Anda di halaman 1dari 6

JURNAL INDUSTRI FTI-ITS 2005

PERANCANGAN SENSOR ULTRASONIK


UNTUK PENGUJIAN KEKERASAN BAHAN BERBASIS PSPICE
(Zulkifli )
Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih Sukolilo-Surabaya 60111
E-mail : kiflym6@ yahoo.com
zulab@ ep.its.ac.id

Abstrak : Untuk mengetahui sifat kekerasan dapat dilakukan pengujian secara Non
Destruction Test (NDT) . Pengujian ini menggunakan gelombang ultrasonic yang dihasilkan oleh
kristal piezoelektrik sebagai transduser.Penggunaan analogi listrik untuk simulasi pembangkitan
gelombang dan perambatan pada ultrasonik transduser telah berhasil dibuktikan dengan
PSPICE. Simulasi dibuat untuk 5 bahan logam dengan range frekuensi transduser 0,5 – 25 MHz.
Dari hasil simulasi berupa tegangan output dapat diketahui besarnya tekanan akustik yang
menyebabkan terjadinya perubahan pada ketebalan transduser yang dianalogikan sebagai
kedalaman indentasi pada bahan untuk mengetahui angka kekerasannya. Pendekatan simulasi
dibuat dengan mengacu alat uji Sono Hard 75 A. Simulasi ini berhasil dibuat dengan adanya
perubahan antara tegangan input ( Vin ) sebesar 180 Volt yang diberikan dengan tegangan
output yang dihasilkan untuk setiap bahan uji yang berbeda Untuk Baja : 0,248 volt,Nikel :0,088
volt,Besi : 0,160 volt,Alumunium : 0,794 volt,Magnesium : 0,997 volt.

______________________________________________________________________

1. PENDAHULUAN 2. TEORI DASAR

Pengujian kekerasan, salah satu sifat Kekerasan


mekanik bahan yang dapat di-lakukan secara Pengujian kekerasan yang banyak
Destruction Test (DT) dan Non-destruction dilakukan adalah yang berdasarkan indentasi
Test (NDT). Kekerasan merupakan ukuran permanen atau deformasi plastik akibat beban
ketahanan bahan terhadap deformasi tekan. Cara statis. Hasil pengujian kekerasan ini tidak dapat
pengujian Destruction Test , mula-mula indentor langsung digunakan dalam desain seperti halnya
yang keras ditekankan kepermukaan logam uji hasil pengukuran tarik. Namun demikian
kemudian besar jejak indentasi diukur dengan pengujian kekerasan bahan dilakukan, sebab
teliti menggunakan mikroskop. Sedangkan hasilnya dapat digunakan sebagai berikut :
pengujian secara Nondestruction Test yaitu ●Pada bahan yang sama dapat diklasifikasikan
menggunakan gelombang ultrasonik yang berdasarkan kekerasannya. Dengan kekerasan
dibangkitkan oleh transduser piezoelektrik tersebut dapat ditentukan penggunaan dari
kemudian dirambatkan pada permukaan logam bahan tersebut.
uji. ●Sebagai kontrol kualitas suatu produk , seperti
Hasil pengujian simulasi NDT analogi mengetahui homogenitas akibat suatu proses
kedalaman dengan angka kekerasan untuk pembentukan dingin, heat treatment , case
beberapa logam, seperti : Baja (HBN = 305,855; hardening dll.
kedalaman η = 0,833 µ m), Aluminium (HBN Pengujian kekerasan yang berdasarkan
= 13,499; kedalaman η = 13,499 µ m), penetrasi beban statis , diantaranya :
Magnesium (HBN = 9,409; kedalaman η = Brinell : Pengujian kekerasan Brinell dilakukan
27,078 µ m). Semakin besar nilai HBN dan dengan penekanan bola baja yang telah
semakin kecil nilai kedalaman η menunjukkan dikeraskan dengan diameter D(mm) dan beban
bahan uji tersebut semakin keras. P(kg) terhadap suatu spesimen. Diameter
Kedalaman indentasi permukaan setelah beban
dibebaskan adalah t(mm). Angka kekerasan
Brinnel dirumuskan :

1
JURNAL INDUSTRI FTI-ITS 2005

2P C (V + V2 ) 2
HBN = ( 2.1 ) P= ( 2.6 )
πDt 2 A( d − η)

