Anda di halaman 1dari 14

Penyakit Hansen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Penyakit Hansen
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal

Seorang pria berusia 24 tahun yang menderita kusta.

ICD-10 A30.

ICD-9 030

OMIM 246300

DiseasesDB 8478

MedlinePlus 001347

eMedicine med/1281  derm/223 neuro/187


MeSH C01.252.410.040.552.386

Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai penyakit
kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang sebelumnya, diketahui hanya
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae,[1] hingga ditemukan bakteri Mycobacterium
lepromatosis oleh Universitas Texas pada tahun 2008,[2] yang menyebabkan endemik sejenis
kusta di Meksiko dan Karibia, yang dikenal lebih khusus dengan sebutan diffuse lepromatous
leprosy.[3] Sedangkan bakteri Mycobacterium leprae ditemukan oleh seorang ilmuwan
Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun 1873 sebagai patogen yang
menyebabkan penyakit yang telah lama dikenal sebagai lepra. Saat ini penyakit lepra lebih
disebut sebagai penyakit Hansen, bukan hanya untuk menghargai jerih payah penemunya,
melainkan juga karena kata leprosy dan leper mempunyai konotasi yang begitu negatif,
sehingga penamaan yang netral lebih diterapkan untuk mengurangi stigma sosial yang tak
seharusnya diderita oleh pasien kusta.[4]
Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari saluran
pernapasan atas; dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar.[5] Bila tidak
ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf-saraf,
anggota gerak, dan mata. Tidak seperti mitos yang beredar di masyarakat, kusta tidak
menyebabkan pelepasan anggota tubuh yang begitu mudah, seperti pada penyakit tzaraath.

Daftar isi
 1 Sejarah
 2 Ciri-ciri
 3 Penyebab
 4 Patofisiologi
 5 Pengobatan
 6 Epidemiologi
o 6.1 Kelompok berisiko
o 6.2 Situasi global
 7 Lihat pula
 8 Referensi
o 8.1 Bacaan lanjut
 9 Pranala luar

[sunting] Sejarah
Konon, kusta telah menyerang manusia sejak 300 SM, dan telah dikenal oleh peradaban
Tiongkok kuna, Mesir kuna, dan India.[6] Pada 1995, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan terdapat dua hingga tiga juta jiwa yang cacat permanen karena kusta. [7]
Walaupun pengisolasian atau pemisahan penderita dengan masyarakat dirasakan kurang perlu
dan tidak etis, beberapa kelompok penderita masih dapat ditemukan di berbagai belahan
dunia, seperti India dan Vietnam.

Pengobatan yang efektif terhadap penyakit kusta ditemukan pada akir 1940-an dengan
diperkenalkannya dapson dan derivatnya. Bagaimanapun juga, bakteri penyebab lepra secara
bertahap menjadi kebal terhadap dapson dan menjadi kian menyebar. Hal ini terjadi hingga
ditemukannya pengobatan multiobat pada awal 1980-an dan penyakit ini pun mampu
ditangani kembali.

[sunting] Ciri-ciri
Lesi kulit pada paha.

Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama mengenai kulit, saraf, dan
membran mukosa.[8] Pasien dengan penyakit ini dapat dikelompokkan lagi menjadi 'kusta
tuberkuloid (Inggris: paucibacillary), kusta lepromatosa (penyakit Hansen multibasiler), atau
kusta multibasiler (borderline leprosy).

Kusta multibasiler, dengan tingkat keparahan yang sedang, adalah tipe yang sering
ditemukan. Terdapat lesi kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid namun jumlahnya lebih
banyak dan tak beraturan; bagian yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan
gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang. Tipe ini tidak stabil dan
dapat menjadi seperti kusta lepromatosa atau kusta tuberkuloid.

Kusta tuberkuloid ditandai dengan satu atau lebih hipopigmentasi makula kulit dan bagian
yang tidak berasa (anestetik).

Kusta lepormatosa dihubungkan dengan lesi, nodul, plak kulit simetris, dermis kulit yang
menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan penyumbatan hidung
(kongesti nasal) dan epistaksis (hidung berdarah) namun pendeteksian terhadap kerusakan
saraf sering kali terlambat.

