Oleh :
Afiaty Aini
Afrah Ar-Rumaisha’
Aldi Rivai
Annissa Nuridfi
Arief Abdurrachman
Arin Azmi A.
Astari Wulandari
Aulia Sifaurrahmah
X.9
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
Rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Agama tentang
“Zakat“. Dengan segenap ketulusan hati, kami menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala dorongan, bimbingan, doa serta bantuan yang telah
diberikan khususnya kepada :
1. Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing kami dengan mengorbankan waktu
serta pikirannya. Khususnya kepada Ibu Lizwar Mughni Arasy selaku Guru mata
pelajaran Agama kelas X.
2. Kedua orang tua kami yang telah memfasilitasi kami.
3. Teman-teman kami yang juga telah menyemangati kami agar terus berjuang
dalam membuat makalah ini.
4. Dan semua orang disekeliling kami yang telah memberikan semangat dan
dorongan yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa Makalah Agama ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu segenap kritik dan saran sangat kami harapkan, khususnya dari Guru Agama kami
Ibu Lizwar Mughni Arasy. Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami dan pembaca pada umumnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
menundukkan hati dan fikiran kita.
Penyusun
Judul........................................................................................................................
i
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
B. Macam-Macam Zakat………………………………………………………………………………………….. 1
1) Zakat Fitrah…………………………………………………………………………………………………… 1
2) Zakat Mal………………………………………………………………………………………………………. 3
Daftar Pustaka.......................................................................................................11
Zakat menurut bahasa ialah suci dan tumbuh. Sedangkan zakat menurut
istilah syara’ ialah mengeluarkan sebagian harta benda sebagai sedekah wajib,
sesuai perintah Allah SWT kepada orang-orang yang telah memenuhi syarat-
syaratnya dan sesuai pula dengan ketentuan hukum Islam. Hukum berzakat
adalah fardu ‘ain bagi setiap Muslim/Muslimah yang telah mencukupi syarat-
syaratnya. Kewajiban menunaikan zakat mulai pada tahun ke-2 H.
Hal ini menunjukkan bahwa ibadah shalat dan ibadah zakat mempunyai
persamaan dalam keutamaannya. Shalat merupakan ibadah badaniyah yang
paling utama. Sedang zakat merupakan ibadah maliyah yang paling utama.
B. Macam-Macam Zakat
Zakat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu zakat fitrah (zakat pribadi)
dan zakat mal (zakat harta).
1) Zakat Fitrah
Zakat fitrah disebut juga dengan zakat nafs, atinya zakat jiwa yaitu zakat
yang diberikan berkenaan dengan telah selesai mengerjakan puasa
Ramadhan.
Zakat fitrah diwajibkan pada tahun 2 H/632 M yaitu dua hari lagi sebelum
Idul Fitri pada tahun itu. Kewajiban zakat fitrah lebih dahulu daripada zakat
mal (harta).
Zakat mal ialah bagian harta yang wajib dikeluarkan oleh seseorang atau
suatu badan atau perusahaan dengan ukuran tertentu dan diberikan kepada
orang-orang yang berhak menerimanya. Dalil yang menegaskan kewajiban
zakat mal disebutkan dalam Al-Qur’an :
Pungutlah zakat dari sebagian harta mereka yang dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka. (Q.S. At-Taubah/9 : 103)
Nisab emas 20 mitsqal=85 gram; nisab perak 200 dirham (672 gram),
masing-masing dari emas dan perak zakatnya 2,5%. Untuk mata uang,
ketentuannya sama dengan emas.
2. Zakat perusahaan dan perdagangan
Jika harta benda perusahaan dan perdagangan dalam satu tahun sudah
dapat mencapai nilai seharga nisab emas, maka wajib dikeluarkan
zakatnya.
Kadar zakat buah-buahn dan biji-bijian jika diari dengan air hujan (tidak
dengan perongkosan) = 10% dan jika dialiri dengan perongkosan = 5%.
Sapi/Kerbau
Nisab dan kadar zakat sapi/kerbau diatur sebagai berikut :
ZAKAT SAPI
70 – 79 2 ekor anak sapi betina berumur 2 tahun dan 1 ekor anak sapi jantan
umur 1 tahun
Kambing
Nisab dan kadar zakat kambing diatur sebagai berikut :
ZAKAT KAMBING
Unta
Nisab dan kadar zakat unta diatur sebagai berikut :
ZAKAT UNTA
Semua hasil yang didapat dari pertambangan ini, baik yang dikelola
pemerintah atau swasta, maupun perorangan, harus
dikeluarkanzakatnya sebesar 2,5%, dengan nisab dan haul seperti nisab
dan haul emas.
