Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIOKIMIA UMUM

PERAN KARBOHIDRAT DALAM SISTEM BIOLOGIS

Disusun oleh:

1. Ricky Christiawan (0710920048)


2. Apri Christianto (0710923014)
3. Khoirun Nisa (071092 )
4. Pulung Yudhi Riska (0710923026)
5. Indrajid Prayoga (0810920003)
6. Layta Dinira (0810920005)
7. Okky Anggraito (0810920009)
8. Rizka Nizar Rini (0810920013)
9. Septian Adetama (0810920015)
10. Alif Rohmatil Jannah (0810920023)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNUVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2010
PERAN KARBOHIDRAT DALAM SISTEM BIOLOGIS

A. PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen
dan oksigen. Karbohidrat merupakan salah satu jenis zat gizi yang fungsi utamanya
adalah penghasil energi didalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan
menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran)
karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-
fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan
berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.
Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung
atom karbon, hidrogen dan oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen
dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari
beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi, sebagian besar
karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber
bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Semua
karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Karbondioksida (CO2) yang berasal dari
udara dan air (H2O) yang berasal dari tanah, melalui proses fotosintesis pada klorofil
tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat. Dalam proses
ini dihasilkan karbohidrat sederhana berupa glukosa. Di samping itu, dihasilkan juga
oksigen (O2) yang lepas di udara.
Sinar matahari

klorofil
6CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2
Karbohidrat
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut
dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel berfungsi sebagai menyediakan energi.
Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk
polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati. Pati
adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa yang dihubungkan dengan
ikatan glikosidik (ikatan antara gugus hidroksil atom C nomor 1 pada molekul glukosa
dengan gugus hiodroksil atom nomor 4 pada molekul glukosa lain dengan melepas 1 mol
air). Polisakarida nonpati membentuk struktur dinding sel yang tidak larut dalam air.
Struktur polisakarida nonpati mirip pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik. Serelia,
seperti beras, gandum, dan jagung serta umbi-umbian merupakan sumber pati utama di
dunia. Polisakarida nonpati merupakan komponen utama serat makanan.

B. JENIS-JENIS KARBOHIDRAT
1. Karbohidrat Sederhana
Karbohidrat sederhana terdiri dari :

1.1 Monosakarida
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai
atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin
secara terpisah sebagai gugus hidroksil (OH). Monosakarida terbagi menjadi 3 jenis yaitu
glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung jenis dan
jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen di
sekitar atom-atom karbon. Perbedaan dalam susunan atom inilah yang menyebabkan
perbedaan dalam tingkat kemanisan, daya larut, dan sifat lain dari ketiga monosakarida
tersebut. Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam bentuk
isomer dekstro (D). Gugus hidroksil pada karbon nomor 2 terletak di sebelah kanan.
Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau struktur cincin.
Glukosa

Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan
monomer dari polisakarida yaitu amilum, selulosa dan glikogen. Glukosa merupakan
senyawa organik terbanyak yang terdapat pada hidrolisis amilum, sukrosa, maltosa, dan
laktosa. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa
pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk
karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.

Fruktosa

Fruktosa terdapat dalam buah-buahan dan merupakan gula yang paling manis.
Fruktosa dan glukosa merupakan komponen utama dari madu. Fruktosa mempunyai
rumus kimia yang sama dengan glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Susunan
atom dalam fruktosa merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa
manis. Larutan fruktosa akan memutar bidang polarisasi kekiri sehingga fruktosa disebut
juga levulosa.

Galaktosa

Galaktosa tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan
tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa.

Sifat-sifat Monosakarida

A. Semua monosakarida berwujud zat padat putih dan mudah larut dalam air.
B. Larutannya bersifat optis aktif.
C. Larutan α-glukosa yang baru dibuat mempunyai putaran jenis + 113` hingga akhirnya
tetap pada + 52,7`.
D. Semua monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula pereduksi.

1.2 Disakarida
Disakarida terbagi menjadi 4 jenis yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa dan
laktosa. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui
reaksi kondensasi. Kedua monosakarida saling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui
satu atom oksigen (O). Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C nomor 1
dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan melepaskan satu molekul
air. Disakarida dapat dipecah kembali mejadi dua molekul monosakarida melalui reaksi
hidrolisis.