Tidak sejalan dengan mitos atau kepercayaan yang ada, penyakit ini tidak menyebabkan
pembusukan bagian tubuh. Menurut penelitian yang lama oleh Paul Brand, disebutkan bahwa
ketidakberdayaan merasakan rangsang pada anggota gerak sering menyebabkan luka atau
lesi. Kini, kusta juga dapat menyebabkan masalah pada penderita AIDS.[9]

[sunting] Penyebab
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mycobacterium leprae

Mycobacterium leprae.

Paket terapi multiobat.


Mycobacterium leprae adalah penyebab dari kusta.[5] Sebuah bakteri yang tahan asam M.
leprae juga merupakan bakteri aerobik, gram positif, berbentuk batang, dan dikelilimgi oleh
membran sel lilin yang merupakan ciri dari spesies Mycobacterium.[10] M. leprae belum dapat
dikultur pada laboratorium.[11]

[sunting] Patofisiologi
Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui. Beberapa hipotesis telah dikemukakan
seperti adanya kontak dekat dan penularan dari udara. [12] Selain manusia, hewan yang dapat
tekena kusta adalah armadilo, simpanse, dan monyet pemakan kepiting.[13] Terdapat bukti
bahwa tidak semua orang yang terinfeksi oleh kuman M. leprae menderita kusta, dan diduga
faktor genetika juga ikut berperan, setelah melalui penelitian dan pengamatan pada kelompok
penyakit kusta di keluarga tertentu. Belum diketahui pula mengapa dapat terjadi tipe kusta
yang berbeda pada setiap individu. [14] Faktor ketidakcukupan gizi juga diduga merupakan
faktor penyebab.

Penyakit ini sering dipercaya bahwa penularannya disebabkan oleh kontak antara orang yang
terinfeksi dan orang yang sehat.[15] Dalam penelitian terhadap insidensi, tingkat infeksi untuk
kontak lepra lepromatosa beragam dari 6,2 per 1000 per tahun di Cebu, Philipina[16] hingga
55,8 per 1000 per tahun di India Selatan.[17]

Dua pintu keluar dari M. leprae dari tubuh manusia diperkirakan adalah kulit dan mukosa
hidung. Telah dibuktikan bahwa kasus lepromatosa menunjukkan adnaya sejumlah organisme
di dermis kulit. Bagaimanapun masih belum dapat dibuktikan bahwa organisme tersebut
dapat berpindah ke permukaan kulit. Walaupun terdapat laporan bahwa ditemukanya bakteri
tahan asam di epitel deskuamosa di kulit, Weddel et al melaporkan bahwa mereka tidak
menemukan bakteri tahan asam di epidermis. [18] Dalam penelitian terbaru, Job et al
menemukan adanya sejumlah M. leprae yang besar di lapisan keratin superfisial kulit di
penderita kusta lepromatosa. Hal ini membentuk sebuah pendugaan bahwa organisme
tersebut dapat keluar melalui kelenjar keringat. [19]

Pentingnya mukosa hidung telah dikemukakan oleh Schäffer pada 1898.[20] Jumlah dari
bakteri dari lesi mukosa hidung di kusta lepromatosa, menurut Shepard, antara 10.000 hingga
10.000.000 bakteri.[21] Pedley melaporkan bahwa sebagian besar pasien lepromatosa
memperlihatkan adanya bakteri di sekret hidung mereka.[22] Davey dan Rees mengindikasi
bahwa sekret hidung dari pasien lepromatosa dapat memproduksi 10.000.000 organisme per
hari.[23]

Pintu masuk dari M. leprae ke tubuh manusia masih menjadi tanda tanya. Saat ini
diperkirakan bahwa kulit dan saluran pernapasan atas menjadi gerbang dari masuknya
bakteri. Rees dan McDougall telah sukses mencoba penularan kusta melalui aerosol di mencit
yang ditekan sistem imunnya. [24] Laporan yang berhasil juga dikemukakan dengan
pencobaan pada mencit dengan pemaparan bakteri di lubang pernapasan. [25] Banyak ilmuwan
yang mempercayai bahwa saluran pernapasan adalah rute yang paling dimungkinkan menjadi
gerbang masuknya bakteri, walaupun demikian pendapat mengenai kulit belum dapat
disingkirkan.

