Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 1

Oleh :

Afiaty Aini
Afrah Ar-Rumaisha’
Aldi Rivai
Annissa Nuridfi
Arief Abdurrachman
Arin Azmi A.
Astari Wulandari
Aulia Sifaurrahmah

X.9

i Error! No text of specified style in document. | Kelompok 1


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
Rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Agama tentang
“Zakat“. Dengan segenap ketulusan hati, kami menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala dorongan, bimbingan, doa serta bantuan yang telah
diberikan khususnya kepada :

1. Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing kami dengan mengorbankan waktu
serta pikirannya. Khususnya kepada Ibu Lizwar Mughni Arasy selaku Guru mata
pelajaran Agama kelas X.
2. Kedua orang tua kami yang telah memfasilitasi kami.
3. Teman-teman kami yang juga telah menyemangati kami agar terus berjuang
dalam membuat makalah ini.
4. Dan semua orang disekeliling kami yang telah memberikan semangat dan
dorongan yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Kami menyadari bahwa Makalah Agama ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu segenap kritik dan saran sangat kami harapkan, khususnya dari Guru Agama kami
Ibu Lizwar Mughni Arasy. Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami dan pembaca pada umumnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
menundukkan hati dan fikiran kita.

Bekasi, 23 Maret 2011

Penyusun

ii MAKALAH AGAMA “ZAKAT” | Kelompok 1


DAFTAR ISI

Judul........................................................................................................................
i

Kata Pengantar....................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................ iii

A. Pengertian Zakat dan Hukumnya..............................................................................


1

B. Macam-Macam Zakat………………………………………………………………………………………….. 1

1) Zakat Fitrah…………………………………………………………………………………………………… 1
2) Zakat Mal………………………………………………………………………………………………………. 3

C. Orang Yang Berhak Menerima Zakat………………………………………………………………….… 7

D. Pengelolaan Zakat di Indonesia………………………………………………………………………….… 8

Daftar Pustaka.......................................................................................................11

iii MAKALAH AGAMA “ZAKAT” | Kelompok 1


A. Pengertian Zakat dan Hukumnya

Zakat menurut bahasa ialah suci dan tumbuh. Sedangkan zakat menurut
istilah syara’ ialah mengeluarkan sebagian harta benda sebagai sedekah wajib,
sesuai perintah Allah SWT kepada orang-orang yang telah memenuhi syarat-
syaratnya dan sesuai pula dengan ketentuan hukum Islam. Hukum berzakat
adalah fardu ‘ain bagi setiap Muslim/Muslimah yang telah mencukupi syarat-
syaratnya. Kewajiban menunaikan zakat mulai pada tahun ke-2 H.

Di dalam Al-Qur’an cukup banyak ayat yang menjelaskan tentang


kewajiban zakat, yang umumnya disebutkan beririgan dengan kewajiban salat,
sebagaimana firman Allah SWT :

‫الز َكا َة‬ َّ ‫َوأَ َقا ُموا‬


َّ ‫الصاَل َة َوآ َت ُوا‬
Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. (Q.s. al-Baqarah/2 : 277)

Hal ini menunjukkan bahwa ibadah shalat dan ibadah zakat mempunyai
persamaan dalam keutamaannya. Shalat merupakan ibadah badaniyah yang
paling utama. Sedang zakat merupakan ibadah maliyah yang paling utama.

Orang yang mengaku beragama Islam, apabila mengingkari kewajiban


zakat dapat dianggap murtad.

B. Macam-Macam Zakat

Zakat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu zakat fitrah (zakat pribadi)
dan zakat mal (zakat harta).

1) Zakat Fitrah

a. Pengertian Zakat Fitrah

Zakat fitrah disebut juga dengan zakat nafs, atinya zakat jiwa yaitu zakat
yang diberikan berkenaan dengan telah selesai mengerjakan puasa
Ramadhan.
Zakat fitrah diwajibkan pada tahun 2 H/632 M yaitu dua hari lagi sebelum
Idul Fitri pada tahun itu. Kewajiban zakat fitrah lebih dahulu daripada zakat
mal (harta).

Kewajiban berzakat fitrah disebut dal Al-Qur’an.

