Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 0854-2996 VOLUME XIV, No.

1, 2008

LEMBAR BERITA

Apa persyaratan mendasar dari b. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen dinyatakan bahwa Pelaku usaha
kemasan pangan ? dilarang memproduksi dan/atau memperdagang-
kan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi
Kemasan pangan harus mampu melindungi dan atau tidak sesuai dengan standar yang
mempertahankan mutu pangan serta tidak boleh dipersyaratkan dan ketentuan peraturan
dipengaruhi maupun mempengaruhi biaya baik perundang-undangan.
selama pengangkutan maupun dalam masa c. PP No. 28 Tahun 2004 tentang Kemanan, Mutu
penyimpanan. dan Gizi Pangan diatur tentang bahan kemasan
yang dilarang dan bahan yang diijinkan.
Apa saja fungsi kemasan pangan ? d. Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK
00.05.55.6497 tentang Bahan Kemasan Pangan,
yang memuat bahan yang diizinkan dan yang
Secara umum kemasan pangan mempunyai fungsi dilarang untuk digunakan sebagai bahan kemasan
sebagai berikut yaitu : pangan.
Melindungi produk terhadap pengaruh fisik,
seperti pengaruh mekanik, dan cahaya Apa saja kriteria yang perlu
Melindungi produk terhadap pengaruh kimiawi
(permiasi gas, kelembaban udara/uap air) dipertimbangkan dalam memilih
Melindungi produk terhadap pengaruh biologik kemasan pangan ?
(bakteri, kapang)
Mempertahankan keawetan dan mutu produk 1. Stabilitas dari pangan misalnya penguraian
Memudahkan penanganan (penyimpanan, secara kimia, biokimia, reaksi mikrobiologi yang
transportasi, penumpukan, pindah tempat) dapat terjadi Kondisi lingkungan dari pangan
Sebagai media informasi produk dan media selama proses distribusi dan penyimpanan
promosi seperti temperatur sekitar/ambien dan
Memberikan informasi konsumen misalnya: kelembaban yang merupakan 2 faktor lingkungan
penggunaan dan penyimpanan yang sangat penting, karena faktor ini akan
Memberikan bentuk dan daya tarik produk. menentukan sifat penghalang yang diperlukan
untuk kemasan
Apa saja peraturan tentang kemasan 2. Cara atau metode pengawetan pangan yang
dipilih, sebagai contoh proses panas sesudah
pangan ? dikemas, kemasan pangan harus mampu
mengatasi temperatur panas serta tahan
a. UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan terhadap temperatur freezer pada saat proses
disebutkan perlunya pengaturan kemasan penyimpanan pangan.
pangan terutama bahan yang dinyatakan 3. Karakteristik, komposisi, bahaya dari bahan
terlarang dan/atau yang dapat melepaskan kemasan pangan serta keamanan pangan yang
cemaran yang merugikan atau membahayakan dikemas sebagai konsekuensi dari migrasi
kesehatan manusia. komponen dari bahan pengemas ke dalam
1
Apa saja jenis-jenis kemasan Kemasan pangan gelas merupakan kemasan
pangan yang sering digunakan di rumah tangga,
pangan ? karena kemasan pangan gelas mempunyai
keunggulan antara lain: inert yaitu tidak bereaksi
™ Kemasan Pangan Kertas dengan bahan yang dikemas, tahan asam dan
Apa keunggulan dan kelemahan kemasan basa, dan tahan lingkungan, gelas dapat tembus
pangan kertas? pandang/transparan atau gelap dan selama
pemakaian bentuknya tetap, tidak berpengaruh
terhadap bahan yang dikemas (tidak ada migrasi)
Kemasan pangan kertas
dan kemasan pangan gelas merupakan
merupakan jenis kemasan
