Anda di halaman 1dari 21

ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN

PENGERTIAN

Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang/pihak, berdasarkan mana pihak
satu berhak menuntut sesuatu, dan pihak lain berkewajiban memenuhi tuntutan itu.

UNSUR-UNSUR PERIKATAN
 hubungan hukum
 harta kekayaan
 pihak yang berkewajiban dan pihak yang berhak
 prestasi

Hak dan kewajiban para pihak

Debitur
 Berkewajiban membayar utang (Schuld)
 Berkewajiban memberikan harta kekayaannya untuk melunasi utang (haftung)

Kreditur
 Berhak menagih (vorderingsrecht)
 Berhak menagih harta kekayaan debitur sebesar piutangnya (verhaalsrecht)

Sumber perikatan
1. Perjanjian (ps 1313)
2. Undang-undang (1352)
 UU semata-mata
 UU karena perbuatan manusia

Objek Perikatan (Psl 1234 BW)


Prestasi berupa:
1. Memberikan sesuatu
2. Berbuat Sesuatu
3. Tidak Berbuat Sesuatu

Tidak Dipenuhinya Kewajiban


 Wanprestasi (Ingkar Kewajiban)
 Overmacht (Keadaan Memaksa) Force Majeur

“Wanprestasi” adalah suatu keadaan dimana debitur tidak melakukan apa yang dijanjikan, lalai, alpa,
cidera janji. Sedangkan wanprestasi terjadi apabila:

1. “Tidak melakukan“ apa yang disanggupi akan dilakukannya


2. Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi “Tidak sebagaimana dijanjikan”
3. Melakukan apa yang dijanjian tetapi “Terlambat”
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian “Tidak Boleh” dilakukannya
Overmacht (Force Major) adalah

Peristiwa yang terjadi “di luar kesalahan” debitur setelah dibuat perikatan yang debitur
”tidak” dapat memperhitungkannya terlebih dahulu pada saat dibuatnya perikatan, atau
sepatutnya tidak dapat memperhitungkannya dan merintangi perikatan tersebut.

Risiko adalah Kewajiban memikul kerugian yang disebabkan karena suatu kejadian diluar kesalahan
salah satu pihak

Apa yang dimaksud dengan “Perjanjian” (Kontrak,Persetujuan, Contract,Agreement)

DalamPasal 1313 KUHP Perdata disebutkan

“Perjanjian” ialah suatu perbuatan hukum di mana seseorang atau lebih mengikatkan diri
kepada seorang lain atau lebih”

Mengenai perjanjian ini berhubungan erat dengan “Asas Kebebasan Berkontrak” (The Freedom of
Contract) yang tertuang dalam Pasal 1338 KUH Perdata & Syarat sahnya perjanjian Pasal 1320 BW

1. Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang Undang bagi mereka
yang membuatnya
2. Perjanjian itu tidak dapat ditarik kembali, selain dengan sepakat kedua belah pihak, atau
karena alasan-alasan yang oleh Undang-Undang dinyatakan cukup untuk itu
3. Persetujuan harus dilaksanakan dengan Itikad Baik

Hukum bisnis pada dasarnya mengacu kepada asas tersebut diatas artinya para pihak dalam membuat
kontrak/perjanjian, bebas menentukan syarat-syarat/ klausul yang dikehendaki, asal tidak
bertentangan dengan UU, kebiasaan dan kepatutan.

Hal ini termaktub dalam pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat sahnya perjanjian, yaitu: Menurut
pasal 1320 KUH Perdata, sahnya suatu perjanjian harus memenuhi 4 syarat, yakni adanya:

1. Kesepakatan para pihak


2. Kecakapan membuat suatu perjanjian
3. hal tertentu
4. sebab yang halal

Hal tersebut mengingat bahwa dalam Pasal 1339 KUH Perdata :

“Persetujuan tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya,
tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat persetujuan diharuskan oleh kepatutan,
kebiasaan atau oleh Undang-Undang”

Teori Saat Terjadinya Perjanjian

1. Teori Ucapan saat disetujui penawaran


2. Teori Pengiriman saat tawaran dikirim, kecuali kalau dibatalkan kembali
3. Teori Diketahuinya Penawaran Disetujui saat diketahui
4. Teori Penerimaan saat jawaban diterima
5. Teori sepatutnya offerte disetujui
Menurut pasal 1330 KUH Perdata tidak cakap membuat perjanjian, yakni:

1. Belum dewasa
2. Di bawah pengampuan
3. Perempuan yang menikah ditentukan
dalam Undang-Undang

Daluarsa adalah

Segala tuntutan hukum, baik yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat perseorangan hapus
karena lewatnya waktu 30 tahun.

