Anda di halaman 1dari 7

BIOKIMIA KULIT

Kulit manusia terdiri dari 3 lapisan. Lapisan yang pertama adalah lapisan epidermis yang terbagi menjadi
lapisan tanduk (sel-sel mati mengandung keratin), lapisan granular, lapisan spinosa, lapisan basal,
lapisan yang kedua adalah Membrana basalis dan lapisan yang ketiga adalah lapisan dermis yang
mengandung kolagen, serabut elastin, fibroblast.

Protein penting penyusun kulit antara lain keratin, kolagen, melanin, dan elastin.

Keratin merupakan protein struktural terpenting ( merupakan intermediate filament) dari jaringan epitel
yang membentuk lapisan tanduk dan memberi fungsi struktural .keratin memiliki 2 tipe, tipe yang pertama
disebut keratin asam, sedangkan tipe yang kedua disebut keratin basa yang masing masing memiliki 15
varian. Keratin pertama dan kedua saling berikatan membentuk coiled coil atau kumparan yang disebut
heterodimer. Berbagai jenis keratin diekspresikan pada sel yang berbeda pada lapisan basal - K14 (tipe
I) & K5 (tipe II), lapisan spinosa & granular – K10 (tipe I) & K1 (tipe II), single-layered epithelial cells –
K18,19,20 (tipe I) & K7, 8 (tipe II).

• Polipeptida keratin tipe I & tipe II membentuk α heliks – berdimer coiled coil
Ujung – NH2 membentuk kepala, ujung –COOH membentuk ekor
• Dimer coiled coil menyusun diri – membentuk 2 barisan yang antiparalel dan membentuk
protofilamen
• 2 protofilamen berdimer membentuk protofibril
• 4 protofibril membentuk mikrofibril

Kolagen adalah protein fibrosa yang merupakan komponen utama jaringan ikat dan merupakan protein
yang paling banyak jumlahnya dalam mamalia. Kolagen dijumpai di tulang, tendon, kulit,pembuluh darah,
dan kornea mata. Kolagen merupakan protein terbanyak dan berkontribusi banyak terhadap kekuatan
dari jaringan penunjang. Ada sedikitnya 14 jenis kolagen, akan tetapi hanya kolagen tipe I, II, III, V, VI,
dan IX yang berbentuk fibril. Kolagen tipe I dan II tardapat pada bagian dermis, kolagen tipe IV
merupakan kolagen nonfibliar yang terpenting dan menyusun membrane basal. Kolagen tipe I adalah
kolagen terbanyak di dalam tubuh. Terdiri dari 33% asam amino glisin dan 10% prolin. Sisanya adlah
asam amino 3-hydroxyproline, 4-hydroxyproline, dan 5- hydroxilisin. Ketiga asam amino tersebut tidak
memiliki kodon penyandi sehingga pembentukannya dilakukan saat masa post-translasi. Kolagen tidak
mengandung asam amino yang esensial sehingga kolagen tidak cocok menjadi sumber bahan makanan.
Kolagen juga mengandung sedikit karbohidrat pada bagian hydroxilisin.

Tropokolagen, yaitu penyusun dasar kolagen, adalah suatu heliks tripel yang terdiri dari 3 rantai
polipeptida yakni dua set α1(I) dan 1 set α2(I). Polipeptida ini memilkiki struktur yang unik yakni
membentuk heliks tipe II poliproline yang berbeda dengan a-heliks. Selain itu, polipeptida ini
menempatkan glisin pada setiap posisi yang
ketiga sehingga residu glisin akan berada pada
sisi yang sama – hal itu dikarenakan setiap
putaran terdiri dari 3 asam amino. Ketiga
polipeptida dari tropokolagen ini membentuk triple
heliks.
Tropokolagen akan membentuk tali tambang
dengan menyusun diri secara parallel dengan
bentuk yang sangat khas. Bentuk dapat di lihat
pada gambar di samping ini.

Dengan struktur seperti ini, maka kolagen akan


terlihat membentuk lapisan saat dibawah
mikroskop electron. Susunan seperti ini disebut fibril kolagen. Fibril kolagen sangat kuat. Dengan
diameter hanya 1mm, fiblir kolagen dapat menahan beban sampai 10 kg. Kolagen sangat tahan lama
mulai dari masa mingguan (pada pembuluh darah, dan scar) hingga tahunan (pada tulang). Degradasi
kolagen diinisiasikan oleh kolagenase ekstaseluler yang memotong ikatan peptide pada tiga perempat
dari panjang triple heliks tadi. Fragmen tadi akan membuka secara spontan dan akhirnya dipotong oleh
protease. Akan tetapi, kolagen sangat tahan terhadap protease biasa seperti pepsin dan renin.
Seperti semua protein ekstraseluler, kolagen dikeluarkan melalui jalur sekretori. Polipeptida yang
disintesis di ribosom pada RE dinamakan pre-prokolagen. Jalur dari prekolagen menjadi kolagen mature
mengalami berbagai step-step sebagai berikut

1. Signal peptidase akan memotong 25


asam amino pada bagaian ujung
amino, membentuk pro-kolagen

2. Terbentuknya ikatan disulfide baik


sesama rantai maupun berbeda rantai

3. Beberapa prolyn dan lisin mengalami


hidroksilasi, yang membutuhkan tiga
macam enzim yang berbeda

4. Beberapa residu 5-hidroksil


mengalami glikosilasi

5. Pembentukan triple heliks dari terminal


C ke terminal N. Perlu diperhatikan
diproses ini adalah ikatan sulfide akan
membantu menginisiasi proses ini.
Apabila terjadi keterlambatan pembentukan triple heliks maka glikosilasi akan terjadi terus menerus

6. Prokolagen akan di sekresi dari sel, yaitu dalam bentk triple heliks.

7. Pemotongan ujung prokolagen pada bagian propeptida menyisakan telopeptida

8. Tropokolagen yang telah terpotong ujungnya akan bersatu membentuk fibril. Propeptida berfungsi
untuk menghambat terbentuknya fibril yang terjadi di dalam sel dan juga berfungsi untuk menginisiasi
triple heliks

9. Fibril akan mengadakan cross-linked dengan bantuan enzim lysil oksidase. Enzim ini membutuhkan
oksigen dan coper yang bekerja pada ujung tropokolagen. Mekanisme yang terjadi adalah
mengoksidasi residu lisil menjadi allisin, mengubah hidroksilisil menjadi hidroksialisin. Residu ini akan
mengadakan reaksi nonenzimatik dengan residu alisil lainnya dan membentuk ikatan yang sangat
kuat.

Pada manusia dengan umur yang lebih tua, kolagen akan memiliki ikatan persilangan lebih banyak
dibandingkan denan manusia dengan umur yang lebih muda. Selain itu, asam askorbat juga berperan
sangat penting untuk mengkatalis reaksi hidroksilasi prolil dan lysil. Penyakit akitbat kekurangan vitamin
C adalah scurvy yang ditandai dengan kolagen yang dengan mudah terdenaturasi pada suhu ruangan.

Melanin adalah produk dari melanosit dan berfungsi untuk membedakan warna kulit. Melanin disintesis
dalam dua bentuk, yakni: berwarna gelap-coklat kehitaman- dinamakan eumelanin dan pheomelanin –
yan berwarna cerah kuning. Tirosinase akan mengkatalis pembentukan melanin dari tirosin- yang dikenal
dengan jalur Raper Mason 32. Tirosinase mengubah tirosin menjadi DOPAquinon, dengan produk
intermedit berupa DOPA yang tetap terikat pada sisi aktif enzim. DOPA dibutuhkan untuk aktifitas
tirosinase karena DOPA membantu mengikat oksigen pada sisi aktif tirosinase. Proses ini mengubah
DOPA menjadi DOPAquinon. Step ini memungkinkan transisi ke ikatan dengan oksigen dengan
mereduksi tembaga pada sisi aktifnya. Dengan bantuan oksigen, tirosinase bisa menggunakan tirosin
dan DOPA sebagai substartnya. Yang menarik dari tirosinase adalah DOPA dapat memicu maturasi
tirosinase dengan menginduksi transport dari RE ke Golgi

Tirosin menjadi DOPA dan DOPA menjadi DOPAquinon dikatalis oleh enzim tirosinase. DOPA dapat
dengan spontan teroksidasi menjadi melanin. Oleh karena itu, kecepatan sintesis melanin dari tirosin
dikendalikan oleh tahapan tirosin menjadi DOPA

DOPA dibutuhkan secara terus menerus untuk aktifitas dari tirosinase sehingga terus menerus dapat
berubah menjadi DOPAquion. Salah satu mekanisme adalah endocyclization spontan dari DOPAquinone
menjadi cyclodopa, yang kemudian dikonversi menjadi DOPAchrome oleh redoks pertukaran dengan
DOPAquinone. Jalur alternative adalah DOPAquino direduksi menjadi DOPA dengan mengoksidase
gugul suflihidril pada tirosinase, yang membentuk gugus disulfide yang diperlukan untuk menstabilkan
protein.
Melanin adalah campuran antara pheomelanin dan eumelanin monomer yang rasionya menentukan
warna akhir dari kulit.

Karakteristik melanin adalah kemampuannya mengabsorbsi sinar UV dan memproteksi DNA dari
kerusakan. Akan tetapi, intermediet dari sintesis melanin dan melanin sendiri bisa berbahaya. Quinon
yang diproduksi oleh tirosinase adalah bersifat sitotoksik dan memediasi kematian sell apabila terdapat
dalam konsentrasi tinggi. Melanin dapat bersifat fotoreaktif dan merusak DNA dengan memproduksi
oksige reaktif terhadap kelebihan UVA. Peningkatan jumlah pheomelanin dan intermedit melanin –
diekstrak dari kulit terang - menginduksi kerusakan DNA lebih tinggi dibandingkan melanosit yang
diekstrak dari kulit gelap. Oleh karena itu, melanoma karena cahaya UV lebih tinggi pada kulit terang
tidak disebabkan oleh proteksi natural melainkan pheomelanin yang berlebihan dan bersifat mutagenesis.
Elastin terdiri dari asam amino glisin (31%), alanin (22%) dan prolin (11%). Beberapa 4-hidroksiproline,
tetapi tidak terdapat hidroksilisin. Alisin akan membentuk kross-link antara tiap fibril sehingga
membutuhkan enzim lysil oksidase. Akan tetapi, yang unik pada kross-link elastin adalah adanya
desmosin.

Elastin terdiri dari asam amino glisin (31%), alanin (22%) dan prolin (11%). Beberapa 4-hidroksiproline,
tetapi tidak terdapat hidroksilisin. Alisin akan membentuk kross-link antara tiap fibril sehingga
membutuhkan enzim lysil oksidase. Akan tetapi, yang unik pada kross-link elastin adalah adanya
desmosin.
Elastin dapat meregang dan memendek seperti karet. Hal ini dimungkinkan karena adanya interkasi
hidrofobik pada rantai samping. Pada peregangan, ikatan ini hilang tetapi masih ada ikatan kovalen yang
menahan untuk elastin kembali ke bentuk semula.

Serat elastin dikelilini oleh mikrofibril. Mikrofibril yang penting adalah fibrilin-1. Defek pada fibrilin-1 akan
menyebabkan penyakit Marfan Sindrom. Banyak pasien meninggal karena rupture aorta.

Penuaan pada Sistem Melanosit


Ada penurunan jumlah melanosit jika dibandingkan dengan orang muda dan orang yang lebih tua.
Sekitar 10% jumlah melanosit berkurang setiap satu dekade kehidupan. Pada folikel rambut, penurunan
jumlah melanosit ini berakibat pada rambut menjadi putih atau uban. Pada integument tubuh, respon
melanosit terhadap penurunan jumlahnya yaitu dengan hipertropi kompensatori dan perkembangan
populasi mosaik, yaitu terdapat melanosit dalam ukuran besar dan kecil. Baru – baru ini, diketahui bahwa
paparan dengan sinar matahari tidak menambah penurunan jumlah melanosit. Jadi pada individu yang
terpapar oleh sinar matahari dengan yang tidak penurunan jumlah melanosit sama. Radiasi ultraviolet
berbahaya untuk kolagen tetapi tidak bersifat lethal pada melanosit.

Peranan Hormon pada Melanogenesis


Melanogenesis dipengaruhi oleh hormon polipeptida dan steroid. Hormon yang berperan untuk
meningkatkan pigmentasi pada katak dan juga pada kulit mamalia yaitu hormone polipeptida yang
disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior. Hormon tersebut yaitu Melanocyte Stimulating Hormone
( MSH). Peranan MSH terbukti pada amfibi dan mamalia. Pada amfibi, terdapat hormone yang
mengontrol pengumpulan melanosom yaitu melatonin yang dihasilkan oleh kelnjar pineal. Melatonin
menyebabkan pengumpulan melanosom sepanjang mikrotubul sehingga menyebabkan pigmentasi
berkurang. Efek melatonin pada pigmentasi mamalia tidak ada.
Melanosit mamalia sensitif pada hormone steroid, misalnya pigmentasi berubah pada wanita hamil
yaitu terjadi peningkatan pigmentasi pada putting susu dan areola dan peningkatan yang lebih sedikit
pada kulit muka dan kulit dinding anterior abdomen. Peningkatan pigmentasi berkaitan dengan
meningkatnya jumlah melanosit yang dipengaruhi dan berkorelasi dengan meningkatnya estrogen.

DAFTAR RUJUKAN
1. Adhi J, Mochtar H, Siti A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2007: 8

2. Suryo. Genetika Manusia.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,2008:274

3. Meisenberg G, Simmons WH. The Extracellur Matriks. Principle of Medical Biochemistry; 6th ed.
Philadelphia, 2006: p220-22

4. Meisenberg G, Simmons WH. The Extracellur Matriks. Principle of Medical Biochemistry; 6th ed.
Philadelphia, 2006: p233-50

5. Freedberg IM, Elisen AZ, Wolff K, et all. Fitzpatirck’s Dermatology in General Medicine; 6th ed. Mc-
Graw Hill Profesional,2003

6. Slide kuliah Sri Widia A Jusman. Aspek biokimia kulit dan penunjang. Jakarta 20 Oktober 2009.
Departemen Biokimia & Biologi Molekuler FKUI

Anda mungkin juga menyukai