PENGERTIAN
Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang/pihak, berdasarkan mana pihak
satu berhak menuntut sesuatu, dan pihak lain berkewajiban memenuhi tuntutan itu.
UNSUR-UNSUR PERIKATAN
hubungan hukum
harta kekayaan
pihak yang berkewajiban dan pihak yang berhak
prestasi
Debitur
Berkewajiban membayar utang (Schuld)
Berkewajiban memberikan harta kekayaannya untuk melunasi utang (haftung)
Kreditur
Berhak menagih (vorderingsrecht)
Berhak menagih harta kekayaan debitur sebesar piutangnya (verhaalsrecht)
Sumber perikatan
1. Perjanjian (ps 1313)
2. Undang-undang (1352)
UU semata-mata
UU karena perbuatan manusia
“Wanprestasi” adalah suatu keadaan dimana debitur tidak melakukan apa yang dijanjikan, lalai, alpa,
cidera janji. Sedangkan wanprestasi terjadi apabila:
Peristiwa yang terjadi “di luar kesalahan” debitur setelah dibuat perikatan yang debitur
”tidak” dapat memperhitungkannya terlebih dahulu pada saat dibuatnya perikatan, atau
sepatutnya tidak dapat memperhitungkannya dan merintangi perikatan tersebut.
Risiko adalah Kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena suatu kejadian diluar kesalahan
salah satu pihak
“Perjanjian” ialah suatu perbuatan hukum di mana seseorang atau lebih mengikatkan diri
kepada seorang lain atau lebih”
Mengenai perjanjian ini berhubungan erat dengan “Asas Kebebasan Berkontrak” (The Freedom of
Contract) yang tertuang dalam Pasal 1338 KUH Perdata & Syarat sahnya perjanjian Pasal 1320 BW
1. Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang Undang bagi mereka
yang membuatnya
2. Perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali, selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau
karena alasan-alasan yang oleh Undang-Undang dinyatakan cukup untuk itu
3. Persetujuan harus dilaksanakan dengan Itikad Baik
Hukum bisnis pada dasarnya mengacu kepada asas tersebut diatas artinya para pihak dalam membuat
kontrak/perjanjian, bebas menentukan syarat-syarat/ klausul yang dikehendaki, asal tidak
bertentangan dengan UU, kebiasaan dan kepatutan.
Hal ini termaktub dalam pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat sahnya perjanjian, yaitu: Menurut
pasal 1320 KUH Perdata, sahnya suatu perjanjian harus memenuhi 4 syarat, yakni adanya:
“Persetujuan tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya,
tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat persetujuan diharuskan oleh kepatutan,
kebiasaan atau oleh Undang-Undang”
1. Belum dewasa
2. Di bawah pengampuan
3. Perempuan yang menikah ditentukan
dalam Undang-Undang
Daluarsa adalah
Segala tuntutan hukum, baik yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat perseorangan hapus
karena lewatnya waktu 30 tahun.
A. Jual Beli
Perjanjian Jual Beli adalah Suatu perjanjian bertimbal balik dalam mana pihak yang
satu (penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedang pihak yang
lainnya (pembeli) berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai
imbalan dari perolehan hak milik tersebut ( Lihat Pasal 1457 KUHPerdata)
Dalam jual beli biasa perbuatan (transaksi) dilakukan oleh individu (pribadi) sedangkan dalam jual
beli dagang perbuatan (transaksi) dilakukan oleh perusahaan.
Kewajiban penjual
1. menyerahkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan
2. menanggung kenikmatan tentram atas barang tersebut dan menanggung terhadap cacat-cacat
tersembunyi
Kewajiban pembeli
1. membayar harga yang telah disepakati
2. mengambil barang di tempat yang telah ditentukan
B. Sewa Menyewa
Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama waktu tertentu dan
dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi
pembayarannya (Lihat Pasal 1548 KUH Perdata)
Risiko
Apabila barang yang disewa itu musnah karena sesuatu peristiwa yang terjadi di luar kesalahan
salah satu pihak maka perjanjian sewa menyewa gugur demi hukum
Mengulang sewakan
Penyewa tidak boleh mengulang sewakan barang yang disewakan maupun melepaskan sewanya
kepada orang lain
Dengan dijualnya barang yang disewa, suatu persewaan yang dibuat sebelumnya tidaklah
diputuskan kecuali apabila ia telah diperjanjiakn pada waktu menyewakan barang
Sewa beli adalah Suatu perjanjian sewa menyewa dengan hak opsi (Hak membeli
dengan nilai sisa oleh penyewa)
Penitipan Barang adalah apabila sesorang menerima sesuatu barang dari seorang, dengan
syarat bahwa ia akan menyimpannya dan mengembalikannya dalam wujud asalnya.