Macam-macam Perjanjian Bernama

A. Jual Beli

Perjanjian Jual Beli adalah Suatu perjanjian bertimbal balik dalam mana pihak yang
satu (penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedang pihak yang
lainnya (pembeli) berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai
imbalan dari perolehan hak milik tersebut ( Lihat Pasal 1457 KUHPerdata)

Perbedaan Jual beli biasa dengan


jual beli dagang

Jual Beli Biasa Jual Beli Dagang


Kontan Kredit
Lisan Tertulis
Tanpa Klausul Dengan Klausul
Tanpa Dokumen Dengan Dokumen

Dalam jual beli biasa perbuatan (transaksi) dilakukan oleh individu (pribadi) sedangkan dalam jual
beli dagang perbuatan (transaksi) dilakukan oleh perusahaan.

Kekhususan Jual beli dagang


1. Perbuatan dilakukan atas nama perusahaan
2. Para pihak dua-duanya pengusaha atau salah satu barang yang di beli di jual kembali
3. Diperlukan sarana transportasi/ Asuransi
4. Disertai dengan syarat (beding) seperti
 FAS (Free Alongside Ship)
 FOB (Free on Board)
 CIF (Cost, Insurance and Freight)
 CF (Cost and Freight)
 Franco

Kewajiban penjual
1. menyerahkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan
2. menanggung kenikmatan tentram atas barang tersebut dan menanggung terhadap cacat-cacat
tersembunyi
Kewajiban pembeli
1. membayar harga yang telah disepakati
2. mengambil barang di tempat yang telah ditentukan

B. Sewa Menyewa
Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama waktu tertentu dan
dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi
pembayarannya (Lihat Pasal 1548 KUH Perdata)

Kewajiban Para pihak


Yang Menyewakan Penyewa
1. Menyerahkan barang yang disewakan 1. Memakai barang yang disewa sebagai
2. Memelihara barang yang disewakan seorang bapak rumah yang baik, sesuai
sehingga dapat digunakan dengan tujuan barang yang diberikan
3. Memberikan kenikmatan tentram 2. Membayar harga sewa yang telah
ditentukan

Risiko
Apabila barang yang disewa itu musnah karena sesuatu peristiwa yang terjadi di luar kesalahan
salah satu pihak maka perjanjian sewa menyewa gugur demi hukum

Mengulang sewakan
Penyewa tidak boleh mengulang sewakan barang yang disewakan maupun melepaskan sewanya
kepada orang lain

Pasal 1576 KUH Perdata

Dengan dijualnya barang yang disewa, suatu persewaan yang dibuat sebelumnya tidaklah
diputuskan kecuali apabila ia telah diperjanjiakn pada waktu menyewakan barang

C. Perjanjian Sewa Beli

Sewa beli adalah Suatu perjanjian sewa menyewa dengan hak opsi (Hak membeli
dengan nilai sisa oleh penyewa)

D. Perjanjian Untuk Melakukan Pekerjaan


(Lihat Pasal 1601 KUH Perdata)
1. Jasa-jasa tertentu, artinya salah satu pihak melakukan pekerjaan dan pihak lain
membayar honor
2. Perburuhan hubungan antara buruh (tenaga kerja) dengan majikan
3. Pemborongan pekerjaan perjanjian antara pemilik dengan pemborong

E. Perjanjian Penitipan Barang

Penitipan Barang adalah apabila sesorang menerima sesuatu barang dari seorang, dengan
syarat bahwa ia akan menyimpannya dan mengembalikannya dalam wujud asalnya.

Dengan syarat maksudnya adalah


1. Sukarela artinya ada kesepakatan timbal balik antara pihak yang menitipkan barang dan
pihak yang menerima titipan
2. Terpaksa, karena ada malapetaka
PELAKU BISNIS/USAHA
(PERANTARA DAGANG)

Dasar Hukum

 Kitab Undang Undang Hukum Dagang


 Undang-undang No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 23/MPM/Kep/1998 Tentang
Lembaga-lembaga Usaha Perdagangan

Lembaga Perdagangan adalah suatu instansi/badan yang dapat berbentuk perorangan atau badan
usaha, baik sebagai eksportir, importir, pedagang besar, pedagang pengecer ataupun
lembaga-lembaga perdagangan lain yang sejenis, yang di dalam tatanan pemasaran barang
dan/atau jasa, melakukan kegiatan perdagangan dengan cara memindahkan barang
dan/atau jasa, baik langsung maupun tidak langsung dari produsen sampai pada konsumen
(Pasal 1 Butir 3 KepMenperindag No 23/MPM/Kep/1998)

Perdagangan adalah kegiatan jual beli barang dan/atau jasa yang dilakukan secara terus menerus
dengan tujuan pengalihan hak atas barang dan/atau dengan disertai imbalan atau
konpensasi. (Pasal 1 butir 1)

Pedagang adalah perorangan atau badan usaha yang melakukan kegiatan perniagaan/perdagangan
secara terus menerus dengan tujuan memperoleh laba (Pasal 1 butir 2)

Pelaku Usaha (Pedagang Perantara)

HUBUNGAN KERJA BERDIRI SENDIRI

 Pelayan Toko  Agen Perusahaan


 Pekerja keliling  Makelar
 Pengurus filial  Komisioner
 Pemegang Prokurasi  Pialang/ Perantara Pedagang Efek
 Pimpinan Pershn

1. Pedagang perantara yang berdasarkan hubungan kerja: berarti pedagang perantara dalam
menjalankan tugasnya terkait dalam perjanjian kerja antara majikan dan pekerja

 Pekerja Keliling adalah pembantu pengusaha di luar kantor untuk memperluas transaksi
bisnis, dalam pengertian yang lain Pedagang keliling adalah perorangan yang
melakukan penjualan barang-barang dengan berkeliling menggunakan kendaraan, kereta,
gerobak sepeda atau sejenisnya.