Sukrosa
Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari keuda macam
bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang
banyak digunakan di Indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui proses
penyulingan tidak sempurna. Sukrosa terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu.
Maltosa
Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap
pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian
berkecambah dan di dalam usus manusia pada pencernaan pati.

Laktosa
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan
satu unit galaktosa. Kekurangan laktosa ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap
laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak akan diserap dan tetap tinggal dalam saluran
pencernaan. Laktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis
glukosa) dan lebih sukar larut daripada disakarida lain.

1.3 Gula Alkohol

Gula alkohol terdapat di alam dan dapat pula dibuat secara sintesis. Ada empat jenis
gula alkohol yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol.

Sorbitol
Sorbitol terdapat pada beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari
glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat mengubah gugus aldehida (CHO) dalam glukosa
menjadi alkohol (CH2OH). Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan
khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat kemanisan
sorbitol hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan
diubah di dalam hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil
daripada sukrosa. Konsumsi lebih dari lima puluh gram sehari dapat menyebabkan diare
pada pasien diabetes.
HO OH HO

HO

HO OH
SORBITOL

Manitol dan Dulsitol


Keduanya merupakan alkohol yang dibuat dari monosakarida manosa dan galaktosa.
Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi jalar, dan wortel. Secara komersial
manitol diekstraksi dari sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan
dalam industri pangan.
HO OH HO HO OH HO

HO HO

HO OH HO OH

dulcitol mannitol

Inositol
Inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol terdapat
dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia.
HO OH

HO OH

HO OH
INOSITOL

1.4 Oligosakarida
Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida.

Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa


Ketiganya merupakan oligosakarida yang terdiri dari unit-unit glukosa, fruktosa,
dan galaktosa. Ketiga jenis oligosakarida ini terdapat dalam biji tumbuh-tumbuhan dan
kacang-kacangan serta tidak dapat dipecah oleh enzim-enzim perncernaan.
Fruktan
Fruktan adalah sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri dari beberapa unit
fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Fruktan terdapat di dalam serealia,
bawang merah, bawang putih, dan asparagus. Fruktan tidak dicernakan secara berarti.
Sebagian besar di dalam usus besar difermentasi.

1. Karbohidrat Kompleks
Polisakarida
Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana
yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida yang
penting adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati.

Pati
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan
karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam
padi, biji-bijian, dan umbi-umbian. Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis
pati berbeda satu sama lain tergantung dari jenis tanaman asalnya. Bentuk butiran pati ini
berbeda satu sama lain dengan karakteristik tersendiri dalam hal daya larut, daya
mengentalkan, dan rasa. Amilosa merupakan rantai panjang unit glukosa yang tidak
bercabang, sedangkan amilopektin adalah polimer yang susunannya bercabang-cabang
dengan 15-30 unit glukosa pada tiap cabang.

Dekstrin
Dekstrin dibentuk melalui hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber
utama karbohidrat dalam makanan. Molekul dekstrin lebih besar dari sukrosa dan
glukosa sehingga mempunyai pengaruh osmolar lebih kecil.

Glikogen
Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan
karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan
otot. Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan dalam otot dan selebihnya dalam hati.
Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam otot
tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk
keperluan semua sel tubuh. Kelebihan glukosa melampaui kemampuan menyimpannya
dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan lemak.

Polisakarida nonpati/Serat
Serat akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian karena peranannya dalam
mencegah berbagai penyakit. Ada dua golongan serat yaitu yang tidak dapat larut dan
yang dapat larut dalam air. Serat yang tidak larut dalam air adalah selulosa, hemiselulosa,
dan lignin. Serat yang larut dalam air adalah pektin, gum, mukilase, glukan, dan algal.

