PENDAHULUAN
ekosistem diseluruh permukaan di dunia. Hal itu disebabkan adanya peningkatan dan
konsumsi ‘fossil fuel’ sebagai bagian perkembangan teknologi industri yang menciptakan
pencapaian kepuasaan dengan efisiensi tetapi tanpa meninjau lebih terhadap efek yang
Sejak adanya revolusi industri (peralihan penggunaan tenaga manusia menjadi tenaga
mesin) di Eropa tidak bisa dibantah bahwa negara-negara lain pun semakin meningkatkan
Dengan kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat , berbagai negara telah
banyak menyumbang berbagai jenis gas-gas, zat-zat, polutan. emisi, serta segala apapun yang
sifatnya dapat mencemari bahkan merusak atmosfer planet kita ini. Pada kasus pemanasan
global, gas pembuangan sisa industri dan transportasi kita ketahui telah menjadi faktor utama
penyebabnya.
Dalam bidang industri misalnya, saat ini masih banyak yang menggunakan batu bara
sabagai bahan bakar utama yang sisa pembakarannya jelas memiliki kandungan-kandungan
berbahaya bagi lapisan ozon bumi. Kemudian pada bidang transportasi penggunaan
kendaraan bermotor yang saat ini grafiknya menanjak di hampir semua negara jelas makin
memperburuk keadaan atmosfer bumi ini dengan emisi yang dibuangnya (walaupun di
berbagai negara maju sudah dianjurkan penggunaan alat transportasi ramah lingkungan) .
Amerika serikat sebagai negara maju telah mengeluarkan politik luar negerinya dalam
mengatasi pemanasan global ini, namun dalam realitasnya tidak sama. Selama beberapa
dekade telah jelas bahwa Amerika cara memproduksi dan mengkonsumsi energi yang tidak
berkelanjutan. Kecanduan Amerika untuk minyak asing dan bahan bakar fosil menempatkan
ekonomi Amerika, keamanan nasional dan lingkungan beresiko. Untuk mengambil negara ini
ke arah yang baru, Presiden bekerja sama dengan Kongres untuk lulus energi yang
komprehensif dan undang-undang iklim untuk melindungi bangsa Amerika dari risiko
ekonomi dan strategis serius yang berhubungan dengan ketergantungan pada minyak asing,
untuk menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi polusi karbon yang berkontribusi
terhadap dampak destabilisasi perubahan iklim. Namun dalam KTT Lingkungan Hidup yang
diadakan di Kopenhagen, Denmark. Amerika menolak hasil KTT tersebut yang menyatakan
Teori yang digunakan dalam menganalisis mengapa Amerika menolak hasil dari KTT