Pembangkit gelombang ultrasonik Transmisi Line Elektronik


Simulasi pembangkitan gelombang dan
Pembangkit gelombang ultrasonik perambatan gelombang pada transduser
ditimbulkan oleh transduser ultrasonik Dimana ultrasonic telah berhasil dibuktikan melalui
transduser mengubah energi bunyi menjadi pendekatan PSPICE ( Simulation Program with
energi akustik. Salah satunya Transduser Circuit Emphasis ). Analoginya antara
elektromekanik, transduser yang mengubah perambatan gelombang akustik dan perambatan
listrik menjadi energi mekanik. gelombang dalam transmisi line listrik yang
diberikan pada gambar dibawah ini,

Gambar 2.1 Transduser Elektromekanik


Gambar 2.2 Transmisi Line
Energi yang mengalir pada rangkaian
Elektrik
diatas :
Dari gambar diatas dapat dijabarkan persamaan-
persamaan sebagai berikut;
W = ½CV2 ( 2.2 ) L ≡ Aρ ( 2.7 )
1
Dengan : W = Energi listrik C≡ ( 2.8 )
Aρc 2
C = Kapasitansi
2αL
V = Tegangan R≡ ( 2.9 )
Medan listrik yang terjadi sebesar : LC

E = F.d ( 2.3 ) dengan :


L = Induktansi (Henry);
Sehingga diturunkan menjadi : R = Resistansi (ohm)
E W CV 2 C = Kapasitansi (Farad);
F= = = ( 2.4 ) G = Konduktansi
d d 2d
Dimana : F = Gaya mekanik A = Luas transduser ;
ρ = kerapatan massa
d = Panjang membran
Jika persamaan diatas didiffrensialkan c = kecepatan longitudinal
terhadap perbahan tegangan dan panjang
α = attenuasi
membran maka diperoleh :
3. PERANCANGAN SIMULASI
SISTEM ULTRASONIK
C (V + V2 ) 2
dF = (2.5 ) Prosedur rangkaian analog yang
2( d − η ) disimulasikan yaitu pada gambar dibawah
dengan sub rangkaian transduser Keterangan
dengan : V2 = Perubahan tegangan dari gambar diatas,
η = Perubahan membran 1.Pulser / Receiver
dF=Perubahangaya mekanik Rangkaian elektronik yang dihubungkan
dF pada pulser / receiver ultrasonik adalah bagian
Tekanan akustiknya, P= sehingga
ds yang penting dalam system ini. Rangkaian
diperoleh persamaan tekanan akustik : pulser terdiri dari generator pulsa ( Vin ) diikuti

2
JURNAL INDUSTRI FTI-ITS 2005

dengan Kapasitor Ci ( 2nF ). Pulsa dimulai pada [9]


tegangan 220 V dan menurun sampai 0 V dalam No Logam ρ c
5 ns. Output kapasitor dihubungkan dengan (kg/m3) (m/s
pangkal elektrik transduser dan paralel dengan )
Resistor peredam ( Rdamp = 18 Ω ). Pada 1. Alumunium 2.700 6.320
pangkal ini echo akan dihitung ( V2 ) dan 2. Besi 7.700 5.900
diambil contoh setiap 5 ns. 3. Baja 7.930 5.084
4. Nikel 8.890 5.630
5. Magnesium 1740 6310

Metode Penentuan Kekerasan


Langkah-langkah untuk menentukan
kekerasan bahan sebagai berikut :
1. Memasukkan data-data yang diperoleh
dari hasil perhitungan dari persamaan-
persamaan yang ada untuk transduser ke
dalam program simulasi PSPice.
2. Mencatat tegangan output (V2)
maksimum dan menghitung tekanan
Gambar 3.1 Sistem Ultrasonik dengan PSPICE akustik (P2) yang merupakan selisih
antara tekanan akustik pada node 3 (P3)
Bahan transduser yang digunakan dalam dengan tekanan akustik pada setiap
simulasi ini adalah piezokeramik PZT-5. bahan uji (node 5) dari hasil simulasi.
3. Menghitung perubahan membran ( η)
Tabel 3.1 Data Material Transduser PZT-5A[4] pada transduser setelah diketahui harga
(P2).
Parameter PZT-5A 4. Menghitung angka kekerasan dengan
menggunakan. Dimana perubahan
membran ( η) pada transduser sebagai
ρ ( Kg / m ) 7750 kedalaman indentasi.
Qm 75
c(m/s) 4350 4. PENGUJIAN DAN ANALISA
∈s ( c2 / Nm2 ) 7,3510 Hasil simulasi dari setiap bahan uji
e33( c / m ) 15,8 ditunjukkan pada gambar dibawah ini. ( diwakili
1 macam logam )
Bahan Perantara Kedua ujung transduser BAJA
dihubungkan satu pada bahan perantara yaitu
intan dan yang lainnya dihubungkan dengan
Resistor ( Rb =. 2k Ω). Intan merupakan salah
satu bahan yang mempunyai ikatan kovalen.
Intan disini sebagai bahan perantara yang
mempunyai sifat kekerasan bahan tanpa batas.
Tabel 3.2 Data Material Intan [8]
Bahan Uji ; Bahan uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 5 bahan logam yang
mempunyai konduktifitas yang tinggi pada suhu
kamar dengan data material sebagai berikut :

