Anda di halaman 1dari 3

Wakaf Produktif Untuk Pembangunan

Friday, 29 February 2008 18:12

Pada zaman keemasan Islam dahulu, wakaf merupakan sumber keuangan penting bagi
pembangunan negara. Razali Othman mengemukakan bahwa pada zaman keagungan Islam,
sektor-sektor pendidikan, kesehatan, kebajikan, penelitian dan sebagainya disumbangkan
melalui sumber dana wakaf. Othman juga mengemukakan temuan Bahaedin Yedyyidiz yang
menegaskan bahwa wakaf telah digunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan
raya, jembatan, dan sistem pengairan/irigasi. WASPADA Online

Oleh Suhrawardi K Lubis

Pada zaman keemasan Islam dahulu, wakaf merupakan sumber keuangan penting bagi
pembangunan negara. Razali Othman mengemukakan bahwa pada zaman keagungan Islam,
sektor-sektor pendidikan, kesehatan, kebajikan, penelitian dan sebagainya disumbangkan
melalui sumber dana wakaf. Othman juga mengemukakan temuan Bahaedin Yedyyidiz yang
menegaskan bahwa wakaf telah digunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan raya,
jembatan, dan sistem pengairan/irigasi.

Sejarah mencatat,  Puteri Zubaidah isteri Khalifah Harun al-Rashid pernah membangun jalan
raya mulai dari Baghdad di Irak sampai ke Makkah untuk memberi kemudahan kepada jamaah
yang akan menunaikan ibadah haji. Biaya pembangunan jalan raya ini berasal dari harta wakaf
yang dikelolanya (Razali Othman, 2005).
Selain itu juga digunakan untuk kepentingan sosial lainnya seperti pembangunan rumah sakit
orang miskin. Keperluan pendidikan dan budaya, seperti pembukaan sekolah baru dan
perbaikan sarana pendidikan lainnya, perpustakaan, universitas, menyediakan beasiswa, gaji
guru. Keperluan keagamaan seperti pembangunan dan perbaikan masjid, gaji orang-orang
yang terlibat dalam kegiatan keagaman semuanya dapat berasal dari dana wakaf.

Pemanfaatan dana wakaf dalam pembangunan juga diungkapkan oleh Othman (2005) dengan
mengungkapkan catatan Ibnu Batutah dalam Rihlah Al-Batutah. Kepelbagaian penggunaan
sangat menakjubkan. Terdapat berbagai jenis penggunaan dana wakaf, antara lain untuk biaya
perjalanan mengerjakan ibadah haji ke Makkah, sumbangan untuk biaya perkawinan orang
tidak mampu, membebaskan dan membayar denda orang bersalah yang dijatuhi hukuman
denda, pengadaan bahan makanan, pakaian, serta meningkatkan kemudahan bagi masyarakat
umum seperti pembangunan dan perbaikan jalan raya. Ibnu Batutah juga mencatatkan, bahwa
ketika ia berjalan di jalanan kota Damaskus, ada seseorang secara tidak sengaja menjatuhkan
mangkuk porselin yang dipajang. Orang tersebut ketakutan, lalu dikerumuni orang ramai.
Kemudian orang itu memungut pecahan mangkuk dan membawanya kepada pengurus wakaf,
dan orang itu menerima uang untuk membayar harga mangkuk dari pengurus wakaf.

Mannan (2001) dalam kajiannya telah pula mendapati bahwa harta wakaf sudah tidak
dinafikan lagi memiliki potensi besar untuk membangun ekonomi umat Islam dalam membiayai
kegiatan sosial serta kebudayaan masyarakat Islam. Wakaf juga mampu menyediakan
peluang-peluang pendidikan, membiayai kegiatan penelitian, membuka lapangan kerja bagi
angkatan kerja baru serta membantu mengurangkan pembelanjaan yang harus ditangung oleh
negara.

Murat Cizakca dalam tulisannya berjudul A History of Philantrophic The Islamic World From

1/3
Wakaf Produktif Untuk Pembangunan
Friday, 29 February 2008 18:12

The Seventh century to the Present menemukan bahwa ketika masa pemerintahan Ottmaniah
di Turki amalan wakaf tunai telah berhasil meringankan perbelanjaan negara dalam
menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan, sarana perkotaan dan sebagainya kepada
masyarakat. Cizakca menambahkan, secara logika jika amalan wakaf tunai diamalkan pada
masa sekarang sepatutnya dapat memainkan peranan sama seperti terjadi pada zaman
Ottmaniah dan membantu merealisasikan tujuan makro ekonomi modern yaitu menurunkan
perbelanjaan negara, mengecilkan/mengurangkan defisit belanja negara dan seterusnya
mengurangkan ketergantungan negara kepada instrumen pinjaman (utang) sebagai sumber
pembiayaan pembangunan.

Keberhasilan wakaf mendorong pembangunan juga diungkapkan oleh Ghaniem A. Alshaheen


(2004). Beliau menemukan proyek-proyek yang dijalankan Kuwait Waqaf Public Foundation
(KAPF) telah memberi manfaat yang berkesan kepada masyarakat. Proyek-proyek yang
dijalankan antara lain dalam bentuk bantuan keuangan kepada pelajar dan mahasiswa miskin,
memberi bantuan kepada Pusat Autistik (pelayanan kepada anak-anak yang menderita
autisme) dan aktivitas-aktivitas amal lain seperti penyediaan air minum di tempat umum,
memberi makanan dan pakaian kepada orang susah.