 Pengurus Filial adalah mewakili pengusaha untuk semua hal, tetapi terbatas untuk satu
cabang atau wilayah tertentu
 Pemegang Prokurasi adalah pemegang kuasa dari perusahaan bertindak sebagai wakil
dari pimpinan perusahaan

 Pimpinan perusahaan adalah pemegang kuasa pertama dari perusahaan

2. Pedagang perantara yang berdiri sendiri: berarti pedagang perantara dalam menjalankan
tugasnya tidak terikat dengan pemberi kerja

 AGEN PERDAGANGAN
Tugas sebenarnya sama dengan pedagang keliling yakni memperluas pemasaran hanya dalam
agen perdagangan, tidak berdasarkan hubungan kerja tetapi berdasarkan “perjanjian keagenan”

Pasal 1 butir 14-19 Kep Memperindag Nomor 23 Tahun 1998

(1) Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) termasuk Agen Pemegang Lisensi adalah
perorangan atau badan usaha yang ditunjuk untuk dan atas nama pabrik pemilik merek barang
tertentu untuk melakukan penjualan dalam partai besar barang dari pihak tersebut

(2) Agen adalah perorangan atau badan usaha yang bertindak sebagai perantara untuk dan atas
nama pihak yang menunjuknya untuk melakukan pembelian, penjualan / pemasaran tanpa
melakukan pemindahan fisik barang.

(3) Agen Pabrik (Manufactures Agent) adalah agen yang melakukan kegiatan penjualan atas
nama untuk kepentingan pabrik yang menunjuknya tanpa melakukan pemindahan fisik
barang.

(4) Agen Penjualan (Sales Agent) adalah agen yang melakukan penjualan atas nama dan untuk
kepentingan pihak lain yang menunjuknya tanpa melakukan pemindahan fisik barang

(5) Agen Pembelian (Purchasing Agent) adalah agen yang melakukan pembelian atas nama dan
untuk kepentingan pihak lain yang menunjuknya tanpa melakukan pemindahan fisik barang

(6) Agen Penjualan Pemegang Merek (APPM) adalah agen yang melakukan penjualan atas nama
dan untuk kepentingan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) yang menunjuknya.

 MAKELAR (Broker) 62-73 KUHD

Makelar adalah seorang pedagang perantara yang diangkat oleh pemerintah ia menyelenggarakan
perusahaannya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagaimana termaksud dalam Pasal 64,
mendapat upah atau provisi, atas amanat dan nama orang dengan siapa ia tidak mempunyai
hubungan kerja” (Pasal 62 KUHD).

Pekerjaan Makelar ialah melakukan penjualan dan pembelian bagi majikannya atas barang-
barang dagangan, kapal, saham, obligasi dan surat berharga lainnya.(Pasal 64)

Tiap-tiap makelar diwajibkan, setiap menutup perjanjian/kontrak segera mencatat dalam buku
sakunya dan tiap hari harus memindahkannya ke dalam buku hariannya. (Pasal 66)

Ciri-ciri Makelar
1. Diangkat oleh pemerintah
2. Bersumpah dihadapan ketua PN
 KOMISIONER (76-85 a KUHD)

Komisioner adalah orang yang menjalankan perusahaan dengan membuat perjanjian-perjanjian


atas namanya sendiri, mendapat provisi atas perintah dan atas pembiayaan orang lain (Pasal 76
KUHD)

Ciri Khas Komisioner


1. Tidak ada pengangkatan resmi
2. Komisioner menghubungkan komiten dengan pihak ketiga atas namanya sendiri
3. Tidak ada kewajiban menyebut nama komitennya

Hak Khusus Komisioner


1. Hak Retensi: Hak untuk menahan barang-barang komiten jika provisi belum dibayar
2. Hak istimewa untuk menjual dan menahan barang

 PERANTARA PEDAGANG EFEK (PPE)


adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak
lain (Pasal 1 butir 18 UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal)

Pasal 32 Undang-undang Pasal Modal:


“Yang dapat melakukan kegiatan sebagai wakil penjamin emisi efek, wakil perantara pedagang
efek, atau menajer investasi hanya orang perorangan yang telah mendapat ijin Bapepam.

Pasal 33 ayat (1) UU Pasal Modal


Orang perseorangan yang memiliki izin untuk bertindak sebagai wakil penjamin emisi efek dapat
bertindak sebagai perantara efek
BADAN USAHA

Penggolongan Badan Usaha

Badan Usaha

Badan Hukum Non Badan Hukum

Yayasan Perseroan Koperasi CV Firma Perserikatan Persekutuan


UU 1/95 UU 25/92 Perdata dagang

PT PMDN PT PMA SWASTA NEGARA


(UU 6/1968) (UU 1/1967 ) (PT Biasa) (PT Persero)

Kriteria suatu badan disebut Badan Hukum jika:

 Adanya pemisahan harta kekayaan antara perusahaan dengan pemilik usaha


 Mempunyai tujuan tertentu
 Mempunyai kepentingan sendiri
 Adanya organisasi yang teratur

PERUSAHAAN DAGANG (PD)


Perusahaan dagang adalah perusahaan perserorangan yang dilakukan oleh seorang pengusaha.
PD dapat dikelola oleh satu orang atau lebih, modal milik sendiri, PD tidak diatur dalam
perundang-undangan, tapi dalam praktek diterima sebagai pelaku dagang. Mengenai
persyaratan pendirian PD belum ada standar prosedur yang baku, tetapi biasanya mengenai
pendirian PD dalam praktek pada umumnya pendirian PD dibuat oleh notaris

PERSEKUTUAN PERDATA (MAATSCHAP/ PARTNERSHIP)

Persekutuan perdata adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikat diri
untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan
atau kemanfaatan yang diperoleh karenanya (Pasal 1618 KUH Perdata)
Ciri-ciri Persekutuan Perdata yaitu:
 Perjanjian antara 2 orang atau lebih
 Memasukkan sesuatu (inbreng)
 Tujuannya membagi keuntungan atau kemanfaatan
Cara Pendirian Persekutuan Perdata
Apabila dicermati pengertian persekutuan seperti yang diatur dalam pasal 1618 KUH Perdata,
tampak bahwa pendirian persekutuan bisa lisan/tertulis

Demikian juga bila dicermati dalam pasal 1624 KUH Perdata, Dapat diketahui bahwa persekutuan
perdata ada sejak adanya kesepakatan di antara para pendiri atau saat berdirinya ditentukan dalam
anggaran dasar persekutuan

Syarat pendirian persekutuan perdata

 Tidak dilarang oleh UU


 Tidak bertentangan dengan tata susila/ketertiban umum.
 Kepentingan bersama, mencari “keuntungan”

PERSEKUTUAN PERDATA BUKAN BADAN HUKUM

 Pasal 1644 KUHPerdata “Persekutuan tidak terikat atas perbuatan sekutu, kecuali ada surat kuasa
untuk itu”
 Pasal 1645 KUH Perdata: “Salah seorang sekutu mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga atas
nama persekutuan, maka persekutuan berhak secara langsung menagih piutang ke pihak ketiga

Persekutuan Perdata Bubar


 Lampaunya waktu persekutuan didirikan
 Musnahnya barang atau telah diselesaikannya usaha yang menjadi tugas pokok persekutuan
 Kehendak dari seseorang atau beberapa orang sekutu
 Salah seorang sekutu meninggal dunia atau di bawah pengampuan atau dinyatakan pailit

FIRMA (Fa)
Secara sederhana Firma dijabarkan dalam Pasal 16 KUHD, adalah tiap-tiap persekutuan perdata yang
didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama. (Pasal 16 s.d 35 KUHD)

Jadi Ciri-ciri Firma adalah:


1. Menyelenggarakan perusahaan
2. Mempunyai nama bersama
3. Adanya tanggung jawab renteng (tanggung menanggung)
4. Pada asasnya tiap-tiap pesero dapat mengikat Fa dengan pihak ketiga
Cara mendirikan Firma (Pasal 22 KUHD)
a. Akta pendirian otentik
b. Didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat
c. Diumumkan dalam Berita Negara

Bubarnya Persekutuan Firma


a. Waktunya yang ditentukan telah lampau
b. Karena seorang anggota atau lebih mengundurkan diri
c. Karena seorang anggota meninggal dunia, dan lain-lain.

Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap/CV)

CV adalah persekutuan dengan setoran uang dibentuk oleh satu atau lebih anggota aktif yang
bertanggungjawab secara renteng disatu pihak dengan satu atau lebih orang lain sebagai pelepas uang

Cara Pendirian CV
Tidak ada ketentuan yang tegas dalam KUHD tapi dalam praktek dibuat secara otentik (Psl 22
KUHD).

