Anda di halaman 1dari 5

ARGUMEN/ PENDAPAT

TERHADAP BUKU “PENDIDIKAN NON FORMAL”


Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogie

OLEH
LUTFI ARIEFIANTO
(100141507558)

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


2010
REFORMASI
BIDANG PENDIDIKAN DI INDONESIA DEWASA INI (195)

Reformasi adalah suatu perubahan, pembaharuan. Hal inilah terjadi di berbagai


bidang yang terkadang jangkauannya terlalu luas dan memerlukan waktu yang tidak
singkat. Reformasi di bidang pendidikan sangat diperlukan, sebab akhir-akhir ini dalam
sistem persekolahan terjadi kesenjangan yang cukup jauh antara kesempatan orang
miskin dan orang kaya, baik aksesnya, keefisienannya, dll. Disamping itu masyakat
kurang memiliki peran yang luas terhadap penetapan kebijakan.
Dewasa ini kesenjangan di bidang pendidikan disamping apa yang telah
terdapat dalam buku ini diantaranya ; pemotongan yang kurang jelas keguaannya
terhadap gaji para guru SD, praktek KKN di lingkungan birokrasi bidang pendidikan
masih juga mengakar kemana-mana, biaya pendidikan formal yang cukup mahal
(meskipun anggaran sudah di maximalkan 20 % APBN, masih ada pungutan-pungutan
yang kurang jelas yang di bebankan pada siswa), merajalelanya para perguruan tinggi
bagaikan bak jamur yang tumbuh dimana-mana dampaknya dari bisnis pendidikan yang
berorientasi pada penghasilan semata, untuk outputnya kurang diperhatikan, sehingga
banyak lulusan yang memiliki gelar sarjana tidak bisa mengaplikasikan ilmunya,
disamping itu pencetakan mahasiswa masih di cetak berdasarkan penyiapan tenaga
terampil, bukan sebagai jiwa wirausaha, serta kebebasan dalam penyampaian ide masih
juga terbelenggu (bagaikan dalam kurungan yang sangat kuat). Serta banyak lagi
persoalan-persoalan yang lain dalam fenomena pendidikan di Indonesia khususnya.

Komentar pembaca!
Dalam bab ini telah kita identifikasi berbagai persoalan atau kesenjangan di
bidang pendidikan khususnya di negara tercinta kita yakni Indonesia. Maka dari itu kami
sangat setuju sekali dengan penulis bahwa bidang pendidikan harus segera di reformasi.
Jika di identifikasi dari berbagai fenomena kesenjangan yang terjadi diatas tadi bangsa
kita ini sudah dalam kondisi ” problem seriosly” maka harus segera diadakan perubahan
baik secara fungsional maupun strukturalnya. Jika hal ini dibiarkan saja tinggal tunggu
waktu saja bahwa terdapat istilah ” kondisi suatu negara tergantung kepada kondisi
pendidikannya, jika pendidikanya rendah maka semakin terbelakang negara tersebut,
sebaliknya jika pendidikannya tinggi maka kondisi bangsa akan semakin tinggi/kuat pula.
Menurut kami reformasi birokrasi di bidang pendidikan harus diadakan terlebih
dahulu, yakni dengan menempatkan orang-orang yang benar-benar memiliki keahlian di
bidang pendidikan. Jadi sesuai dengan istilah ”the right man in the right place” sangat
penting sekali, sehingga mereka mengerti betul mengenai pendidikan yang merupakan
bidang yang cukup esensial sekali.maka dari itu dorongan terhadap reformasi di bidang
pendidikan harus segera dilakukan agar problem education in the cauntry menjadi
semakin terpuruk. Ingat peringkat negara kita di kancah dunia dalam IDM menduduki
peringkat dibawah negara malaysia dan singapura, yang nota bene jika dilihat dari
sejarahnya malaysia mengback up sistem pendidikan di negara kita yang dahulunya
dengan pengiriman guru secara besar-besaran dari indonesia, sekarang kondisi kita
menjadi kebalikannya dulunya menjadi guru bagi mereka akan tetapi sekarang kita kalah
prestasi dengan mereka.
Peran serta Pendidikan Non Formal dan Informal harus segara ditingkatkan,
jangan hanya kadang hidup kadang mati suri seperti saat ini, hanya erorientasi terhadap
proyek-proyek semata. Sudah bukan rahasia lagi praktek KKN masih mengakar sehingga
sulit untuk mencapai sasaran yang tepat sekali, padahal jika di analisis dari berbagai
perspektif peran PNF bisa memberikan dampak yang sustinable terhadap perkembangan
kondisi suatu negara. Ingat jika kita flas back kembali sejarah negara industri maju
sekarang yakni jepang. Pasca hancurnya jepang akibat perang melawan sekutu dengan
penjatuhan bom atom di nagasaki dan hirosima, jepang bangkit dengan pendidikan
sosialnya / Komikannya (PNF Di Indonesia) menjadi negara industri maju yang jauh
melejit meninggalkan negara kita yang nota bene sama start-overnya dengan negara kita
dalam masa kebangkitan, hal ini jika dianalisis peran Kominkan yang di jepang inilah
yang menjadikan jepang seperti sekarang, mengapa hal ini tidak dijadikan adoptions di
negara kita? Karena kita tahu bahwa pendidikan formal tidak mampu lagi menanggung
beban pendidikan secara keseluruhan.
Jadi intinya, kami sangat setuju sekali jika segera diadakannya reformasi
dibidang pendidikan, meskipun tidak dengan waktu singkat akan tetapi bisa dilakukan
dengan step by step agar kondisi kita berubah menjadi yang lebih baik jadi suatu
statement ”Lebih Cepat Lebih Baik” yang pernah di utarakan oleh salah satu kandidat
calon presiden kita daulu itu sangat baik sekali jika segera diterapkan dalam reformasi
segala bidang khususnya di bidang pendidikan saat ini.

