilakukan √ √
4. Penekanan materi penting
√ √

II Penerapan
Kesesuain Materi √ √
Pengamatan terhadap siswa √ √
IV Penutup
Membimbing dalam menarik kesimpulan √ √
Pemberian tugas √ √

Presentase : 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 3 + 3 + 4 + 3 +4 X 100 %
60
: 57 X 100% = 95%
60
Penilaian :
1 : banyak aktivitas yang dilakukan guru < 25%
2 : banayk aktivitas yang dilakukan guru antara 25%-50%
3 : banyak aktivitas yang dilakukan guru antara 50%-75%
4 : banyak aktivitas yang guru lakukan guru lebih atau sama dengan 75%

Guru yang diamati Pengamat

Dra. Rukisti
Mulyati
164

Lampiran 36
SOAL TES SIKLUS III

PETUNJUK UMUM

1. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang tersedia


2. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberikan tanda silang (X)
pada huruf abjad dilembar jawaban.
3. Jika ada jawaban yang kalian anggap salah dan ingin dibetulkan, maka coretlah
dengan dua garis mendatar pada huruf jawaban yang hendak diganti.
Contoh : Pilihan semula : ABCDE
Pembetulan : ABCDE
4. Periksa kembali seluruh jawaban sebelum diserahkan kepada petugas.
Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, d, dan e pada jawaban yang anda anggap
benar!
1.
A B C
1. Peningkatan tarif Pajak 1. Pemberlakuan jaminan 1. Pengawasan harga
pemerintah
2. Politik diskonto 2. Peningkatan upah 2. Pengaturan pengeluaran
pemerintah
3. Peningkatan produksi 3. Politik pasar terbuka 3. Penurunan suku bunga

Dari matrik di atas yang merupakan kebijakan fiskal adalah….


a. A1, B1 dan C1 d. A2, B2 dan C3
b. A1, B1 dan C2 e. A3, B3 dan C3
c. A2, B2 dan C2
2. Hasil sitaan atau lelang atau denda termasuk ……
a. Pajak d. Bantuan luar negeri
b. Utang e. Peneramaan bukan pajak
c. Pinjaman
3. Dibawah ini yang termasuk dalam kebijakan fiskal adalah …..
a. Politik kredit selektif
b. Politik harga dan politik produksi
c. Politik cadangan kas dan politik perpajakan
d. Politik diskonto dan politik pasar terbuka
e. Politik perpajakan dan kebijaksanaan APBN
4. Perhatikan pernyataan-pernyataan dibawah ini:
1. Kesempatan kerja 3. Praktek diskonto
2. Stabilitas moneter 4. Moral suasion
165

Dari pernyataan tersebut yang merupakan tujuan kebijaksanaan moneter adalah



a. 1 dan 2 d. 2 dan 4
b. 1 dan 3 e. 1 dan 4
c. 2 dan 3
5. Bank Sentral menetapkan suku bunga sebesar 10%. Kebijakan tersebut
merupakan bagian dari kebijakan moneter…..
a. Persuasi moral d. Pengawasan kredit
b. Politik rasio kas e. Politik pasar terbuka
c. Kebijakan diskonto
6. Jumlah penerimaan tahun 2004 adalah Rp. 219.603,8 miliar dan jumlah
pengeluaran adalah Rp. 219.603,8 miliar. Tahun 2005, baik penerimaan maupun
pengeluaran naik sebesar 11,9 %. Kebijakan anggaran demikian disebut….
a. Defisit d. Surplus dan dinamis
b. Surplus e. Berimbang dan Dinamis
c. Berimbang
7. Beda Pajak dan Retribusi adalah…..
a. Pemerintah lebih mengutamakan pendapatan dari sektor Pajak dari pada
dari retribusi
b. Pajak memiliki berbagai macam jenis sedangkan retribusi hanya terdiri dari
satu jenis.
c. Lebih banyak anggota masyarakat yang dapat terjaring pada retribusi dari
pada dari Pajak
d. Nilai Pajak lebih besar dari pada nilai retribusi dan nilai Pajak harus
dibarengi dengan imbalan langsung
e. Pajak dipungut tanpa ada kewajiban pemerintah untuk memberi imbalan
secara langsung, sedangkan retribusi dipungut berdasarkan jasa yang kita
peroleh dari pemerintah
8. Berdasarkan sistem pemungutan Pajak, Pajak penghasilan termasuk Pajak ….
a. Pusat d. Langsung
b. Daerah e. Tidak langsung
c. Subyektif
9. 1. Bea lelang 3. Pajak penjualan
2. Bea materai 4. Pajak pertambahan nilai
Data-data diatas termasuk…..
a. Pajak Pusat d. Pajak Langsung
b. Pajak daerah e. Pajak tidak langsung
c. Pajak subyektif
10. Iuran TVRI dan iuran parkir termasuk….
a. Bea d. Retribusi
166