Masa inkubasi pasti dari kusta belum dapat dikemukakan. Beberapa peneliti berusaha
mengukur masa inkubasinya. Masa inkubasi minimum dilaporkan adalah beberapa minggu,
berdasarkan adanya kasus kusta pada bayi muda.[26] Masa inkubasi maksimum dilaporkan
selama 30 tahun. Hal ini dilaporan berdasarkan pengamatan pada veteran perang yang pernah
terekspos di daerah endemik dan kemudian berpindah ke daerah non-endemik. Secara umum,
telah disetujui, bahwa masa inkubasi rata-rata dari kusta adalah 3-5 tahun.

[sunting] Pengobatan
Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada pengobatan
yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal (pembasmi bakteri) yang
lemih terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson menyebabkan populasi bakteri
menjadi kebal. {ada 1960an, dapson tidak digunakan lagi.

Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson, akhirnya menemukan
klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an. [27]

Obat terapi multiobat kusta.

Kemudian, Shantaram Yawalkar dan rekannya merumuskan terapi kombinasi dengan


rifampisin dan dapson, untuk mengakali kekebalan bakteri.[28] Terapi multiobat dan
kombinasi tiga obat di atas pertama kali direkomendasi oleh Panitia Ahli WHO pada 1981.
Cara ini menjadi standar pengobatan multiobat. Tiga obat ini tidak digunakan sebagai obat
tunggal untuk mencegah kekebalan atau resistensi bakteri.

Terapi di atas lumayan mahal, maka dari itu cukup sulit untuk masuk ke negara yang
endemik. Pada 1985, kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di 122 negara. Pada
Pertemuan Kesehatan Dunia (WHA) ke-44 di Jenewa, 1991, menelurkan sebuah resolusi
untuk menghapus kusta sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2000, dan
berusaha untuk ditekan menjadi 1 kasus per 100.000. WHO diberikan mandat untuk
mengembangkan strategi penghapusan kusta.

Kelompok Kerja WHO melaporkan Kemoterapi Kusta pada 1993 dan merekomendasikan
dua tipe terapi multiobat standar.[29] Yang pertama adalah pengobatan selama 24 bulan untuk
kusta lepromatosa dengan rifampisin, klofazimin, dan dapson. Yang kedua adalah
pengobatan 6 bulan untuk kusta tuberkuloid dengan rifampisin dan dapson.

Sejak 1995, WHO memberikan paket obat terapoi kusta secara gratis pada negara endemik,
melalui Kementrian Kesehatan. Strategi ini akan bejalan hingga akhir 2010.

Pengobatan multiobat masih efektif dan pasien tidak lagi terinfeksi pada pemakaian bulan
pertama.[6] Cara ini aman dan mudah. jangka waktu pemakaian telah tercantum pada kemasan
obat.[6]

[sunting] Epidemiologi

Distribusi penyakit kusta dunia pada 2003.

Di seluruh dunia, dua hingga tiga juta orang diperkirakan menderita kusta.[7] India adalah
negara dengan jumlah penderita terbesar, diikuti oleh Brasil dan Myanmar.

Pada 1999, insidensi penyakit kusta du dunia diperkirakan 640.000, pada 2000, 738.284
kasus ditemukan. Pada 1999, 108 kasus terjadi di Amerika Serikat. Pada 2000, WHO
membuat daftar 91 negara yang endemik kusta. 70% kasus dunia terdapat di India, Myanmar,
dan Nepal. Pada 2002, 763.917 kasus ditemukan di seluruh dunia, dan menurut WHO pada
tahun itu, 90% kasus kusta dunia terdapat di Brasil, Madagaskar, Mozambik, Tanzania dan
Nepal.

[sunting] Kelompok berisiko

Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemik dengan
kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan
gizi yang buruk, dan adanya penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem
imun. Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.

