Anda di halaman 1dari 4

Titrasi

Asam
Basa
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi Laporan
larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut
dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi Praktikum
asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa. Kimia

Nama Anggota Kelompok :


Abdiel Alvin
Dry Krispian
Dewi Mahrantika .M
Hasim Alhadaar
Annisa Wulandari
Hilda Lausepa
Fadel Muhammad
A) Tujuan : menentukan konsentrasi asam melalui titrasi asam basa.

B) Dasar teori
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan
caramereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi
asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa. Titik equivalen pada titrasi asam basa
adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi
berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang
dihasilkan dari netralisasi asam basa.Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang
memiliki rentang pH dimana titik equivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit
untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhiryaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik
equivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titikakhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan
perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen. Dengan
pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.Pada titrasi asam kuat dan
basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan terurai dengan sempurna. Oleh karena itu ion
hidrogen dan ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang
ditambahkan. Pada titik equivalen dari titrasi asam air, yaitu sama dengan 7.

Terjadi sangat sedikit kesalahan ini dikarenakan karena :

1. Kurang telitinya dalam melakukan proses titrasi.


2. Adanya kebocoran pada alat titrasi
3. Kurang memadainya alat titrasi, terletak pada angka ketelitian alat.
4. Kurang tepatnya pada saat pembuatan larutan asam, dikarenakan pada larutan asam pekat
tidak terdapat label yang
menunjukan konsentrasi dari larutan asam.
5. Terjadi pengulangan penetesan dengan pipet yang tidak dapat dihitung
6. Kurangnya ketelitian dalam memperhatikan perubahan warna indikator

Berdasarkan teori, larutan asam bila direaksikan dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan
air. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan terbentukanya zat baru yang disebut garam yang
memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya. Karena hasil reaksinya adalah air yang memiliki sifat
netral yang artinya jumlah ion H+ sama dengan jumlah ion OH- maka reaksi itu disebut dengan reaksi
netralisasi atau penetralan.Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekuivalen dengan jumlah
basa. Untuk itu perlu ditentukan titik ekuivalen reaksi.

Titik ekuivalen merupakan keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah
mol basa. Untuk menentukan titik ekuivalen pada reaksi asam-basa dapat digunakan  indikator
asam-basa/indikator universal. Ketepatan pemilihan indikator merupakan syarat keberhasilan dalam
menentukan titik ekuivalen. Pemilihan indikator didasarkan atas pH larutan hasil reaksi atau garam
yang terjadi pada saat titik ekuivalen.Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk
menentukan konsesntrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Penentuan konsentrasi ini dilakukan
dengan titrasi asam-basa.
Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan
menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur volumenya secara pasti.
Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan titrasi adisi-alkalimetri. Larutan yang
telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran. Titran ditambahkan sedikit demi sedikit (dari
dalam pipet) pada titrat (larutan yang dititrasi) sampai terjadi perubahan warna indikator. Saat
terjadi perubahan warna indikator, maka titrasi dihentikan.Saat terjadi perubahan warna indikator
dan titrasi diakhiri disebut dengan titik akhir titrasi dan diharapkan titik akhir titrasi sama dengan
titik ekuivalen.Semakin jauh titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen maka semakin besar kesalahan
titrasi dan oleh karena itu, pemilihan indikator menjadi sangat penting agar warna indikator berubah
saat titik ekuivalen tercapai. Pada saat tercapai titik ekuivalen maka pH-nya 7 (netral).

C) Alat dan bahan

 Buret (Diganti dengan pipet)


 Tabung Reaksi
 Gelas Ukur
 Tabung Erlenmeyer

D) Cara kerja.
1. Buatlah larutan asam (sabun) dengan volume 8mL
2. Melakukan titrasi dengan cara:
a) Sebelum diteteskan basa, ke dalam asam dimasukkan larutan indikator PP
b) Pipet larutan basa di masukkan tetes demi tetes ke dalam larutan asam yang tidak
diketahui konsentrasinya
c) Hitung volume basa yang digunakan
d) Hitung konsentrasi larutan asam
e) Tentukan pH

E) Hasil pengamatan

ʘ Basa Volume v 1 +v 2 + v 3 8,7.1


=8,7 M A= =1,09 M
1 9 3 8
2 8 VA.MA = VB.MB
3 9
V B. M B
M A= =1,09 M
VA

F) Kesimpulan
 Titrasi merupakan cara penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu
dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dan mengukur
volumenya secara pasti. Bila titrasi menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan
titrasi adisi-alkalimetri.Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran.
 Jika asam ditetesi basa, maka PH larutan naik, sebaliknya jika larutan basa ditetesi asam
maka PH larutan akan turun.
 Larutan standar adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara akurat suatu
zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah tertentu pelarut
dalam labu ukur. Larutan standar yang dipersiapkan dengan cara seperti ini disebut
sebagai  larutan standart primer, sedangkan larutan standar yang kemolarannya ditetapkan
dengan larutan standar primer disebut sebagai  larutan standar sekunder.
 Sebelum digunakan dalam percobaan, buret(pipet) harus dibilas dengan larutan yang akan
dimasukkan agar tidak terdapat cairan/ zat-zat lain yang masih tersisa di dalam buret(pipet),
sehingga buret(pipet) bersifat netral.
 Titik ekuivalen merupakan keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan
jumlah mol basa.
 Untukmenunjukkan titik ekuivalen perlu digunakn indicator yang sesuai, yaitu indicator yang
trayek PH nya terletak di daerah lojakan PH.
 Titik akhir titrasi adalah titik dalam titrasi yang ditandai dengan perubahan warna indicator.
Perubahan PH dalam titrasi asam basa disebut kurva titrasi.
 Dari hasil percobaan di atas dapat di simpulkan bahwa molaritas asam yang diperoleh dari
tiga kali percobaan dengan bahan dan komposisi yang sama adalah 1,09 M.

Anda mungkin juga menyukai