b. Cukai e. Bea masuk


c. Pajak
11. Semakin tinggi pendapatan atau kekayaan seseorang, dikenakan Pajak dengan
presentase yang semakin tinggi pula. Sistem pemungutan Pajak ini disebut …..
a. Intensif d. Progresif
b. Degresif e. Proporsional
c. Regresif
12. Tujuan kebijakan fiskal adalah menyeimbangkan anggaran, artinya….
a. Anggaran pendapatan sama dengan anggaran belanja
b. Anggaran pendapatan lebih besar dari anggaran belanja
c. Anggaran rutin sama dengan penerimaan pembangunan
d. Anggaran pembangunan sama dengan penerimaan pembangunan
e. Anggaran pendapatan pembangunan sama dengan anggaran biaya rutin
13. Yang merupakan ketua Dewan Moneter yang mengendalikan kebijakan moneter
di Indonesia adalah….
a. MPR d. Menteri perdagangan
b. Presiden e. Gubernur Bank Indonesia
c. Menteri Keuangan
14. Kebijakan sanering di ambil oleh pemeritah apabila terjadi……..
a. Perekonomian pada kondisi hiperinflasi
b. Nilai rupiah terhadap dolar menurun
c. Jumlah uang yang beredar meningkat
d. Tingkat suku bunga bank menurun
e. Jika terjadi devaluasi
15. Tujuan dari pembiayaan nasional adalah……….
a. Untuk mengatur pengeluaran pihak swasta
b. Untuk menekan inflasi
c. Untuk menstabilkan ekonomi
d. Untuk menutup defisit
e. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi
16. Setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak
dan dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak
disebut……
a. Pajak d. Tarif Pajak
b. Penghasilan e. Objek Pajak
c. Wajib pajak
17. Seorang warga negara asing yang tinggal di Indonesia dipungut Pajak. Asas
pemungutan Pajak seperti itu dinamakan………
a. Asas sumber d. Asas berdikari
167

b. Asas domisili e. Asasa setia kawan


c. Asas mufakat
18. Untuk mengendalikan uang yang beredar, pemerintah melakukan pungutan paksa
kepada masyarakat. Kegiatan tersebut merupakan bentuk dari….
a. Kebijakan fiskal d. Politik pasar terbuka
b. Politik diskonto e. Kebijakan non moneter
c. Kebijakan politik
19. Pajak yang dikenakan terhadap penjualan atau penyerahan barang yang telah
diolah atau diproses sehingga berubah dari atau bentuk asalnya menjual barang
baru yang bertambah nilainya atau daya gunanya disebut …
a. PPh d. Bea materai
b. PPN e. Bea cukai
c. PPnBM
20. Besarnya Nilai Jual objek Pajak (NJOP) yaitu ….
a. Luas tanah dikalikan luas bangunan
b. Luas pbjek dikalikan harga jual bangunan
c. Luas objek dikalikan harga jual per meter persegi
d. Besarnya Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) dikalikan besarnya tarif
e. Nilai jual bangunan atau tanah dikalikan 10%
168

Lampiran 37
KUNCI JAWABAN SIKLUS III

1. A 11. D
2. E 12. E
3. E 13. C
4. A 14. A
5. B 15. C
6. E 16. B
7. E 17. B
8. D 18. E
9. D 19. B
10. D 20. C
169

Lampiran 38

Hasil Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran

No pertanyaan Jumlah siswa yang memberikan jawaban dan komentar


1 19 dari 40 siswa (47,5%) masih menganggap canggung
21 dari 40 siswa (52,5%) menganggap kinerja guru baik
2 12 dari 40 siswa (30%) masih bingung dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD
28 dari 40 siswa (70%) lainnya sudah jelas
3 7 dari 40 siswa (17,5%) menganggap bahwa belajar dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan hal yang biasa
33 dari 40 siswa (72,5%) menganggap bahwa belajar dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
merupakan metode yang bagus yang dapat meningktkan prestasi
mereka.
4 7 dari 40 siswa (17,5%) masih bingung memahami materi dengan
metode Pembelajaran koopertaif tipe STAD
33 dari 40 siswa (72,5%) lebih cepat memahami materi karena
dilakukan dengan diskusi kelompok
170