Allah SWT berfirman :

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan dirinya (berzakat


fitrah) dan mengingat nama Tuhannya (mengucap takbir, membesarkan
Allah) lalu dia shalat (Idul Fitri). (Q.S. Al-A’la : 14-15)

b. Alat pembayar zakat fitrah

Membayar zakat fitrah bisa dilaksanakan dengan dua cara :

 Dibayar dengan bahan makanan pokok sebanyak satu sha’ (4 mud),


lebih kurang 3,5 liter atau 2,5 kg, seperti beras, gadum, jagung, dan
sebagainya.
 Uang seharga bahan makanan pokok tersebut.

c. Orang yang wajib berzakat fitrah

Syarat-syarat wajib zakat fitrah adalah sebagai berikut :


 Orang yang mengeluarkan zakat harus beragama Islam.
 Pada waktu terbenam matahari hari terakhir bulan Ramadahan orang
tersebut sudah lahir atau masih hidup. Orang yang lahir sesudah
terbenam matahari atau meniggal dunia sebelum terbenam matahari
di hari terakhir bulan Ramadhan tidak wajib membayar zakat fitrah.
 Orang tersebut mempunya kelebihan harta untuk keperluan makan
pada malam hari raya dan siang harinya, baik untuk diri dan
keluarganya maupun untuk hewan peliharaannya.

d. Hikmah zakat fitrah

Hikmah zakat fitrah antara lain :

 Merupakan alat pembersih manusia dari berbagai sifat yang kurang


baik, seprti sombong, angkuh, kikir.
 Membantu orang miskin, agar ikut bergembira di hari raya itu.
 Merupakan pembuktian bahwa manusia di hadapan Allah SWT sama,
tidak beda antara si kaya dengan si miskin.
2) Zakat Mal

a. Pengertian zakat mal

Zakat mal ialah bagian harta yang wajib dikeluarkan oleh seseorang atau
suatu badan atau perusahaan dengan ukuran tertentu dan diberikan kepada
orang-orang yang berhak menerimanya. Dalil yang menegaskan kewajiban
zakat mal disebutkan dalam Al-Qur’an :

Pungutlah zakat dari sebagian harta mereka yang dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka. (Q.S. At-Taubah/9 : 103)

b. Syarat Zakat Mal

 Milik Penuh (Almilkuttam), yaitu : harta tersebut berada dalam


kontrol dan kekuasaanya secara penuh, dan dapat diambil
manfaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan melalui proses
pemilikan yang halal tidak dengan cara haram.
 Berkembang, yaitu : harta tersebut dapat bertambah atau
berkembang bila diusahakan atau mempunyai potensi untuk
berkembang.
 Cukup Nishab, yaitu harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu
sesuai dengan ketetapan syara'. Sedangkan harta yang tidak sampai
nishabnya terbebas dari Zakat
 Lebih Dari Kebutuhan Pokok (Alhajatul Ashliyah), yaitu
kebutuhan minimal yang diperlukan seseorang dan keluarga yang
menjadi tanggungannya, untuk kelangsungan hidupnya.
 Bebas Dari hutang, yaitu orang yang mempunyai hutang sebesar
atau mengurangi senishab yang harus dibayar pada waktu yang sama
(dengan waktu mengeluarkan zakat), maka harta tersebut terbebas
dari zakat.
 Berlalu Satu Tahun (Al-Haul), yaitu pemilikan harta tersebut sudah
belalu satu tahun.Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta
simpanan dan perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan dan
rikaz (barang temuan) tidak ada syarat haul.

c. Macam-macam zakat mal

Secara garis besar harta yang wajib dizakati ada 7 macam :

1. Zakat emas, perak, dan mata uang

Nisab emas 20 mitsqal=85 gram; nisab perak 200 dirham (672 gram),
masing-masing dari emas dan perak zakatnya 2,5%. Untuk mata uang,
ketentuannya sama dengan emas.
2. Zakat perusahaan dan perdagangan

Jika harta benda perusahaan dan perdagangan dalam satu tahun sudah
dapat mencapai nilai seharga nisab emas, maka wajib dikeluarkan
zakatnya.

3. Zakat hasil tanaman

Tanaman dibagi dua yaitu buah-buahan dan biji-bijian. Buah-buahan


seperti anggur dan korma, sedangkan biji-bijian seperti beras, gandum,
dan jagung.

Nisab hasil tanaman yaitu 5 wasaq = 720 kg beras (sudah tidak


berkulit). Kalau masih berkulit 10 wasaq = 1440 kg.

Zakat buah-buahan dan biji-bijian tidak menggunakan syarat haul (satu


tahun) tetapi dikeluarkan pada tiap kali panen.

Kadar zakat buah-buahn dan biji-bijian jika diari dengan air hujan (tidak
dengan perongkosan) = 10% dan jika dialiri dengan perongkosan = 5%.

4. Zakat binatang ternak

Ternak yang wajib dizakati ialah :

 Sapi/Kerbau
Nisab dan kadar zakat sapi/kerbau diatur sebagai berikut :

ZAKAT SAPI

30 – 39 1 ekor anak sapi jantan atau betina berumur 1 tahun

40 – 59 1 ekor anak sapi betina berumur 2 tahun


60 – 69 2 ekor anak sapi jantan atau betina berumur 1 tahun

70 – 79 2 ekor anak sapi betina berumur 2 tahun dan 1 ekor anak sapi jantan
umur 1 tahun
 Kambing
Nisab dan kadar zakat kambing diatur sebagai berikut :

ZAKAT KAMBING

40-120 1 ekor kambing berumur 2-3 tahun

121-200 2 ekor kambing berumur 2-3 tahun


201-399 3 ekor kambing berumur 2-3 tahun

Setiap bertambah 100 ekor maka bertambah 1 ekor kambing

 Unta
Nisab dan kadar zakat unta diatur sebagai berikut :

ZAKAT UNTA

5–9 1 ekor kambing


10 – 14 2 ekor kambing
15 – 19 3 ekor kambing
20 – 24 4 ekor kambing

25 – 35 1 ekor anak unta betina (berumur 1 tahun lebih)

36 – 45 1 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih)

46 – 60 1 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih)


61 – 75 1 ekor anak unta betina (berumur 4 tahun lebih)

76 - 90 2 ekor anak unta betina (berumur 2 tahun lebih)


91 – 120 2 ekor anak unta betina (berumur 3 tahun lebih)
5. Zakat hasil tambang

Ma’dan (tambang) ialah segala yang dikeluarkan dari bumi yang


dijadikan Allah di dalamnya dan berguna, seperti timah, besia, da
sebagainya. Barang tambang dibagi kepada 3 kategori :

 Benda padat yang dapat dicairkan, diolah, dan dibentuk, seperti


emas, perak, platina, alumunium, timah, tembga, besi, bauksit,
dan lain-lain.
 Benda pada yang tidak dapat dicairkan, seperti batu air, batu
bara, kapur, batu permata, berlian, akik, pirus, zamrud, dan lain-
lain.
 Benda cair, seperti minyak bumi dan gas.

Semua hasil yang didapat dari pertambangan ini, baik yang dikelola
pemerintah atau swasta, maupun perorangan, harus
dikeluarkanzakatnya sebesar 2,5%, dengan nisab dan haul seperti nisab
dan haul emas.

6. Zakat barang temuan

Barang temuan (rikaz) bisa saja terjadi karena di zaman dahulu orang
menyimpan hartanya di dalam tanah dan sampai ia meninggal tidak
satupun dari keluarganya yang mengetahuinya. Atau karena suatu ketika
terjadi gempa atau banjir besar sehingga penduduknya meninggal
seluruhnya. Atau bisa juga terjadi karena kapal tenggelam yang
membawa barang-barng berharga seperti emas dan perak.
Menurut undang-undang harta yag ditemukan itu harus diserahkan
kepada negara dan si penemu berhak mendapat ganti rugi. Dari hasil
ganti rugi itulah dia harus mengeluarkan zakatnya sebesar 20%.

7. Zakat profesi

Zakat profesi adalah zakat atas penghasilan sebagai imbalan dari


pekerjaan atau jasa yang dilakukan seseorang. Misalnya gaji, upah,
bonus, hadiah, insentif, dan sebagainya bagi seorang karyawan, guru,
dokter, pengacara, akuntan, makelar, dan berbagai profesi lainnya.
Semua penghasilan dari profesi, setelah dikeluarkan kebututhan pokok
hidupnya, wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5%. Ukuran nisab dan
haulnya sama dengan emas.

d. Hikamah zakat mal

Hikamah zakat mal antara lain :

 Tanda syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.


 Pensucan harta yang dianugrahkan dan dititipkan Allah SWT.
 Pengikis dan pengobatan terhadap penyakit kikir dan tamak.
 Beban hidup fakir dan miskin akan terasa ringan.
 Tumbuhnya rasa persaudaraan antara sesama muslim.
 Menenteramkan hati orang yang belum lama masuk Islam, atau yang
belum kuat imannya.
 Mengurangi kecemburuan sosial.
 Pencegah kejahatan di dalam masyarakat akibat kemiskinan.
 Penunjang kesejahteraan masyarakat.

C. Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Di dalam AL-Qur’an disebutkan ada delapan golongan yang berhak


menerima zakat :

MUSTAHIQ (YG BERHAK MENERIMA ZAKAT)

Fakir  orang yang tidak memiliki harta atau penghasilan, sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Miskin orang yang memiliki harta atau penghasilan, namun untuk memenuhi
kebutuhan pokok tidak sepenuhnya tercukupi.

Amil yaitu orang muslim yang mampu melaksanakan tugas-tugas yang


berkaitan dengan urusan zakat yaitu tugas yang berkaitan proses
penghimpunan, penjagaan, pemeliharaan,  proses pendistribusian, serta
laporan keuangan dana zakat.

Ghori orang yang mempunyai hutang dan tidak mempunyai kelebihan harta
m untuk menutupi  hutangnya.

Fi Sabilillah Orang yang pergi berperang dijalan Allah, setiap


perbuatannya ikhlas, dipergunakan untuk
taqarub/mendekatkan diri  kepada Allah SWT. Segala
amal shaleh, baik yang bersifat pribadi maupun sosial, 
termasuk semua bentuk jihad fi sabililah, seperti
dakwah untuk menegakkan Islam, membebaskan
manusia dari kemusrikan dan misionaris, mendirikan
sarana ibadah didaerah miskin dan minoritas muslim.  

Ibnu sabil orang sedang bepergian yang diridhoi Allah atau dalam
perjalanan untuk kemaslahatan umat

Mu’alaf orang yang diluluhkan hatinya agar cenderung kepada


Islam atau mengokohkan keislamannya.

D. Pengelolaan Zakat di Indonesia

Mengacu kepada ayat Al-Qur’an, Q.S. AT-Taubah, 9:60, zakat itu dikelola
oleh amil zakat, yang bertugas menerima dan mengumpulkan zakat dari para
muzaki dan embagikannya kepada para mustahik.
Di Negara Kesatuan Republik Indonesia, zakat mendapat perhatian dari
pemerintah dan para ulama. Hal ini terbukti antara lain dengan lahirnya Undang-
Undang No. 38 Th. 1999 tentang Pengelolaan Zakat, yang telah disahkan di
Jakarta pada tanggal 23 September 1999 oleh Presiden Republik Indonesia
waktu itu, Bacharruddin Yusuf Habibie.

Undang-Undang No. 38 Th. 1999 yang terdiri dari 10 Bab dan 125 Pasal
tersebut kemudan disusul oleh Surat Keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia tanggal 13 Oktober 1999, Nomor 581 Th. 1999 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

Berdasarkan Undang-Undang No. 38 Th. 1999 dan Surat Keputusan


Menteri Agama No. 581 Th. 1999 tentang Pengelolaan Zakat tersebut, dapat
dikemukakan beberapa hal seperti berikut :

a. Azas dan Tujuan Pengelolaan Zakat

Dalam bab II, Pasal 4 dan 5 Undang-Undang No. 38 Th. 1999 disebutkan
bahwa pengelolaan zakat berasaskan iman dan takwa, keterbukaan, dan
kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
sedangkan pengelolaan zakat bertujuan :

 Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai


dengan tuntunan agama.
 Meningkatkan fungsi dan peranan keagamaan dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan masayarakat dan keadilan sosial.
 Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat

b. Organisasi Pengelolaan Zakat

Organisasi pengelolaan zakat terdiri dari dua jenis, yaitu: Badan Amil
Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). BAZ adalah organisasi pengelola
zakat yang dibentuk oleh pemerintah terdiri dari unsur masyarakat dan
pemerintah. LAZ adalah institusi pengelola zakat yang sepenuhnya dibentuk atas
prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak di bidang dakwah,
pendidikan, sosial, dan kemaslahatan umat Islam.

Badan Amil Zakat terdiri dari :

 BAZ Nasional dibentuk oleh presiden atas usul menteri agama dan
berkedudukan di ibu kota negara.
 BAZ Provinsi dibentuk oleh gubernur, atas usul Kepala Kantor Wilayah
Departemen AgmaProvinsi dan berkedudukan di ibu kota provinsi.
 BAZ daerah Kabupaten/Kota, didirikan oleh bupati atau walikota atau usul
Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota dan
berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.
 BAZ Kecamatan didirikan oleh camat atas usul Kepala Kantor Urusan
Agama Kecamatandan berkedudukan di ibu kota kecamatan.
 Unit pengumpul zakat adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh Badan
Amil Zakat di semua tingkatan dengan tugasmengumpulkan zakat untuk
melayani muzaki, yang berada pada desa/kelurahan, instansi-instansi
pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Pada setiap tingkatan, Badan Amil Zakat terdiri atas: Dewan


Pertimbangan yang bertugas memberikan pertimbangan kepada Badan
Pelaksana Amil Zakat, baik diminta atau tidak dalam pelaksanaan tugas
organisasi, Komisi Pengawas yang bertugas melaksanakan pengawasan
pelaksanaan tugas administrative dan teknis pengumpulan, pendistribusian,
pendayagunaan zakat, serta pendirian dan pengembangan pengelolaan zakat
dari Badan Pelaksana Amil Zakat.

Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Badan Pelaksana Amil Zakat pada
setiap tingkatan dalam prinsipnya adalah sama, yaitu :

 Menyelenggarakan tugas administrative dan teknis pengumpulan,


pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
 Mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan untuk
menyusun rencana pengelolaan zakat.
 Menyelenggarakan bimbingan di bidang pengelolaan,pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat
 Menyelenggarakan tugas penelitian dan pengembangan,
komunikasi, informasi, dan edukasi pengelolaan zakat.

Mengenai Lembaga Amil Zakat keberadaannya dilakukan oleh pemerintah


apabila telah memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: berbadan hokum, memiliki
data muzaki dan mustahik, memiliki pembukuan, dan melampirkan surat
pernyataan bersedia diaudit. Sama dengan Badan Amil Zakat, Lembaga Amil
Zakat itu bias berada di pusat, di daerah provinsi, di daerah kabupaten/kota dan
di keamatan.

c. Persyaratan dan Prosedur Pendayagunaan Hasil Pengumpulan Zakat

Dalam Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia, Nomor 581


Tahun 1999, Bab V Pasal 28 ayat satu dan dua disebutkan :

1) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk mustahik dilakukan


berdasarkan persyaratan sebagai berikut :
 Hasil pendataan, penelitian kebenaran mustahik delapan golongan.
 Mendahulukan orang-orang yang paing tidak berdaya memenuhi
kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat memerlukan bantuan.
 Mendahulukan mustahik dalam wilayahnya masing-masing.
2) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat untuk usaha yang produktif
dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut :
 Apabila pendayagunaan zakat sebagaimana pada ayat (1) sudah
terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan.
 Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan.
 Mendapat persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan.

Selain itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 581 Tahun
1999 Pasal 30 dijelaskan bahwa hasil penerimaan Badan Amil Zakat yang
berupa infak, sadaqah, wasiat, waris, dan kafarat didayagunakan terutama
untuk usaha produktif.

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri, Buku Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X, Penerbit Erlangga

Nurrohman, S. Ag, Buku Pendidikan Agama Islam

www.google.com

www.wikipedia.com

http://www.rumahislam.com/

Anda mungkin juga menyukai