Anda di halaman 1dari 2

NAMA : N’ANNISA (J1C108228)

NINA AMBAR SARI (J1C108227)


PRODI : BIOLOGI
SUMMARY REKLAMASI

REKLAMASI LAHAN RAWA PASANG SURUT

 Gambaran Lahan Rawa Pasang Surut di Indonesia


Daerah rawa dapat didefinisikan sebagai daerah yang selalu tergenang atau
pada waktu tertentu tergenang karena jeleknya atau tidak adanya system drainase
alami. Daerah rawa mempunyai arti penting secara hidrologis bagi lingkungan
fisik system hidrologi sungai. Daerah rawa di suatu daerah genangan banjir
sungai, dapat berfungsi sebagai filter yang dapat menjernihkan air sebelum masuk
ke sungai. Daerah rawa juga dapat berfungsi sebagai reservoir air yang dapat
menjaga keberadaan air tanah di daerah di atasnya.
Rawa adalah lahan dengan kemiringan relatif datar disertai adanya
genangan air yang terbentuk secara alamiah yang terjadi terus menerus atau
semusim akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri fisik:
bentuk permukaan lahan yang cekung, kadang-kadang bergambut, ciri kimiawi:
derajat keasaman airnya terendah dan cirri biologi: terdapat ikan-ikan awa,
tumbuhan rawa. Rawa dibedakan kedalam 2 jenis, yaitu: rawa pasang surut yang
terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga
oleh pasang surutnya air laut dan rawa non pasang surut atau rawa pedalaman atau
rawa lebak yang terletak lebih jauh jaraknya dari pantai sehingga tidak
dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.
Lahan pasang surut tanah sulfat masam yang secara alami memiliki
kualitas kesuburan lahan rendah dapat memberikan pertumbuhan yang baik dan
hasil yang optimal apabila dilakukan perbaikan-perbaikan pada lahan
tersebut. Penggunaan kapur sebagai bahan amelioran utama dengan tujuan
mengurangi kelarutan hara yang dapat meracun, meningkatkan pH tanah dan
menambah ketersediaan hara kalsium yang berguna untuk meningkatkan
pembentukan bintil akar dan mendorong ketersediaan hara P yang sangat
bermanfaat dalam pembentukan dan pengisian polong.   Pemberian bahan organik
dari kotoran ayam berperan penting dalam periode awal pertumbuhan. 

 Pengelolaan Lahan Rawa Pasang Surut


Pengembangan lahan rawa meliputi kegiatan reklamasi dan pengelolaan.
Kegiatan reklamasi dimulai dari perencanaan, penelitian dan pelaksanaan di
lapangan. Penelitian yang mendukung perencanaan reklamasi sangat diperlukan
terutama penelitian sumberdaya lahan meliputi tanah, air, iklim, dan hidrologi
serta aspek lingkungan. Dalam pelaksanaannya reklamasi mencakup pekerjaan
penebangan hutan dan pembakaran, konstruksi jalan, dan pembuatan saluran
drainase (Widjaja, 1986).
Sistem reklamasi lahan rawa di Indonesia telah dilakukan sejak proyek
P4S yang dimulai awal Pelita I di lahan rawa pasang surut pantai timur Sumatera,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan serta Kalimantan Barat.
NAMA : N’ANNISA (J1C108228)
NINA AMBAR SARI (J1C108227)
PRODI : BIOLOGI
SUMMARY REKLAMASI

Pengelolaan tanah dan air (soil and water management) merupakan kunci
utama untuk keberhasilan pengembangan pertanian di lahan rawa pasang surut,
termasuk tanah sulfat masam. Pengelolaan tanah dan air ini meliputi jaringan tata
air makro maupun mikro, penataan lahan, ameliorasi, dan pemupukan.
a) Tata Air Makro
Menurut Subagjo dan Widjaja (1986) selama PJP I telah ditetapkan lima
sistem jaringan tata air makro, yaitu: 1) sistem garpu, 2) tangga, 3) sisir tunggal,
4) sisir berpasangan, dan 5) kombinasi garpu dengan sisir.
b) Tata Air Mikro
Sistem pengelolaan tata air mikro berfungsi untuk : (1) mencukupi kebutuhan
evapotranspirasi tanaman, (2) mencegah pertumbuhan tanaman liar pada padi
sawah, (3) mencegah terjadinya bahan beracun bagi tanaman melalui
penggelontoran dan pencucian, (4) mengatur tinggi muka air, dan (5) menjaga
kualitas air di petakan lahan dan di saluran.

Anda mungkin juga menyukai