Jenis-jenis CV
I.Diam diam Belum menyatakan secara terbuka sebagai
CV

CV II.Terang- Menyatakan dirinya secara terbuka kepada


terangan
pihak ketiga

III. Dengan Modalnya terdiri atas saham


Saham

Contoh CV
CV.RUGI SELALU

A B C D E F

Pesero Aktif Pesero Pasif


Komplementer Komanditer

Tanggung Jawab Tanggung Jawab


Terbatas Tidak Terbatas

Keuntungan Kerugian
 Kebutuhan modal terpenuhi  Sukar memantau modal
 Pembuatan CV lebih mudah dari PT  Kelangsungan hidup CV tidak menentu
karena tergantung pada sekutu
komplementer

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan
terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia untuk
tujuan memperoleh keuntungan atau laba (Pasal 1 butir 3)

Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan
undang-undang ini dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenag dari kantor pendaftaran
perusahaan (lihat pasal 1 butir a)

Daftar perusahaan bertujuan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari suatu
perusahaan dan merupakan sumber informasi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai
indentitas, data, serta keterangan lainnya tentang perusahaan yang tercantum dalam daftar perusahaan
dalam rangka menjamin epastian berusaha (Pasal 2)

Perusahaan yang wajib didaftar dalam daftar perusahaan adalah setiap perusahaan yang berkedudukan
dan menjalankan usahanya di wilayah negara RI menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, termasuk didalamnya kantor cabang, kantor pem,bantu, anak perusahaan serta agen dan
perwakilan dari perusahaan itu yang mempunyai wewenang untuk mengadakan perjanjian”. (Pasal 7)

TUJUAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN

 Melindungi perusahaan yang jujur


 Melindungi masyarakat yang jujur
 Perkembangan dunia usaha
 Memudahkan pembinaan, pengarahan, pengawasan

PERSEROAN TERBATAS

Dasar Hukum : Undang-Undang No 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas


Perseroan Terbatas adalah
Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan UU ini serta
peraturan pelaksanaannya (lihat pasal 1 Butir 1 UU No.1 /1995, UU Tentang PT)

Tata Cara & Syarat Pendirian PT


Syarat Formal (Pasal 7)
1. Didirikan oleh 2 orang atau lebih
2. Dibuat dengan akta Notaris
3. Disahkan
4. Didaftarkan
5. Diumumkan

Syarat Material (Pasal 24 & 25)


1. Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham
2. Saham dapat atas nama atau aatas unjuk
3. Modal dasar paling sedikit Rp 20.000.000,00
4. Modal terbagi dalam nominal saham
5. 25 % modal harus ditempatkan atau disetujui oleh pendiri
Akta Notaris Pasal 7 (1)

Pengesahan Menteri Kehakiman Psl. 7 (6)

Pendaftaran dalam Psl 21 jo UU No


daftar perusahaan 3/1982 WDP

Pengumuman dalam TBNRI Psl 22

Badan hukum Perseroan Terbatas


PT BADAN HUKUM
Pengesahan Menkeh (Psl
7:6)
Pemegang Saham Tidak
bertanggungjawab secara Pribadi
(Pasal 3 ayat 1)
Pengesahan Persetujuan
Perubahan AD (lihat psl 15:2)
Pelaporan
1. Nama Perseroan
Status Badan Hukum 2. Maksud dan tujuan perseroan
Permohonan tertulis Ke 1. jangka waktu
Menkeh RI dilampiri akta 2. Kegiatan usaha
pendirian (Psl 9) 3. Besarnya modal dasar
4. Pengurangan modal ditempatkan dan
disetor
5. status PT tertutup, terbuka atau
sebaliknya

 Kapan PT sebagai Badan Hukum ?

PT menjadi badan hukum setelah


 Akta Pendirian dan AD sudah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI
 Pengesahan AD telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
 Akta pengesahan telah didaftarkan dalam daftar perusahaan (di kantor perdagangan) diwilayah
hukum mana PT Berdomisili

Bila sudah menjadi badan hukum maka PT sebagai subjek hukum, artinya PT dapat menuntut dan
dituntut badan hukumnya atau pengurusnya dimuka pengadilan (Persona Standi Injudicio)

Tetapi apabila belum diumumkannya PT dalam TBNRI, maka berarti PT belum merupakan badan
hukum, melainkan pertanggungjawaban nya terhadap pihak ketiga adalah sama seperti Pasal 39
KUHD dan dalam hal ini tidak mempunyai akibat hukum bahwa PT tersebut tidak mempunyai
Persona Standi Injudicio

 MODAL DALAM PERSEROAN TERBATAS

Dalam PT dikenal 3 Jenis Modal yakni:


1. Modal dasar yakni jumlah modal yang disebutkan dalam AD/ART (lihat pasal 25 ayat 1, modal
dasar minimal Rp 20 juta)
2. Modal ditempatkan yakni sebagian modal dasar perseroan telah disetujui untuk diambil oleh para
pendiri (lihat pasal 26 ayat 1 minimal 25 % dari modal dasar harus sudah disetujui para pendiri)
3. Modal disetor yakni modal yang benar-benar ada dalam kas perseroan (lihat pasal 26 ayat 2
minimal 50 % dari nilai nominal setiap saham yang dikeluarkan)

Apakah modal harus dalam bentuk uang tunai?

