Anda di halaman 1dari 2

Selasa, 24 Februari 2009

PERANAN MANAJEMEN KELAS

PERANAN MANAJEMEN KELAS DALAM MENDUKUNG KINERJA GURU YANG


EFEKTIF DAN MEMBENTUK PRILAKU SISWA

Hampir seluruh hasil survei mengenai keefektifan guru ( teacher effectiveness ) melaporkan
bahwa keterampilan manajemen kelas menentukan keberhasilan proses belajar siswa atau
peringkat yang dicapainya. Dengan demikian keterampilan manajemen kelas sangat krusial dan
fudemental dalam mendukung proses pembelajaran. Guru – guru yang rendah keterampilannya
dalam bidang manajemen kelas, barangkali tidak dapat menyelesaikan banyak hal yang menjadi
tugas pokoknya. Pendapat ini dikemukakan oleh Brophy dan Evertson dalam Learning from
Teaching, tahun 1976. Menurut beberapa pendapat yang dapat saya simpulkan konsep
manajemen kelas lebih luas dari pada sebatas menciptakan iklim untuk menegakkan disiplin
siswa. Konsep manajemen kelas mencakup segala hal, yaitu guru harus merangsang keterlibatan
dan kerjasama siswa di dalam keseluruhan aktivitas kelas dan menata lingkungan kerja menjadi
lebih produktif lagi bagi proses pendidikan dan pembelajaran.
Guru yang melaksanakan manajemen kelas sebagai proses pemapanan dan pemeliharaan
( establishing and maintaining ) lingkungan belajar yang efektif cendrung lebih sukses dari pada
guru – guru yang memposisikan atau memerankan diri sebagai figure otoritas atau penegak
disiplin ( authority figures or disciplinarians ) belaka. Kinerja manajemen kelas yang efektif
memungkinkan lahirnya roda penggerak bagi penciptaan pemahaman diri, evaluasi diri dan
internalisasi control diri pada kalangan siswa.

Dalam keseharian tugas dinasnya bahwa siswa paling banyak berhubungan dengan guru dan
demikian juga sebaliknya merupakan perwajahan sekolah yang dapat dilihat dengan mata
telanjang. Dalam tugas kesehariannya, guru berhadapan dengan siswa yang berbadan tinggi,
sedang atau rendah prestasi akademiknya. Ida pun juga berhadapan dengan siswa yang baik –
baik, santun arogan, cuek, pengganggu bahkan kuat, sedang atau lemah fisiknya. Belum lagi
keragaman tersebut dilihat dari perspektif social, ekonomi, kultur, kebiasaan, agama, kepedulian
dan derajat kohensifitasnya dan lain sebagainya.
Siswa yang bermasalah biasanya menjadi beban si guru dalam mengajar di kelas dan merupakan
kepedulian tindakan yang menjadi beban dari tugas si guru. Bentuk kenakalan dan prilaku
menyimpang para siswa beragam, dari permasalah sampah,berisik dikelas, mencuri, berkelahi,
bolos, pecandu narkoba, dan tidak disiplin dalam belajar.
Mengapa siswa cendrung berprilaku buruk? Ada banyak faktor penyebab hal tersebut, antaranya
adalah faktor sosial, ekonomi, kultural, agama, jenis kelamin, ras, tempat tinggal, perbedaan
potensial kognitif, kesehatan, kebiasaan hidup dan lain – lain. Faktor yang lain adalah
penyebabnya yaitu sekolah sendiri. Tidak semua sekolah dapat melaksanakan kegiatan
pembelajaran secara kondusif, misalnya adalah sekolah lebih dekat dengan tempat keramaian,
bangunan yang sudah terlalu tua, ruang kelas yangmengundang gerah, disiplin guru yang tidak
memadai, manajemen sekolah yang buruk, terlalu banyak pungutan dan lain sebagainya.Ini
berarti ada tantangan serius bagi sekolah untuk men
Kedua, menetapkan tata aturan dan prosedur disiplin yang jelas dan standar, serta mengikat
semua anak didik.Ketiga, melembagakan dan memberi keteladanan mengenai norma – norma
etik yang menjadi pemandu hubungan antar subjek di lingkungan sekolah.

http://pak-gunawan.blogspot.com/2009/02/peranan-manajemen-kelas.html

Anda mungkin juga menyukai