Keberhasilan wakaf (khusunya wakaf tunai) mendorong pembangunan ekonomi masyarakat


juga terjadi di Bangladesh. Mannan (2001) menemukan bahwa manfaat dari pengenalan
Sertifikat Wakaf Tunai di Bangladesh dapat menyelesaikan isu pembangunan harta wakaf yang
sering menghadapi masalah untuk mendapatkan dana bagi pembangunannya. Di samping itu
sertifikat wakaf tunai juga dapat mengubah kebiasaan dan pemahaman konvensional di
tengah-tengah masyarakat, biasanya orang yang berwakaf hanya melibatkan orang-orang kaya
saja. Dengan adanya sertifikat wakaf tunai yang dikeluarkan oleh Social Investment Bank
Limited (SIBL) dengan nilai yang dapat dijangkau, ibadah wakaf dapat diamalkan oleh
sebahagian besar umat Islam. Pola seperti ini, menjadikan ibadah wakaf lebih mudah
dilaksanakan.

Selain dapat diamalkan oleh orang banyak sesuai keadaan keuangan masing-masing, wakaf
tunai juga tidak memerlukan proses administrasi yang rumit seperti halnya wakaf atas benda
tidak bergerak. Cukup datang ke nazir (atau bank pengelola), serahkan uang wakaf, lalu
kemudian terima Sertifikat Wakaf.

Peran wakaf sebagai sumber pembiayaan negara juga dikemukakan oleh Razali Othman
(2005). Othman mendapati bahwa krisis keuangan telah memberi pengaruh kepada seluruh
sektor ekonomi negara umumnya dan sektor pendidikan khususnya. Krisis ini seharusnya
dijadikan pelajaran, pengalaman dan modal dalam mengurus perekonomian negara. Othman
menambahkan bahwa untuk merealisasikan wawasan Islam hadhari harus diberikan
penekanan kepada model-model yang bersifat hadhari baik dalam bidang ekonomi, keuangan,
sosial, politik dan lain-lain. Salah satu di antaranya adalah membangunkan dan
mengaplikasikan institusi wakaf sebagai sumber pembiayaan negara.

Ungkapan Othman ini sangat masuk akal, sebab wakaf selain memilki dimensi ibadah juga
kebal dari intervensi pihak-pihak di luar Islam. Apabila umat Islam dapat menggali dan
memberdayakannya, umat Islam akan berjaya. Selanjutnya umat Islam akan memiliki sumber

2/3
Wakaf Produktif Untuk Pembangunan
Friday, 29 February 2008 18:12

dana pembangunan yang tidak terputus.

Tim Penyusun Buku Strategi Pengembangan Wakaf Indonesia (2004) mendapati, bahwa telah
ada usaha-usaha untuk membuat pembangunan wakaf secara produktif walaupun belum
maksimal. Tim menyebutkan contoh-contoh antara lain masjid-masjid (umumnya berbentuk
harta wakaf) di kawasan strategis dibangunkan bersamanya bangunan untuk aktivitas
pertemuan umum, seminar, peresmian perkawinan dan lain-lain, seperti Masjid Sunda Kelapa,
Masjid Pondok Indah, Masjid At-Taqwa Pasar Minggu di Jakarta.

Selain di Jakarta, masjid yang dibangun bersama bangunan untuk aktivitas lain adalah Masjid
Taqwa Muhammadiyah Padang. Masjid yang berlokasi di kawasan strategis pusat kota ini,
selain digunakan sebagai perkantoran, juga dilengkapi dengan fasilitas ruang pertemuan/aula,
fasilitas pertokoan dan kegiatan usaha produktif lainnya, hasil yang diperoleh dipergunakan
untuk menyokong keperluan pembiayaan kegiatan mesjid.
Selain membangun masjid bersama dengan bangunan-bangunan yang bersifat produktif,
tanah-tanah wakaf yang relatif luas dan berpotensi untuk kegiatan pertanian dibangunkan
kegiatan-kegiatan pertanian dan perkebunan. Tanah wakaf yang berada di kawasan strategis
dibangun kedai-kedai, bengkel. Tanah-tanah wakaf yang berada di lokasi bisnis dibangunkan
pusat perbelanjaan dan hotel. Hasil kegiatan yang diperoleh disalurkan dan digunakan untuk
mengembangkan aktivitas keagamaan, sosial, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain.

Uraian di atas memaparkan keberhasilan, kemungkinan serta peluang gerakan wakaf untuk
dikembangkan secara produktif. Mudah-mudahan dapat memotivasi umat Islam untuk memberi
perhatian yang lebih serius kepada pengembangan wakaf untuk pembangunan. Amin Ya Allah.-
 
* Penulis adalah Pengajar UMSU, Pengelola Gerakan Wakaf Tunai PW. Muhammadiyah
SU dan Peserta PhD. ISDEV USM-Pulau Pinang. E-mail: suhrawardilubis@yahoo.com,
Weblog: http://suhrawardilubis.multiply.com

3/3

Anda mungkin juga menyukai