 Boleh dalam bentuk lain asal dinilai oleh penilai independen (Psl 27:2)

 Penyetoran dalam bentuk benda tidak bergerak harus diumumkan dalam surat kabar (Psl 27:3)
Jika terjadi Penambahan Modal maka harus memenuhi syarat sebagaimana disebutkan dalam Pasal 34
UUPT yakni harus:
1. Ada putusan RUPS
2. Dibuat dalam akta notaris
3. Ada Persetujuan MenKeh RI
4. Wajib didaftar dalam daftar perusahaan
5. Akta Pengesahan diumumkan TBNRI
6. Saham ditawarkan lebih dahulu kepada pemegang saham lama

Demikian pula apabila terdapat pengurangan modal, baik modal dasar, modal ditempatkan dan modal
disetor harus mengacu kepada Psl 37 ayat 1) yaitu:
1. Ada putusan RUPS
2. Putusan RUPS, disampaikan kepada semua Kreditur
3. Diumumkan dalam Tambahan berita negara dan 2 Surat Kabar
4. Persetujuan Menkeh RI
7. Daftar dalam daftar wajib perusahaan.

Struktur Organ PT
I.
RUPS

Dewan Komisaris

Direksi
II.
STOCK HOLDERS

BOARD OF DIRECTOR

PRESIDEN

III.
RUPS Dewan Komisaris Direksi

ORGAN-ORGAN PT

I. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


RUPS adalah Organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang
segala wewenang yang tidak diserahkan kepada direksi atau komisaris.(Psl 1 bt3)

 Dalam AD dicantumkan segala tugas dan wewenang RUPS yang tidak diberikan kepada Direksi
dan Komisaris (Pasal 63 ayat 1)
 Umumnya bila RUPS dapat dilakukan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili ½
(satu perdua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, dan biasanya
undangan diumumkan melalui surat kabar

II. KOMISARIS

Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau
khusus serta memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan perseroan.

 Sebagai pengawas direksi


 Tugas /wewenang diatur dalam AD bila salah mengelola tugas dan wewenangnya dapat digugat
oleh pemegang saham (lihat Pasal 82:2)

Tugas Komisaris disebutkan bahwa:


Komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan
nasihat kepada direksi (Pasal 97)

Selain itu dalam Pasal 98 disebutkan pula bahwa:


(1) Komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk
kepentingan dan usaha perseroan
(2) Atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari jumlah
seluruh saham dapat menggajukan gugatan ke PN terhadap komisaris karena kesalahannya
menimbulkan kerugian pada perseroan.

III. DIREKSI

Direksi adalah organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun diluar pengadilan
sesuai dengan ketentuan AD (Pasal 1 butir 4)

Lebih lanjut mengenai Direksi diatur pula bahwa:

Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan
serta mewakili perseroan baik di dalam maupun diluar pengadilan (Pasal 82)

Pasal 85
(1) Setiap anggota direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
untuk kepentingan dan usaha perseroan.
(2) Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya.
(3) Atas nama perseroan pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah dapat mengajukan gugatan ke PN terhadap anggota
direksi yang karena kesalahannya menimbulkan kerugian pada perseroan.
Dengan demikian maka Direksi PT adalah:
 Wakil PT di dalam dan diluar pengadilan
 Bertanggungjawab atas pelaksanaan tujuan PT
 Wajib membuat daftar pemegang saham
 Bila salah mengelola PT dapat digugat oleh pemegang saham (Pasal 85:3)

BUBARNYA PERSEROAN TERBATAS


Pembubaran PT dapat terjadi karena (psl 114)
1. Keputusan RUPS
2. Jangka waktu ditetapkan dalam AD sudah berakhir
3. penetapan pengadilan
Bila PT Bubar, maka secara yuridis PT Tidak ada. oleh karena itu harus dibentuk Tim likuidasi untuk
membereskan seluruh tagihan-tagihan (piutang)

PT Bubar atas dasar putusan pengadilan (lihat Pasal 117) Hal ini dapat terjadi karena permohonan
dari:
1. Kejaksaan, demi kepentingan umum
2. Pemegang saham yang mewakili (10 % dari keseluruhan)
3. Kreditur, karena:
a. tidak mampu bayar utang
b. harta PT tidak cukup bayar utang
4. Cacat hukum pendirian PT

Jenis-jenis Perseroan Terbatas


Belum diatur?
PT SOSIAL
PT PERSERO
UU No 19/1960- PN
UU No 9/ 1969 – Bentuk
UU No 12/1969 -
Persero
PT TERTUTUP PT PT PMDN
UU No 6/1968 jo UU No
12/ 1970
PT PMA
UU No 1/1969 jo UU No
11/ 1970
PT TERBUKA
“Tbk”
PT Go Public

BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)


