Anda di halaman 1dari 9

Ahmadiyah

Disusun Oleh:
Lidyawati (108016100072)
Titik Kadarsih (1080161000)
Nurma Apriyanti (1080161000)
Sejarah Perkembangan Ahmadiyah
 Pendiri Jemaat Ahmadiyah bernama Hazrat MIrza Ghulam Ahmad.
Nama beliau yang asli hanyalah Ghulam Ahmad. Mirza
melambangkan keturunan Moghul (Kerajaan Islam yang pernah ada
di India). Kebisaannya adalah suka menggunakan nama Ahmad bagi
nama beliau secara ringkas. Maka, waktu menerima bai’at dari orang-
orang, beliau hanya memakai nama ahmad. Dalam ilham-ilham, Allah
Ta’ala sering memanggil beliau dengan nama Ahmad juga. Hazrat
Ahmad lahir pada tanggal 13 februari 1835 M, atau 14 Syawal
1230H, hari jum’at pada waktu sholat subuh, di rumah Mirza Ghulam
Murtaza di desa Qadian. Beliau lahir kembar, saat ia lahir, beserta
beliau lahir pula seorang anak perempuan yang tidak berapa lama
kemudian meninggal. Demikianlah sempurna sudah kabar gaib yang
tertera di dalam kitab-kitab agama Islam bahwa Imam Mahdi akan
lahir kembar. Qadian terletak 57km sebelah timur kota Lahore, dan
24km kota Amritsar di propinsi Punjab India”.
Lanjutan..
Lebih jauh perkembangan pergerakan ini ditulis:
“Pergerakan jamaah Ahmadiyah dalam islam adalah suatu
organisasi keagamaan dengan ruang lingkup internasional
yang memiliki cabang di 174 negara tersebar di Afrika,
Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Australia, dan
Eropa. Saat ini jumlah anggotanya di seluruh dunia lebih
dari 150 juta orang, dan angkanya terus bertambah dari hari
ke hari. Jemaah ini adalah golongan islam yang paling
dinamis dalam sejarah era modern dan Ahmadiyah masuk
ke Indonesia tahun 1935, kini sudah mempunyai sekitar 200
cabang.
Pokok-pokok Ajaran Ahmadiyah
 Mirza Gulam Ahmad mengakui dirinya nabi dan rosul utusan
tuhan.
 Mereka meyakini bahwa kitab suci tadzkirah sama sucinya
dengan kitab suci Al-qur’an karena sama-sama wahyu dari
Tuhan.
 Wahyu tetap turun sampai hari kiamat begitu juga nabi dan rasul
tertap diutus sampai hari kiamat juga.
 Mereka mempunyai tempat suci dan surga tersendiri.
 Wanita ahmadiyah tidak boleh / haram menikah dengan laki-laki
yang bukan ahmadiyah, tetapi lelaki ahmadiyah boleh menikah
dengan wanita yang bukan ahmadiyah.
 Tidak boleh berma’mum dengan imam yang bukan ahmadiyah.
 Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan, dan tahu sendiri yaitu nama
bulan.
Ajaran Ahmadiyah
Ajaran ahmadiyah terbagi menjadi dua kelompok dan keduanya
sama-sama mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Isa al
Masih yang telah dijanjikan Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi dua
kelompok tersebut memiliki perbedaan prinsip:
1. Ahmadiyah Qadian, di Indonesia dikenal dengan Jemaat
Ahmadiyah Indonesia (berpusat di Bogor, yakni kelompok yang
mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang mujaddid
(pembaharu) dan seorang nabi yang tidak membawa syariat baru.
2. Ahmadiyah Lahore, di Indonesia dikenal dengan Gerakan
Ahmadiyah Indonesia (berpusat di Yogyakarta). Secara umum
kelompok ini tidak menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi,
melainkan hanya sekedar mujaddid dari ajaran Islam.
Kepemimpinan (Kekhalifahan)
Setelah wafatnya pendiri jamaah Ahmadiyah, gerakan
ini dipimpin oleh para khalifah:
1. Khalifah Masih I : Hazrat Maulvi Nuruddin (1908-
1914)
2. Khalifah Masih II : Mirza Basyiruddin Mahmud
Ahmad (1914-1965)
3. Khalifah Masih III : Hazrat Hafiz Nasir Ahmad (1965-
1983)
4. Khalifah Masih IV : Mirza Tahir Ahmad (1983-2003)
5. Khalifah Masih V : Hazrat Mirza Masroor Ahmad
(2003-sekarang).
Kontroversi Ajaran Ahmadiyah

Menurut sudut pandang umum umat Islam:


a. Ajaran Ahmadiyah (Qadian) dianggap melenceng dari ajaran Islam
sebenarnya karena mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi
yaitu Isa al Masih dan Imam Mahdi.
b. Ahmadiyah menganggap bahwa Isa al Masih dan Imam Mahdi telah
datang ke dunia ini seperti yang telah dinubuwwatkan Nabi
Muhammad SAW.
c. Ahmadiyah berbeda dalam penafsiran ayat-ayat al Quran dan sering
dikait-kaitkan dengan adanya kitab Tazkirah.
d. Ada pula yang menyebutkan bahwa Kota suci Jemaat Ahmadiyah
adalah Qadian dan Rabwah.
Dasar Hukum Untuk Pelarangan Ahmadiyah
di Indonesia
 Undang-undang no. 5 Th. 1969 tentang pencegahan penyalahgunaan
dan atau penodaan agama (Pasal 1 dan 2)
 MUI telah memberikan fatwa bahwa ajaran Ahmadiyah Qadian sesat
menyesatkan dan berada di luar islam
 Surat edaran Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor
D/BA.01/3099/84 tanggal 20 september 1984
 Pengkajian terhadap aliran Ahmadiyah menghasilkan bahwa
Ahmadiyah Qadian dianggap menyimpang dari islam.
 Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas kiranya perlu dijaga
agar kegiatan jemaat Ahmadiyah di Indonesia tidak
menyebarluaskan pahamnya diluar pemeluknya agar tidak
menimbulkan keresahan masyarakat beragama dan mengganggu
kerukunan kehidupan beragama.
Alhamdulillah..

Wassalam..

Anda mungkin juga menyukai