Anda di halaman 1dari 1

Dampak stres panas pada fase-fase Pertumbuhan Padi

DAMPAK STRES PANAS PADA FASE-FASE PERTUMBUHAN


PADI

Stres panas pada tanaman bukan hal yang baru diamati dunia iptek. Belakangan ini dalam suasana
resah menghadapi gejala pemanasan global, perhatian itu semakin besar, khususnya mengenai
tanaman pangan termasuk padi. Terhadap pertumbuhan dan produksi padi secara global, dampak
negatif pemanasan global dinilai lebih besar dibanding dampak positifnya.

Dampak kenaikan suhu udara siang dan malam dan perbedaannya terhadap tanaman padi dan hasilnya
juga telah diteliti. Namun hasil berbagai penelitian pada umumnya masih bersifat menyeluruh. Yakni
kenaikan suhu udara membawa pengaruh fenologi dan fisiologi yang merugikan terhadap pertumbuhan,
hasil dan kualitas tanaman padi. Kini penelitian sudah bergerak lebih jauh dan mendalam, di antaranya
mengenai pengaruh stres panas terhadap setiap fase pertumbuhan padi dan hasilnya.

Penelitian mengenai efek stres panas pada masing-masing fase pertumbuhan, yakni vegetatif,
reproduksi, pematangan terhadap pertumbuhan dan hasil padi telah dilakukan oleh S. Singh dkk dari
Indian Agricultural Research Institute, New Delhi. Hasil percobaan lapang yang mengambil lokasi di
sekitar New Delhi, India itu telah dirilis oleh IRRI belum lama ini.

Dari hasil riset tersebut diketahui dampak plus minus apa yang timbul terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman padi apabila kenaikan suhu udara selama satu musim tanam terjadi hanya pada satu tahap
pertumbuhannya, yakni vegetatif (dari pertanaman bibit hingga mulai terbentuknya malai), reproduksi
(dari terbentuknya malai hingga berbunga) atau pada fase pematangan (dari mulai berbunga hingga
bulir padi matang).

Pada percobaan lapang dalam riset tersebut mereka menggunakan varietas padi indica Pusa 44 dengan
sistem budidaya tanam pindah (pada umur bibit 30 hari) dan perlakuan lain sesuai cara agronomi
normal. Bedanya tanaman padi yang diteliti dimasukkan dalam ruang tertutup dengan menggunakan
lembaran plastik PVC yang transparan 90%. Sedangkan kontrol diberi sedikit halangan agar intensitas
cahaya yang diterima sama dengan tanaman padi dalam ruang khusus.

Dalam ruang khusus pertanaman padi itu, pada fase pertumbuhan tertentu dibuat suasana stres panas
dengan suhu udara yang 2-3oC lebih tinggi dibanding suhu udara sekitar.

Secara keseluruhan, terbukti bahwa stres panas sekitar plus 2,5oC di atas suhu udara sekitar pada
setiap fase pertumbuhan berpengaruh mengurangi terhadap biomassa tanaman dan hasil padi tetapi
dengan derajat yang berbeda. Pada fase vegetatif maupun reproduktif, tingkat pengurangannya tidak
berbeda jauh. Yakni biomassa minus 26% dan hasil padi minus 23% oleh perlakuan stress panas pada
masa vegetatif, dan biomassa minus 23% serta hasil padi minus 27% pada fase reproduksi. Sedangkan
perlakuan stres panas pada masa pematangan menyebabkan pengurangan hanya 8% pada biomassa
dan 7% pada hasil padi.

Anda mungkin juga menyukai