Anda di halaman 1dari 3

HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzym, Low Plateletes) syndrome Merupakan bagian dari proses penyakit preeklamsi/eklamsi dengan

adanya kelainan laboratorium berupa hemolisis, meningkatnya enzim-enzim hati, dan penurunan jumlah trombosit.

Diagnosis HELLP syndrome sendiri hingga saat ini secara obyektif lebih berdasarkan hasil laboratorium, sedangkan manifestasi klinis bersifat subyektif, kecuali jika keadaan sindroma HELLP semakin berat (Vegan, 2010). Diagnosa ditegakkan bila didapatkan hasil laboratorium berupa SGOT > 70 mg/L, bilirubin > 1,2 mg/dL, LDH > 600 U/L, serta trombosit <100.000.

HELLP Syndrome dikategorikan berdasarkan kelainan yang muncul apakah parsial ataupun total (Memphis) dan berdasarkan jumlah dari trombosit (Mississippi) (Williams, 1999). 1. Berdasarkan keriteria Memphis Komplit/total bila terdapat seluruh kelainan berupa hemolisis, peningkatan enzim hati, dan penurunan jumlah trombosit Parsial bila hanya terdapat 1 atau 2 kelainan.

2. Berdasarkan jumlah trombosit (Mississippi) Class 1 Platelet <50 000/mm3. Class 2 - Platelet antara 50 000 - 100 000/mm3. Class 3 - Platelet antara 100 000 - 150 000/mm3.

Gejala-gejala klinis bersifat subyektif kecuali pada keadaan HELLP syndrome yang lebih berat terutama pada HELLP syndrome total dimana sudah terjadi deposit fibrin di seluruh organ tubuh,

sumbatan deposit pada fibrin pada sinusoid hepar akan menyebabkan nyeri ulu hati dan mual, sedangkan tekanan darah yang tinggi serta sumbatan deposit fibrin pada organ otak dapat menyebabkan edema cerebri yang dapat menyebabkan nyeri kepala hebat, deposit fibrin pada a. retina sentralis sendiri dapat menyebabkan gangguan visual (Vegan, 2010; Rambulangi, 2006). Pada pemeriksaan darah tepi terdapat bukti-bukti hemolisis dengan adanya kerusakan sel eritrosit, antara lain burr cells, helmet cells. Hemolisis ini mengakibatkan peningkatan kadar bilirubin dan lactate dehydrogenase (LDH). Disfungsi hepar direfleksikan dari peningkatan enzim hepar yaitu Aspartate transaminase (AST/GOT), Alanin Transaminase (ALT/GPT), dan juga peningkatan LDH. Semakin lanjut proses kerusakan yang terjadi, terdapat gangguan koagulasi dan hemostasis darah dengan ketidak normalan protrombin time, partial tromboplastin time, fibrinogen, bila keadaan semakin parah dimana trombosit sampai dibawah 50.000 /ml biasanya akan didapatkan hasil-hasil degradasi fibrin dan aktivasi antitrombin III yang mengarah terjadinya Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC). Insidens DIC pada sindroma hellp 4-38% (Vegan, 2010)

Vegan. 2010. HELLP Syndrome. http://drvegan.wordpress.com/2010/08/08/hellp-syndromeatau-sindrom-hellp. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2010.

Williams L., and Wilkins. 1999. Clinical Obstetrics and Gynecology. Philadelphia. Rambulangi, J. 2006. Sindrom HELLP. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_151_SindromHELLP.pdf/11_151_SindromHEL LP.html. diakses pada tanggal 19 Oktober 2010.

Anda mungkin juga menyukai