Anda di halaman 1dari 5

Nama : Iskandar Nugraha

NIM : 208 209 118


Semester : VI B
Mata kuliah : Akhlak Tasawuf
Fredice Kanoute “pesepakbola internesional muslim sejati”

Yang suka sepakbola pasti kenal dengan nama ini,


pemain kelahiran Eropa ini lahir di Sainte-Foy-les-Lyon,
Prancis, 2 September 1977. Ia memulai karier sebagai pemain
sepakbola profesional bersama dengan tim lokal Olympique
Lyon, bahkan sempat terpilih memperkuat timnas Prancis U-21.

Kemudian ia pindah ke West Ham United pada 2000,


mencetak sebanyak 29 gol dalam empat musim kompetisi. Pada
2003, ia bergabung ke Tottenham Hotspur.

Merasa tersentuh dengan apa yang dialami negara asal ayahnya Mali, ia membela timnas Mali
pada 2004 dan bermain di Piala Afrika. Ia telah menjaringkan empat gol untuk menghantar timnas
Mali lolos sampai semi-final.

Bersama dengan Tottenham selama dua musim kompetisi, ia mampu melesakkan 14 gol ke
gawang lawan. Setelah dinilai permainannya dinilai kurang berkembang dan kurang tampil konsisten,
ia memutuskan pindah ke Sevilla pada 2005 dengan jumlah bayaran sebanyak 6,5 juta Ero atau 9,66
juta dolar AS.

Menjadi Muslim Kanoute muda mengenal Islam dari lingkungannya yang banyak dihuni para
imigran dari Afrika bekas jajahan Prancis. Karena tertarik, dia lantas mencari buku-buku rujukan.
Tepat pada tahun pertama memulai karier profesional bersama Lyon, musim 1997/1998, saat usianya
20 tahun, dia mengucapkan kalimat syahadat. Namanya lantas berganti menjadi Frederic berganti
menjadi Fr Oumar Kanoute.

Islam mampu membuktikan dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan sulit soal hidup. Saya
membaca dan terus membaca sehingga akhirnya yakin telah melakukan sesuatu yang benar,”
tuturnya. Singkatnya, melalui Islam, katanya, Kanoute menemukan jawaban, keseimbangan, dan
perdamaian.

Bahkan, dengan kecintaannya yang teramat besar kepada sepak bola, Kanoute tetap meyakini
ada sesuatu yang lebih penting dalam hidupnya. “Saya pikir ada sesuatu yang lebih besar
dibandingkan sepak bola. Tapi, bukan berarti sepak bola tak penting. Yang jelas saya mendapat
pencerahan saat menjadi Muslim. Aturan dan hukum Islam menjadi model terbaik saya dalam
menjalani hidup. Islam membantu saya menjalani hidup yang benar,” tegas Kanoute.
Nama : Iskandar Nugraha
NIM : 208 209 118
Semester : VI B
Mata kuliah : Akhlak Tasawuf
Namun demikian, bukan tanpa halangan ketika Kanoute memutuskan memeluk Islam.
Apalagi di saat berbagai media internasional sedang gencar-gencarnya memberitakan bahwa Islam
sangat berbahaya dan memicu aksi terorisme. “Situasinya memang sangat sulit,” ungkap Kanoute.

Tetapi, dengan hati yang teguh, dia selalu menjawab bahwa mereka yang terlalu fanatik dan
berbuat teror hanyalah segelintir umat Islam di dunia. Bukan berarti publik, kata dia, bisa menghakimi
seluruh umat Islam. Sebab, dalam hatinya meyakini bahwa Islam selalu mengajarkan pemeluknya
untuk hidup dengan benar dalam perdamaian.

Umat Islam, termasuk dirinya, lebih sering mendengar dan membaca banyak omong kosong
tentang Islam. Media, kata dia, telah membuat rasa takut terhadap Muslim. George Bush pun,
tambahnya, telah menggunakan alasan terorisme untuk menyerang Irak dan Afghanistan.

Sikapnya yang keras dalam membela Islam itu, diakui Frederic, membuat dia dihina oleh para
pemain sepak bola lainnya. “Ya dan beberapa dari mereka masih bermain di Spanyol,” katanya.