[sunting] Situasi global

Tabel 1: Prevalensi pada awal 2006, dan tren penemuan kasus baru pada 2001-2005, tidak termasuk di Eropa
Daerah Prevalensi terdaftar Kasus baru yang ditemukan pada tahun

(rate/10,000 pop.)
Awal 2006 2001 2002 2003 2004 2005
Afrika 40.830 (0.56) 39.612 48.248 47.006 46.918 42.814
Amerika 32.904 (0.39) 42.830 39.939 52.435 52.662 41.780
Asia Tenggara 133.422 (0.81) 668.658 520.632 405.147 298.603 201.635
Mediterania
4.024 (0.09) 4.758 4.665 3.940 3.392 3.133
Timur
Pasifik Barat 8.646 (0.05) 7.404 7.154 6.190 6.216 7.137
Total 219.826 763.262 620.638 514.718 407.791 296.499
Tabel 2: Prevalensi dan Penemuan
Prevalensi terdaftar Penemuan kasus baru

Negara (rate/10,000 pop.) (rate/100,000 pop.)


Selama Selama Selama
Awal 2004 Awal 2005 Awal 2006
2003 2004 2005
49.206 49.384 38.410
 Brasil 79.908 (4.6) 30.693 (1.7) 27.313 (1.5)
(28.6) (26.9) (20.6)
 Republik Demokratik 11.781 10.737
6.891 (1.3) 10.530 (1.9) 9.785 (1.7) 7.165 (13.5)
Kongo (21.1) (18.7)
 Madagaskar 5.514 (3.4) 4.610 (2.5) 2.094 (1.1) 5.104 (31.1) 3.710 (20.5) 2.709 (14.6)
 Mozambik 6.810 (3.4) 4.692 (2.4) 4.889 (2.5) 5.907 (29.4) 4.266 (22.0) 5.371 (27.1)
 Nepal 7.549 (3.1) 4.699 (1.8) 4.921 (1.8) 8.046 (32.9) 6.958 (26.2) 6.150 (22.7)
 Tanzania 5.420 (1.6) 4.777 (1.3) 4.190 (1.1) 5.279 (15.4) 5.190 (13.8) 4.237 (11.1)
Total 112.092 60.001 53.192 80.707 81.289 67.614

Sebagaimana yang dlaporkan oleh WHO pada 115 negara dan teritori pada 2006 dan
diterbitkan di Weekly Epidemiological Record, prevalensi terdaftar kusta pada awal tahun
2006 adalah 219.826 kasus.[30] Penemuan kasus baru pada tahun sebelumnya adlaah 296.499
kasus. Alasan jumlah penemuan tahunan lebih tinggi dari prevalensi akhir tahun dijelaskan
dengan adanya fakta bahwa proporsi kasus baru yang terapinya selesai pada tahun yang sama
sehingga tidak lagi dimasukkan ke prevalensi terdaftar. Penemuan secara globa terhadap
kasus baru menunjukkan penurunan.

Tabel 1 menunjukkan penemuan kasus secara global menurun sejak 2001. Tabel 2
menunjukkan situasi kusta pada enam negara utama.

Tuberkulosis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Wikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan tidak bisa menjamin
bahwa informasi kedokteran yang diberikan di halaman ini adalah benar.
Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan pengobatan.

Tuberculosa
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
Paru-paru penderita TBC melalui Sinar X

ICD-10 A15.-A19.

ICD-9 010-018

OMIM 607948

DiseasesDB 8515

MedlinePlus 000077 Templat:MedlinePlus2

eMedicine med/2324  emerg/618 radio/411


MeSH C01.252.410.040.552.846

Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering
menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan
ditularkan orang ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang
manusia. Jika diterapi dengan benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks
Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa
terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari
setengah kasus.

Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap
tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Seratus tahun
yang lalu, satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tuberkulosis.

Tanggal 24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari TBC" oleh sebab pada 24 Maret 1882 di
Berlin, Jerman, Robert Koch mempresentasikan hasil studi mengenai penyebab tuberkulosis
yang ditemukannya.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Penyebab
 2 Penularan
 3 Simptom
 4 Jenis-jenis
 5 Lihat pula
 6 Referensi
 7 Pranala luar

[sunting] Penyebab
Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria
termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetales.
kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M.
microti, dan M. canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis
yang terpenting dan paling sering dijumpai.