Dasar Hukum
Lembaga Perdagangan adalah suatu instansi/badan yang dapat berbentuk perorangan atau badan
usaha, baik sebagai eksportir, importir, pedagang besar, pedagang pengecer ataupun
lembaga-lembaga perdagangan lain yang sejenis, yang di dalam tatanan pemasaran barang
dan/atau jasa, melakukan kegiatan perdagangan dengan cara memindahkan barang
dan/atau jasa, baik langsung maupun tidak langsung dari produsen sampai pada konsumen
(Pasal 1 Butir 3 KepMenperindag No 23/MPM/Kep/1998)
Perdagangan adalah kegiatan jual beli barang dan/atau jasa yang dilakukan secara terus menerus
dengan tujuan pengalihan hak atas barang dan/atau dengan disertai imbalan atau
konpensasi. (Pasal 1 butir 1)
Pedagang adalah perorangan atau badan usaha yang melakukan kegiatan perniagaan/perdagangan
secara terus menerus dengan tujuan memperoleh laba (Pasal 1 butir 2)
1. Pedagang perantara yang berdasarkan hubungan kerja: berarti pedagang perantara dalam
menjalankan tugasnya terkait dalam perjanjian kerja antara majikan dan pekerja
Pekerja Keliling adalah pembantu pengusaha di luar kantor untuk memperluas transaksi
bisnis, dalam pengertian yang lain Pedagang keliling adalah perorangan yang
melakukan penjualan barang-barang dengan berkeliling menggunakan kendaraan, kereta,
gerobak sepeda atau sejenisnya.
Pengurus Filial adalah mewakili pengusaha untuk semua hal, tetapi terbatas untuk satu
cabang atau wilayah tertentu
Pemegang Prokurasi adalah pemegang kuasa dari perusahaan bertindak sebagai wakil
dari pimpinan perusahaan
2. Pedagang perantara yang berdiri sendiri: berarti pedagang perantara dalam menjalankan
tugasnya tidak terikat dengan pemberi kerja
AGEN PERDAGANGAN
Tugas sebenarnya sama dengan pedagang keliling yakni memperluas pemasaran hanya dalam
agen perdagangan, tidak berdasarkan hubungan kerja tetapi berdasarkan “perjanjian keagenan”
(1) Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) termasuk Agen Pemegang Lisensi adalah
perorangan atau badan usaha yang ditunjuk untuk dan atas nama pabrik pemilik merek barang
tertentu untuk melakukan penjualan dalam partai besar barang dari pihak tersebut
(2) Agen adalah perorangan atau badan usaha yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas
nama pihak yang menunjuknya untuk melakukan pembelian, penjualan / pemasaran tanpa
melakukan pemindahan fisik barang.
(3) Agen Pabrik (Manufactures Agent) adalah agen yang melakukan kegiatan penjualan atas
nama untuk kepentingan pabrik yang menunjuknya tanpa melakukan pemindahan fisik
barang.
(4) Agen Penjualan (Sales Agent) adalah agen yang melakukan penjualan atas nama dan untuk
kepentingan pihak lain yang menunjuknya tanpa melakukan pemindahan fisik barang
(5) Agen Pembelian (Purchasing Agent) adalah agen yang melakukan pembelian atas nama dan
untuk kepentingan pihak lain yang menunjuknya tanpa melakukan pemindahan fisik barang
(6) Agen Penjualan Pemegang Merek (APPM) adalah agen yang melakukan penjualan atas nama
dan untuk kepentingan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang menunjuknya.
Makelar adalah seorang pedagang perantara yang diangkat oleh pemerintah ia menyelenggarakan
perusahaannya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagaimana termaksud dalam Pasal 64,
mendapat upah atau provisi, atas amanat dan nama orang dengan siapa ia tidak mempunyai
hubungan kerja” (Pasal 62 KUHD).