Barang temuan (rikaz) bisa saja terjadi karena di zaman dahulu orang
menyimpan hartanya di dalam tanah dan sampai ia meninggal tidak
satupun dari keluarganya yang mengetahuinya. Atau karena suatu ketika
terjadi gempa atau banjir besar sehingga penduduknya meninggal
seluruhnya. Atau bisa juga terjadi karena kapal tenggelam yang
membawa barang-barng berharga seperti emas dan perak.
Menurut undang-undang harta yag ditemukan itu harus diserahkan
kepada negara dan si penemu berhak mendapat ganti rugi. Dari hasil
ganti rugi itulah dia harus mengeluarkan zakatnya sebesar 20%.
7. Zakat profesi
Fakir orang yang tidak memiliki harta atau penghasilan, sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Miskin orang yang memiliki harta atau penghasilan, namun untuk memenuhi
kebutuhan pokok tidak sepenuhnya tercukupi.
Ghori orang yang mempunyai hutang dan tidak mempunyai kelebihan harta
m untuk menutupi hutangnya.
Ibnu sabil orang sedang bepergian yang diridhoi Allah atau dalam
perjalanan untuk kemaslahatan umat
Mengacu kepada ayat Al-Qur’an, Q.S. AT-Taubah, 9:60, zakat itu dikelola
oleh amil zakat, yang bertugas menerima dan mengumpulkan zakat dari para
muzaki dan embagikannya kepada para mustahik.
Di Negara Kesatuan Republik Indonesia, zakat mendapat perhatian dari
pemerintah dan para ulama. Hal ini terbukti antara lain dengan lahirnya Undang-
Undang No. 38 Th. 1999 tentang Pengelolaan Zakat, yang telah disahkan di
Jakarta pada tanggal 23 September 1999 oleh Presiden Republik Indonesia
waktu itu, Bacharruddin Yusuf Habibie.
Undang-Undang No. 38 Th. 1999 yang terdiri dari 10 Bab dan 125 Pasal
tersebut kemudan disusul oleh Surat Keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia tanggal 13 Oktober 1999, Nomor 581 Th. 1999 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.
Dalam bab II, Pasal 4 dan 5 Undang-Undang No. 38 Th. 1999 disebutkan
bahwa pengelolaan zakat berasaskan iman dan takwa, keterbukaan, dan
kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
sedangkan pengelolaan zakat bertujuan :
Organisasi pengelolaan zakat terdiri dari dua jenis, yaitu: Badan Amil
Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). BAZ adalah organisasi pengelola
zakat yang dibentuk oleh pemerintah terdiri dari unsur masyarakat dan
pemerintah. LAZ adalah institusi pengelola zakat yang sepenuhnya dibentuk atas
prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak di bidang dakwah,
pendidikan, sosial, dan kemaslahatan umat Islam.
BAZ Nasional dibentuk oleh presiden atas usul menteri agama dan
berkedudukan di ibu kota negara.
BAZ Provinsi dibentuk oleh gubernur, atas usul Kepala Kantor Wilayah
Departemen AgmaProvinsi dan berkedudukan di ibu kota provinsi.
BAZ daerah Kabupaten/Kota, didirikan oleh bupati atau walikota atau usul
Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota dan
berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.
BAZ Kecamatan didirikan oleh camat atas usul Kepala Kantor Urusan
Agama Kecamatandan berkedudukan di ibu kota kecamatan.
Unit pengumpul zakat adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh Badan
Amil Zakat di semua tingkatan dengan tugasmengumpulkan zakat untuk
melayani muzaki, yang berada pada desa/kelurahan, instansi-instansi
pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Badan Pelaksana Amil Zakat pada
setiap tingkatan dalam prinsipnya adalah sama, yaitu :
Selain itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 581 Tahun
1999 Pasal 30 dijelaskan bahwa hasil penerimaan Badan Amil Zakat yang
berupa infak, sadaqah, wasiat, waris, dan kafarat didayagunakan terutama
untuk usaha produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Buku Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X, Penerbit Erlangga
www.google.com
www.wikipedia.com
http://www.rumahislam.com/