M.tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk
spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi pewarnaan seperti bakteri
lainnya, misalnya dengan Pewarnaan Gram. Namun, sekali mycobacteria diberi warna oleh
pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu,
maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme
lain yang juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella
micdadei, dan protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Pada dinding sel mycobacteria, lemak
berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini
menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik.
Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam
interaksi antara inang dan patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat bertahan hidup di
dalam makrofaga.

[sunting] Penularan
Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin
atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis

[sunting] Simptom
Gejala utama tuberkulosis ialah batuk selama 3 minggu atau lebih, berdahak, dan biasanya
bercampur darah. Bisa juga nyeri dada, mata memerah, kehilangan nafsu makan, sesak napas,
demam, badan lemah, dan semakin kurus. Bila tidak ditangani, bisa terjadi syok hipovolemik
atau sesak napas berat yang berujung kematian.

[sunting] Jenis-jenis
 Tuberkulosis paru terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis
 Tuberkulosis paru tidak terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis
 Tuberkulosis pada sistem saraf
 Tuberkulosis pada organ-organ lainnya
 Tuberkulosis millier

[sunting] Lihat pula


 Daftar korban Tuberkulosis terkenal
 Mycobacterium leprae
 tes Heaf
 Mycobacterium bovis
 Kusta

http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis 11 Maret 2011

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERI TAHAN ASAM

I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bakteri yang memiliki ciri-ciri berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki
dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada
bisa mencapai 60% dari berat dinding sel disebut bakteri tahan asam (BTA). Bakteri ini ada
41 spesies yang telah diakui oleh ICSB (International Committee on Systematic
Bacteriology) yang sebagaian besar sudah saprofit dan sebagaian kecil lainnya patogen untuk
manusia diantaranya Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leparae dan lain-lainnya
yang dapat menyebabkan infeksi kronik. Golongan saprofit dikenal juga dengan nama atipik
(Syahrurachman, 1994).
Bakteri ini membutuhkan bahan tambahan makanan seperti darah egg yolk, serum dan sel
yang tebal yang terdiri dari asam lemak mivolet untuk pertumbuhannya. Mycobacterium
tuberculose merupakan bakteri gram positif (+), batang sedikit bengkok, panjang atau
pendek, tidak berspora, tidak berkapsul, pertumbuhan sangat lambat 2 - 8 minggu, suhu
optimal 37 - 38oC. Mycobacterium tahan terhadap asam dan alkali dibanding dengan kuman
lain sehingga apabila bahan spesimen mengandung kuman lain dapat dibunuh dengan mudah
sehingga spesimen menjadi lebih murni (Staff pengajar FKUI, 1994).
Mycobacterium tuberculose terdapat pada manusia yang mengidap penyakit TBC dan
penularannya terjadi melalui jalan pernafasan, tetapi spesies Mycobacterium bovis biasanya
terdapat pada lembu dan dapat ditemukan pula pada manusia di usus (Syahrurachman, 1994).
B. Tujuan
1.Untuk mengetahui teknik pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA).
2.Mengetahui tingkat infeksi dari sputum.
II.MATERI DAN METODE

A.Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum Bakteri Tahan Asam (BTA) adalah pipet tetes,
mikroskop, objek glass, jarum ose dan pembakar spirtus. Bahan yang digunakan adalah
sputum (dahak), alkohol asam 3%, carbol fuchsin 0,3%, aquades dan methylen blue.
B.Metode
1.Preparat dibuat secara langsung kemudian difiksasi, yaitu dengan membersihkan kotoran
dengan alkohol pada objek glass lalu sputum diletakkan di atasnya dengan menggunakan
jarum ose (dalam keadaan aseptis) setipis mungkin kemudian dilakukan pengeringan, setelah
kering kemudian difiksasi.
2.Objek glass yang kering ditetesi carbol fuchsin 0,3% dan dipanaskan selama 5 menit tetapi
jangan sampai mendidih.
3.Cuci dengan aquades mengalir dan dikeringkan.
4.Tetesi dengan alkohol asam 3%, lalu cuci dengan aquades mengalir dan dikeringkan.
5.Tetesi dengan methylen blue, didiamkan selama 20 – 30 detik kemudian dicuci dengan
menggunakan aquades mengalir, keringkan dan amati dibawah mikroskop.