penghalang (barrier) yang baik terhadap uap air,
yang paling sering digunakan
air dan gas–gas lain.
untuk membungkus pangan.
™ Kemasan Pangan Plastik
Kemasan pangan kertas jenis
ini mempunyai keunggulan
Apa keunggulan dan kelemahan kemasan pangan
antara lain: ringan, relatif
plastik ?
murah dan hemat tempat
sedangkan kelemahannya
adalah mudah robek dan terbakar, tidak dapat Kemasan pangan plastik mempunyai
mengemas cairan dan tidak dapat dipanaskan. keunggulan antara lain adalah bahan jauh lebih
Beberapa kertas non kemasan (kertas, koran ringan, tidak mudah pecah, mudah dibentuk,
dan majalah) yang sering digunakan untuk kekuatannya dapat ditingkatkan, bahan
membungkus pangan, terdeteksi mengandung dasarnya banyak pilihan, mudah diproduksi
timbal (Pb) melebihi batas yang ditentukan. secara masal, harga relatif murah dan mudah
Timbal dapat terakumulasi dalam tubuh dan dipasang label serta dibuat dengan aneka
dapat menyebabkan kerusakan syaraf; warna.
kerusakan ginjal; gangguan reproduksi,
termasuk keguguran, berat lahir rendah dan Pada saat ini kemasan pangan yang paling
kelahiran prematur; gangguan pendengaran dan banyak digunakan adalah kemasan pangan
dapat menurunkan kecerdasan anak. Banyak plastik. Tetapi kemasan pangan plastik ini
makanan jajanan seperti gorengan dibungkus juga mempunyai kelemahan antara lain tidak
dengan koran karena pengetahuan yang tahan panas, dapat mencemari produk akibat
kurang, padahal bahan yang panas dan migrasi komponen monomer pada pangan dan
berlemak mempermudah berpindahnya menimbulkan bahaya pada kesehatan, bahan
timbal ke makanan tersebut.
kemasan pangan plastik juga bermasalah pada
lingkungan karena merupakan bahan tidak
™ Kemasan Pangan Kaleng
dapat dihancurkan dengan cepat dan alami
Apa keunggulan dan kelemahan
(non biodegradable), sehingga dapat
kemasan pangan kaleng ? mencemari lingkungan dan dapat memenuhi
tempat pembuangan. Oleh sebab itu perlu
Kemasan pangan kaleng merupakan jenis digalakkan daur ulang (recycling) plastik untuk
kemasan pangan yang sering digunakan mengatasi hal tersebut.
terutama untuk pangan olahan/siap saji.
Apa bahaya yang ditimbulkan dari kemasan
Keunggulan kemasan pangan kaleng, antara pangan plastik ?
lain: mempunyai kekuatan mekanik besar,
penghalang (barrier) tinggi terhadap Bahaya migrasi dari komponen yang ditimbulkan dari
kontaminan karena kedap udara (hermetis), kemasan pangan plastik antara lain: berasal dari
toksisitas rendah, tahan kondisi ekstrim dan residu monomer vinil klorida (unit penyusun PVC)
permukaan ideal untuk pelabelan. Namun yang bersifat karsinogenik; logam berat sebagai
jenis kemasan ini mempunyai beberapa stabilisator panas dalam pembuatan PVC bersifat
kelemahan antara lain: produk makanan toksik seperti kadmium dan timbal; dioktilftalat
yang dikemas dalam kaleng akan kehilangan sebagai plasticizer bersifat endocrin disruptor dan di
cita rasa segarnya, mengalami penurunan (2-etilheksil) ftalat juga sebagai plasticizer bersifat
nilai gizi akibat pengolahan dengan suhu karsinogenik grup 2B menurut International Agency
tinggi dan timbul rasa logam/taint kaleng for Research on Cancer (IARC); monomer stiren
atau rasa seperti besi akibat coating kaleng bersifat karsinogenik grup 2B dan akrilonitril yang
tidak sempurna. merupakan unit penyusun polistiren atau stiren