Namun, terkait hal ini, ia menyatakan siap untuk menghadapi apa pun dan tidak akan
beranjak sedikit pun meninggalkan Islam. Seolah ingin memantapkan posisi keislamannya, Kanoute
juga menerapkan perilaku Islami saat bertemu publik, baik di ruang pers maupun saat latihan di
tempat latihan Spurs di Chigwell.

Pemain yang murah senyum dan berbicara hati-hati ini tak mengikuti gaya para pesepak bola
Inggris yang gemar mengenakan anting berlian, mengecat rambut, dan mengendarai mobil mewah.
Sikap keislamannya juga terlihat dari perilaku Kanoute yang dikenal sebagai pesepak bola Muslim
yang taat.

Ia kerap melakukan shalat lima waktu di ruang ganti ketika pertandingan berjalan, tetap
berpuasa dalam pertandingan dan latihan di bulan Ramadhan. Dia juga tidak meminum bir,
menyelamatkan sebuah masjid di Sevilla, dan meminta kostum khusus tanpa sponsor karena Sevilla –
klub tempat ia bernaung ketika itu– disponsori oleh rumah judi.

Kanoute dikenal sebagai muslim yang taat dan kerap bangga menunjukkan identitas
keyakinannya itu. Pada tahun 2007 misalnya, pemain terbaik Afrika 2007 ini pernah memberikan
gajinya selama setahun, sebesar 700.000 dolar AS atau sekitar Rp 7 miliar untuk menyelamatkan
masjid terakhir yang ada di Sevilla
Nama : Iskandar Nugraha
NIM : 208 209 118
Semester : VI B
Mata kuliah : Akhlak Tasawuf
Ia membeli sebuah gedung untuk masjid di Seville, sebuah kawasan selatan Spanyol,
Sebelum dibeli oleh Kanoute gedung tersebut sudah disewakan kepada muslim setempat sebagai
kegiatan ibadah ummat Islam. Hanya saat ini sudah habis masa kontraknya sehingga akan ditutup oleh
pemiliknya. Oleh striker berumur 30 tahun tersebut gedung itu dibeli lantas dihibahkan kepada
muslim setempat.

Kanoute mengeluarkan dana sebesar 700 ribu dollar sekitar 6,5 milyar rupiah kepada pemilik
gedung. Jumlah tersebut hampir sama dengan jumlah pendapatan Kanoute selama setahun.

Berkat Frederic Kanoute, sebuah masjid di Spanyol selamat dari ancaman ditutup. Ia juga
kerap bershalat di ruang ganti pemain. Pemain yang tahun lalu hijrah ke Sevilla dari klub Prancis
Lyon pada 2005 dan sukses membawa pulang piala UEFA tahun lalu itu juga sempat menimbulkan
kehebohan ketika menolak mengenakan kaos Sevilla yang memuat gambar sebuah situs judi online
sebagai salah satu sponsornya. Alasannya, judi diharamkan oleh Islam. Keteguhan sikap Kanoute
akhirnya membuat Sevilla memberikan satu kaos khusus tanpa corat-coret di atasnya.

Mengenai puasa, Kanoute termasuk pemain yang menolak


anggapan bahwa puasa akan menurunkan penampilannya. ”Siapa
pun yang mengerti dan memahami Islam memahami bahwa puasa
justru menambah kekuatan dan tidak memperlemah,” tegasnya. Dia
pun telah membuktikan kebenaran pendapatnya. Pada musim
kompetisi tahun lalu, misalnya, ia mampu menjebloskan 20 gol ke
gawang lawan. Harian cetak ABC menuliskan, produktivitasnya ini
meyakinkan pemilik klub untuk tidak menekannya agar jangan
berpuasa ketika pertandingan digelar.

Baru-baru ini Kanoute kembali beraksi, usai menjaringkan


bola ke gawang lawan, Kanoute membuka bajunya untuk
memperlihatkan kaos dalamnya yang bertuliskan “Palestine”. Ini tentu saja dimaksudkan sebagai
dukungan pada Palestina yang tengah digempur oleh pasukan Israel di Gaza.

Itulah Kanoute. Di tengah kilatan blitz yang memburu, mendapat hujan pujaan, sukses di
lapangan hijau, Kanoute tetap dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan memiliki jiwa sosial yang
tinggi. Di kampung halamannya, ia mempunyai yayasan yang menyantuni anak yatim. Kini, sebuah
masjid pun berdiri dengan torehan namanya. Itulah Frederic Kanoute. Dia adalah salah seorang
pesepak bola yang beragama Islam. Apa yang ditunjukkannya itu merupakan kecintaannya pada Islam
dan umat Islam. Siapa pun yang berani menginjak-injak kehormatan Islam, Kanoute akan berada di
Nama : Iskandar Nugraha
NIM : 208 209 118
Semester : VI B
Mata kuliah : Akhlak Tasawuf
garda terdepan untuk menyuarakannya. Tentu saja, cara yang ditunjukkannya dengan cara yang damai
dengan prestasi gemilang di lapangan hijau.

Dalam dunia sepakbola kini, nama Frederic Kanoute sudah hampir sama terkenalnya dengan
pesepak bola pesepakbola lainnya macam Lionel Messi, Wayne Rooney, atau mungkin Ronaldinho.
Walau tidak menjulang seperti ketiga orang itu, tapi Kanoute mempunyai prestasi yang cukup
membanggakan.

Lebih karena itu, Kanoute dikenal sebagai pesepak bola Muslim yang taat. Ia kerap
melakukan salat lima waktu di ruang ganti ketika pertandingan berjalan, tetap berpuasa dalam
pertandingan dan latihan di bulan Ramadan, tidak meminum bir, menyelamatkan sebuah masjid di
Sevilla, dan meminta kostum khusus tanpa sponsor karena Sevilla—klubnya tampat ia bernaung
sekarang—disponsori oleh rumah Juni. Kanoute juga menjadi satu-satunya pesepak bola Muslim di
Eropa yang menunjukkan dukungannya langsung di lapangan dalam sebuah pertandingan resmi atas
tragedi Palestina setahun yang lalu. Ketika itu ia mengenakan kaos dalam yang bertulikan “Palestina”
dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Arab.

Berikut adalah petikan wawancaranya dengan Don Balon.

Di Perancis, agama dan budaya hidup dalam harmoni?

“Ya, Perancis merupakan negara multikultural. Mengenai agama, pada usia 19 tahun, saya
memutuskan untuk memeluk Islam. Melalui Islam, saya menemukan jawaban, keseimbangan, dan
perdamaian.”

Itulah mengapa Anda mendedikasikan gol-gol Anda kepada Islam?

“Saya hanya mendedikasikan gol saya, saya perlu mengucapkan terima kasih atas semua yang telah
diberikan Allah dalam hidup saya. Ketika saya mencapai sesuatu yang baik dalam hidup saya, saya
selalu bersyukur pertama kali kepada Allah karena melalui karuniaNya saya bernapas.”
Nama : Iskandar Nugraha
NIM : 208 209 118
Semester : VI B
Mata kuliah : Akhlak Tasawuf
Sejak 11 September 2001 Muslim selalu berada di bawah pantauan…

“Saya tahu dan saya memahami tetapi serangan itu dilakukan oleh sebuah kelompok yang bodoh saja.
Serangan itu telah melukai umat Islam. Kami mendengar dan membaca banyak omong kosong
tentang Islam. Media telah membuat rasa takut terhadap Muslim. George Bush telah menggunakan
alasan terorisme untuk menyerang Irak dan Afghanistan.”

Beberapa pemain sepakbola menghina Anda karena Anda adalah Muslim?

“Ya, dan beberapa dari mereka masih bermain di Spanyol. Saya setuju bahwa sulit bagi saya untuk
mendengar hal-hal tertentu dan saya tergoda untuk menanggapi. Di Inggris, pemain banyak saling
menghina, tetapi tidak pernah atas dasar agama atau warna kulit.”

Bisa dijelaskan ketika Anda memakai jersey (kostum) dukungan Anda untuk rakyat Palestina?.

“Terkadang, para pemain juga seperti seniman yang melakukan hal-hal yang orang lain lakukan di
jalanan selama demonstrasi misalnya.”

Tetapi Anda lakukan di lapangan ...

“Saya merasa itu menjadi tugas saya. Itu yang terbaik yang bisa dilakukan oleh seorang pemain bola.”

Ketahuilah bahwa itu sangat tidak biasa di lingkungan ini ...

“Tapi saya siap menghadapi kenyataan bahwa orang-orang berbicara tentang saya”

Anda mungkin juga menyukai