PENDAHULUAN
Bab ini juga akan membahas tentang representasi dan bentuk tipikal dari
penggunaan bahasa namun akan mengaitkannya dengan masalah gender. Disini kita
akan membahas tentang representasi asimetris (representasi yang tidak seimbang )
antara pria dan wanita, dan mengapa representasi semacam itu dapat dianggap sebagai
praktik / wacana yang seksis. Kita akan membahas juga tentang apakah pria dan
wanita memang menggunakan bahasa dengan cara berbeda dan kemungkinan –
kemungkinan alasan mengapa terjadi perbedaan berbasis gender pada gaya
percakapan. Bab ini akan ditutup dengan mengekslorasi konsep gender.
Maka dari sini dapat dirumuskan bahwa bahasa yang seksis adalah bahasa yang
merepresentasikan pria dan wanita secara tidak setara dimana anggota dari kelompok
seks yang satu dianggap lebih rendah kemanusiaannya, lebih sedarhana,lebih sedikit
hak – haknya dari pada anggota kelompok seks yang lain. Bahasa seksis biasanya
menyajikan stereotip-steriotip tentang pria dan wanita yang kadang merugikan
keduanya tapi lebiih sering merugikan kaum wanita. Sampai sekarang masih
diperdebatkan apakah bahasa bias bersikap seksis terhadap pria (selain dari ketika
digunakan untuk memaki), atau hanya seksis terhadap wanita saja. Jelas bahwa
bahasa juga mampu menggambarkan pria sebagai mahluk yang sederhana, kurang
manusiawi atau kurang memiliki hak dari pada wanita. Namun apakah bahasa seperti
itu dapat dianggap seksis atau tidak akan tergantung pada distribusi kekuasaan yang
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat secara keseluruhan. Pada umunya, dalam
masyarakat ini ( maksudnya Inggris dan budaya Barat pada umumnya), pria masih
mendapatkan stastis yang lebih tinggi dalam bidang pekerjaan, dimana pria masih
memiliki property dan gaji yang lebih besar dari pada wanita. Jumlah politisi, direktur
perusahaan, hakim, professor, ahli beda,guru jkepala, sutradara film masih lebih
banyak prianya daripada wanitanya. Selain itu pria juga meiliki kekuatan fisik yang
lebih besar dimana kekerasan rumah tangga lebih banyak dilakukan pria terhadap
wanita dari pada sebaliknya. Masih tetap menjadi perdebatan apakah ketika bahasa
digunakan untuk merendahkan posisi pria maka efeknya akan sama seperti ketika
bahasa digunakan untuk merendahkan posisi wanita, karena hubungan kekuasaan
yang mendasari penggunaan bahasa itu berbeda.
1
BAB II
PEMBAHASA
Genre, istilah serapan untuk ragam adalah pembagian suatu bentuk seni atau
tutur tertentu menurut kriteria yang sesuai untuk bentuk tersebut. Dalam semua jenis
seni, genre adalah suatu kategorisasi tanpa batas-batas yang jelas. Genre terbentuk
melalui konvensi, dan banyak karya melintasi beberapa genre dengan meminjam dan
menggabungkan konvensi-konvensi tersebut. Lingkup kata "genre" biasanya dibatasi
pada istilah dalam bidang seni dan budaya.
Sangat menyenangkan bila kita dapat bekerja sama dengan rekan sekerja pria.
Perbedaan antara pria dan wanita, terutama dalam bidang komunikasi, sering
membuat kita tertawa dan menjadi bahan yang menarik untuk diperbincangkan di
tempat kerja. Hal ini juga membantu para wanita agar lebih mengerti dan menghargai
bagaimana Tuhan menciptakan kaum pria.
Pola pikir pria cenderung didasari pada fakta sementara wanita cenderung pada
konsep dan jalinan hubungan. Semangat wanita sama halnya dengan sistem kereta api
bawah tanah, yaitu saling berhubungan sedangkan semangat pria seperti kapal di atas
lautan yang berlayar dari titik A menuju titik B.