2
akrilonitril bersifat karsinogenik grup 2A serta ƒ Berada atau terletak di bagian dasar
formaldehid yang merupakan produk degradasi ƒ Berbentuk segitiga
melamin-formaldehid bersifat toksik dan ƒ Di dalam segitiga akan terdapat
karsinogenik grup 1 (menyebabkan kanker pada angka
manusia). ƒ Serta nama jenis plastik di bawah
segitiga
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi
migrasi bahan kimia dari kemasan pangan ke 4. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 1 ?
dalam pangan ?

Jumlah bahan kimia yang bermigrasi dari pengemas


ke dalam pangan tergantung pada:

ƒ Struktur polimer
ƒ Kerapatan plastik J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis 1
ƒ Konsentrasi bahan tambahan dalam proses yaitu PETE atau PET (polyethylene
pembuatan plastik terephthalate).
ƒ Waktu kontak plastik dengan pangan di b. Jenis bahan kemasan plastik tersebut
dalamnya digunakan pada botol air mineral, botol
ƒ Struktur pangan jus, dan hampir semua botol minuman
ƒ Suhu lainnya.
ƒ Karakteristik fisiko-kimia lainnya
5. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 2 ?
Sumber: Buletin Keamanan Pangan BPOM Vol.
12/tahun VI/2007

TANYA JAWAB TENTANG JENIS


BAHAN KEMASAN PLASTIK
J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis 2
1. T: Bagaimana mengetahui jenis bahan yaitu HDPE (high density
polyethylene).
kemasan plastik? b. Jenis bahan kemasan plastik tersebut
J: Jenis bahan kemasan plastik dapat sering digunakan pada botol susu yang
diketahui melalui tanda pengenal bahan berwarna putih susu, tupperware,
kemasan plastik berupa kode galon air minum, kursi lipat, dan lain-
internasional yang dikeluarkan oleh lain.
The Society of Plastic Industry pada
6. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 3?
tahun 1933 di Amerika Serikat.

2. T: Ada berapa jenis tanda pengenal bahan


kemasan plastik?

J: Ada 7 jenis tanda pengenal bahan J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis
kemasan plastik, yaitu: 3 yaitu V (Polyvinil chloride)
Jenis 1: PETE atau PET b. Jenis bahan kemasan plastik
Jenis 2: HDPE tersebut digunakan pada plastik
Jenis 3: V pembungkus (cling wrap) dan botol-
Jenis 4: LDPE botol.
Jenis 5: PP
Jenis 6: PS 7. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 4 ?
Jenis 7: OTHER; untuk jenis 7 other ini
ada 4 jenis, yaitu: SAN (Styrene
acrolynitrile), ABS (Acrylonitrile
butadiene syrene), PC (Polycarbonate),
dan Nylon.

3. T: Apa yang harus diperhatikan dari tanda J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis 4
pengenal bahan kemasan plastik yaitu LDPE (low density polyethylene)
tersebut? b. Jenis bahan kemasan plastik tersebut
J: Secara umum tanda pengenal plastik digunakan untuk tempat makanan,
tersebut : plastik kemasan, dan botol-botol yang
lembek
3
8. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 5 ? J: 1. Kode 1, 2, 3,6, dan 7 (PC) memiliki
bahaya secara kimiawi, bila sering
dipakai, apalagi dalam kondisi panas,
dapat bereaksi dengan makanan atau
minuman sehingga gunakan hanya
sekali pakai.
2. Kode 4, 5, dan 7 (SAN atau ABS) baik
J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis
digunakan sebagai wadah makanan dan
5 yaitu PP (Polypropylene)
minuman
b. Jenis bahan kemasan plastik tersebut
3. Bagi para orang tua yang masih
digunakan tempat makanan dan
memerlukan botol susu untuk putra-
minuman seperti tempat menyimpan
putrinya pilihlah botol susu bayi
makanan, botol minum, dan
berbahan kaca, stainless steel atau
terpenting botol minum untuk bayi.
plastik jenis 4 atau 5, jangan gunakan
jenis 7 PC. Untuk dot, gunakanlah yang
9. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 6 ?
berbahan silikon.
4. Hindari menggunakan botol plastik
untuk menyimpan air minum (biasa
digunakan untuk tempat air putih di
dalam kulkas) terutama jenis 1 dan
jenis 2 gunakanlah hanya sekali pakai
dan segera dihabiskan. Jika perlu,
gantilah dengan botol stainless steeel
J: a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis
atau gelas/kaca.
6 yaitu PS (Polystyrene)
5. Cegah memanaskan makanan yang
b. Jenis bahan kemasan plastik ini
dikemas dalam plastik, khususnya pada
harus dihindari karena berbahaya
microwave oven.
untuk kesehatan dan sulit didaur
6. Cegah menggunakan kemasan plastik
ulang.
untuk mengemas makanan berminyak
c. Jenis bahan kemasan plastik ini
atau berlemak.
dapat dikenali dengan kode angka 6,
7. Cegah penggunaan piring dan alat
namun bila tidak tertera kode angka
makan plastik untuk masakan.
tersebut, maka bahan ini dapat
Gunakanlah alat makan berbahan
dikenali dengan cara dibakar.
stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.
d. Jenis bahan kemasan plastik tersebut
digunakan sebagai bahan tempat Sumber: Buletin Keamanan Pangan BPOM Vol. 14/tahun VII/2008
makan styrofoam, tempat minum
sekali pakai, dan lain-lain.

