Anda di halaman 1dari 3

ENVIRONMENT REGULATION

Protokol Montreal adalah sebuah traktat internasional yang dirancang untuk


melindungi lapisan ozon dengan meniadakan produksi sejumlah zat yang diyakini
bertanggung jawab atas berkurangnya lapisan ozon di bumi. Pada tahun 16 September,t
raktat ini terbuka untuk ditandatangani hingga 1 Januari 1989. Sejak itu, traktat ini telah
mengalami lima kali revisi yaitu pada tahun 1990 di London, tahun 1992 di Kopenhagen,
tahun 1995 di Vienna, tahun 1997 di Montreal dan tahun 1999 di Beijing. Dikarenakan
tingkat penerapan dan implementasinya yang luas, traktat ini dianggap sebagai contoh
kesuksesan kerjasama internasional. Kofi Annan pernah menyebutnya sebagai
"Kemungkinan merupakan persetujuan internasional tersukses sampai hari ini..".Traktat
ini difokuskan pada beberapa kelompok senyawa hidrokarbon halogen yang diyakini
memainkan peranan penting dalam pengikisan lapisan ozon. Semua zat tersebut memiliki
klorin atau bromin (zat yang hanya memiliki fluorin saja tidak berbahaya bagi lapisan
ozon). Protokol Montreal berguna sebagai pelindung ozon agar tidak menipis yang
disebabkan oleh CFC, Halon, karbontetraklorida dan bahan-bahan perusak ozon lainnya
secara bertahap.

Konferensi Tingkat Tinggi pada tahun 1992 di adakan di Rio De Janerio, Brazil.
KTT yang dilakukan merupakan upaya global untuk mengkompromikan kepentingan
pembangunan dan lingkungan. Karena KTT yang diadakan di Rio belum mencapai
tingkat yang menggembirakan, sepuluh tahun kemudian, penyelenggaraan KTT
Pembangunan Berkelanjutan (World Summit on Sustainable Development) pada 2002 di
Johannesburg, Afrika Selatan, ditekankan pada plan of implementation, yang
mengintegrasikan elemen ekonomi, ekologi, dan sosial yang didasarkan pada tata
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Pada saat sekarang telah
banyak pembangunan yang tidak mementingkan kondisi sekitar sehingga banyak
kawasan yang rusak. Dengan diadakannya KTT di Denpasar tahun 2008, masyarakat
Denpasar bisa mengkompromikan kepentingan pembangunan dan lingkungan.
Protokol Kyoto adalah perjanjian internasional untuk membatasi dan menurunkan
emisi gas-gas rumah kaca — karbon dioksida, metan, nitrogen oksida, dan tiga gas
buatan lainnya. Gas-gas tersebut dipercaya adalah penyebab efek rumah kaca akibat
akumulasinya di atmosfer. Pembakaran hutan, pertanian, dan pembajakan bisa
menyebabkan terakumulasinya gas-gas di atmosfer. Yang menarik adalah Presiden
George W. Bush menyebut dengan eksplisit bahwa Bush “menentang Protokol Kyoto”,
dengan alasan bahwa Protokol itu tidak mencakup “80 persen dunia, termasuk pusat
populasi Cina dan India untuk mentaatinya, dan mengakibatkan kerugian pada ekonomi
Amerika”. Protokol Kyoto mengakibatkan kerugian di beberapa Negara, contoh:
Amerika. Tidak semua Negara tercakup oleh Protokol Kyoto, sehingga hal tersebut
membuat beberapa Gubernur atau Presiden yang negaranya belum tercakup Protokol
Kyoto protes.

KTT Perubahan Iklim dan Pemanasan Global, 3-13 Desember 2007 akan
dilaksanakan di Nusa Dua Bali. Banyak Negara-negara PBB yang ikut serta. Konferensi
ini akan membicarakan tentang Pemanasan Global dan kesepakatan warga dunia dan
kepala negara untuk mengatasi masalah bersama di bumi ini. Banyak masalah yang di
diskusikan dalam KTT di Bali ini. Semua pimpinan Negara masing-masing mendapatkan
1 kamar atau hotel. Para pimpinan bisa kapan saja memulai rapat mengenai bermacam-
macam masalah yang akan di hadapi dan bagaimana cara menyelesaikannya. Pelaksanaan
perhelatan Global Warming ini akan diamankan oleh lebih kurang 5000 personil polisi.
Polisi sebanyak 5000 personil tidak hanya berjaga di Bali, tetapi juga berjaga di kota
sekitar Bali,seperti : Jakarta, Jawa barat, Jawa timur, dan Jawa tengah.

Pada jaman sekarang, pembangunan sudah mulai banyak. Dengan semakin


berkembangnya pembangunan, akan merusak dasar struktur dan fungsi dasar ekosistem
yang menjadi penunjang kehidupan dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Masalah
LH merupakan masalah yang sangat luas cakupannya, oleh karena permasalahannya
lintas sektoral, multi dimensional dan multi disipliner. Permasalahan yang bersifat lintas
sektoral berkaitan dengan tata ruang dan iptek, sedangkan permasalahan yang bersifat
multi dimensional berkaitan dengan dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Banyak musibah yang telah terjadi yang diakibatkan karena pembangunan
yang tidak berwawasan lingkungan, contohnya: degradasi lahan, pencemaran SDA, dll.
Pembangunan haruslah berwawasan lingkungan agar dapat menyeimbangi
perekonomian. Antara perekonomian dan pembangunan berwawasan lingkungan harus
seimbang agar tidak ada kekurang yang memberi dampak negative bagi semua orang.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Protokol_Montreal

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/UMUM/KLN/Milestone.htm

http://www.pelangi.or.id/press.php?persid=23

http://www.ayokebali.com/index.php?main_page=news_manager&pages_id=21

http://bapedal-jatim.info/index.php?option=com_content&task=view&id=44&Itemid=42

Anda mungkin juga menyukai