1, 2008
LEMBAR BERITA
2
akrilonitril bersifat karsinogenik grup 2A serta Berada atau terletak di bagian dasar
formaldehid yang merupakan produk degradasi Berbentuk segitiga
melamin-formaldehid bersifat toksik dan Di dalam segitiga akan terdapat
karsinogenik grup 1 (menyebabkan kanker pada angka
manusia). Serta nama jenis plastik di bawah
segitiga
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi
migrasi bahan kimia dari kemasan pangan ke 4. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 1 ?
dalam pangan ?
Struktur polimer
Kerapatan plastik J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis 1
Konsentrasi bahan tambahan dalam proses yaitu PETE atau PET (polyethylene
pembuatan plastik terephthalate).
Waktu kontak plastik dengan pangan di b. Jenis bahan kemasan plastik tersebut
dalamnya digunakan pada botol air mineral, botol
Struktur pangan jus, dan hampir semua botol minuman
Suhu lainnya.
Karakteristik fisiko-kimia lainnya
5. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 2 ?
Sumber: Buletin Keamanan Pangan BPOM Vol.
12/tahun VI/2007
J: Ada 7 jenis tanda pengenal bahan J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis
kemasan plastik, yaitu: 3 yaitu V (Polyvinil chloride)
Jenis 1: PETE atau PET b. Jenis bahan kemasan plastik
Jenis 2: HDPE tersebut digunakan pada plastik
Jenis 3: V pembungkus (cling wrap) dan botol-
Jenis 4: LDPE botol.
Jenis 5: PP
Jenis 6: PS 7. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 4 ?
Jenis 7: OTHER; untuk jenis 7 other ini
ada 4 jenis, yaitu: SAN (Styrene
acrolynitrile), ABS (Acrylonitrile
butadiene syrene), PC (Polycarbonate),
dan Nylon.
3. T: Apa yang harus diperhatikan dari tanda J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis 4
pengenal bahan kemasan plastik yaitu LDPE (low density polyethylene)
tersebut? b. Jenis bahan kemasan plastik tersebut
J: Secara umum tanda pengenal plastik digunakan untuk tempat makanan,
tersebut : plastik kemasan, dan botol-botol yang
lembek
3
8. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 5 ? J: 1. Kode 1, 2, 3,6, dan 7 (PC) memiliki
bahaya secara kimiawi, bila sering
dipakai, apalagi dalam kondisi panas,
dapat bereaksi dengan makanan atau
minuman sehingga gunakan hanya
sekali pakai.
2. Kode 4, 5, dan 7 (SAN atau ABS) baik
J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis
digunakan sebagai wadah makanan dan
5 yaitu PP (Polypropylene)
minuman
b. Jenis bahan kemasan plastik tersebut
3. Bagi para orang tua yang masih
digunakan tempat makanan dan
memerlukan botol susu untuk putra-
minuman seperti tempat menyimpan
putrinya pilihlah botol susu bayi
makanan, botol minum, dan
berbahan kaca, stainless steel atau
terpenting botol minum untuk bayi.
plastik jenis 4 atau 5, jangan gunakan
jenis 7 PC. Untuk dot, gunakanlah yang
9. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 6 ?
berbahan silikon.
4. Hindari menggunakan botol plastik
untuk menyimpan air minum (biasa
digunakan untuk tempat air putih di
dalam kulkas) terutama jenis 1 dan
jenis 2 gunakanlah hanya sekali pakai
dan segera dihabiskan. Jika perlu,
gantilah dengan botol stainless steeel
J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis
atau gelas/kaca.
6 yaitu PS (Polystyrene)
5. Cegah memanaskan makanan yang
b. Jenis bahan kemasan plastik ini
dikemas dalam plastik, khususnya pada
harus dihindari karena berbahaya
microwave oven.
untuk kesehatan dan sulit didaur
6. Cegah menggunakan kemasan plastik
ulang.
untuk mengemas makanan berminyak
c. Jenis bahan kemasan plastik ini
atau berlemak.
dapat dikenali dengan kode angka 6,
7. Cegah penggunaan piring dan alat
namun bila tidak tertera kode angka
makan plastik untuk masakan.
tersebut, maka bahan ini dapat
Gunakanlah alat makan berbahan
dikenali dengan cara dibakar.
stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.
d. Jenis bahan kemasan plastik tersebut
digunakan sebagai bahan tempat Sumber: Buletin Keamanan Pangan BPOM Vol. 14/tahun VII/2008
makan styrofoam, tempat minum
sekali pakai, dan lain-lain.