C. Fungsi Karbohidrat Bagi Tubuh :


1. Sebagai Sumber Energi
Fungsi karbohidrat bagi nutrisi manusia adalah sebagai sumber energi. Energi ini
diukur dalam satuan yang disebut kalori. Secara fisika, satu kalori adalah jumlah energi
(panas) yang diperlukan untuk meningkatkan suhu dari 1 cm³ air pada 1 derajat Celcius
yang dimulai pada suhu ruangan. Seperti yang diketahui, ini menunjukkan jumlah energi
yang sangat kecil. Jadi dalam nutrisi, kita mengambil sebanyak 1000 dari kalori-kalori
kecil ini dan menyebutnya sebagai Kalori besar atau lebih tepatnya kilokalori yang
merupakan pengukur kemampuan energi dari makanan dan energi sesungguhnya dari
tubuh kita untuk membakar hasil makanan tersebut menjadi bahan bakar. Sepotong roti,
misalnya, memiliki sekitar 70 kilokalori (kalori besar) dari kemampuan energinya,
disingkat menjadi 70 kkal.
Energi terpakai maksimum yang terkandung dalam pangan dapat diukur dengan
membakarnya menggunakan oksigen atmosfer. Hal ini dilakukan dalam kalorimeter.
Kenaikan suhu dalam kalorimeter diukur dan energi panas yang dihasilkan dapat
dihitung sebagai kalori. Namun, sistem kehidupan mengoksidasi nutrien dengan langkah
yang lebih mendekati reversible, berlawanan dengan pembakaran irreversible yang
berlangsung dalam kalorimeter. Akibatnya, energi terpakai (energi metabolik) tercatat
beberapa persen lebih rendah. Misalnya, D-glukosa mempunyai energi metabolik
maksimum, yang kemudian disebut energi bebas untuk melakukan kerja yang berguna.
Energi bebas maksimum kira-kira 2% lebih rendah dibanding energi kalorimetrik atau
enthalpi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kalori mewakili jumlah energi yang bisa
diperoleh dari hasil pembakaran makanan dalam tubuh kita. Jumlah kalori dalam
makanan hanya bisa dihitung dengan membakar bahan makanan dan mengukur hasil dari
panasnya.
Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia,
karena banyak didapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat
menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi
darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera, sebagian disimpan sebagai
glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk
kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang yang
memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk.
Pada monosakarida, glukosa sering disebut sebagai “gula darah”. Glukosa adalah
bentuk yang dibakar langsung untuk bahan bakar dalam tubuh manusia. Fruktosa, sering
disebut sebagai “gula buah” yang harus diubah dulu menjadi glukosa dalam tubuh
sebelum digunakan untuk sumber bahan bakar sebenarnya. Demikian juga galaktosa,
merupakan bagian dari gula susu yang harus diubah dulu menjadi glukosa dalam tubuh
sebelum digunakan untuk sumber bahan bakar sebenarnya. Pengubahan keduanya
menjadi glukosa dilakukan dalam hati.
Pada disakarida, sukrosa sering disebut gula meja atau gula tebu biasa, terdiri dari
molekul glukosa yang terlekat pada molekul fruktosa. Maltose, gula utama dalam
gandum-ganduman, terdiri dari dua molekul glukosa yang terikat satu dengan lainnya.
Dan laktosa, merupakan gula susu yang ditemukan dalam setiap susu mamalia, terdiri
dari molekul glukosa yang terlekat pada molekul galaktosa.
Sedangkan pada polisakarida, zat tepung (sebagian lainnya merupakan amylase),
merupakan tempat penyimpanan energi bagi sebagian besar molekul dari tumbuhan.
Glikogen, merupakan bentuk penyimpanan karbohidrat dalam tubuh hewan termasuk
manusia. Dan selulosa, merupakan salah satu serat utama dalam makanan.
Enzim adalah protein khusus yang bekerja untuk menguraikan makanan ke dalam
bagian-bagian yang cukup kecil untuk diserap ke dalam aliran darah. Disakarida harus
dipisahkan ke dalam komponen monosakarida selama pencernaan, jika tidak maka tidak
dapat terserap ke dalam aliran darah. Sebagai Contoh sukrosa diserap sebagai glukosa
dan fruktosa hanya setelah diuraikan dengan bantuan enzim sukrase. Seperti halnya
dengan laktosa yang memerlukan enzim laktase (sama dengan enzim lainnya, laktase
adalah protein yang harus dibuat dalam tubuh), jika tidak, laktosa tetap tidak bisa
diuraikan. Terdapat sekitar 60% dari orang-orang dewasa di dunia yang tidak mampu
membuat laktase yang cukup untuk mencerna susu secara benar.
Oleh karena itu, pada karbohidrat sederhana, dalam hitungan menit masuk ke
dalam pembuluh darah menyebabkan gula darah dan insulin naik dengan cepat, dan
tubuh terasa berenergi. Tetapi setelah satu jam atau lebih, tubuh akan terasa
melayang/loyo. Makanan yang termasuk karbohidrat sederhana adalah makanan manis-
manis, permen, sirup, soft drink dll. Sedangkan karbohidrat kompleks membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk dicerna. Dan ini tidak menyebabkan kenaikan gula darah
dengan cepat. Lagipula kandungan seratnya yang tinggi dari makanan (apalagi yang
tidak diproses) membantu pelepasan gula secara bertahap, sehingga menjaga level gula
darah stabil untuk waktu beberapa jam. Makanan yang termasuk karbohidrat kompleks
adalah starch (dari kentang, ubi, singkong/umbi-umbian, beras pecah kulit, gandum utuh,
polong-polongan, makanan yang belum diproses (unrefined).