Pekerjaan Makelar ialah melakukan penjualan dan pembelian bagi majikannya atas barang-
barang dagangan, kapal, saham, obligasi dan surat berharga lainnya.(Pasal 64)
Tiap-tiap makelar diwajibkan, setiap menutup perjanjian/kontrak segera mencatat dalam buku
sakunya dan tiap hari harus memindahkannya ke dalam buku hariannya. (Pasal 66)
Ciri-ciri Makelar
1. Diangkat oleh pemerintah
2. Bersumpah dihadapan ketua PN
KOMISIONER (76-85 a KUHD)
Badan Usaha
Persekutuan perdata adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikat diri
untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan
atau kemanfaatan yang diperoleh karenanya (Pasal 1618 KUH Perdata)
Ciri-ciri Persekutuan Perdata yaitu:
Perjanjian antara 2 orang atau lebih
Memasukkan sesuatu (inbreng)
Tujuannya membagi keuntungan atau kemanfaatan
Cara Pendirian Persekutuan Perdata
Apabila dicermati pengertian persekutuan seperti yang diatur dalam pasal 1618 KUH Perdata,
tampak bahwa pendirian persekutuan bisa lisan/tertulis
Demikian juga bila dicermati dalam pasal 1624 KUH Perdata, Dapat diketahui bahwa persekutuan
perdata ada sejak adanya kesepakatan di antara para pendiri atau saat berdirinya ditentukan dalam
anggaran dasar persekutuan
Pasal 1644 KUHPerdata “Persekutuan tidak terikat atas perbuatan sekutu, kecuali ada surat kuasa
untuk itu”
Pasal 1645 KUH Perdata: “Salah seorang sekutu mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga atas
nama persekutuan, maka persekutuan berhak secara langsung menagih piutang ke pihak ketiga
FIRMA (Fa)
Secara sederhana Firma dijabarkan dalam Pasal 16 KUHD, adalah tiap-tiap persekutuan perdata yang
didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama. (Pasal 16 s.d 35 KUHD)
CV adalah persekutuan dengan setoran uang dibentuk oleh satu atau lebih anggota aktif yang
bertanggungjawab secara renteng disatu pihak dengan satu atau lebih orang lain sebagai pelepas uang
Cara Pendirian CV
Tidak ada ketentuan yang tegas dalam KUHD tapi dalam praktek dibuat secara otentik (Psl 22
KUHD).
Jenis-jenis CV
I.Diam diam Belum menyatakan secara terbuka sebagai
CV
Contoh CV
CV.RUGI SELALU
A B C D E F
Keuntungan Kerugian
Kebutuhan modal terpenuhi Sukar memantau modal
Pembuatan CV lebih mudah dari PT Kelangsungan hidup CV tidak menentu
karena tergantung pada sekutu
komplementer
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan
terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia untuk
tujuan memperoleh keuntungan atau laba (Pasal 1 butir 3)
Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan
undang-undang ini dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenag dari kantor pendaftaran
perusahaan (lihat pasal 1 butir a)
Daftar perusahaan bertujuan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari suatu
perusahaan dan merupakan sumber informasi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai
indentitas, data, serta keterangan lainnya tentang perusahaan yang tercantum dalam daftar perusahaan
dalam rangka menjamin epastian berusaha (Pasal 2)
Perusahaan yang wajib didaftar dalam daftar perusahaan adalah setiap perusahaan yang berkedudukan
dan menjalankan usahanya di wilayah negara RI menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, termasuk didalamnya kantor cabang, kantor pem,bantu, anak perusahaan serta agen dan
perwakilan dari perusahaan itu yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian”. (Pasal 7)
PERSEROAN TERBATAS
Bila sudah menjadi badan hukum maka PT sebagai subjek hukum, artinya PT dapat menuntut dan
dituntut badan hukumnya atau pengurusnya dimuka pengadilan (Persona Standi Injudicio)
Tetapi apabila belum diumumkannya PT dalam TBNRI, maka berarti PT belum merupakan badan
hukum, melainkan pertanggungjawaban nya terhadap pihak ketiga adalah sama seperti Pasal 39
KUHD dan dalam hal ini tidak mempunyai akibat hukum bahwa PT tersebut tidak mempunyai
Persona Standi Injudicio
Boleh dalam bentuk lain asal dinilai oleh penilai independen (Psl 27:2)
Penyetoran dalam bentuk benda tidak bergerak harus diumumkan dalam surat kabar (Psl 27:3)
Jika terjadi Penambahan Modal maka harus memenuhi syarat sebagaimana disebutkan dalam Pasal 34
UUPT yakni harus:
1. Ada putusan RUPS
2. Dibuat dalam akta notaris
3. Ada Persetujuan MenKeh RI
4. Wajib didaftar dalam daftar perusahaan
5. Akta Pengesahan diumumkan TBNRI
6. Saham ditawarkan lebih dahulu kepada pemegang saham lama
Demikian pula apabila terdapat pengurangan modal, baik modal dasar, modal ditempatkan dan modal
disetor harus mengacu kepada Psl 37 ayat 1) yaitu:
1. Ada putusan RUPS
2. Putusan RUPS, disampaikan kepada semua Kreditur
3. Diumumkan dalam Tambahan berita negara dan 2 Surat Kabar
4. Persetujuan Menkeh RI
7. Daftar dalam daftar wajib perusahaan.
Struktur Organ PT
I.
RUPS
Dewan Komisaris
Direksi
II.
STOCK HOLDERS
BOARD OF DIRECTOR
PRESIDEN
III.
RUPS Dewan Komisaris Direksi
ORGAN-ORGAN PT
Dalam AD dicantumkan segala tugas dan wewenang RUPS yang tidak diberikan kepada Direksi
dan Komisaris (Pasal 63 ayat 1)
Umumnya bila RUPS dapat dilakukan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili ½
(satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, dan biasanya
undangan diumumkan melalui surat kabar
II. KOMISARIS
Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau
khusus serta memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan perseroan.
III. DIREKSI
Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun diluar pengadilan
sesuai dengan ketentuan AD (Pasal 1 butir 4)
Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan
serta mewakili perseroan baik di dalam maupun diluar pengadilan (Pasal 82)
Pasal 85
(1) Setiap anggota direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
untuk kepentingan dan usaha perseroan.
(2) Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya.
(3) Atas nama perseroan pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah dapat mengajukan gugatan ke PN terhadap anggota
direksi yang karena kesalahannya menimbulkan kerugian pada perseroan.
Dengan demikian maka Direksi PT adalah:
Wakil PT di dalam dan diluar pengadilan
Bertanggungjawab atas pelaksanaan tujuan PT
Wajib membuat daftar pemegang saham
Bila salah mengelola PT dapat digugat oleh pemegang saham (Pasal 85:3)
PT Bubar atas dasar putusan pengadilan (lihat Pasal 117) Hal ini dapat terjadi karena permohonan
dari:
1. Kejaksaan, demi kepentingan umum
2. Pemegang saham yang mewakili (10 % dari keseluruhan)
3. Kreditur, karena:
a. tidak mampu bayar utang
b. harta PT tidak cukup bayar utang
4. Cacat hukum pendirian PT
Pengertian BUMN
PN ialah Semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modalnya untuk seluruhnya merupakan
kekayaan negara RI kecuali jika ditentukan lain atau berdasarkan UU (Pasal 1 UU No 19 Tahun 1960)
BUMN adalah Badan Usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara atau badan usaha yang tidak
seluruh sahamnya dimiliki oleh negara tetapi stutusnya disamakan dengan BUMN (Kepmenkeu RI
No 740/KMK/00/1989)
BENTUK-BENTUK B U M N
Dalam Pasal 1 UU No 9 tahun 1969 tentang bentuk-bentuk usaha negara, disebutkan bahwa kecuali
dengan atau berdasarkan UU, ditetapkan lain, usaha-usaha negara berbentuk perusahaan dibedakan
dalam:
1. Perusahaan Jawatan (PERJAN)
2. Perusahaan Umum (PERUM)
3. Perusahaan Perseroan (PERSERO)
(1) PERJAN adalah perusahaan negara yang didirikan dan diatur menurut ketentuan-ketentuan yang
termaktup dalam BW (Stb 1927:419 sebagaimana yang telah berapa kali diubah dan ditambah)
(2) PERUM adalah PN yang didirikan dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang termaktup
dalam UU No 19/1960
(3) PERSERO adalam perusahaan negara dalam bentuk perseroan terbatas seperti diatur menurut
ketentuan-ketentuan KUHD (Stb 1847:23) sebagaimana yang telah beberapa kali diubah dan
ditambah, baik yang saham-sahamnya untuk sebagiannya maupun seluruhnya dimiliki oleh
negara
Perusahaan Jawatan sebagai salah satu bentuk BUMN, mempunyai karakteristik tersendiri. Untuk itu
Perjan sering disebut pula sebagai Departemental Agency. Adapun ciri-ciri PERJAN adalah:
(a) Makna usaha adalah Public Services” artinya pengabdian serta pelayanan kepada masyarakat
(b) Bagian dari departemen
(c) Mempunyai hubungan hukum publik
(d) Dipimpin oleh Kepala
(e) Memperoleh fasilitas negara
(f) Pegawainya Pegawai Negeri Sipil
(g) Pengawasannya dilakukan secara hirarki
Pengertian Perum
Perum adalah BUMN sebagaimana diatur dalam UU No 9/1969, seluruh modalnya dimiliki negara
berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham
Makna dan tujuan perum adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum
berupa penyediaan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus memupuk keuntungan
berdasarkan prinsip pengelola perusahaan.
Direksi
Direksi adalah organ Perum yang bertanggung jawab atas kepengurusan Perum untuk kepentingan
dan tujuan Perum, serta mewakili Perum baik di dalam maupun di luar pengadilan selanjutnya dalam
Pasal 17 ayat (1) disebutkan anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Keuangan.
(Pasal 1 butir 3 PP No 13/1998)
Dewan Pengawas
Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perum (Pasal 1 butir 1 PP No 13/1998)
PERUSAHAAN PERSEROAN
Pengertian
Persero adalah BUMN yang dibentuk berdasarkan UU No 9/1969, berbentuk PT, sebagaimana
dimaksud dalam UU No 1 tahun 1995, yang seluruh atau paling sedikit 51 % saham yang
dikeluarkannya dimiliki olehnegara melalui penyertaan modal secara langsung (Pasal 1 butir 2 PP No
12/1998)
(2)Persero dengan sifat usaha itu dapat melaksanakan penugasan khusus untuk menyelenggarakan
fungsi ke manfaat umum dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan di atas.
Jika dicermati PP 12/ 1998, maka dapat disimpulkan bawa perusahaan perseroan mempunyai
karakteriktik sebagai berikut :
1. Makna usahanya memupuk keuntungan
2. Status usahanya Badan Hukum Perdata
3. Hubungan hukum usahanya diatur oleh hukum perdata
4. Modal dipisahkan dari kekayaan negara
5. Tidak memiliki fasilitas negara
6. Dipimpin oleh suatu Direksi
7. Peranan Negara sebagai pemegang saham
8. Pegawainya Perusahaan
RUPS Psl 5
KOMISARIS Psl 18 - 27
KOPERASI
Dasar Hukum Koperasi
Pasal 33 (1) UUD 1945
UU No 25 Tahun 1992
Pengertian Koperasi:
Koperasi adalah badan Usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi
dengan melandaskan kegiataannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (Pasal 1 butir 1 UUK No 25/1992)
Sejarah singkat koperasi. Koperasi pertama sekali berkembang di Inggris (1844) yang dikenal
dengan Koperasi Rochdale yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Pada mulanya hanya
untuk golongan ekonomi lemah.
Koperasi di Indonesia pada zaman pemerintah Hidia Belanda diatur dalam Stb.1915:431,
Ketentuan ini berlaku untuk seluruh penduduk Indonesia. Stb 1917:91, Ketentuan ini berlaku untuk
golongan penduduk yang tidak tunduk kepada KUHD dan KUH Pdt. Setelah Indonesia merdeka
koperasi diatur dalam UU No 79 Tahun 1958, UU No 14 Tahun 1965, UU No 12 Tahun 1967 dan
terakhir diatur dalam UU No 25 Tahun 1992.
Tujuan Koperasi
Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.(Pasal 33 UUK)
Mempunyai Karakteristik Sendiri yakni sebagai Badan Usaha yang berasaskan kekeluargaan
Berapa faktor yang kurang menguntungkan perkembangan koperasi sebagai usaha bisnis yakni:
1. Masalah modal
2. Masalah menajemen
3. Dianggap hanya mempunyai tujuan sosial
4. Persaingan dengan badan usaha besar
jika sudah dipenuhi persyaratan yang dimaksud maka dimuatlah anggaran dasar koperasi yang
mencantumkan
(a) Daftar nama pendiri
(b) Nama dan tempat kedudukan
(c) Maksud dan tujuan serta bidang usaha
(d) Ketentuan keanggotaan
(e) Ketentuan mengenai rapat anggota
(f) Ketentuan mengenai pegelolaan
(g) Ketentuan mengenai permodalan
(h) Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya
(i) Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
(j) Ketentuan mengenai sanksi
Cara Pengajuannya :
1.Akta pendirian Koperasi
2.Disahkan pemerintah
3.Diumumkan dalam berita negara
Koperasi berstatus Badan Hukum setelah mendapat pengesahan dari Pemerintah (Pasal 9-14 UU
No25/1992).
Modal Koperasi
Organ Koperasi
Rapat Anggota
Pengawas
Pengurus
Pengelola