4
Hasil dari kegiatan MGRS yang berupa standar 2. Diskusi kelompok kecil untuk menulis paper
pertumbuhan balita WHO 2005 telah diedarkan hasil analisis ulang data yang telah
secara resmi sejak 27 April 2006 ke seluruh dunia dilaksanakan sebanyak 3 kali pada bulan
mencakup beberapa indeks antropometri yaitu September-Nopember 2006
BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB, dan 3. Pertemuan teknis pada tanggal 26-27
IMT/U. Sebagai tindak lanjut diadakan sosialisasi Nopember 2006 untuk mempersiapkan
di Bangkok Thailand pada tanggal 7-9 Agustus Workshop Nasional
2006. Dalam sosialisasi ini diharapkan negara-
negara di kawasan Asia Pasifik menggunakan
standar pertumbuhan balita WHO 2005 tersebut.
5
yang tinggi. Kurva pertumbuhan dibuat dengan menggunakan metoda statistik yang terbaik saat ini.
Kurva pertumbuhan ini membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar Negara. Hal ini
berarti bahwa, dengan pola pengasuhan dan pemberian makanan yang sama baiknya serta lingkungan yang
sama-sama mendukung pertumbuhan optimal, semua bayi/anak-anak tersebut akan tumbuh tidak berbeda,
walaupun berasal dari etnik yang berbeda. Berdasarkan penjelasan di atas, maka standar WHO 2005
dianggap lebih mempresentasikan pertumbuhan bayi/anak-anak.
2. Kajian dengan menggunakan data Indonesia yang tersedia, baik data dari studi longitudinal maupun cross-
sectional, yang menunjukkan bahwa data-data tersebut “fit” dengan kurva standar pertumbuhan anak
WHO 2005. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia mempunyai potensi untuk mencapai standar
pertumbuhan WHO 2005
Di Indonesia, telah dilakukan telaah dengan menggunakan data antropometri dari berbagai penelitian yang
ada dengan menggunakan standar WHO 2005 dan membandingkan dengan standar WHO/NCHS, untuk
lebih jauh mendukung apakah standar WHO sesuai untuk setting Indonesia. Terdapat beberapa tahapan
yang dilakukan. Pertama adalah apakah pola pertumbuhan anak-anak dari penelitian tersebut sesuai
dengan standar WHO, dan yang kedua adalah dengan membandingkan antara pola pertumbuhan bayi
yang diberi ASI eksklusif dengan yang tidak. Beberapa pertimbangan mendapatkan perhatian dalam proses
telaah ini. Pertama adalah, posisi status gizi bayi pada 0 bulan. Kedua adalah bahwa pola pertumbuhan
bayi, dimanapun mulainya status gizi pada 0 bulan, akan sejajar dengan kurva WHO 2005. Hasil telaah
menunjukkan bahwa pola pertumbuhan bayi secara umum sejajar dengan kurva WHO pada 2 bulan
pertama, sedangkan selanjutnya terjadi deviasi secara negatif. Tampaknya pada usia 2 bulan bayi sudah
mulai diberi makanan/minuman tambahan, walaupun sedikit dan tidak dilaporkan oleh responden pada
saat pelaksanaan penelitian, sehingga terjadi deviasi pertumbuhan. Namun deviasi pada usia 2 bulan
tersebut lebih nyata pada yang tidak diberi ASI dibandingkan dengan yang diberi ASI. Sementara itu, pola
tersebut tidak konsisten bila dibandingkan dengan standar WHO/NCHS. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa standar WHO 2005 lebih sesuai untuk Indonesia dibandingkan dengan standar
WHO/NCHS. Selain itu, penggunaan standar WHO 2005 juga menunjukkan perbedaan pertumbuhan bayi
yang diberi makanan lain selain ASI.
Standar pertumbuhan WHO 2005 ini digunakan sebagai alat untuk pelayanan kesehatan dan gizi anak
Indonesia sejak dini. Para pihak mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mensosialisasikan dan
melakukan advokasi serta fasilitasi, sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsi masing-masing.