Anda di halaman 1dari 4

Artikel linux

Modul kernel linux


Modul kernel Linux adalah bagian dari kernel Linux yang dapat dikompilasi, dipanggil dan
dihapus secara terpisah dari bagian kernel lainnya saat dibutuhkan. Modul kernel dapat
menambah fungsionalitas kernel tanpa perlu me-reboot sistem. Secara teori tidak ada yang dapat
membatasi apa yang dapat dilakukan oleh modul kernel. Kernel modul dapat
mengimplementasikan antara lain device driver, sistem berkas, protokol jaringan.

Modul kernel Linux memudahkan pihak lain untuk meningkatkan fungsionalitas kernel tanpa
harus membuat sebuah kernel monolitik dan menambahkan fungsi yang mereka butuhkan
langsung ke dalam image dari kernel. Selain hal tersebut akan membuat ukuran kernel menjadi
lebih besar, kekurangan lainnya adalah mereka harus membangun dan me-reboot kernel setiap
saat hendak menambah fungsi baru. Dengan adanya modul maka setiap pihak dapat dengan
mudah menulis fungsi-fungsi baru dan bahkan mendistribusikannya sendiri, di luar GPL.
Kernel modul juga memberikan keuntungan lain yaitu membuat sistem Linux dapat dinyalakan
dengan kernel standar yang minimal, tanpa tambahan device driver yang ikut dipanggil. Device
driver yang dibutuhkan dapat dipanggil kemudian secara eksplisit maupun secara otomatis saat
dibutuhkan.

Terdapat tiga komponen untuk menunjang modul kernel Linux. Ketiga komponen tersebut
adalah manajemen modul, registrasi driver, dan mekanisme penyelesaian konflik. Berikut akan
dibahas ketiga komponen pendukung tersebut.

Manajemen Modul Kernel Linux


Manajemen modul akan mengatur pemanggilan modul ke dalam memori dan berkomunikasi
dengan bagian lainnya dari kernel. Memanggil sebuah modul tidak hanya memasukkan isi
binarinya ke dalam memori kernel, namun juga harus dipastikan bahwa setiap rujukan yang
dibuat oleh modul ke simbol kernel atau pun titik masukan diperbaharui untuk menunjuk ke
lokasi yang benar di alamat kernel. Linux membuat tabel simbol internal di kernel. Tabel ini
tidak memuat semua simbol yang didefinisikan di kernel saat kompilasi, namun simbol-simbol
tersebut harus diekspor secara eksplisit oleh kernel. Semua hal ini diperlukan untuk penanganan
rujukan yang dilakukan oleh modul terhadap simbol-simbol.

Pemanggilan modul dilakukan dalam dua tahap. Pertama, utilitas pemanggil modul akan
meminta kernel untuk mereservasi tempat di memori virtual kernel untuk modul tersebut. Kernel
akan memberikan alamat memori yang dialokasikan dan utilitas tersebut dapat menggunakannya
untuk memasukkan kode mesin dari modul tersebut ke alamat pemanggilan yang tepat.
Berikutnya system calls akan membawa modul, berikut setiap tabel simbol yang hendak
diekspor, ke kernel. Dengan demikian modul tersebut akan berada di alamat yang telah
dialokasikan dan tabel simbol milik kernel akan diperbaharui.
Komponen manajemen modul yang lain adalah peminta modul. Kernel mendefinisikan
antarmuka komunikasi yang dapat dihubungi oleh program manajemen modul. Saat hubungan
tercipta, kernel akan menginformasikan proses manajemen kapan pun sebuah proses meminta
device driver, sistem berkas, atau layanan jaringan yang belum terpanggil dan memberikan
manajer kesempatan untuk memanggil layanan tersebut. Permintaan layanan akan selesai saat
modul telah terpanggil. Manajer proses akan memeriksa secara berkala apakah modul tersebut
masih digunakan, dan akan menghapusnya saat tidak diperlukan lagi.

Registrasi Driver
Untuk membuat modul kernel yang baru dipanggil berfungsi, bagian dari kernel yang lain harus
mengetahui keberadaan dan fungsi baru tersebut. Kernel membuat tabel dinamis yang berisi
semua driver yang telah diketahuinya dan menyediakan serangkaian routines untuk menambah
dan menghapus driver dari tabel tersebut. Routines ini yang bertanggung-jawab untuk
mendaftarkan fungsi modul baru tersebut.

