Anda di halaman 1dari 4

Definisi Komunikasi Politik

liv.hsb@gmail.com

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem


Politik Indonesia

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Pawito, Ph.D

Disusun Oleh:

Apsari Retno Wiratmi (D0208038)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
1. Budaya
Koentjaraningrat (2002) - mendefinisikannya sebagai seluruh total dari
fikiran, karya & hasil karya manusia yang tidak berakal kepada nalurinya & yang
hanya dicetuskan oleh manusia sesudah proses belajar.
Ki Hajar Dewantara, mendefinisikan kebudayaan berarti buah budi manusia
adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam
yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan
dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Robert H Lowie, mengartikan kebudayaan sebagai segala sesuatu yang di
peroleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-
norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya
sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui
pendidikan formal atau informal.
Dari berbagai definisi diatas, bisa disimpulkan bahwa budaya merupakan
hasil karya manusia yang dikembangkan dari buah pikir manusia itu sendiri. Budaya
berkembang seiring dengan perkembangan manusia, dan membantu kelangsungan
hidup manusia itu sendiri. Perwujudannya berupa pola-pola perilaku, kepercayaan,
aturan, peralatan hidup, seni dll.
2. Budaya Politik
Menurut Almond dan powell, budaya politik merupakan dimensi psikologi
dari sistem politik, yang mana budaya politik bersumber pada perilaku lahiriah dari
manusia yang bersumber pada penalaran-penalaran yang sadar.
Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama
oleh masyarakat. Namun, setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya,
seperti antara masyarakat umum dengan para elitenya. Budaya politik sebagai suatu
sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam
sikapnya dan bagian terhadap peranan warga dalam sistem itu.
Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas
pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Kesemuanya dikenal dan diakui oleh
sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberikan rasional untuk
menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain. Selain itu, budaya politik dapat
dilihat dari aspek doktrin dan aspek generiknya. Yang pertama menekankan pada isi
atau materi. Yang kedua (aspek generik) menganalisis bentuk, peranan, dan ciri-ciri
budaya politik, seperti militan, utopis, terbuka, atau tertutup. Hakikat dan ciri budaya
politik yang menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar yang melandasi
suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah tujuan.
Bisa disimpulkan bahwa dalam budaya politik ada suatu pemahaman konsep
yang memadukan dua tingkat orientasi politik, yaitu sistem dan individu. Dalam hal
ini budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh
masyarakat, namun setiap unsur masyarakat mempunyai budaya politik yang
berlainan. Budaya politik meliputi masalah legitimasi, pengaturan kekuasaan,
pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan-kegiatan partai politik, perilaku aparat
negara, serta gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerintah.
3. Budaya politik jawa yang sangat dipengaruhi oleh berbagai konsep.
Masalah politik dalam budaya Jawa, kita bisa mulai menelusurinya dari
konsep kekuasaan yang berlaku terlebih dahulu. Kita harus dapat memahami cara
berpikir, paradigma umum yang berlaku, cara bersikap dan bertindak “orang Jawa”.
Orang Jawa dikenal memiliki cara berpikir yang berjenjang, yaitu: nalar, manah dan
menggalih. Berdasarkan pola pikir khas Jawa yang berjenjang tersebut maka
kekuasaan harus jatuh pada sosok Satriya yang dikenal sebagai pemimpin yang
merakyat atau Panakawan. Menurut paham Jawa, kekuasaan merupakan ungakapan
realitas yang sama, berasal dari sumber tunggal yang sama, berkualitas sama dan
lebih dulu ada daripada hal lainnya, termasuk pengertian baik dan buruk. Paham ini
berasal dari anggapan bahwa hakekat alam semesta itu tetap, tidak bertambah luas
atau menyempit. Ketiga, kekuasaan tidak mempersoalkan dari mana ia berasal dan
kemudian menyerap bebagai gumpalan kekuasaan baik kawan maupun lawan.
Jadi budaya politik jawa memang sangat kental dengan konsep kekuasaan
yang pada dasarnya kekuasaan tersebut mereka yakini berasal dari alam semesta
dalam hal ini merupakan konsep lingkungan manusianya, dan berpengaruh pula
dalam konsep kepemimpinan yang diselengarakan oleh masyarakat jawa, bagaimana
masyarakat jawa menentukan siapa yang menjadi pemimpinnya (dalam hal ini adalah
kesatrya). Dan semuanya tersebut bertolak dari bagaimana kekuasaan dalam budaya
politik jawa itu timbul.

Daftar Pustaka

Mariam Budiardjo, prof. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama
Masyhuri Arifin, 2009. “Definisi Kebudayaan Menurut para Ahli” (online), (Hanya
Sekedar Kreasi Sendiri.htm, dikses tanggal 8 Mei 2010)
Suteng S. Bambang. 2007. Kewarganegaraan Kelas I SMA Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai