1. Pengertian
1. Filariasis adalah suatu infeksi cacing gelang melalui nyamuk yang hanya sesekali
bersifat zoonik. Dapat menimbulkan pembesaran yang menyolok dan cacat dari
anggota tubuh
3. Filariasis adalah penyakit kaki gajah yang disebabkan oleh cacing benang (Kamus
4. Filariasis adalah suatu penyakit infeksi yang dapat dipindahkan oleh cacing
filaria ke tubuh
2. Etiologi
Wuchereria bancrofti hanya ditemukan pada manusia; Brugia malayi sering kali
menyebar kepada manusia melalui inang hewan. Parasit dewasa hidup di sistem
limphatik. Microfilaria yang dilepaskan oleh betina gravit ditemukan di darah perifer,
biasanya pada malam hari. Infeksi menyebar melalui banyak genera nyamuk; vektor
Wuchereria bancrofti adalah aedes, culex, dan anopheles; vektor Brugia malayi adalah
anopheles dan mansonia. Microfilaria dimakan oleh nyamuk, berkembang di otot torax
serangga, dan kemudian matur dan bermigrasi ke bagian mulut serangga. Jika nyamuk
terinfeksi menggigit inang baru, microfilaria masuk ke tempat gigitan dan akhirnya
Inflamasi dan fibrosis yang terjadi disekitar cacing dewasa dan mudah
Menurut dr Indan Entjang, agen penyebab penyakit kaki gajah adalah tiga spesies
Agen penyebab yang tersering pada filariasis adalah Wuchereria bancrofti, yang
tidak bersifat zoonotik. Brugia malayi bersifat zoonotik. Dirofilaria immitis kadang-
Bentuk zoonotik dari Brugia malayi telah ditemukan di Malaya dan Filiphina. D.
immitis ditemukan pada anjing di Amerika Selatan dan Utara, Australia, India, Timur
Jauh dan Eropa; tetapi infeksi pada manusia telah dilaporkan terutama dari Amerika
Banyak spesies nyamuk sebagai vektor filariasis tergantung pada jenis cacing
oleh bermacam spesies nyamuk. Di Irian Jaya Wuchereria bancrofti ditularkan terutama
oleh Anopheles farauti yang dapat menggunakan bekas kaki binatang (hoofprint) untuk
tempat perindukannya. Selain itu ditemukan juga sebagai vektor; Anopheles koliensis,
daerah lain dapat ditularkan oleh spesies lain, seperti Anopheles subpictus di daerah
pantai di NTT juga nyamuk Culex, Aedes pernah ditemukan sebagai vektor.
Brugia malayi yang hidup pada manusia dan hewan biasanya ditularkan oleh
dives dll, yang berkembang biak di daerah rawa di Sumatera, Kalimantan, Maluku dll.
Brugia malayi yang periodik ditularkan oleh Anopheles barbirostris yang memakai
Brugia timori, spesies baru yang ditemukan di Indonesia sejak 1965 hingga
sekarang hanya ditemukan di daerah NTT dan Timor-Timur ditularkan oleh Anopheles
barbirostris yang berkembang biak di daerah sawah baik dekat pantai maupun di daerah
pedalaman.
3. Masa Inkubasi
2. Pada manusia antara 3-15 bulan sedangkan pada hewan bervariasi sampai
beberapa bulan
3. Masa inkubasi mungkin sesingkat 2 bulan. Periode pra paten (dari saat infeksi
4. Gejala Filariasis
(jaringan limfe). Karena itu gejala penyakitnya ditandai dengan radang pada pembuluh-
pembuluh dan kelenjar-kelenjar getah bening disertai dengan demam yang datang secara
pembengkakan di scrotum (kantung buah pelir kemaluan pria) dan di kaki (kaki gajah).
menyebabkan pecahnya saluran limfe dalam ginjal sehingga urine mengandung limfe
(chyluria = air kencing tampak seperti susu karena mengandung lemak dari limfe).
chyluria. Menggigil, demam, nyeri kepala, dan malaise mungkin juga ditemukan.
Elephantiasis dan sekuela parah lanjut lain terjadi pada penduduk di daerah endemik dan
re infeksi berulang.
limphadenopati, limphangitis dan akses. Pembesaran yang menyolok dari anggota gerak
tubuh (Elephantiasis) dan jarang terjadi hidrokel yang berkembang setelah bertahun-
tahun. Pada hewan D. immitis dijumpai dibilik kanan dan arteri pulmonal anjing. Infeksi
ringan tidak menimbulkan gejala tetapi infeksi yang menahun menyebabkan jantung
tidak bekerja dengan tidak semestinya disertai asites dan bendungan pasif.
dapat menyebabkan occult filariasis. Perjalanan penyakit filariasis limphatik dapat dibagi
2. Stadium akut ditandai dengan gejala peradangan pada saluran dan kelenjar limpah,
timbul beberapa kali dalam setahun dan berlangsung beberapa hari sampai satu, sampai
dua minggu lamanya. Yang paling sering dijumpai adalah peradangan pada sistem
limphatik alat kelamin pria, menimbulkan funikulitis, epididimitis dan orkhitis. Saluran
sperma yang meradang, membengkak menyerupai tali dan sangat nyeri pada perabaan.
3. Stadium menahan. Gejala klinis yang paling sering dijumpai adalah hidrokel. Kadang-
kadang dijumpai gejala limfedema dan elephantiasis yang dapat mengenai seluruh
tungkai, seluruh lengan, buah zakar, payudara dan vulva. Kadang-kadang dapat pula
terjadi kiluria.
5. Penularan Filariasis
Bila manusia digigit maka microfilaria akan menempel di kulit dan menembus kulit
melalui luka tusuk dan melalui sistem limfe ke kelenjar getah bening. Cacing yang
sedang hamil akan menghasilkan microfilaria. Cacing tersebut muncul dalam darah dan
pasti, tetapi diduga ± 7 bulan. Microfilaria yang terisap oleh nyamuk melepaskan
sarungnya di dalam lambung, menembus dinding lambung dan bersarang diantara otot-
otot torax. Mula-mula parasit ini memendek, bentuknya menyerupai sosis dan disebut
larva stadium I. dalam waktu ± seminggu, larva ini bertukar kulit, tumbuh menjadi lebih
gemuk dan panjang dan disebut larva stadium II. Pada hari ke 10 dan selanjutnya, larva
ini bertukar kulit sekali lagi, tumbuh makin panjang dan lebih kurus dan disebut larva
stadium III. Larva ini sangat aktif dan sering bermigrasi mula-mula ke rongga abdomen
kemudia ke kepala dan alat tusuk nyamuk. Bila nyamuk yang mengandung larva stadium
III ini menggigit manusia, maka larva tersebut secara aktif masuk melalui luka tusuk ke
dalam tubuh hospes dan bersarang di saluran limpah setempat. Di dalam tubuh hospes,
larva ini mengalami dua kali pergantian kulit, tumbum menjadi larva stadium IV,
stadium V atau stadium dewasa. Umur cacing dewasa filarial 5-10 tahun.
hipereosinivilia, adanya microfilaria di jaringan tetapi tidak terdapat di dalam darah, dan
limphatik. Tes serologi telah tersedia tetapi tidak dapat diandalkan sepenuhnya.
Diagnosa berdasarkan gejala klinis dan dipastikan dengan pemeriksaan
laboratorium:
1. Deteksi parasit yaitu menemukan microfilaria di dalam darah, cairan hirokel atau
cairan chyluria pada pemeriksaan sediaan darah tebal, teknik konsentrasi Knott
dan membran filtrasi. Pengambilan darah dilakukan pada malam hari mengingat
kadang-kadang potongan cacing dewasa dapat dijumpai pada saluran dan kelenjar
DNA yang spesies spesifik dan antibody monoclonal untuk mengidentifikasi larva
filarial dalam cairan tubuh dan dalam tubuh nyamuk vektor sehingga dapat
Identifikasi microfilaria di dalam darah dengan uji serelogis yang terdiri dari ELISA,
Menurut dr. Indan Entjang (2000) dalam bukunya Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Memberantas vektor penyakit yaitu memberantas nyamuk Culex fatigans dan larvanya.
1. Tidur berkelambu
2. Perlunya pengenalan penyakit secara dini dan pengobatan yang segera
pemberantasan penyakit
gigitannya, serta pengobatan anjing dengan tiasetarsamida setiap 6 bulan pada daerah
7. Pengobatan
pengobatan perorangan maupum massal yang bersifat membunuh microfilaria dan juga
cacing dewasa pada pengobatan jangka panjang. Pengobatan perorangan ditujukan untuk
menghancurkan parasit dan eliminasi, mengurangi, atau mencegah kesakitan. Dosis yang
dianjurkan 6 mg/kg berat badan/ hari selama 12 hari. Dosis harian obat tersebut dapat
diberikan dalam 3x pemberian setelah makan. Obat lain yang juga dipakai Ivermektin
yaitu antibiotik semisintetik dari golongan makrolid yang mempunyai aktifitas luas
terhadap nematoda dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh microfilaria. Efek
samping yang ditimbulkan lebih ringan dibanding DEC. Diberikan sebagai dosis tunggal
40 ug/kg berat badan dapat sebagai obat tunggal (setiap 6 bulan sekali) atau
Sumber : http://epidemiologi-natural.blogspot.com/2009/07/filariasis.html