Skema kerja
III.HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Praktikum

Praktikum pewarnaan BTA pada sampel sputum menghasilkan BTA positif 1 dan BTA
positif 2 (5 BTA / 1 lapang pandang).

B.Pembahasan
Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon
(C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin
dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri
yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis,
Mycobacterium leprae, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium
tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan
bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan
Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).
Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok Mycobacterium
dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam
karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan
larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada
bakteri yang tidak tahan asam karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi
dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).
Uji bakteri tahan asam (BTA) pada praktikum kali ini menggunakan prosedur pewarnaan
Ziehl Neelson yaitu dengan memberi larutan pewarna carbol fuchsin, alkohol asam, dan
methylen blue. Hasil yang diperoleh saat praktikum yaitu positif 1 dan positif 2 yang
dilaporkan secara kuantitatif menurut IUAT, yaitu:
Negatif: apabila tidak ditemukan BTA.
Positif: apabila terdapat 1 – 9 BTA / 100 lapang pandang.
Positif 1: apabila terdapat 10 – 90 BTA / 100 lapang pandang.
Positif 2: apabila terdapat 1 – 9 BTA / 1 lapang pandang.
Positif 3: apabila terdapat > 10 BTA / 1 lapang pandang.
Tujuan pemberian carbol fuchsin 0,3% adalah untuk mewarnai seluruh sel bakteri. Tujuan
pemberian alkohol asam 3% adalah meluruhkan warna dari carbol fuchsin, tetapi pada
golongan BTA tidak terpengaruh pemberian alkohol asam 0,3% karena memiliki lapisan lipid
yang sangat tebal sehingga alkohol sukar menembus dinding sel bakteri tersebut dan warna
merah akibat pemberian carbol fuchsin tidak hilang. Tujuan pemberian methylen blue adalah
memberi warna background (Pelczar dan Chan, 1986).
Mewarnai bakteri yang tahan terhadap asam digunakan cara pewarnaan Ziehl Neelson.
Pewarnaan Ziehl Neelson terdapat beberapa perlakuan dan zat kimia yang diberikan. Fiksasi
bertujuan untuk mematikan bakteri tetapi tidak mengubah struktur sel bakteri. Perlakuan
pencucian dengan menggunakan aquades mengalir bertujuan untuk menutup kembali
lemaknya (Pelczar dan Chan, 1986).
IV.KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1.Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok


Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini disebut bakteri
tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci
dengan larutan alkohol asam. Larutan asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri
yang tidak tahan asam karena larutan pemucat akan melakukan fuksin karbol dengan cepat,
sehingga sel bakteri tidak berwarna. Setelah penambahan cat warna kedua bakteri tidak tahan
asam berwarna biru.
2.Hasil yang diperoleh saat praktikum yaitu positif 1 dan positif 2
B.Saran
1.Praktikum pewarnaan BTA tidak hanya dilakukan oleh asisten tetapi juga dapat dilakukan
oleh praktikan.
2.Praktikum pewarnaan BTA akan lebih baik jika menggunakan sputum yang bervariasi dari
negatif, positif, positif 1, positif 2, dan positif 3 sehingga praktikan dapat mengetahui
seberapa banyak BTA pada masing-masing kondisi.

DAFTAR REFERENSI

Jutono, dkk. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.

Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada.

Pelczar, M. J. And E. C. S. Chan. 1986. Elements of Mycrobiology. New York : Mc grow-


Hill Book Company.
Sechlegel, H. G. And Schimt, K. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : UGM Press.

Staf pengajar FKUI, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Binawa Aksara.

Syahrurachman, dkk. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: UI
Press.

http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2010/06/laporan-praktikum-bakteri-tahan-asam.html

Anda mungkin juga menyukai