DASAR HUKUM :
 Perpu No 19 Tahun 1960 Tentang Perusahaan Negara
 UU No 19 Tahun 1969 tentang Penetapan Perpu UU No 1 Tahun 1969 Tentang Bentuk-bentuk
Badan Usaha Milik Negara Menjadi UU, PP No 3 Tahun 1983 Tentang Tata Cara Pembinaan dan
Pengawasan Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan
(Persero),
 PP No 12 1998 Tentang Perusahaan Perseroan (Persero),
 PP No 13 Tahun 1998 Tentang Perusahaan Umum (Perum)

Pengertian BUMN

PN ialah Semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modalnya untuk seluruhnya merupakan
kekayaan negara RI kecuali jika ditentukan lain atau berdasarkan UU (Pasal 1 UU No 19 Tahun 1960)

BUMN adalah Badan Usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara atau badan usaha yang tidak
seluruh sahamnya dimiliki oleh negara tetapi stutusnya disamakan dengan BUMN (Kepmenkeu RI
No 740/KMK/00/1989)

BENTUK-BENTUK B U M N

Dalam Pasal 1 UU No 9 tahun 1969 tentang bentuk-bentuk usaha negara, disebutkan bahwa kecuali
dengan atau berdasarkan UU, ditetapkan lain, usaha-usaha negara berbentuk perusahaan dibedakan
dalam:
1. Perusahaan Jawatan (PERJAN)
2. Perusahaan Umum (PERUM)
3. Perusahaan Perseroan (PERSERO)

Selanjutnya dalam Pasal 2 disebutkan:

(1) PERJAN adalah perusahaan negara yang didirikan dan diatur menurut ketentuan-ketentuan yang
termaktup dalam BW (Stb 1927:419 sebagaimana yang telah berapa kali diubah dan ditambah)

(2) PERUM adalah PN yang didirikan dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang termaktup
dalam UU No 19/1960

(3) PERSERO adalam perusahaan negara dalam bentuk perseroan terbatas seperti diatur menurut
ketentuan-ketentuan KUHD (Stb 1847:23) sebagaimana yang telah beberapa kali diubah dan
ditambah, baik yang saham-sahamnya untuk sebagiannya maupun seluruhnya dimiliki oleh
negara

PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN)

Perusahaan Jawatan sebagai salah satu bentuk BUMN, mempunyai karakteristik tersendiri. Untuk itu
Perjan sering disebut pula sebagai Departemental Agency. Adapun ciri-ciri PERJAN adalah:

(a) Makna usaha adalah Public Services” artinya pengabdian serta pelayanan kepada masyarakat
(b) Bagian dari departemen
(c) Mempunyai hubungan hukum publik
(d) Dipimpin oleh Kepala
(e) Memperoleh fasilitas negara
(f) Pegawainya Pegawai Negeri Sipil
(g) Pengawasannya dilakukan secara hirarki

PERUSAHAAN UMUM (PERUM)

Pengertian Perum

Perum adalah BUMN sebagaimana diatur dalam UU No 9/1969, seluruh modalnya dimiliki negara
berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham

Makna dan tujuan perum adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum
berupa penyediaan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus memupuk keuntungan
berdasarkan prinsip pengelola perusahaan.

Karakteristik PERUM bila melihat PP No 13/1998:

1. Makna usaha disamping melayani kepentingan umum sekaligus memupuk keuntungan


2. Berstatus Badan Hukum
3. Bergerak dibidang-bidang vital
4. Mempunyai nama dan kekayaan sendiri
5. Dapat dituntut dan menuntut
6. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan
7. Dipimpin oleh Direksi
8. Pegawainya adalah Pegawai PN

Organ Dalam PERUM

Direksi
Direksi adalah organ Perum yang bertanggung jawab atas kepengurusan Perum untuk kepentingan
dan tujuan Perum, serta mewakili Perum baik di dalam maupun di luar pengadilan selanjutnya dalam
Pasal 17 ayat (1) disebutkan anggota direksi diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Keuangan.
(Pasal 1 butir 3 PP No 13/1998)

Dewan Pengawas
Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perum (Pasal 1 butir 1 PP No 13/1998)

PERUSAHAAN PERSEROAN

Pengertian

Persero adalah BUMN yang dibentuk berdasarkan UU No 9/1969, berbentuk PT, sebagaimana
dimaksud dalam UU No 1 tahun 1995, yang seluruh atau paling sedikit 51 % saham yang
dikeluarkannya dimiliki olehnegara melalui penyertaan modal secara langsung (Pasal 1 butir 2 PP No
12/1998)

Maksud dan Tujuan PERSERO


(1) Hal ini dijabarkan dalam Pasal 4 sebagai berikut:
a. menyediakan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat baik di pasar
dalam negeri maupun internasional; dan
b.memupuk keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan

(2)Persero dengan sifat usaha itu dapat melaksanakan penugasan khusus untuk menyelenggarakan
fungsi ke manfaat umum dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan di atas.

Karakteristik Perusahaan Perseroan

Jika dicermati PP 12/ 1998, maka dapat disimpulkan bawa perusahaan perseroan mempunyai
karakteriktik sebagai berikut :
1. Makna usahanya memupuk keuntungan
2. Status usahanya Badan Hukum Perdata
3. Hubungan hukum usahanya diatur oleh hukum perdata
4. Modal dipisahkan dari kekayaan negara
5. Tidak memiliki fasilitas negara
6. Dipimpin oleh suatu Direksi
7. Peranan Negara sebagai pemegang saham
8. Pegawainya Perusahaan

Organ Perusahaan Perseroan

RUPS Psl 5

DIREKSI Psl 6 –17

KOMISARIS Psl 18 - 27

PERBEDAAN ANTARA PERJAN,PERUM


DAN PERSERO

PERJAN PERUM PERSERO


 Public Services  Public Service & Profit  Profit Oriented
 Bagian Departemen Oriented  Badan Hukum
 Kepala  Badan Hukum  Kekayaan sendiri
 Pegawai negeri  Kekayaan sendiri  Direksi
 Direksi  Pegawai Perusahaan
 Pegawai Perum

KOPERASI
Dasar Hukum Koperasi
Pasal 33 (1) UUD 1945
UU No 25 Tahun 1992

Pengertian Koperasi:
Koperasi adalah badan Usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi
dengan melandaskan kegiataannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (Pasal 1 butir 1 UUK No 25/1992)

Sejarah singkat koperasi. Koperasi pertama sekali berkembang di Inggris (1844) yang dikenal
dengan Koperasi Rochdale yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Pada mulanya hanya
untuk golongan ekonomi lemah.
Koperasi di Indonesia pada zaman pemerintah Hidia Belanda diatur dalam Stb.1915:431,
Ketentuan ini berlaku untuk seluruh penduduk Indonesia. Stb 1917:91, Ketentuan ini berlaku untuk
golongan penduduk yang tidak tunduk kepada KUHD dan KUH Pdt. Setelah Indonesia merdeka
koperasi diatur dalam UU No 79 Tahun 1958, UU No 14 Tahun 1965, UU No 12 Tahun 1967 dan
terakhir diatur dalam UU No 25 Tahun 1992.

 Tujuan Koperasi
Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut
membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.(Pasal 33 UUK)

Mempunyai Karakteristik Sendiri yakni sebagai Badan Usaha yang berasaskan kekeluargaan

Prinsip-prinsip Dasar Koperasi

(a) Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka


(b) Pengelolaan Koperasi dilakukan secara demokratis
(c) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota
(d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
(e) Kemandirian

Berapa faktor yang kurang menguntungkan perkembangan koperasi sebagai usaha bisnis yakni:
1. Masalah modal
2. Masalah menajemen
3. Dianggap hanya mempunyai tujuan sosial
4. Persaingan dengan badan usaha besar

Langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk memperkuat koperasi


1. Memperkuat landasan hidup koperasi
2. Mengusahakan agar landasan struktur koperasi tetap dipertahankan
3. Mengadakan penertiban koperasi agar sesuai dengan UU Koperasi
4. Memberikan kesempatan kepada koperasi agart turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi
5. Menambah wawasan koperasi sehingga dapat memperbaiki ekonomi pedesaan (kerakyatan)

Perbedaan Koperasi dengan bentuk usaha lainnya:


1. Unsur para pihak
2. Unsur tujuan
3. Unsur modal
4. Pembagian sisa hasil usaha

Cara Pendirian Koperasi

(a) Untuk Koperasi Primer: dibentuk oleh sekurang-kurangnya anggota 20 orang


(b) Untuk Koperasi Sekunder: dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 Koperasi

jika sudah dipenuhi persyaratan yang dimaksud maka dimuatlah anggaran dasar koperasi yang
mencantumkan
(a) Daftar nama pendiri
(b) Nama dan tempat kedudukan
(c) Maksud dan tujuan serta bidang usaha
(d) Ketentuan keanggotaan
(e) Ketentuan mengenai rapat anggota
(f) Ketentuan mengenai pegelolaan
(g) Ketentuan mengenai permodalan
(h) Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya
(i) Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
(j) Ketentuan mengenai sanksi

Cara Pengajuannya :
1.Akta pendirian Koperasi
2.Disahkan pemerintah
3.Diumumkan dalam berita negara

Koperasi berstatus Badan Hukum setelah mendapat pengesahan dari Pemerintah (Pasal 9-14 UU
No25/1992).

Modal Koperasi

Modal Sendiri Modal Pinjaman


1. Simpanan pokok 1. Anggota
2. Simpanan Wajib 2. Koperasi lain
3. Dana Cadangan 3. Bank & LK
4. Hibah 4. Pernebitan Obligasi & Surat utang
5. Sumber lain yg Sah

Organ Koperasi

Rapat Anggota

Pengawas

Pengurus

Pengelola

Anda mungkin juga menyukai