10. T: Apa yang dimaksud dengan Jenis 7 ?

Rujukan WHO/NCHS secara luas telah digunakan di


seluruh dunia sejak 1976 sebagai dasar untuk menilai
status pertumbuhan anak maupun untuk menilai status
gizi anak. Di Indonesia rujukan WHO/NCHS dijadikan
dasar untuk pembuatan Kartu Menuju Sehat (KMS)
bagi balita dan juga untuk penilaian status gizi di
a. Jenis bahan kemasan ini adalah jenis masyarakat. Dari hasil review WHO tahun 1993
7 disimpulkan bahwa rujukan WHO/NCHS belum adekuat
b. Jenis bahan kemasan plastik SAN untuk memberikan gambaran pertumbuhan anak.
dan ABS merupakan salah satu Maka pada sidang Dewan Kesehatan Dunia (World
bahan plastik yang baik untuk Health Assembly) tahun 1994 direkomendasikan untuk
digunakan dalam kemasan makanan mengembangkan kurva pertumbuhan yang baru bagi
atau minuman anak.
c. Jenis bahan kemasan plastik PC
dapat ditemukan pada botol susu Berdasarkan rekomendasi tersebut WHO mengadakan
bayi, gelas anak batita, botol minum Multicentre Growth Reference Study (MGRS) yang
polikarbonat, dan kaleng kemasn diselenggarakan tahun 1997 sampai 2003 dengan
makan dan minuman, termasuk tujuan membuat kurva baru pertumbuhan dan
kaleng susu formula. perkembangan untuk anak di seluruh dunia. MGRS
dirancang untuk membuat standar dengan memilih
11. T: Apa yang perlu diperhatikan dari jenis anak sehat yang hidup di lingkungan yang
bahan kemasan plastik berkaitan memungkinkan untuk mencapai pertumbuhan sesuai
dengan keamanan pangan ? dengan potensi genetiknya.

4
Hasil dari kegiatan MGRS yang berupa standar 2. Diskusi kelompok kecil untuk menulis paper
pertumbuhan balita WHO 2005 telah diedarkan hasil analisis ulang data yang telah
secara resmi sejak 27 April 2006 ke seluruh dunia dilaksanakan sebanyak 3 kali pada bulan
mencakup beberapa indeks antropometri yaitu September-Nopember 2006
BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB, dan 3. Pertemuan teknis pada tanggal 26-27
IMT/U. Sebagai tindak lanjut diadakan sosialisasi Nopember 2006 untuk mempersiapkan
di Bangkok Thailand pada tanggal 7-9 Agustus Workshop Nasional
2006. Dalam sosialisasi ini diharapkan negara-
negara di kawasan Asia Pasifik menggunakan
standar pertumbuhan balita WHO 2005 tersebut.

