Anda di halaman 1dari 15

1.

Sensation & Perception

1.1 Sensation
Sense adalah sesuatu yang memungkinkan kita untuk melihat/menerjemahkan dunia tempat kita berada
sekarang ini. Menurut Aristoteles manusia mempunyai 5 senses yaitu :

Penglihatan (Mata) = Warna


Pendengaran (Telinga) = Suara
Penciuman (Hidung) = Aroma
Perasa (Lidah) = Rasa
Peraba = Sensasi basah, dingin, kering, panas dsb

Ada 2 jenis rangsangan yang dapat diterima oleh makhluk hidup, yaitu :

Common Sensibles ( dapat diproses oleh beberapa indera ), misalnya kita melihat sebuah kubus
dari kayu, kita dapat melihat kubus tersebut (indera penglihatan), kemudian kita dapat
memegang dan merasakan kubus tersebut (indera peraba)
Proper Sensibles ( hanya dapat diproses oleh satu indera ), misalnya bau harum yang hanya dapat
dicium oleh indera penciuman.

Indera Fiksi :

Penglihatan X-ray
Pembacaan pikiran
Indra keenam
Merasakan bahaya dari jauh

Ada beberapa sense yang sudah ada di dunia nyata :

Rasa keadilan (sense of justice), Sense of Humor (selera humor), Moral Sense (nilai nilai moral)
Proprioception (kemampuan manusia mengidentifikasi keadaan dan letak tubuhnya sendiri pada
saat itu)
Vestibular (keseimbangan)
Rasa sakit

Cross Modal Effects adalah kejadian di mana beberapa indera yang ada saling mempengaruhi satu sama
lain sehingga dapat menghasilkan berbagai hasil lainnya yang berbeda dari saat sebuah indera bekerja
sendiri. Ada beberapa contoh Cross Modal Effects misalnya :

Efek McGurk : perbedaan pengertian hasil pendengaran karena kita melihat sesuatu yang
berbeda.

Gambar di atas adalah sebuah percobaan di mana orang tersebut mengatakan kata ba (gambar
kanan). Kemudian suara itu direkam, dan diletakkan di video lain di mana dia mengatakan kata
fa (gambar kiri). Jika kita melihat video di kiri, kita akan beranggapan dia benar benar berkata
ba (padahal seharusnya dia berkata fa).
Taste vs Flavor : Interaksi antara indera penciuman dan pengecap dapat menghasilkan rasa yang
berbeda dari makanan yang kita makan. Misalnya di saat kita sedang terkena penyakit flu.
Makanan yang kita makan akan terasa lebih hambar dari biasanya, karena indera penciuman tidak
bisa membantu kita mencium bau makanan tersebut.
Synesthesia : Membaca rangsangan dengan indra yang bukan semestinya. Misalnya beberapa
orang melaporkan dapat mendengar suara saat melihat berbagai warna. Atau misalnya beberapa
pemusik yang merasakan musik itu seperti lukisan dengan warna warnanya adalah nada musik.
Sensory Substitution : penggantian fungsi indera yang satu dengan indra yang lainnya. Hal ini
biasanya dilakukan karena ada kerusakan pada indera utama seseorang yang seharusnya
digunakan untuk menerima suatu rangsangan. Misalnya orang buta menggunakan braille (indera
perabanya) untuk mengartikan sesuatu.

1.2 Perception
Teori Direct Realism : Dunia yang dipersepsi-kan memang pada dasarnya seperti itu, meskipun kita tidak
melihat objek tersebut secara langsung. Contoh : sebuah apel merah memiliki warna merah, tidak peduli
apakah kita ada di sana untuk melihatnya secara langsung atau tidak. Dan salah satu sifat Direct Realism
adalah tidak tergantung pada pemikiran dari manusia.
Halusinasi : Saat berhalusinasi, kita seakan akan memiliki pengalaman yang sama dengan saat kita sadar
(warna merah di mimpi/halusinasi, memang berwarna merah di dunia nyata). Hanya saja saat
berhalusinasi, kita hanya menyadari objek secara mental bukan secara fisik.
Teori Ilmu Persepsi : teori persepsi yang ada saat ini telah menuntun kita pada otak manusia. Kita tahu
bahwa dengan mengaktifkan beberapa bagian dari otak, dapat membuat kita mengalami sesuatu, bahkan
tanpa rangsangan sekalipun.
Persepsi Intensional : Banyak filsuf yang beranggapan bahwa sebenarnya persepsi adalah sesuatu yang
intensional (disengaja). Misalnya saat kita melihat warna merah dan kita menganggap warna itu merah.
Dan itu dianggap benar karena di dunia ini warna tersebut sudah dianggap sebagai warna merah (sudah
dinamai seperti itu). Jadi selama persespsi kita sama dengan persepsi di dunia ini, maka persepsi itu
dianggap sebagai persepsi yang benar.