Lampiran 39

Rekapitulasi Hasil Belajar Sebelum Dan Sesudah Tindakan


Siklus I, Siklus II, Siklus III
No Nama Siswa Sebelum Siklus I Siklus II Siklus III
Tindakan
1 Adi Gunawan 75 80 90 90
2 Agus Nurchalim 75 75 80 80
3 Astry Anggrahini 60 70 75 75
4 Bangkit Agung B. 75 80 80 100
5 Danik Setya Rahayu 70 75 80 80
6 Defita Wulansari 50 60 75 75
7 Dhian Kurniarahman 85 90 100 100
8 Dwi Agus Yulyani 50 60 70 70
9 Dwi Susanti 50 55 60 70
10 Dyan Wahyuni 75 75 80 85
11 Erma Setyoningrum 75 75 85 85
12 Fitria Gitasari 75 85 85 85
13 Hariyono 40 55 60 60
14 Hartanto Ari Saroso 50 55 60 60
15 Herman Yosep Eko Bayu S. 60 65 70 70
16 Ipung Himawan 50 60 60 60
17 Kris Indrayati 55 60 60 70
18 Krisnani Prasetyo Nugroho 50 60 60 60
19 Laras Setyaningrum 80 90 95 90
20 Lis Dwiyanto 60 65 70 75
21 Lutfi Permanasari 55 60 70 75
22 Metha Wijayanti 65 65 75 80
23 Nanang Satria Wibowo 50 55 60 65
24 Niken Purnaningdyah 75 80 90 80
25 Nita Ferawati 55 60 60 65
26 Novi Indriyani 65 70 75 80
27 Novita Kurniasih 65 70 80 80
28 Panji Ariwoko 55 60 60 75
29 Purwandani Eki S. 50 55 60 70
30 Ratna Yuliasari 60 65 75 75
31 Rosi Nuryani 60 60 70 70
32 Siti Imrohatun 75 75 85 85
33 Siti Yulikoh 65 75 85 85
34 Sulaiman 65 70 80 80
35 Sulistyo Purnomo 60 70 80 80
36 Tri Handayani 80 80 85 100
37 Tyas Marlinda Apriliani 50 60 75 75
38 Widyastuti 75 75 90 90
39 Yanuar Ariyadi 65 65 75 75
40 Yolandari Prisastuti 55 60 70 70
Rata-rata 2500 68 75,12 77,37
Daya serap 62,5% 68% 75,12% 77,37%
171
KISI-KISI SOAL POST TEST

Satuan Pendidikan : SMA Jumlah butir soal : 60


Mata pelajaran : Ekonomi Waktu : 90 menit
Kelas/Semester :XI/1 (satu) Bentuk soal : Pilihan ganda

Standar Kompetensi No. Ranah kognitif


Materi Indikator Kunci Jumlah
Kompetensi Dasar Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
Kemampuan Kemampuan Kebijakan fiscal 1.Mendiskripsikan 1 √ C 15
memahami siswa memahami dan moneter Pajak dan fungsinya 2 √ D
konsep kebijakan 4 √ C
ekonomi pemerintah di 5 √ A
kemasyarakatan bidang fiscal dan 6 √ E
dan kebijakan moneter serta 7 √ C
pemerintah pengarugnya 8 √ E
dalam bidang terhadap 11 √ C
ekonomi perekonomian 16 √ C
19 √ C
22 √ D
32 √ D
34 √ E
51 √ D
57 √ B
2.Membedakan Pajak 3 √ E 9
dengan pungutan 9 √ C
resmi lainnya 10 √ D
sebagai sumber 23 √ D
pendapatan Negara 40 √ D
dan daerah 42 √ E
47 √ E
50 √ D
56 √ B
Standar Kompetensi No. Ranah kognitif
Materi Indikator Kunci Jumlah
Kompetensi Dasar Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.Memberi contoh 12 √ B 26
cara menghitung 13 √ A
Pajak (PPh, PPN, 14 √ E
PPB) sesuai dengan 15 √ C
UU yang berlaku 17 √ E
18 √ E
20 √ E
21 √ A
24 √ D
25 √ D
26 √ C
27 √ A
28 √ A
29 √ E
30 √ B
31 √ C
33 √ A
45 √ B
46 √ E
48 √ D
49 √ D
52 √ E
53 √ C
58 √ E
59 √ B
60 √ C
4.Mendiskripsikan 36 √ E 6
kebijakan fiskal dan 37 √ A
moneter 39 √ E
41 √ A
44 √ A
55 √ C
Standar Kompetensi No. Ranah kognitif
Materi Indikator Kunci Jumlah
Kompetensi Dasar Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
5.Mengidentifikasi 35 √ C 4
jenis-jenis 38 √ A
kebijakan fiskal dan 43 √ E
moneter 54 √ A

Anda mungkin juga menyukai