Anda di halaman 1dari 8

Aplikasi Keperawatan Muslim di Indonesia Dalam Era Globalisasi

Abstrak: Keperawatan adalah sebuah profesi dalam bidang kesehatan yang


membantu didalam proses perawatan masyarakat. Indonesia sebagai Negara dengan
jumlah profesi perawat yang cukup besar dan dengan pemeluk agama islam terbesar
juga, maka peranan perawat muslim saat ini dituntut menilik dan mengaplikasikan
konsep-konsep keperawatan dengan konsep-konsep ke-Islaman karena pada dasarnya
konsep ke-Islaman sangatlah berkaitan erat dengan konsep keperawatan tersebut.
Terlebih lagi dalam menghadapi era globalisasi ini, tantangan bagi perawat semakin
besar. Dengan adanya kemajuan teknologi, perawat muslim harus memiliki kompetensi
yang adekuat dalam memberikan asuhan maupun pelayanan kesehatan sesuai kaidah
Islam. Penulisan esai yang penulis tulis menggunakan studi literature dari berbagai
sumber.
Abstract: Nursing is a profession in the health sector that helps in the process of
community care. Indonesia as a country with a number of large nursing profession and
the largest Islamic faiths as well, then the role of Muslim nurses currently prosecuted
view and apply nursing concepts with the concepts of the Islamic because basically the
Islamic concept is closely related to the concept of nursing. Moreover in the era of
globalization, the greater the challenge for nurses. With the advances in technology,
Muslim nurses must have adequate competence in providing care and health services
according to Islamic rules. The author writes using literature studies from various
sources.
PEMBAHASAN

Keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian intergral dari


pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spiritual yang komprehensif yang ditujukan pada individu, kelompok, &
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan.
(Lokakarya nasional 1983). Oleh karena itu, perawat harus dapat memahami perannya
dalam memberikan asuhan keperawatan yang mencakup status bio-psiko-sosio-spiritual
dari kliennya.

Sebagai ilmu yang mulai berkembang ilmu keperawatan islam, banyak


mendapatkan tekanan diantaranya tekanan dari luar dan tekanan dari dalam, sebagai
contoh, tekanan dari luar yang berpengaruh pada perkembangan ilmu keperawatan
adalah adanya tuntuan kebutuhan masyarakat dan industri kesehatan dan tekanan dari
dalam yaitu masalah keperawatan yang secara terus menerus ada dan selalu
memerlukan jawaban.Untuk ilmu pengetahuan keperawatan, adanya pusat penapis dan
adaptasi teknologi keperawatan serta adanya pengembangan model pemberian asuhan
keperawatan yang berpedoman dalam nilai-nilai ke islaman.

Ajaran-ajaran normatif agama tentang perawatan di atas, tidak hanya sebatas dasar
teoritis, melainkan sudah pula dipraktikkan dalam realitas kehidupan di masa lalu. Di
masa-masa awal perkembangan Islam dikenal sejumlah wanita yang mengabdikan
dirinya di bidang keperawatan, di antaranya Rufaidah, ia berjasa mendirikan rumah
sakit pertama di zaman Nabi Muhammad Saw guna menampung dan merawat orang-
orang sakit, baik karena penyakit maupun terluka dalam peperangan Di Eropa dikenal
nama Jean Henry Dunant, dokter Swiss yang melalui Konferensi Jenewa l864 diakui
sebagai Bapak Palang Merah Interasional, diikuti oleh Florence Nightingale sebagai Ibu
Perawat Dunia pertama, maka Rufaidah-lah yang dianggap sebagai “Nightingale” dalam
Islam.

Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha
memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah
kliennya kaya atau miskin (Elly Nurahmah, 2001). Ada pula yang mengenal sebagai
Rufaidah binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi
menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi
Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim (Kasule, 2003; Mansour & Fikry,
1987). Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence
Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan
status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan
dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke
generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi modern
perawat di Saudi dan Timur Tengah (Miller Rosser, 2006)

Islam merupakan sebuah agama yang memiliki jumlah penganut terbanyak di


Indonesia, kemudian perawat adalah sebuah profesi yang hampir 55% menjadi sebuah
profesi terbanyak di dunia kesehatan. Peranan perawat dalam penerapan kebutuhan
sosialisasinya tergantung Negara tersebut. Karena proses adat istiadat setiap Negara
berbeda.

Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan
merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya.
Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik
dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan
salah satu penentu sehat tidaknya seseorang. dalam dunia keperawatan penerapan teori
keislaman tersebut adalah peran perawat sebagai educator yang memberikan pendidikan
kesehatan kepada seorang klien untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan baik.
Dalam pemberian makanan dalam islam, misalnya pemberian makanan berdaging,
seperti daging sapi atau daging kambing. Diwajibkan untuk perawat berkolaborasi
dengan ahli gizi untuk mencarikan makanan yang benar-benar halal, diantaranya
disembelih dengan menyebut nama Allah. Artinya perawat harus melihat sampai ke
arah sana, tidak hanya sebatas memberikan makanan dan menganjurkan untuk makan
saja, tetapi melihat latar belakang makanan tersebut. Saat ini tekhnologi penyembelihan
pun semakin berkembang, maka dari itu hukum pun semakin luas dalam penerapan ini,
sehingga setiap mesin penyembelih hewan, jika mengoperasikan tanpa menyebut nama
Allah, maka hewan tersebut dapat Haram hukumnya.
Allah berfirman: “dan sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai,
darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama)
selain Allah.” (QS. Al Baqarah: 173).

Dalam sebuah buku asuhan keperawatan, penerapan personal hygiene (kebersihan


perorangan) sangat diperhatikan dalam dunia keperawatan. Dalam sebuah diagnose
keperawatan seseorang yang tidak mampu melakukan kebersihan secara mandiri
terhadap dirinya biasanya disebut deficit perawatan diri. Penerapan konsep perawat
muslim dalam hal ini sangat penting, Karena allah menyukai orang-orang yang
menyucikan diri. Allah berfirman: “sungguh, Allah menyukai orang-orang yang tobat
dan menyukai orang yang menyucikan diri” (QS. Al-baqarah: 222). Penerapan
kebersihan perorangan ini seperti mandi, bersuci baik hadats besar maupun hadats kecil
dan istinja’ (membersihkan kotoran).

Dalam dunia keperawatan, terdapat sebuah istilah keperawatan maternitas.


Keperawatan ini bergerak dalam bidang perawatan ibu hamil, melahirkan dan
menyusui. Penerapan konsep-konsep keislaman sangat penting dalam era modernisasi
seperti ini, seperti mulai banyaknya susu formula yang beredar dipasaran. Apakah susu
formula tersebut sehat untuk perkembangan anak. Kemudian masalah waktu nifas,
bagaimanakah pola nifas dan konsepnya dalam islam. Kemudian banyaknya orang-
orang yang mulai melakukan seks bebas. Semua hal tersebut perlu diperhatikan oleh
seorang perawat dalam penerapan di masyarakat.

Kewajiban atau sebuah keharusan seorang ibu menyusui adalah sampai dengan
umur dua tahun, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT “dan ibu-ibu hendaklah
menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh” (QS. Al Baqarah: 233). Peran
perawat di rumah sakit umum maupun di rumah sakit bersalin adalah memberikan
pengertian kepada si ibu terkait dengan pentingnya air susu ibu (ASI) untuk bayi.
Penyuluhan yang diberikan oleh seorang perawat muslim perlu adanya proses penalaran
rohani kemudian dilandasi (evidence based practice) berdasarkan teori. Artinya apa
yang diajarkan dalam dunia keperawatan modern harus dilakukan berdasarkan landasan
Al-Quran.
Dalam penerapan praktek keperawatan, perlu penerapan etika keperawatan
berdasarkan etika ke-Islaman pula. Dalam ke-Islaman terdapat tiga landasan utama bagi
pemeluk Islam itu sendiri yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Sehingga jika kita melihat
sebuah literature sejarah, yang menjadi seorang perawat muslim pertama adalah Siti
Rifaidah, beliau adalah seorang perawat pada jaman Rasulullah yang menerapkan pola
tiga pilar tersebut, (Kasule, 2003; Mansour & Fikry, 1987). karena beliau berprinsip
tanpa membedakan status antara kaya dan miskin. (Elly Nurahmah, 2001). Namun pada
era modernisasi saat ini banyak perawat yang membedakan status klien dengan
penerapan system kelas, namun jika hal itu terjadi peran perawat mencoba menerapkan
setiap asuhan keperawatan tanpa membedakan status kelas tetapi dengan kemampuan
yang dimiliki perawat tersebut apalagi di rumah sakit ruangan kelas tiga, karena jika
seorang perawat di kelas tiga, jumlah perawat dan klien yang diberikan asuhan sangat
jauh berbeda sekali, sehingga waktu dan penerapan asuhannya tidak seimbang.

Penerapan asuhan keperawatan juga berprinsip dalam memanusiakan manusia,


seperti hal penulis tuliskan di atas. Penerapan penanganan seseorang yang memiliki
penyakit terminal, seperti kanker stadium lanjut. Memiliki asuhan keperawatan khusus
dalam penanganannya yaitu perlu menggunakan asuhan keperawatan palliatif, artinya
asuhan keperawatan ini tidak dapat menyembuhkan hanya mengurangi rasa sakit pada
pasien. Maka peran keperawatan disini adalah berusaha bersabar, dan selalu
memberikan dukungan kepada klien tersebut. Jika keluarganya berusaha untuk meminta
segera untuk mengakhiri kehidupan klien dengan cara seperti euthanasia, atau lainnya.
Perawat perlu menjelaskan kepada keluarga tentang perkembangan penyakitnya dan
pola asuhan keperawatan paliatif kepada keluarga tersebut. Karena berdasarkan al-quran
kematian sudah memiliki waktunya, jika kematian itu datang maka akan datang. Allah
berfirman: “dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah,
sebagai ketetaan yang telah ditentukan waktunya” (QS. Al-Baqarah: 143).

Peranan asuhan keperawatan di Indonesia menggunakan aspek ke-Islaman mestinya


perlu diterapkan oleh perawat muslim. Karena setiap alur konsep islam tidak selalu
bertentangan dengan konsep apapun, baik itu kesehatan maupun proses keperawatan,
tetapi malah mendukung lebih jauh terhadap peningkatan kesehatan. Sehingga di era
modernisasi saat ini dimana masyarakat maupun perawat banyak tidak menghiraukan
konsep ke-Islaman ini maka tantangan besar bagi perawat muslim untuk lebih
menerapkannya.

Essay
Disusun oleh :

Geisandra Astaqviani Putri

109104000013

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2011

Anda mungkin juga menyukai