2.

Attention

Attention : Sebuah proses kognitif dengan memilih hal yang akan dikonsentrasikan pada satu hal di
lingkungan dengan tidak memperhatikan hal lain di sekitarnya. Untuk dapat berfokus penuh pada satu
hal, kita harus mengabaikan hal hal lainnya.
Perhatian dalam persepsi :

Jika kita melihat sekeliling, kita dapat merasakan detail yang jelas di sekitar kita.
Tapi kita tidak akan menyadari detail detail tersebut sampai perhatian kita tertuju pada satu hal
yang kita fokuskan.

Paradigma Flicker :

Jika kita melihat sekeliling, kita dapat merasakan detail yang jelas di sekitar kita.
Tapi kita tidak akan menyadari detail detail tersebut sampai perhatian kita tertuju pada satu hal
yang kita fokuskan.

Bottom up : cara kita menganalisa sebuah objek dengan melihat dari bawah ke atas. Secara berkelanjutan
cara ini akan lebih mudah mendeteksi perubahan (biasanya perubahan gerak) karena sangat menyita
perhatian. Tapi ada saat di mana Bottom Up kurang berfungsi baik :

Ketika ada interval saat melihat objek, maka proses penglihatan manusia akan terganggu.
Jika ingin melihat suatu hal, manusia akan menggunakan metode top bottom untuk mengolah
informasi dan mencari mana yang ingin dilihat dan menggunakan respon tersebut untuk
melakukan suatu pencarian.

Emosi

Saat melihat sesuatu, manusia cenderung melihat sesuai perspektifnya.


Tiap manusia memiliki perspektif yang berbeda terhadap benda abstrak.
Emosi sangat berpengaruh pada apa yang dilihat manusia.
Saat marah, itu dapat mengubah pandangan kita.
Begitu juga saat jatuh cinta.

Inattentional Blindness : Saat terlalu menaruh perhatian pada suatu kejadian, kita dapat kehilangan
kejadian lain. Misalnya pada beberapa film kita gagal menyadari adanya perubahan latar belakang karena
lebih berfokus pada pemain film tersebut.
Efek Atensi : Atensi memberikan manusia fokus pada rangsangan tertentu, tapi pada saat yang sama bisa
membuat rangsangan lain jadi tidak diperhatikan.
Contoh pengaruh atensi pada persepsi :

Saat mengemudi, orang yang sudah tua cenderung kehilangan kesigapannya.


Saksi dalam persidangan bisa salah mengidentifikasi pelaku yang sebenarnya bersalah.

Model-Model Atensi
Cocktail Party Phenomenon
Saat kita berada di pesta yang berisik, kita tetap dapat mendengarkan perkataan teman kita, dengan
berfokus pada kata katanya. Lalu kita bisa mengalihkan fokus pada teman lain jika ada teman lain yang
bicara.
Dichotic Listening
Saat kita mendengar suara yang berbeda pada 2 telinga kita, kita bisa berfokus pada salah satu telinga,
dan mendengar informasinya. Tapi akan lebih sulit jika informasi yang disampaikan mirip. Saat
mengabaikan pesan dari salah satu telinga, kita akan dengan mudah kehilangan beberapa informasi
berikut :

Arti pesan
Pergantian Bahasa
Pergantian pembicara
Pesan yang disampaikan secara terbalik

Konsep seleksi model perhatian :

Seleksi Awal (Broadbent) : Seperti saringan, dimana informasi yang masuk disaring dari awal (
sensorik ) sampai akhirnya hanya informasi penting yang diproses.