Gambar 4.1 Tegangan output (V2) bahan uji


baja dari hasil simulasi

Tabel 3.2 Data Material Bahan Uji Logam


3
JURNAL INDUSTRI FTI-ITS 2005

bahan uji dari hasil simulasi

Tegangan
No Material uji Maksimum
( V2 )
1. Baja 0,248 volt

2. Nikel 0,088 volt


3. Besi 0,160 volt
4. Alumunium 0,794 volt
5. Magnesium 0,997 volt

Gambar 4.2 Tegangan pada node ( 3 ) antara Sedangkan besar tegangan antara transduser
transduser dengan intan dengan intan untuk semua bahan uji sama yaitu
179,169 Volt.

Tabel 4.2 Tegangan maksimum node (5)


dan node (6) pada semua bahan uji

No. Tegangan Tegangan


Bahan uji ( Volt ) ( Volt )
pada pada
node ( 5 ) node ( 6 )
1. Baja 144,634 135,297
2. Nikel 163,593 145,885
3. Besi 154,937 139,329
4. Alumunium 79,835 104,159
5. Magnesium 55,776 80,832
Gambar 4.3 Tegangan di Node ( 5 ) antara
intan dan baja Perhitungan Kekerasan
Untuk menghitung angka kekerasan
khususnya pada penelitian ini adalah kekerasan
Brinnel, terlebih dahulu dilakukan langkah-
langkah perhitungan pada sub bab 3.3 dengan
data-data yang diperoleh dari hasil rancangan
simulasi yang sudah dibuat seperti berikut :
1. Perhitungan Tekanan akustik pada node ( 3 )
antara transduser dengan intan.
Diket : Cintan ( Tabel 3.4 ) = 7,9 nF
V(maks pada node 3 ) = 179,169 Volt
d = Len Intan = 5 mm
A = 1 um
2
Gambar 4.4 Tegangan pada node (6) F CV 2 7,9n(179 ,169 )
Ditanya:P(3)= = = =25.
A 2dA 2(5mm )(1um )
36

2.Perhitungan Tekanan akustik pada node ( 5 )


antara transduser dengan bahan uji.
Berdasarkan table 3.4 ( C [kapasitansi] , len = d
dan table 4.2 (Tegangan maksimum) dimana A
Tabel 4.1 Tegangan maksimum ( V2 )
4
JURNAL INDUSTRI FTI-ITS 2005