Setelah pertemuan pakar di Bangkok, proses


adopsi penggunaan standar baru pertumbuhan Peserta Workshop Nasional standar baru
balita 2005 di Indonesia, telah melalui beberapa pertumbuhan balita WHO 2005 pada tanggal 27-29
tahap pertemuan pakar diantaranya : Nopember 2006, yang terdiri dari organisasi profesi,
pakar, badan nasional, dan Departemen Kesehatan
Pertemuan di Yogyakarta yang digelar pada telah mencapai kesepakatan untuk menerima
tanggal 14-15 Juli 2006 yang bertujuan : standar baru pertumbuhan balita WHO 2005
untuk digunakan di Indonesia.
ƒ Mendiseminasikan hasil pertemuan Bangkok
ƒ Mereview metode ilmiah dan anlisis statistik Kesepakatan tersebut diambil dengan beberapa
dengan menggunakan standar WHO pertimbangan berikut :
ƒ Mengidentifikasi studi yang pernah dilakukan di
Indonesia 1. Standar WHO 2005 merupakan hasil penelitian
ƒ Analisis ulang data Indonesia dengan yang dilakukan di 6 negara yaitu Brazilia,
menggunakan standar baru untuk Ghana, India, Norwegia, Oman, dan AS, untuk
membandingkan prevalensinya. membuktikan adakah perbedaan genetik
berdasarkan kelompok etnis, dengan total
Pertemuan ini menyimpulkan beberapa hal
berikut : sample sebesar 8440 anak. Kelebihan utama dari
ƒ Tidak ada faktor konversi untuk estimasi penelitian ini adalah digunakannya kriteria
prevalensi dari standar lama ke standar baru “bagaimana seharusnya seorang anak tumbuh”
ƒ Peserta akan melakukan analisis ulang data sebagai “norma” dalam menentukan sample
yang ada di masing-masing institusi dengan penelitian. Bayi/anak yg dipilih adalah mereka
menggunakan standar baru yang pola pemberian makanannya mengikuti
ƒ Akan dilakukan pertemuan lanjutan di Makassar
pedoman yg direkomendasikan oleh WHO (WHO
Pada tanggal 1-2 September 2006 telah dilakukan Global Strategy for Infant and Young Child
pertemuan lanjutan di Makassar yang meng- Feeding), termasuk pemberian ASI eksklusif
hasilkan beberapa kesimpulan berikut : selama 6 bulan. Selain itu, persyaratan penting
lainnya adalah, anak-anak tersebut harus hidup
ƒ Pertumbuhan bayi-bayi di Indonesia yang di lingkungan yang mendukung potensi
mendapatkan ASI mengikuti kurva standar baru pertumbuhan anak secara genetik, termasuk
2005
pengasuhan anak yang baik, penanganan
ƒ Secara umum, prevalensi gizi kurang di
Indonesia lebih rendah penyakit infeksi secara adekuat, serta ibunya
ƒ Namun prevalensi gizi buruk relatif lebih tinggi tidak merokok selama kehamilan dan setelah
ƒ Perlu dibuat KMS baru sesuai dengan standar persalinan.
baru dan dilakukan uji coba lapangan
sebelumnya Dengan demikian, tidak seperti standar
ƒ Mengadakan workshop nasional untuk WHO/NCHS yang hanya dapat digunakan untuk
mendiseminasikan standar baru kepada stake perbandingan tetapi tidak dapat digunakan
holder yang lebih luas untuk evaluasi maupun menilai hasil
pengukuran, standar WHO 2005 akan dapat
Beberapa pertemuan kecil yang dilaksanakan
dalam rangka menuju Workshop Nasional sebagai digunakan untuk menilai apakah seorang anak
berikut: tumbuh dengan “seharusnya”.
1. Diskusi kelompok kecil untuk merancang KMS
baru yang telah dilaksanakan sebanyak 2 kali Penelitian ini dilakukan dengan metoda dan
pada bulan Oktober 2006 dan KMS ini telah di pelaksanaan yang sangat ketat termasuk dengan
uji coba di lapangan pengukuran yang mempunyai presisi dan akurasi

5
yang tinggi. Kurva pertumbuhan dibuat dengan menggunakan metoda statistik yang terbaik saat ini.

Kurva pertumbuhan ini membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar Negara. Hal ini
berarti bahwa, dengan pola pengasuhan dan pemberian makanan yang sama baiknya serta lingkungan yang
sama-sama mendukung pertumbuhan optimal, semua bayi/anak-anak tersebut akan tumbuh tidak berbeda,
walaupun berasal dari etnik yang berbeda. Berdasarkan penjelasan di atas, maka standar WHO 2005
dianggap lebih mempresentasikan pertumbuhan bayi/anak-anak.

2. Kajian dengan menggunakan data Indonesia yang tersedia, baik data dari studi longitudinal maupun cross-
sectional, yang menunjukkan bahwa data-data tersebut “fit” dengan kurva standar pertumbuhan anak
WHO 2005. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia mempunyai potensi untuk mencapai standar
pertumbuhan WHO 2005

Di Indonesia, telah dilakukan telaah dengan menggunakan data antropometri dari berbagai penelitian yang
ada dengan menggunakan standar WHO 2005 dan membandingkan dengan standar WHO/NCHS, untuk
lebih jauh mendukung apakah standar WHO sesuai untuk setting Indonesia. Terdapat beberapa tahapan
yang dilakukan. Pertama adalah apakah pola pertumbuhan anak-anak dari penelitian tersebut sesuai
dengan standar WHO, dan yang kedua adalah dengan membandingkan antara pola pertumbuhan bayi
yang diberi ASI eksklusif dengan yang tidak. Beberapa pertimbangan mendapatkan perhatian dalam proses
telaah ini. Pertama adalah, posisi status gizi bayi pada 0 bulan. Kedua adalah bahwa pola pertumbuhan
bayi, dimanapun mulainya status gizi pada 0 bulan, akan sejajar dengan kurva WHO 2005. Hasil telaah
menunjukkan bahwa pola pertumbuhan bayi secara umum sejajar dengan kurva WHO pada 2 bulan
pertama, sedangkan selanjutnya terjadi deviasi secara negatif. Tampaknya pada usia 2 bulan bayi sudah
mulai diberi makanan/minuman tambahan, walaupun sedikit dan tidak dilaporkan oleh responden pada
saat pelaksanaan penelitian, sehingga terjadi deviasi pertumbuhan. Namun deviasi pada usia 2 bulan
tersebut lebih nyata pada yang tidak diberi ASI dibandingkan dengan yang diberi ASI. Sementara itu, pola
tersebut tidak konsisten bila dibandingkan dengan standar WHO/NCHS. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa standar WHO 2005 lebih sesuai untuk Indonesia dibandingkan dengan standar
WHO/NCHS. Selain itu, penggunaan standar WHO 2005 juga menunjukkan perbedaan pertumbuhan bayi
yang diberi makanan lain selain ASI.

Standar pertumbuhan WHO 2005 ini digunakan sebagai alat untuk pelayanan kesehatan dan gizi anak
Indonesia sejak dini. Para pihak mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mensosialisasikan dan
melakukan advokasi serta fasilitasi, sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsi masing-masing.

Kesepakatan Bogor 27 s/d 29 Nopember 2006:


1. Organisasi profesi (PERSAGI, Pergizi Pangan, IDAI, Perinasia, PDGMI, PDGKI, IAKMI, IBI, PPNI, IDI, AsDI)
2. Perwakilan pakar dan Universitas:
a. Fakultas Kesehatan Masyrakat (Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin, Universitas Indonusa Esa
Unggul)
b. Fakultas Kedokteran (Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada,
Universitas Hasanuddin)
c. SEAMEO TROPMED RCCN-UI
d. Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor
e. Poltekes Jakarta II
f. Akademi Gizi, Surabaya
3. Organisasi Nasional (BKPP-ASI, Sentra Laktasi/SELASI)
4. Depkes RI
Layout by Siswono

Forum Koordinasi Sekretariat :


Jaringan
Informasi Pangan dan Gizi Dit. Bina Gizi Masyarakat
E-mail Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat
info@gizi.net Jl. HR. Rasuna Said, Blok X5 Kav. 4-9,
Web Site: Jakarta 12950
http://www.gizi.net Telp. (021) : 5203883, 5277382
6
F (021) 2101 6

Anda mungkin juga menyukai