Seleksi Awal (Treisman) : Berbentuk seleksi di awal (sama dengan model Broadbent), mengijinkan
informasi yang awalnya tidak dikehendaki menjadi dikehendaki. semua informasi yang lain
dibuang

Seleksi Akhir : Semua informasi yang masuk dianggap terproses seluruhnya. Termasuk informasi
yang tidak disadari dan tidak dipikirkan, dan informasi tersebut dapat mempengaruhi tingkah
laku.
o Kelebihan : tidak kehilangan 1 informasi-pun.
o Kekurangan : perlu banyak sumber untuk mendapatkan informasi informasi tersebut.

Teori Beban Perseptual : Beban perseptual sebagai kondisi yang diperlukan untuk perhatian
selektif. Contoh :
o Beban berat : mencari sebuah buku spesifik dari tumpukan buku yang sama, karena hal
ini akan memaksa kita untuk berfokus pada banyak hal.
o Beban ringan : mencari buku tersebut dari tumpukan kertas putih, karena kita cukup
berfokus mencari cover buku yang berbeda dari kertas.

Controlled Processing VS Automatic Processing


Proses yang dikontrol

Proses Otomatis

Kapasistas terbatas

Kapasistas tidak terbatas

Membutuhkan perhatian

Tidak membutuhkan perhatian

Lambat

Cepat

Secara sadar dilakukan

Secara tidak sadar dilakukan

Dapat dikontrol

Tidak dapat dikontrol

Flexible dapat berubah disesuaikan dengan


kondisi

Tidak flexible / suli berubah sesuai dengan


kondisi

Proses otomatis, tidak perlu usaha, berlaku cepat, dan dilakukan dengan tidak sadar
Akan mengurangi banyak sekali tuntutan untuk aktifitas kognitif dan atensi
Kekurangan dari proses ini adalah tidak fleksibelnya proses dalam berpikir
Proses otomatis didapatkan melalui kebiasaan.

Salah satu contoh Automatic Processing tetap perlu bantuan Controlled Processing adalah pada contoh
ini :
Merah Jingga Kuning Hijau Biru Nila Ungu
Meskipun kita dapat membaca secara otomatis, tapi saat kita ditanya mengenai warna sebenarnya, kita
dapat saja menyebutkan warna yang salah jika hanya menggunakan proses membaca.

3.

Short Term Memory

3.1 Sensory Store

Ingatan disimpan secara singkat.


Tiap sensor punya daya ingat masing masing.

3.2 Short Term Memory (Primary Memory, Active Memory, or Immediate Memory)

Kapasitas terbatas
Ingatan disimpan beberapa detik sampai beberapa menit.

3.3 Long Term Memory

Kapasitas tidak terbatas


Ingatan disimpan dalam jangka waktu panjang.

Short Term VS Working Memory


Short Term Memory

Working Memory

Menyimpan informasi sementara

Menyimpan informasi sementara, tapi terjadi


manipulasi

Misalnya saat mengingat nomor telepon


08123456789

Misalnya mengingat nomor telepon


08123456789
Tapi terjadi kesalahan saat menyebut kembali
misalnya menjadi 08123456798

Arsitektur Memori : Cara memori kita mengatur informasi manakah yang disimpan ke dalam Short Term
Memory atau Long Term Memory.
Proses Memori : Proses Memori mengatur dan memindah informasi dari Short Term Memory ke Long
Term Memory.
3.4 Pengujian Memori :

Free Recall
o Mengingat 10 kata lalu ditulis kembali di kertas kosong.
Recognition
o Mengingat 10 kata lalu diberikan selembar kertas yang berisi kata kata tersebut dan
kata kata yang sebenarnya tidak ada, dan menandai kata kata yang benar.

Serial Position Effect

Chunking
Merupakan sebuah metode di mana kita mengelompokkan kata kata misalnya :
PACKLOADFILLKEEPFOURMASSBOOK
Kita cenderung lebih mudah menghafal kata kata yang sudah dikelompokkan seperti contoh di atas
daripada huruf yang berantakan misalnya : OWJDIAJIAOHAIHUNOFJIAJOUAJI
Metode Chunking ini hanya efektif digunakan apabila kita telah mengetahui kata kata tersebut
sebelumnya. Jika digunakan pada bahasa asing misalnya Bahasa Rusia, metode ini tidak akan efektif
karena pada dasarnya kita sama saja seperti melihat huruf yang berantakan dan tidak memiliki arti
(bahasa asing). Dalam metode ini biasanya kita bisa menghafal antara 5 9 Chunk.