Hal-hal yang masuk dalam tabel registrasi adalah:


device driver
sistem berkas
protokol jaringan
format binari
Resolusi Konflik

Keanekaragaman konfigurasi perangkat keras komputer serta driver yang mungkin terdapat pada
sebuah komputer pribadi telah menjadi suatu masalah tersendiri. Masalah pengaturan konfigurasi
perangkat keras tersebut menjadi semakin kompleks akibat dukungan terhadap device driver
yang modular, karena device yang aktif pada suatu saat bervariasi.

Linux menyediakan sebuah mekanisme penyelesaian masalah untuk membantu arbitrasi akses
terhadap perangkat keras tertentu. Tujuan mekanisme tersebut adalah untuk mencegah modul
berebut akses terhadap suatu perangkat keras, mencegah autoprobes mengusik keberadaan driver
yang telah ada, menyelesaikan konflik di antara sejumlah driver yang berusaha mengakses
perangkat keras yang sama.

Kernel membuat daftar alokasi sumber daya perangkat keras. Ketika suatu driver hendak
mengakses sumber daya melalui M/K port, jalur interrupt, atau pun kanal DMA, maka driver
tersebut diharapkan mereservasi sumber daya tersebut pada basis data kernel terlebih dahulu.
Jika reservasinya ditolak akibat ketidaktersediaan sumber daya yang diminta, maka modul harus
memutuskan apa yang hendak dilakukan selanjutnya. Jika tidak dapat melanjutkan, maka modul
tersebut dapat dihapus.
Artikel Linux
Membuat Aplikasi Linux dengan “Visual Basic”
Saat ini keberadaan sistem operasi Linux telah membayang-bayangi dominasi
sistem operasi Windows dengan berbagai jenis distro-nya, dari RedHat, Suse,
Mandrake sampai Software RI. Bagi generasi muda, menggali kemampuan sistem
operasi Linux lebih jauh merupakan suatu tantangan tersediri dan bukti eksistensi.
Meskipun sebetulnya, bukan sesuatu yang sulit jika kita ingin mencoba
menggunakan Linux dalam keseharian. Dari administrasi sampai ke pengembangan
aplikasi, dapat dilakukan tanpa kesulitan di sistem operasi ini. Salah satu contoh
nyata, progdi Ilmu Komputer salah satu PTS di Semarang, telah menggunakan
sistem operasi ini secara keseluruhan dari operasional administrasi dalam
pembuatan surat, bagi-bagi sumber daya (sharing), jaringan lab komputer, sampai
pada pembuatan aplikasi baik web maupun PC.

Untuk keperluan administrasi banyak pilihan yang dapat kita digunakan, antara lain
KOffice dengan berbagai programnya yang dapat bekerja secara grafis seperti pada
saat kita berada di lingkungan Windows. Atau, OpenOffice milik Sun Microsystem
yang mempunyai kemiripan dengan Office 2000/XP dan saat ini sedang naik daun.
Serta masih banyak lagi pilihan yang mungkin disuka karena berbagai
kelebihannya. Bagi Administrasi berbagai aplikasi di atas bukan merupakan hal
yang asing lagi karena pada saat instalasi Linux pertama kali, aplikasi untuk
Administrasi berbasis grafis telah masuk di dalamnya. Sehingga bagi Administrasi
yang beralih dari Windows ke Linux tidak memerlukan waktu lama untuk kembali
mengerjakan pekerjaan rutinnya.

Membuat Aplikasi Linux


Namun, untuk membuat sebuah aplikasi bisa jadi merupakan hal yang belum biasa
bagi pengguna Windows yang ingin beralih ke Linux, terutama hal ini terjadi pada
programmer Visual Basic, yang notabene merupakan produk dari Microsoft. Timbul
kekhawatiran tersediri jika mereka memutuskan untuk beralih ke sistem operasi
lain. Pemikiran untuk mempelajari dari awal bahasa pemrograman yang lainnya,
seringkali muncul di dalam benak.

Kekhawatiran kehilangan keperkasaannya di bidang pemrograman tidak perlu


dikhawatirkan oleh para programmer Visual Basic yang akan berpindah ke sistem
operasi Linux. Apalagi jika mereka menginginkan melebarkan sayapnya di bidang
pengembangan aplikasi, atau saat ini sedang membangun aplikasi yang cocok
untuk lingkungan tersebut. Kekhawatiran tersebut telah dijawab dengan munculnya
Phoenix Object Basic berbasis Linux. Alat bantu pemrograman ini cukup familiar
bagi pengguna Visual Basic yang ingin melanjutkan kemampuannya di lingkungan
sistem operasi.

Bukan hanya dari sisi kode saja yang mirip dengan Visual Basic, tetapi juga cara
membuat program yang tinggal memilih dan menempelkan tool pada layar
program. Phoenix Object Basic juga menyediakan window, form, menu dan kontrol
data seperti tombol, label, list-box, combo-box, dan lain sebagainya. Sehingga kita
serasa berada di lingkungan Visual Basic dan pembuatan aplikasi untuk Linux dapat
dengan mudah terwujud. Perbedaan yang bisa jadi kelebihan Phoenix, kemampuan
object oriented yang tertanam di dalamnya. Lengkap dengan penggunaan
inheritance dan polymorphism, yang mulai diterapkan oleh Microsoft di lingkungan
dot Net.

Download Phoenix
Aplikasi ini bisa kita temukan dan di-download melalui http://www.janus-
software.com/phoenix_download.html. Dengan kebutuhan minimum yang hanya
sekelas mesin Pentium 100 Mhz, Phoenix sudah bisa dijalankan. Namun, harus
diperhatikan juga kebutuhan minimum distro Linux yang kita gunakan untuk
menjalankan aplikasi ini. Penyertaan kemampuan pengaksesan database-database
yang ada di Linux (seperti MySQL, msql, dan Postgre), mengharuskan kita untuk
menginstalasi komponen UnixODBC sebagai library tambahan. Kemampuannya di
internet semakin mempertebal ketertarikan pada aplikasi ini, sama dengan saat
berada di lingkungan VB. Selain mampu memanfaatkan SMTP/POP mail server,
Phoenix juga dapat memanfaatkan koneksi UDP dan TCP.

Untuk menginstalasi aplikasi ini, Anda cukup menuliskan perintah ”rpm -U phoenix-
vbasic-1.5-6.i386.rpm”di jendela console. Namun jangan lupa untuk menginstall
UnixODBC terlebih dahulu. Tanpa UnixODBC, instalasi tidak dapat dilanjutkan.
Namun, apabila Anda merasa telah melakukan instalasi UnixODBC dengan benar,
namun instalasi Phoenix tidak berjalan dengan baik, bisa disebabkan karena file
liblcms.so.1 dan libodbc.so.1 belum terinstal secara sempurna.

Jika Anda kesulitan memperoleh liblcms.so.1 dan libodbc.so.1 yang merupakan file
dependencies dari Phoenix-1.5-6, Anda bisa mencari dan memperolehnya melalui
URL http://www.rpmfind.net. Cari satu persatu file di atas dengan menuliskan nama
file di kotak search. Setelah semuanya ditemukan, instal file RPM yang Anda
download tersebut, kemudian ulangi instalasi Phoenix. Jika berhasil, jalankan
aplikasi tersebut dengan menuliskan “phoenix” di jendela console. Akan muncul
beberapa jendela yang antara lain jendela utama, form, toolbox, dan object. Anda
bisa tambahkan tools yang lain melalui menu Tools.

Jika semuanya telah berjalan dengan baik, saatnya Anda memulai membuat aplikasi
dengan kemampuan pemrograman Visual Basic yang dimiliki. Dengan begitu,
programmer Visual Basic akan lebih leluasa dalam memberikan kontribusinya di
dunia pembuatan aplikasi, baik di Windows maupun Linux. Dengan makin
banyaknya aplikasi yang dibuat untuk suatu sistem operasi, semakin kaya pula nilai
kandungan yang ada di dalamnya. Membuat aplikasi VB untuk Linux, siapa takut?

Anda mungkin juga menyukai