= 1 um, diperoleh harga tekanan akustik pada Tabel 4.6 Perbandingan Kekerasan antara Hasil
node (5) {dengan melakukan perhitungan,yang Simulasi dengan referensi
sama pada node ( 3 ) }dengan perubahan No. Bahan Uji HBN HBN
tegangan ( V5 + V6 ). ( Hasil (Referensi
Simulasi ) )
Tabel 4.3 Tekanan Akustik ( P5 ) Semua 1. Baja 305,855 300
Bahan Uji pada node ( 5) 2. Nikel 97,953 100
No. Bahan uji P node ( 5 ) 3. Besi 97,732 82 – 100
1. Baja 2.360 4. Alumunium 15,499 16
2. Nikel 2.308 5. Magnesium 9,409 10 – 32
3. Besi 2.272
4. Alumunium 1.555 Dari tabel 4.6 diatas terdapat perbedaan
5. Magnesium 1.181 nilai yang dihasilkan oleh simulasi dengan data
referensi. Dari hasil simulasi yang dilakukan
3.Perhitungan Tekanan Akustik (P2) yang dengan program PSPICE diperoleh tingkat
Merupakan Selisih Antara Tekanan Akustik penyimpangan lebih kecil dari 2 %.
(P3 ) dengan Tekanan Akustik ( P5 ) untuk
Semua Bahan Uji 5. KESIMPULAN
Dari pengujian dan analisis diatas dapat
Tabel 4.4 Tekanan Akustik ( P2 ) untuk disimpulkan :
semua Bahan Uji ●Tegangan listrik & tekanan akustik
No. Bahan Uji P2=(P3-P5) maksimum terjadi pada bahan uji yang
1. Baja 15.879 mempunyai kerapatan rendah .
2. Nikel 15.931 ●Nilai Angka kekerasan hasil simulasi
3. Besi 15.967 terhadap referensi masuk dalam range yang
4. Alumunium 16.684 distandarkan dengan penyimpangan < 2 %.
5. Magnesium 17.058
6. DAFTAR PUSTAKA
4.Perhitungan η (perubahan/defkeksi
membran pada transduser ) dengan persamaan [1] Ir. Sriati Djaprie, M.E,M.Met,
( 2.12 ) sebagai kedalaman indentasi untuk Lawrence.H.VanVlack, “ ILMU dan
menghitung kekerasan bahan dengan TEKNOLOGI BAHAN ( ILMU LOGAM
persamaan ( 2.1 ). dan BUKAN LOGAM ) “ , Erlangga,1989.
[2] E.J.Bradbury, “ DASAR METALURGI
Tabel 4.5 Kekerasan Bahan Uji dari hasil untuk REKAYASAWAN “ , Gramedia,
Simulasi Jakarta, 1991.
No. Bahan Uji η HBN [3] William D , Callister . Jr , “ MATERIAL
( um ) SCIENCE and ENGINEERING , AN
1. Baja 0,833 305,855 INTRODUCTION “ , John WILEY &
2. Nikel 2,601 97,953 Sons, Inc. 1985.
3. Besi 2,808 90,732 [4] Štefan Kočiš, Zdenko Figura, “
4. Alumunium 18,873 13,499 ULTRASONIC MEASUREMENT and
5. Magnesium 27,078 9,409 TECHNOLOGIES “ , Chapman & Hall ,
1996.
[5] John P.Bentley, “ PRINCIPLES of
Analisa Kekerasan Bahan Uji
MEASUREMENT SYSTEMS “ , third
Pengujian validitas dilakukan dengan
Edition, 1995.
membandingkan hasil simulasi dengan data
[6] William Sinnema, “ ELECTRONIC
sekunder / referensi [10].
TRANSMISSION TECHNOLOGY
LINES WAVES and ANTENNAS “ ,
Prentice Hall, Inc. New Jersey , 1979.

5
JURNAL INDUSTRI FTI-ITS 2005

[7] W.M.Leach,Jr., “ CONTROLLED [13] Nurhadiani, Zulkifli, Perancangan Sistem


SOURCE ANALOGUES CIRCUITS and Ultrasonik dengan Simulasi
SPICE MODELS for PIEZOELECTRIC PSPICE , Tugas Akhir TF FTI ITS 2002.
TRANSDUCERS “ , IEEE Trans.
Ultrason., Ferroelect., Freq. Contr., vol.41,
pp.60-66, Jan.1994.
[8] Charless A. Herper, “ HAND BOOK of
CERAMICS, GLASSES and DIAMONDS
“ , Mc GrawHill, 2001.
[9] Center for Nondestructive Evalution , “
NONDESTRUCTIVE TEST SERIES,
ULTRASONIC TESTING HANDBOOK
“ ,IOWA State University,AMES.
[10] Robert B.Ross, “ HAND BOOK OF
METAL TREATMENTS AND
TESTING “ , Second Edition, Chapman
and Hall,1998.
[11] Roger Conant , “ ENGINEERING
CIRCUIT ANALYSIS with PSPICE and
PROBE “ , Mc Graw Hill , 1993.
[12] Jan van Deventer, Torbjörn Löfqvist and
Jerker Delsing, “ PSPice SIMULATION
OF ULTRASONIC SYSTEMS “ , IEEE,
Juli 2000.

Anda mungkin juga menyukai