2. Karbohidrat sebagai pemberi rasa manis pada makanan


Masih banyak pemanis buatan/sintetis yang beredar dan digunakan sebagai
pemanis dalam berbagai produk makanan dan minuman termasuk yang digunakan
dalam beberapa produk minuman berenergi. Hal ini merupakan contoh kasus
penggunaan bahan kimia yang belum diawasi secara penuh. Pada kenyataannya, Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (POM) dan Departemen Kesehatan (Depkes) dapat
merekomendasikan jenis pemanis lain yang lebih aman. Beberapa pemanis tersebut
adalah senyawa-senyawa turunan sukrosa (gula tebu), jenis gula reduksi poliol atau gula
alkohol dan gula dari pati-patian (starch sweetener).
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk
keperluan produk olahan pangan, industri serta minuman dan makanan kesehatan.
Menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nomor 235, pemanis termasuk ke
dalam bahan tambahan kimia, selain zat lain seperti antioksidan, pemutih, pengawet,
pewarna, dan lain-lain. Pemanis alternatif umum digunakan sebagai pengganti gula
jenis sukrosa, glukosa atau fruktosa. Ketiga jenis gula tersebut merupakan pemanis
utama yang sering digunakan dalam berbagai industri. Pemanis berfungsi untuk
meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pengawet,
memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh.
Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural.
Sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi dalam dua kategori yaitu bersifat nutritif dan
non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini
antara lain taumatin, alimat, siklamat, aspartam, dan sakarin. Pemanis natural dihasilkan
dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis,
contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt. Pemanis nutritif
adalah pemanis yang dapat menghasilkan kalori atau energi sebesar 4 kalori/gram.
Sedangkan pemanis non-nutritif adalah pemanis yang digunakan untuk meningkatkan
kenikmatan cita rasa produk-produk tertentu, tetapi hanya menghasilkan sedikit energi.
Pemanis jenis ini banyak membantu dalam manajemen mengatasi kelebihan berat
badan, kontrol glukosa darah, dan kesehatan gigi.
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi produksi bahan kimia dan
teknologi pengolahan pangan atau produk farmasi dan kesehatan, bahan pemanis
alternatif natural mulai banyak digunakan. Hal ini juga ditunjang oleh tren back to
nature dan adanya kesadaran konsumen untuk menggunakan produk yang aman dan
bergizi. Penggunaan pemanis natural juga dipacu oleh adanya data-data penelitian yang
menunjukkan efek samping dalam penggunaan pemanis sintetis, yaitu bersifat
karsinogenik. Tujuan digunakan bahan pemanis alternatif antara lain untuk:
mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol,
mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan
gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama. Selain itu, pemanis alternatif dengan
nilai kalori rendah sangat dibutuhkan untuk penderita diabetes atau gula tinggi sebagai
bahan substitusi gula reduksi lainnya.
Saat ini banyak digunakan kombinasi dua jenis pemanis untuk produk tertentu.
Kombinasi ternyata menyebabkan sinergi pada tingkat kemanisan, sehingga
menguntungkan karena akan mengurangi pemakaian jumlah pemanis dan meningkatkan
cita rasa produk. Pemilihan penggunaan bahan pemanis alternatif yang baik biasanya
didasarkan pada sifat-sifatnya yang menyerupai sukrosa yaitu tingkat kemanisan
mendekati sukrosa, tidak berwarna, tidak berbau, mempunyai cita rasa yang
menyenangkan, aman dikonsumsi, dan mudah larut.
Salah satu contohnya adalah sorbitol. Sorbitol merupakan karbohidrat yang
terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa.
Sorbitol atau D-Sorbitol atau D-Glucitol atau D-Sorbite adalah monosakarida poliol
(1,2,3,4,5,6–Hexanehexol) dengan rumus kimia C6H14O6.
Sorbitol berupa senyawa yang berbentuk granul atau kristal dan berwarna putih
dengan titik leleh berkisar antara 89° sampai dengan 101°C, higroskopis dan berasa
manis. Sorbitol memiliki tingkat kemanisan relatif sama dengan 0,5 sampai dengan 0,7
kali tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 2,6 kkal/g atau setara dengan
10,87 kJ/g. Penggunaannya pada suhu tinggi tidak ikut berperan dalam reaksi
pencoklatan (Maillard). Enzim aldosa reduktase dapat mengubah gugus aldehida
(CHO) dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Sorbitol termasuk dalam golongan
GRAS, sehingga aman dikonsumsi manusia, tidak menyebabkan karies gigi dan sangat
bermanfaat sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes dan diet rendah kalori.
Selain itu sorbitol juga dapat mempertahankan kelembaban bahan makanan yang
merupakan contoh kelebihan sorbitol dibanding sukrosa. Sorbitol cukup stabil, tidak
reaktif, dan mampu bertahan dalam suhu tinggi. Sorbitol juga tidak rusak apabila
dicampur dengan gula lain, gel, protein, dan minyak sayur.
Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes,
seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60% bila
dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam hati
menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil daripada sukrosa.
Konsumsi lebih dari lima puluh gram sehari dapat menyebabkan diare pada pasien
diabetes. 
Sorbitol cukup aman dipakai sebagai gula pengganti pada penderita diabetes
melitus, karena penyerapannya lebih lambat daripada glukosa. Penyerapan yang lambat
ini akan mengurangi derajat drastisnya peningkatan glukosa darah dan respons insulin.
Kalori yang rendah juga sesuai dengan target pengendalian berat badan pada pasien
diabetes melitus. Untuk tujuan ini, sorbitol banyak digunakan untuk membuat produk
makanan rendah kalori.
3. Sebagai Penghemat Protein
Kebutuhan tubuh akan energi merupakan prioritas pertama. Bila karbohidrat yang
di konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan energi tubuh dan jika tidak cukup
terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh,
maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil energi. Dengan
demikian protein akan meninggalkan fungsi sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila
karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat
pembangun.

4. Sebagai Pengatur Metabolisme Lemak


Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-
hidroksi-butirat. Oksidasi lemak yang tidak sempurna menyebabkan
ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi serta pH cairan menurun. Keadaan ini
menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh.

5. Sebagai pembantu Pengeluaran feses.


Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan
memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus.
Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit
divertikulosis, kanker usus besar, penyakit diabetes mellitus, dan jantung koroner yang
berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi. Laktosa dalam susu membantu absorpsi
kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan
pertumbuhan bakteri yang menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym1 , 2010, Manfaat Besar Karbohidrat, http://www.try4know.co.cc/2009/11/manfaat-


besar-karbohidrat.html, diakses tanggal 23 Agustus 2010
Anonym2 , 2010, Zat Makanan Karbohidrat, http://biologi-sandro.blogspot.com/2010/02/zat-
makanan-karbohidrat.html, Diakses tanggal 23 Agustus 2010
Anonym3, 2010, Karbohidrat, http://123nyren.wordpress.com/2009/06/19/karbohidrat/,
Diakses tanggal 1 September 2010
Elisa, 2010, Karbohidrat, elisa.ugm.ac.id/files/chimera73/ulnVfTez/KARBOHIDRAT1.pdf,
Diakses tanggal 23 Agustus 2010
Ibrahim, 2010, Karbohidrat Kompleks, http://library.kdn.gov.my/documents/Karbohidrat
%20kompleks.pdf, Diakses tanggal 23 Agustus 2010
Montgomery, Rex dkk, 1993, BIOKIMIA Suatu Pendekatan Berorientasi-Kasus Jilid 1 Edisi
Keempat, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai