Anda di halaman 1dari 18

UJI SCHIRMER &

BREAK UP TIME
Aisyah Amelia Z R Wattimena
1. Uji Schirmer
Uji Schirmer merupakan uji dengan
mempergunakan lembar kertas tipis dibawah
kelopak mata selama 5 menit dengan terlebih
dahulu dengan atau tanpa obat anastetik.

Terbagi atas 2 :
1. Uji Schirmer 1 : dilakukan tanpa anestesi lokal
2. Uji Schirmer II : dengan penetesan anestesi
topikal untuk menghilangkan efek iritasi lokal
pada sakkus konjungtiva.

Uji Schirmer I
Prinsip Dasar :
Uji ini merupakan hasil kuantitatif dengan teknik
yang sederhana. Pemeriksaan ini merupakan
hasil kasar produksi air mata.

Tujuan :
Tes ini merupakan pemeriksaan fungsi sekresi
lakrimal. Uji untuk menentukan apakah produksi
air mata cukup untuk membasahi mata.
Pemeriksaan ini juga mengukur sekresi basal
yang berasal dari Wolfring dan Krause.
Lanjutan
Alat :
Kertas filter Whatman 41 (panang 35 mm dan lebar 5 mm) yang
dilipat 5 mm dari ujungnya.

Teknik :
o Pasien diperiksa dalam kamar dengan penerangan redup
o Pemeriksaan dilakukan pada kedua mata bersamaan
o Lipatan kertas filter diletakkan pada 1/3 lateral forniks inferior,
bagian lekukan kertas 5 mm diletakkan pada belakang kelopak
o Pasien diminta memfiksasikan matanya selama 5 menit
o Mata diminta tidak berkedip terlalu banyak
o Kertas filter diangkat
o Diukur bagian filter yang basah dari bagian filter yang dilipat.


Lanjutan
Nilai :
10-30 mm: normal
> 30 mm ; tidak ada arti, pasien ini
pseudofora, hipersekresi atau normal
<15 mm: Pada orang tua normal
< 5 mm : sekresi basal kurang
Uji Schirmer II
Prinsip Dasar :
Rangsangan sekresi kelenjar air mata dpat
diberikan dengan merangsang saraf
trigeminus, rangsangan pada mukosa hidung
akan mengakibatkan refleks sekresi sistem
lakrimal.

Tujuan :
tes ini untuk menilai refleks sekresi kelenjar
lakrimal. Dilakukan bila uji schrimer I kertas
basah <10 mm setelah 5 menit.
Lanjutan
Alat :
o Anastetik lokal
o Kertas filter

Teknik :
o Satu mata diberi anastetik lokal
o Diletakkan kertas filter di belakang kelopak mata yang akan
diperiksa yang sudah ditetes obat anastetik.
o Pada mukosa hidung sisi mata yang tidak diberi anastesi
dirangsang dengan kapas kering, selama 2 menit atau
dengan amonia 10%.
o Ditunggu 2- 5 menit
o Dilihat bagian filter yang basah
Nilai :
Bila bertambah bertambah pembasahan
kertas filter berarti refleks sekresi normal, bila
tidak bertambah berarti kegagalan total refleks
sekresi.
Pada keadaan normal kertas filter menjadi
basah 15 mm sesudah 5 menit.
2. Uji Break Up Time (BUT)
Prinsip Dasar :
Bila TFBUT (Tear film BUT) kurang dibandingkan kecepatan
berkedipnya mata, mata tidak terlindung dan akan
menyebabkan terjadinya gejala mata kering.
Berkedip akan meratakan film air mata pada permukaan
mata. Bila mata dibuka lama tanpa mengedip maka film
airmata mulai pecah atau terbuka.
Pada mata kering air mata tidak stabil sehingga mudah
pecah dalam waktu yang lebih pendek. Dapat dikatakan bila
BUT pendek mungkin sekali menderita mata kering.
BUT lebih menyatakan gangguan musin, karena defisiensi
musin membuat air mata tidak stabil.

Lanjutan
Tujuan :
Melihat fungsi fisiologik film airmata melindungi kornea.
Digunakan pada pemeriksaan defisiensi musin
Melihat waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya bercak
kering pada permukaan kornea setelah mata berkedip.
Alat :
Slitlamp atau Loupe
Natrium Flouresein
Mikropipet atau DET filter
Sinar dengan filter kobalt biru
Stopwach

Lanjutan
Teknik :
Tetes mata dengan1-5 mikroliter larutan 2% natrium
flouresein pada konjungtiva bulbi, menggunakan
mikropipet tanpa merangsang refleks airmata atau strip.
Pasien diminta berkedip seperti biasa untuk menyebarkan
flouresein secara merata.
10-30 detik kmudian pasien diminta untuk membuka mata
menatap lurus tanpa berkedip
Periksa dengan slitlamp dengan pembesaran 10x
Pakai stopwach untuk mencatat waktu dari kedipan
terakhir hingga timbulnya perubahan.
Setelah timbul TFBUT pasien dapat diminta berkedip
bebas (normal)
Nilai :
Mata normal : 15-20 detik
Defisiensi musin : <10 detik

Non Invasive Break Up Time
(NIBUT)
Pemeriksaan ini dilihat dengan Keratometer.
NIBUT mempunyai nilai yang lebih panjang.
dibanding Flouresein BUT.
NIBUT dgn nilai <15 detik selalu didapatkan
pada sindrom mata kering.
Pemeriksaan ini lebih menyenangkan dan
dapat diulang-ulang dengan tepat.
Keratometer
Teknik :
Gunakan stopwatch
Pasien diminta mengedip 2 kali kemudian menatap lurus ke
depan, penghitungan waktu dimulai segera setelah
berkedip kedua
Pasien diingatkan untuk menghindari berkedip selama
mungkin;
Catat waktu dari stopwach ketika pasien mulai merasa
tidak nyaman pada mata (gatal, sensasi benda asing, dll);
NIBUT dihitung jumlah waktu (dalam hitungan detik) yang
dumulai saat kedipan terakhir dan berakhir instan saat
pasien mengalami ketidaknyamanan pada mata dan mulai
berkedip lagi.
Thank you.

Anda mungkin juga menyukai