Pria cenderung lebih tegas sementara wanita lebih halus tetapi dengan
penekanan di akhir kalimat. Di satu sisi mereka berusaha mempertahankan
keharmonisan tetapi di sisi lain mereka memberi penekanan seperti kata-kata yang
diucapkan di akhir kalimat seperti, "Kamu bisa, kan?"
Perbedaan 3: Pemilahan
Pria dapat bekerja sama dengan orang yang tidak disukainya. Wanita pada
umumnya sulit untuk dapat bekerja sama dengan orang yang tidak disukainya. Hal ini
dikarenakan pria dapat memilah-milah, "Pekerjaan, ya, pekerjaan." Sebaliknya,
wanita dalam melakukan sesuatu selalu menghubungkan hal satu dan lainnya.
2
Contohnya, bisa saja terjadi mereka tidak dapat bekerja dengan si X yang sering
bercanda dengan cara tidak sopan.
Pada saat mengalami dan menghadapi masalah, pria akan berpikir untuk
mencari jalan keluarnya. Bagi wanita, tidak cukup hanya dengan memikirkan
permasalahan yang dihadapi. Wanita memerlukan seseorang untuk mendengarkan
keluhannya walaupun orang tersebut tidak selalu harus memberi solusi. Pria
memerlukan solusi. Pria senang memecahkan permasalahan, tidak hanya
membicarakannya. Bila Anda curhat pada seorang pria, biasanya mereka akan
memberikan jalan keluarnya walaupun sebetulnya Anda tidak memerlukannya.
Perbedaan 6: Tujuan
Perbedaan 7: Komentar
Pria jarang mengajukan pertanyaan. Dan bila mereka bertanya, biasanya untuk
mendapatkan informasi. Wanita sering mengajukan pertanyaan tetapi untuk dua
alasan, yaitu untuk memperoleh informasi dan untuk menjaga jalinan suatu hubungan.
Itulah sebabnya wanita sering mengajukan pertanyaan yang sebetulnya jawabannya
telah mereka ketahui.
3
Perbedaan 9: Cara Menelepon
4
Back Channel Support adalah masukan (feedback) verbal dan non-verbal
yang diberikan pendengar kepada pembicara, misalnya dengan berkata
“mmm”, “ya”, “aha”, atau dengan mengangguk, tersenyum, mengeutkan dahi
atau gerak tubuh lainnya termasuk postur tubuh (cara duduk dan berdiri).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Zimmerman dan West (1975), Fishman
(1983), Coates (1989), Jenkins dan Chesire (1990) membuktikan bahwa wanita
lebih aktif daripada pria dalam memberikan dukungan jalur belakang (Back
Channel Support) terhadap lawan bicara.
Dalam hal ini wanita juga memiliki kepekaan yang lebih besar daripada
pria dalam menentukan kapan dan bagaimana memberikan dukungan terhadap
lawan bicara itu, sehingga pembicara merasa bahwa dirinya benar-benar
didengarkan.
Pengembangan Topik
5
Perbedaan lain antara gaya bicara pria dan wanita terletak pada topik yang
mereka bicarakan. Kebanyakan wanita lebih suka topik-topik yang personal,
seperti keluarga, perasaan dan persahabatan. Hal ini karena wanita lebih
terfokus pada pengembangan dan pemertahanan hubungan antarpembicara
dengan cara saling mengungkapkan perasaan dan saling memberikan
dukungan. Sedangkan pria lebih suka pada topik-topik yang impersonal seperti
pengetahuan teknis mengenai sepak bola, mobil, atau sarana-sarana perbaikan
rumah. Topik yang impersonal ini membuat pria tidak perlu mengungkapkan
perasaannya dan lebih menekankan bahwa tujuan pembicaraan mereka adalah
untuk bertukar informasi.
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla
%3Aen-US
%3Aofficial&channel=s&q=teori+menunjukkan+bahwa+wanita+lebih+aktif+d
aripada+pria+di+dalam+memberikan+dukungan+%28back+channel+support
%29+terhadap+lawan+bicara&aq=f&aqi=&aql=&oq=
http://www.scribd.com/doc/22293853/Bahasa-dan-Jender
http://ongkyo.blogspot.com/2008/11/perbedaan-pria-wanita.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Genre