Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba. Kemudian dapat disertai
menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah. Pada beberapa kasus juga
menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat berupa nyeri berkemih dan frekuensi
berkemih yang meningkat. Dapat terjadi kolik renalis, di mana penderita merasakan nyeri
hebat yang desebabkan oleh kejang ureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi akibat
infeksi. Bisa terjadi pembesaran pada salah satu atau kedua ginjal. Kadang juga disertai otot
perut berkontraksi kuat. Pada pielonefritis kronis, nyerinya dapat menjadi samar-samar dan
demam menjadi hilang timbul atau malah bisa tidak ditemukan demam sama sekali
(Ei
, 2008 ).
Biasanya tampak sakit, terdapat nyeri di pinggang dan perut, Y
,
takikardia (90x/i - 140x/i), ginjal sukar diraba , distensi abdomen, paralitik ileus ( Ei
, 2008 ).
Pemeriksaan urine
Dikatakan bakteriuria jika didapatkan lebih dari 100.000 per mL pada pengambilan urine
porsi tengah. Sedangkan pada pengambilan contoh urine melalui aspirasi supra pubik
dikatakan bakteriuria bermakna jika didapatkan >1000 cfu per mL.Pada pielonefritis
didapatkan bakteriuria.
Pemeriksaan darah
Untuk mencari adanya proses inflamasi atau infeksi. Didapatkan leukositosis, peningkatan
laju endap darah , atau didapatkannya sel-sel muda pada sediaan apusan darah menandakan
adanya proses inflamasi akut.
Pencitraan
Foto polos abdomen untuk mengetahui adanya batu radio-opak pada saluran kemih atau
distribusi gas yang abnormal pada pieloneritis akut (Purnomo, 2009).
PIV adalah pemeriksaan rutin untuk mengevaluasi pasien yang menderita ISK complicated.
Dapat mendeteksi adanya pielonefritis akut dan obstruksi saluran kemih. Beberapa ahli
menyatakan bahwa PIV masih merupakan pencitraan yang terbaik untuk memberikan
gambaran secara vertikal mengenai struktur anatomi dari saluran kemih (Dacher et al. 2005).
Kekurangan dari pemeriksaan USG adalah tidak selalu mampu mendeteksi adanya
refluks vesikoureter. Pemeriksaan USG hanya memiliki sensitivitas 17,7%, dan spesifisitas
87,6%, dalam mendeteksi refluks vesikoureter, dengan nilai
23,5%
dan
83,2%.11 Hal lain yang menjadi kelemahan adalah
ketergantungan pada kemampuan operator yang melakukan pemeriksaan.
Gambaran USG pada ginjal dapat dibagi dua, yaitu gambaran pyelitis dan gambaran nefritis.
Gambaran pyelitis adalah dilatasi ringan, penebalan dinding pelvis (tidak spesifik), dan
peningkatan echogenisitas sinus renalis. Gambaran nefritis adalah adanya nefromegali,
hiperechogenisitas triangular, atau gambaran area hipoechoic angular. Untuk pemeriksaan
dengan ultrasonografi Doppler, dapat ditemukan gambaran penurunan perfusi (Dacher et al.
2005).
CT scan.lebih baik daripada foto polos ,PIV dan CT scan.tetapi biayanya relative mahal.
- Anamnesis,dari riwayat penyakitnya ,keluhannya apa,nyeri di sebelah mana,apakah
nyeri menjalar, bagaimana frekuensu kencing,ada demam atau tidak,biasanya isk
bawah demam jarang,kalaupun ada biasanya hanya subfebris.demam mengarah ke isk
atas.kemudian kita lihat dari RPDnya apakah pernah mengalami penyakit serupa atau
penyakit berat,RPK dan kebiasaannya apakah sering menahan kencing,pekerjaannya.
- Kemudian kita dapat melakukan pemeriksaan urin,seperti urinalisis dan kultur urin.
- Untuk mendukung diagnosis atau mencari kerusakan ginjal atau obstruksi dapat
digunakan radiologi (Mirawati & Agus ,2004).
Pemeriksaan urine
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan pencitraan
USG juga cukup baik dalam menilai parenkim ginjal, ketebalan korteks ginjal,
mendeteksi hidronefrosis, dilatasi ureter distal, dan menilai kondisi kandung
kemih.Kemungkinan ada dilatasi ureter.
Ada kekaburan pada bayangan otot psoas kemungkinan didapatkan. Dan mungkin
didapatkan bayangan radio opak bila terdapat batu ginjal dari RPD.
A
Efstathiou SP, Pefanis AV, Tsioulos DI, et al. Acute pyelonephritis in adults: prediction of
mortality and failure of treatment. Î
. May 26 2008;163(10):1206-12
Dacher JN, Hitzel A, Avni FE, Vera P. Imaging Strategies in pediatric urinary tract infection.
=
2005;15:1283-1288
Purnomo, B., B., 2008. Dasar ± Dasar Urologi,Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,
Malang.