Anda di halaman 1dari 14

Case Report

Penatalaksanaan Anestesi
PENATALAKSANAAN ANASTESI DAN TERAPI CAIRAN PADA OPERASI
SEKSIO SESARIA ATAS INDIKASI PREEKLAMSIA BERAT DENGAN HELLP
SYNDROME PARTIAL

Oleh :
M. Aditya 0518011018
M. Fikri Aulia 0518011054
Moriza Lesmana 1102004154

Pembimbing :
dr. Ahmad Asegaf, SpAn.
dr. Undang Komarudin, SpAn.
dr. Putu Yunita, SpAn.
dr. Indra Faisal, SpAn.
dr.Dendy,SpAn.

SMF ANESTESI DAN REANIMASI


RSUD. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung
STATUS PASIEN

I. Identitas
- Nama : Ny. S

- Umur : 33 Tahun

- Jenis Kelamin : Perempuan

- Agama : Islam

- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

- Alamat : Kupang Teba, Bandar Lampung

- Masuk RSAM : 21 Desember 2010 Pkl : 10.25 WIB

- Operasi : 21 Desember 2010 Pkl : 18.00 WIB

II. Anamnesa

Keluhan Utama : hamil cukup bulan dengan darah tinggi

Tambahan : Mual

III. Riwayat Penyakit Sekarang

Hamil cukup bulan, ingin melahirkan anak ke dua dengan darah tinggi, keluar darah
lendir sejak 2 hari yang lalu, keluhan ini disertai dengan mual. Belum pernah keguguran
sebelumnya. Darah tinggi sejak kehamilan memasuki usia 9 bulan, sebelumnya selalu
rajin kontrol di puskesmas dan tekanan darah selalu normal.
IV. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat darah tinggi sewaktu hamil anak yang pertama, dan riwayat kejang 1x
selama hamil anak yang pertama. Riwayat darah tinggi sebelum kehamilan disangkal.

V. Riwayat alergi obat

Tidak ada

VI. Riwayat konsumsi alkohol

Tidak ada

VII. Riwayat minum obat penenang

Tidak ada

VIII. Riwayat operasi

Seksio Sesaria 1x a.i eklamsia

IX. Pemeriksaan Fisik

Status Anestesi

PRIMARY SURVEY DAN RESUSITASI

*0 PRIMARY SURVEY

A = Airway :

*1 Kesadaran : compos mentis

*2 Look, listen, feel : Ada nafas

*3 Gerak dada : (+)

*4 Gerak otot nafas tambahan : (-)


*5 Warna kulit, mukosa, kuku : Asianosis

B = Breathing :

*6 Frekuensi nafas : 22 x/menit

*7 Suara nafas : Vesikuler

*8 Suara nafas tambahan : (-)

C = Circulation :

*9 TD : 160/100 mmHg

*10 Nadi : 88 x/menit

*11 Suhu : 36,8˚C

*12 Cappilary refill : < 2 detik

*13 Perifer : Lembab, hangat, dan merah

*14 Cor : BJ I & II reguler, murmur (-/-),


gallop (-/-)

D = Disability :

(-)

E = Exposure :

(-)
Status Generalis

KEPALA

*15 Bentuk : Bulat, simetris

*16 Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut

*17 Mata : Palpebra oedem -/-, Konjungtiva ananemis, sklera


anikterik, pupil

isokor, refleks cahaya (+/+)

*18 Telinga : Simetris, serumen (-)

*19 Hidung : Simetris, deviasi septum (-)

*20 Mulut : Bibir tidak kering, bibir sianosis (-), lidah tidak kotor,
caries

dentis (-)

LEHER : Trakhea di tengah , KGB tidak membesar, JVP tak

meningkat.

TORAKS

*21 Inspeksi : Bentuk dada dan gerakan nafas kanan = kiri

*22 Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan-kiri

*23 Perkusi : Batas paru-hepar sela iga VI kanan garis midklavikula


kanan

Batas jantung kanan sela iga IV kanan garis sternal kanan

Batas jantung kiri sela iga V kiri garis midklavikula kiri


*24 Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, Gallop (-), Murmur (-)

vesikuler (+)/(+), Wheezing (-), ronkhi (-)

ABDOMEN

Status Lokalis

GENITALIA EKSTERNA

Kelamin : Tidak ada kelainan

EKSTREMITAS

*25 Superior : Pergerakan normal, sianosis(-), turgor baik

*26 Inferior : Pergerakan normal, sianosis(-), edem (+)

Status Lokalis

Pemeriksaan Luar :

Abdomen tegang, tinggi fundus 3 jbpx (33cm), memanjang, pu-ka, preskep, penurunan
4/5, HIS (-), DJJ 140, TBJ 3100 gram

X. Pemeriksaan Laboratorium

Darah Rutin

*0 Hemoglobin : 13,4 gr/dL (12-16gr/dl)


*1 Laju Endap Darah : 30 mm/jam (0-20)
*2 Leukosit : 11.000 /IU (4500-10.700/IU)
*3 Hitung Jenis : Basofil : 0%
Eosinofil : 0%
Batang : 0%

Segmen : 76%

Limfosit : 18%

Monosit : 6%

*4 Trombosit : 204.000/uL (150.000-400.000/IU)

Kimia Darah

*5 Waktu pembekuan : 2’
*6 Waktu perdarahan : 11’
*7 LDH : 732 U/L
*8 SGOT/SGPT : 39 U/L / 23 U/L

X. Diagnosis pre operasi


G2P1A0 hamil aterm dengan PEB + Partial HELLP syndrome dengan bekas SC
1x (a.i eklamsia) belum inpartu JTH Preskep

XI. Rencana operasi

Seksio Sesaria Trans Peritoneal

XII. Jenis anestesi

Regional Anesthesia
XIII. Teknik anestesi

Pasien duduk di tepi meja operasi dengan kaki pada kursi, bersandar ke depan
dengan tangan menyilang di depan.

Spinal anesthesia pada Interlumbal L3-L4

Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis kulit daerah punggung pasien.

Lakukan penyuntikan jarum spinal di tempat penusukan pada bidang medial


dengan sudut 10o-30o terhadap bidang horizontal ke arah cranial.

Cabut stilet lalu cairan serebrospinal akan menetes keluar.

Suntikkan obat anestetik local yang telah disiapkan ke dalam ruang subaraknoid.

XIV. Persiapan Operasi

1. Surat izin operasi


2. Tidak memakai gigi palsu
3. Tidak memakai perhiasan dan kosmetik
4. Memakai baju khusus bedah

XV. Pemeriksaan di kamar operasi

TANDA-TANDA VITAL :

*9 Tekanan darah : 160 / 100 mmHg

*10 Nadi : 88 x/menit

*11 Respirasi : 22x/menit

*12 Suhu : 36,8o C


SECONDARY SURVEY :

*13 Breathing (B1) : vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-

*14 Bleeding (B2) : ± 500 cc

*15 Brain (B3) : Tenang, pupil isokor, refleks cahaya +/+,


lateralisasi -

*16 Bladder (B4) : ± 1000 cc, kateter terpasang

*17 Bowl (B5) : BU (+)

*18 Bone (B6) : Intak

XVI. Premedikasi

XVII. Induksi

XVIII. Relaksasi otot

XIX. Maintenance
-

XX. Teknik anestesi


1. Pasien duduk di tepi meja operasi dengan kaki pada kursi, bersandar ke depan
dengan tangan menyilang di depan.

2. Spinal anesthesia pada Interlumbal L3-L4

3. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis kulit daerah punggung pasien.


4. Lakukan penyuntikan jarum spinal di tempat penusukan pada bidang medial dengan
sudut 10o-30o terhadap bidang horizontal ke arah cranial.

5. Cabut stilet lalu cairan serebrospinal akan menetes keluar.

6. Suntikkan obat anestetik local yang telah disiapkan ke dalam ruang subaraknoid.

7. Segera baringkan pasien dengan posisi meja head up, beri oksigenasi melalui kanul
nasal 2L/m

8. Setelah diyakini anestesi berhasil & aman untuk dilakukan operasi, operasi dimulai
dengan incisi pfannenstiel pada abdomen

9. Monitoring tekanan darah, nadi dan respirasi.

10. Sekitar 30 menit sebelum operasi berakhir diberi inducin 2 amp + posparigmin 1
amp (drip), analgetik ketorolac 1 amp (drip) dan Ranitidin 1 amp (iv).

11. Setelah operasi selesai, pasien dapat diantar ke ruang pemulihan.

XXI. Lama Operasi

1 jam 30 menit

XXII. Perawatan diruang pemulihan

Setelah ± 30 menit diruang pulih sadar :

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan darah : 150/90 mmHg

Nadi : 76 x/menit

Respirasi : 20 x/menit
Setelah operasi selesai, pasien bawa ke RR Delima . Pasien berbaring dengan posisi
kepala lebih tinggi.

RESUME

Pasien seorang perempuan umur 33 tahun, datang ke RSAM dengan keluhan hamil
cukup bulan, ingin melahirkan anak ke dua dengan darah tinggi, keluar darah lendir sejak
2 hari yang lalu dan disertai dengan mual.

D/ pre op : G2P1A0 hamil aterm dengan PEB + Partial HELLP syndrome


dengan bekas SC 1x (a.i eklamsia) belum inpartu JTH Preskep
- Rencana operasi : Seksio Sesaria Trans Peritoneal
- Kesan : Status fisik ASA II

- Makan terakhir : Pkl 13.00

- Jenis anestesi : Anestesi regional

- Tekhnik anestesi : Spinal anesthesia pada Interlumbal L3-L4, LCS (+), nafas
spontan

- Pemeriksaan fisik di kamar operasi

Tekanan darah : 160/100 mmHg

Nadi : 88 x/menit

RR : 22 x/menit

Suhu : 36,8 º C

- Premedikasi :-

- Induksi :-

- Pemeliharaan : -

- Lama operasi : 1 jam 30 menit


ANALISA KASUS

Pada pasien ini didiagnosis G2P1A0 hamil aterm dengan PEB + Partial HELLP
syndrome dengan bekas SC 1x (a.i eklamsia) belum inpartu JTH Preskep, dan
direncanakan untuk dilakukan terminasi kehamilan perabdomen.

Persiapan Pre-anestesi

Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 88 x/menit, respirasi
22 x/menit, suhu 36,8 ºC. Pasien dilakukan anestesi regional spinal dengan menggunakan
buvanest.

Teknik anestesi yang dipilih adalah anestesi regional dengan mengunakan block spinal
anastesi karena anastesi spinal lebih baik digunakan pada seksio sesarea, karena
menguntungkan bagi ibu dan bayi, dimana tidak adanya induksi yang mempengaruhi
sistem sirkulasi darah yang dapat secara langsung mempengaruhi kondisi janin, selain itu
diperkirakan operasi akan berlangsung lebih dari 60 menit & agar lebih mudah
mengontrol pernapasan dan mencegah resiko aspirasi karena pasien tetap sadar.

Induksi menggunakan Bupivacaine HCL yang merupakan anestesi lokal golongan amida.
Obat anestesi regional bekerja dengan menghilangkan rasa sakit atau sensasi pada daerah
tertentu dari tubuh. Cara kerjanya yaitu memblok proses konduksi syaraf perifer jaringan
tubuh, bersifat reversibel dengan lama kerja 8 jam.

Efek samping penggunaan block anestesi spinal yang paling sering adalah menyebabkan
hipotensi. Hipotesi berat dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu dan janin, ibu
dapat kehilangan kesadaran dan pada janin dapat menyebabkan gangguan aliran darah
uteroplasenta, oleh sebab itu tekanan darah terus dipantau, dengan penurunan tidak boleh
melebihi 25% dari MAP. Pada kasus ini tekanan darah 160/90, di mana penurunan tidak
boleh melebihi 30 mmHg. Hipotensi dapat diatasi dengan administrasi cairan yang
cukup, pemberian ephedrin, maupun kompresi pada kaki.

Terapi Cairan

Diberikan cairan lewat kanulasi vena pada tangan kanan berupa :

*19 Cairan kristaloid (RL) sebanyak 1500 ml.


*20 Cairan koloid (Fima HES) sebanyak 500 ml
Total cairan yang masuk sebanyak 2000 ml

Berat Badan : 70 Kg

Termasuk operasi kategori besar

EBV : 65 ml x 70Kg = 4550 mL

ABL : 20% x EBV = 910 mL

Perhitungan cairan yang diberikan :

Cairan keluar :

- Pendarahan (tabung suction, duk, dan kasa) ± 750 ml

- Insensible loss (1,5-2 ml/kgbb/jam) ± 210 ml

- Urin ± 500 ml

- Cairan pemeliharaan selama operasi 8 ml/kgbb/jam ± 840 ml +

Total cairan yang keluar : 2300 ml

Untuk memenuhi kebutuhan cairan pada pasien ini maka:

Pengganti perdarahan = koloid + kristaloid


= 500 ml koloid + 3x 250 mL kristaloid

= 500 mL koloid + 750 mL kristaloid

Insensible loss = 2 mL / KgBB / jam

= 2 mL x 70 Kg x 1,5

= 210 mL

Urine Output = 500 mL

Cairan pemeliharaan selama operasi = 8 mL/KgBB/jam

= 8 mL x 70 KgBB x 1,5

= 840 mL

Total = 2800 cc

Cairan yang masuk = 2000 cc

Selisih cairan = - 800 cc

Kesan : Kebutuhan cairan tidak terpenuhi

Saran:

Bila kadar Hb Post operasi < 10 gr/dl, disarankan untuk melakukan transfusi darah
lengkap sampai kadar Hb > 10 gr/dl.

Post Operatif

Setelah operasi selesai, pasien bawa ke RR delima. Pasien berbaring dengan posisi kepala

lebih tinggi untuk mencegah spinal headache, karena efek obat anestesi masih ada.

Anda mungkin juga menyukai