Bab
Tuntutan Era Globalisasi dan Reformasi
Beserta implikasi Pada Visi dan Misi PLS Di Indonesia. (238)

Saat ini kita sudah memasuki era globalisai yang ditandai denga majunya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) oleh negara-negara maju akan tetapi kita sebagai
negara berkembang hanya sebagai konsumsi semata, disamping itu juga terjadinya
kelambatan dalam menangkap dan mencernanya sehingga muncullah istilah ”GapTech”
khususnya mereka yang berada diluar sistem persekolahan. Maka dari itu perlu segera
diperlukan kemampuan khusus dalam mempercepat, mendapatkan, mengadaptasi serta
mengadopsi pengetahuan baru, disinilah tantangan PLS saat ini dalam menghadapi
Globalisasi.
Masalah mendasar yang menjadikannya PLS kurang memiliki peran aktif tidak
lain terdapat dalam kalangan birokrasi yang harus di saring kembali, sebab jika dianalisis
orang-orang dalam birokrasi di bidang PLS bukan dari latar belakang orang PLS
sehingga mengalami kesulitan dalam penentuan kebijakan PLS karena hanya berorientasi
terhadap pengalaman saja bukan keahliannya. Maka dari itu haruslah segera diadakan
reformasi birokrasi dengan tepat guna sesuai dengan ”the right man in the Right Place”
dan nantinya bisa terwujud suatu kredibilitas para penentu kebijakan yang benar-benar
sesuai dengan keahliannya. Disamping itu persoalan PLS yang muncul pada masa kini
sebagai tuntutan era globalisasi yang diantaranya adalah menciptakan suasana belajar
untuk masa yang akan datang, ketrampilan yang diperlukan, kebutuhan belajar dan
implisai terhadap visi dan misi PLS baik sebagai lembaga, profesi, disiplin ilmu dan
sebagai program pendidikan kepada masyarakat.
Maka dari itu kita selaku calon –calon profesional di bidang PLS memiliki tugas
serta tantangan yang tidak mudah dalam menyongsong era globalisasi ini, jika kita lihat
berbagai kelemahan PLS pada saat ini baik sebagai lembaga ( kurangnya kerja sama
dengan pihak luar, masih berbatasnya para pakar, serta yang lebih esensial sekali belum
dikenal oleh masyarakat), sebagai bidang profesi (tidak adanya rasa kebanggaan terhadap
PLS, pengakuan profesi masih kurang), sebagai disiplin ilmu (jaringan informasi ilmiah
nasional dan internasional ”national & internasional network” masih lemah), sebagai
program pendidikan masyarakat (program PLS di masyarakat belum ditangani secara
profesional, belum sesuai dengan prinsip pendidikan dan pengembangan masyarakat).
Namun kita harus optimis dan pantang menyerah bisa dalam menghadapi serta siap
dalam mengemban tugas serta tantangan kedepan.
Jika kita analisis disini terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
mengimplikasikan visi dan misi PLS kedepan yang diantaranya; sikap keterbukaan
terhadap segala perkembangan baru tidak terpaku pada hal-hal yang biasa dikerjakan,
mendukung adanya reformasi, pemihakan terhadap kaum marjinal agar terbebas dari
keterbelakangan, kebodohan, kemiskinan dan lain sebagainya, perwujudan masyarakat
gemar belajar yang berdasarkan konsep dasar belajar seumur hidup. Maka dari itu kita
selaku para calon pakar pendidikan khususnya PLS harus mampu menyumbangkan ide-
ide untuk mewujudkan kebijakan yang sesuai dengan keprofesioanalan PLS, yang
nantinya bisa menghasilkan lulusan yang mampu mewujudkan masyarakat yang gemar
belajar, meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta memberdayakan masyarakat. Serta
menjadikan program PLS dikenal oleh masyarakat, harus mengembangkan kebanggaan
profesional di bidang PLS serta yang tidak kalah esensial lagi diakuinya PLS sebagai
ilmu terapan pendidikan dalam rangka pengembangan masyarakat.dalam rangka
menjadikan masyarakat beradaptasi dengan perubahan yang cepat, merencanakan masa
depan, menguasai informasi dan teknologi.
Jadi bisa disimpulkan bahwa kita selaku calon-calon pakar PLS kedepan harus
optimis dan mampu mengemban tugas dan tantangan kedepan dalam mengimplikasikan
visi dan misi PLS, yang sangat di butuhkan oleh masyarakat khususnya dalam
pengembangan serta pemberdayaan masyarakat, karena jika hanya mengandalkan
pendidikan persekolahan saja tidaklah cukup optimal bidang pendidikan ini. Karena
pendidikan sekolah memiliki keterbatasan yang cukup esensial dalam menanggung beban
pendidikan dalam menyongsong era globalisasi ini. Maka dari itu singkronisasi PLS dan
PS sangat menentukan pendidikan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai