ID/GET-FILE-SERVER/NODE/8540/
Herry Darwanto *)
Halaman 1
keputusan dan memberikan informasi peringatan dini, serta mengubah budaya kerja.
Potensi untuk mengubah budaya kerja ada karena dengan balanced scorecard,
perusahaan lebih transparan, informasi dapat diakses dengan mudah, pembelajaran
organisasi dipercepat, umpan balik menjadi obyektif, terjadwal, dan tepat untuk
organisasi dan individu; dan membentuk sikap mencari konsensus karena adanya
perbedaan awal dalam menentukan sasaran, langkah-langkah strategis yang diambil,
ukuran yang digunakan, dll.
Kemunculan gagasan balanced scorecard berawal dari temuan riset Kaplan dan
Norton (dari Harvard Business School) pada awal tahun 1990an. Konsep awal
balanced scorecard berdasarkan riset tersebut ditulis pada tahun 1992 di majalah
prestisius Harvard Business Review. Pada tahun 1996 Norton dan Kaplan menerbitkan
buku The Balanced Scorecard – Translating Strategy into Action, berdasarkan
pengalaman mereka dalam menerapkan balanced scorecard pada banyak perusahaan
di Amerika. Buku ini semakin mempopulerkan balanced scorecard, sampai ke negara-
negara di Eropa, Australia dan Asia. Belum lama ini mereka menerbitkan buku The
Strategy Focused Organisation – How BSC Companies Thrive in the New Business
Environment (2001). Para penemu dan rekan-rekannya membangun sebuah lembaga
Halaman 2
Balanced Scorecard Collaboration untuk mempopulerkan penggunaan balanced
scorecard pada berbagai institusi di berbagai negara. Secara teratur Norton dan
Kaplan menyelenggarakan konferensi di berbagai negara untuk memperkenalkan dan
membahas konsep-konsep terbaru mereka. Disayangkan Indonesia sampai saat ini
belum mampu menghadirkan pencetus ide balanced scorecard ini, namun kursus-
kursus dan buku-buku mengenai balanced scorecard sudah ada, walau masih bersifat
terbatas.
1. Perumusan Strategi
Tahap ini ditujukan untuk menghasilkan misi, visi, keyakinan dan nilai dasar,
dan tujuan institusi. Proses perumusan strategi dilakukan secara bertahap, yaitu:
analisis eksternal, analisis internal, penentuan jati diri, dan perumusan strategi itu
sendiri.
ANALISIS EKSTERNAL terdiri dari analisis lingkungan makro dan mikro. Analisis
lingkungan makro bertujuan mengidentifiksasi peluang dan ancaman makro yang
Halaman 3
berdampak terhadap value yang dihasilkan organisasi kepada pelanggan. Obyek
pengamatan dalam analisis ini adalah antara lain: kekuatan politik dan hukum,
kekuatan ekonomi, kekuatan teknologi, kekuatan sosial, faktor demografi.
Analisis eksternal mikro diterapkan pada lingkungan yang lebih dekat dengan
institusi yang bersangkutan. Dalam dunia perusahaan, lingkungan tersebut adalah
industri di mana suatu perusahaan termasuk di dalamnya. Analisis yang dilakukan
dapat menggunakan teori Porter mengenai persaingan, yaitu: kekuatan tawar
pemasok, ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pembeli, ancaman produk atau
jasa pengganti.
Penentuan jati diri organisasi terdiri dari perumusan misi, visi, keyakinan dasar,
nilai dasar dan tujuan organisasi.
Halaman 4
Visi perlu diperinci dalam berbagai perspektif. Dalam perspektif finansial,
misalnya: “Kami akan menyerahkan nilai superior jangka panjang secara konsisten
kepada pemegang saham”. Dalam perspektif pelanggan: “Kami akan memberikan
nilai terbaik pada setiap penawaran yang memenuhi kebutuhan pelanggan dalam
pasar yang dipilih untuk dilayani.” Dalam perspektif proses internal: “Kami akan
meningkatkan nilai pelanggan melalui berfikir kembali, meningkatkan dan
memperlancar (mengefisienkan) proses bisnis kami.” Dalam perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan: “Kami akan selalu berfikir tentang pelanggan dan bangga sebagai
orang yang bertanggungjawab terhadap pelanggan.”
Perumusan Strategi
Halaman 5
fleksibel, mudah dilaksanakan dalam perusahaan, dan tanggap terhadap lingkungan
eksternal.1
2. Perencanaan Strategis
TOLOK UKUR adalah alat untuk mengukur kemajuan sasaran. Tolok ukur terdiri
dari dua jenis: tolok ukur hasil (lag indicator) dan tolok ukur pemacu kinerja (lead
indicator). Keduanya merupakan key performance indicators. Indikator kinerja kunci
harus merupakan faktor-faktor yang bisa diukur, masuk secara logis dalam area hasil
kunci tertentu yang sasarannya jelas, mengidentifikasi apa yang akan diukur, bukan
berapa banyak atau ke arah mana, merupakan faktor-faktor yang dapat ditelusuri
asalnya (tracked) secara terus-menerus sampai tingkat yang memungkinkan.
Jika outcome indicator berfokus pada hasil-hasil kinerja pada akhir periode
waktu atau aktivitas dan merefleksikan keberhasilan masa lalu atau aktivitas-aktivitas
dan keputusan-keputusan yang telah dilaksanakan, maka output indicator mengukur
proses-proses dan aktivitas-aktivitas antara dan hipotesis dari hubungan sebab-akibat
strategik. Contoh ukuran hasil dalam konteks peningkatan profit: pertumbuhan
pendapatan, sedang ukuran pemacunya: revenue mix. Dalam konteks meningkatkan
kepercayaan pelanggan, ukuran hasil: persentase pendapatan dari pelanggan baru,
sedang ukuran pemacu: pertumbuhan pelanggan baru.
1
Contoh-contoh strategi perusahaan swasta secara garis besar adalah antara lain: memperluas
pasar, diversifikasi terpusat, integrasi horizontal, merjer, bertahan, likuidasi, downsizing.
Halaman 6
TARGET berfungsi memberikan usaha tambahan tetapi tidak bersifat
melemahkan semangat, berjangka waktu dua sampai lima tahun agar memberikan
banyak waktu untuk melakukan terobosan, membatasi banyak target, berfokus pada
terobosan dalam satu atau dua area kunci, tergantung pada nilai (value), kesenjangan
(gap), ketepatan waktu (timeliness), hasrat/keinginan (appetite), keterampilan (skill).
Target dapat ditentukan dengan menggunakan hasil benchmarking. Benchmarking
adalah untuk mendapat informasi praktek terbaik, untuk membangun suatu kasus
yang jelas guna mengkomunikasikan betapa pentingnya mencapai target-target itu.
3. Penyusunan Program
4. Penyusunan Anggaran
5. Implementasi
Halaman 7
lebih mudah dilakukan dengan menggunakan balanced scorecard karena tolok
ukurnya sudah diperjelas.2
Contoh Penerapan
Berikut ini adalah konsep BSC untuk kota Charlotte (AS) untuk menunjukkan
perbedaannya dengan organisasi swasta seperti yang telah dikemukakan pada bagian
terdahulu.
Ada tujuh komponen dalam BSC Kota Charlotte, yaitu: visi, tema strategis (atau
area fokus), prinsip strategis, perspektif, sasaran, kaitan, dan ukuran & target.
2
Berbagai program komputer siap pakai sudah dikembangkan untuk mempermudah penyusunan
balanced scorecard, diantaranya: Dialog Strategy dari www.dialogsoftware.com.
Halaman 8
Visi: Visi Kota Charlotte secara singkat adalah untuk menjadi “pilihan masyarakat
untuk hidup, bekerja dan berekreasi”.
Tema strategis atau area fokus: Dewan Kota menetapkan lima tema strategis atau
area fokus sebagai strategi untuk mencapai visi kota: ketenteraman warga
(community safety), kemandirian kota (city-within-city), kemajuan ekonomi (economic
development), tranportasi (transportation) dan mereformasi birokrasi (restructuring
government).
Sasaran
Kota Charlotte memilih 16 sasaran perusahaan untuk scorecard organisasinya. Setiap
sasaran organisasi secara garis besar digambarkan sedemikian sehingga ia
memberikan konteks untuk mencapai apa organisasi itu dibentuk. Hubungan antara
Halaman 9
lima area fokus, empat perspektif dan 16 sasaran organisasi merupakan panduan bagi
setiap unit dan karyawan dalam melaksanakan kegiatannya.
Kaitan
Sasaran yang strategis harus saling dihubungkan dalam suatu hubungan sebab-
akibat. Misalnya, jika suatu organisasi memberikan karyawan dengan pelatihan yang
perlu untuk “Mempromosikan Pembelajaran & Pertumbuhan”, maka organisasi itu
akan dapat “Menyampaikan Pelayanan secara Kompetitif”. Ini akan mempengaruhi
kemampuan organisasi itu untuk “Meningkatkan Pelayanan bagi Masyarakat” yang
pada akhirnya “Menyediakan Aneka Pilihan Pelayanan”.
KESIMPULAN
Halaman 10
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan R.S. & Norton, D.P.; The Balanced Scorecard, Translating Strategy into Action,
1996
Halaman 11