3.5 Multi Store Models


Tiga Bagian Arsitektur Memori :
1. Menerima input dari luar
2. Input menghasilkan proses kognitif
3. Menghasilkan Output (tindakan)
Memory Stores adalah tempat di mana informasi disimpan dan diproses.
Control Process mengatur dan mengontrol aliran informasi antara komponen memori.

3.6 Unitary Store Models


Pada arsitekturnya hanya ada 1 jenis penyimpanan memori yaitu Long Term Memory. Ingatan yang telah
berada di memori, dapat diaktifkan secara singkat, dan ini yang dianggap sebagai Short Term Memory.

3.7 Working Memory


o
o
o

Dual Task
Melakukan 2 kegiatan bersamaan
Primary Task
Short Term Memory (misal mengingat nomor)
Secondary Task
Melakukan berbagai variasi tugas

3.7.1 Phonological Loop


Phonologican Store

Menyimpan informasi secara pasif

Informasi akan hilang jika tidak diingat kembali

Rehearsal Process : mengingat informasi dengan menyebutkannya berulang ulang di pikiran

3.7.2 Visuospatial Sketchpad


Short Term Memory yang bertugas menyimpan informasi Visuospatial.
Berkapasitas 3 4 item dan mempunyai 2 Subkomponen :
1. Visual Cache (menjaga informasi)
2. Inner Scribe (melakukan operasi kognitif pada informasi)
Punya mekanisme yang terpisah untuk memproses informasi :
1. Visual Format
2. Spatial Format
3.7.3 Episodic Buffer
Merupakan bagian dari Working Memory yang memiliki peran sebagai penyimpanan cadangan. Episodic
Buffer juga memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan Long Term Memory untuk memproses
informasi.
3.8 Verbal STM

Ada sebuah studi yang menyatakan akan terjadi kebingungan ketika kita diminta mendengar
dalam keadaan berisik, dan ketika harus mengingat karakter secara visual. ( Salah ketika
pengucapan B dan P)

Menurut Miller manusia bisa menyimpang 5-9 Chunk (7+/-2 Chunk).

Menurut Baddeley (1975) ada efek yang disebut efek panjang kata dimana semakin panjang suatu
kata makan semakin susah diingat, menurutnya memori jangka pendek verbal hanya sekitar 2
detik

Apapun yang dilatih selama 2 detik akan tersimpan di memori Jangka pendek

3.9 Visuospatial STM


Misalnya ada sebuah objek dengan bentuk tertentu. Kemudian peserta diminta untuk memutar objek
tersebut dalam pikiran, dan diminta menggambarkan objek tersebut dengan perputaran tertentu. Akan
ada waktu yang diperlukan untuk memutar objek dalam pikiran, dan semaki kompleks sudut perputaran,
akan memakan waktu semakin lama.

4. Long Term Memory (LTM)


4.1 STM to LTM
o

Menurut Atkinson & Shiffrin, informasi akan masuk melalui STM baru kemudian masuk ke LTM,
dan sebaliknya.

Menurut Cowan, pada dasarnya memori manusia seluruhnya adalah satu kesatuan. Yang
diaktifkan pada saat diperlukan adalah Short Term Memory.

Karena pengulangan (rehearsal) tidak mampu memindah informasi dari STM ke LTM, diperlukan
cara lainnya. Misalnya :
o Dalamnya Pemrosesan
Besarnya rangsangan yang diproses akan berpengaruh pada jejak memori yang
tersimpan.
Semakin dalam proses yang dilakukan, jejak memori akan semakin kuat.
Tetapi ada 2 jenis pengulangan :
o Maintenance Rehearsal (pengulangan sederhana untuk menjaga rangsangan tetap di
STM)
o Elaborative Rehearsal (pengulangan tetapi sekaligus memproses informasi)
Hanya Elaborative Rehearsal yang akan disimpan di LTM

Keyword :
Semantic : fakta, arti, dan konsep
Episodic :
o Bersifat sebagai memori untuk menyimpan kejadian
o Dialami secara langsung (Terkoneksi dengan diri sendiri)
o Bisa disituasikan dalam tempat dan waktu
o Sering diwujuadkan dalam bentuk visual ( di dalam pikiran kita)
o Autobiographical Memori (Sering berbentuk gambar visual pengalaman berharga
seseorang yang mempunyai banyak dimensi (waktu, tempat dll) )
o Cepat lupa
o Ketika diakses semua informasi yang tersimpan adalah pengalaman kolektif
o Subjektif terhadap waktu
4.2 Jenis Prospective Memory
Event Based
Hal yang akan dilakukan di masa depan, dipicu oleh sebuah kejadian.
Misalnya : Jika saya pergi ke perpustakaan, saya akan mengembalikan buku.
Time Based
Hal yang akan dilakukan di masa depan, dipicu oleh waktu.
Misalnya : Saya harus ingat untuk menonton acara TV tersebut pada pukul 8 malam
besok.
4.3 Lupa
Dua Teori tentang lupa :
- Memori rusak : informasi menghilang begitu saja
- Gangguan memori : memori tidak menghilang namun terganggu oleh memori baru/lama, terbagi
menjadi 2 tipe : gangguan proaktif dimana kita kesulitan belajar hal baru karena kita sudah
mempelajari hal lain dan retroaktif
Lupa dalam Memori Jangka Panjang adalah normal dan berguna. Lupa membuat informasi yang tidak
penting dibuang dan mengurangi beban terhadap otak. Lupa disebabkan 2 hal dalam memori jangka
panjang yaitu ketidakmampuan untuk mengakses informasi dan informasi dihapus

4.4 Non Deklaratif Memori


Merujuk pada persebaran dari memori yang berbeda. Proses mengingat kembali yang tidak disadari,
beberapa orang menyebutnya memori implisit. Contoh :
- Secara Implisit yaitu dengan meningkatnya skill mengemudi kita sebagai hasil dari pembelajaran.
- Secara Explisit mengingat teori mengemudi
4.5 Non Deklaratif Memori - Procedural Memory
Memori tentang bagaimana suatu aksi terjadi ( Memori Bagaimana melakukannya). Didapat dengan
latihan dan setiap latihan melibatkan motoric. Contoh : Naik sepeda
4.6 Non Deklaratif Memori - Lainnya
Perceptual Learning
Proses belajar untuk mengembangkan kemampuan persepsi
Misalnya kemampuan membedakan not musik.
Classical Conditioning
Mengilustrasikan bahwa dua elemen dalam memori dapat dihubungkan.
Misalnya melatih anjing supaya datang saat mendengar suara lonceng.
Pada awalnya makanan dan lonceng adalah 2 hal yang tidak terhubung.
Tetapi jika kita melatih anjing tersebut dengan membunyikan lonceng dan
kemudian diberi makanan,
lama kelamaan anjing tersebut akan datang saat mendengar suara lonceng saja
(tidak ada makanan).
Non Associative Learning : Habituation
Kemampuan untuk menghilangkan respon terhadap keadaan yang tidak berbahaya.
Misalnya, saat kita tinggal di rumah di dekat bandara. Lama kelamaan kita dapat
beraktifitas tanpa terganggu oleh suara pesawat yang lewat.
Sensitation
Membesarkan respon akibat dari stimulasi stimulasi.
Misalnya, kita akan menjadi lebih sensitif saat kita telah ditakut takuti. Contohnya saat
berjalan di jalan, dan ada orang dicopet, kita akan jadi ekstra hati hati untuk selanjutnya.

5. Language
5.1 Bahasa
- Kemampuan manusia untuk menerima dan menggunakan sistem komunikasi kompleks
- Menggunakan simbol simbol bebas pada tiap bahasanya (misalnya POHON pada bahasa
Indonesia, sedangkan pada bahasa Inggris disebut TREE.
- Punya Hierarki (susunan) tertentu (suara, susunan hurufnya, sususan kalimat).
- Ada kemungkinan jenis pengucapan yang tidak terbatas.
5.2 Linguistik
Linguistik merupakan studi ilmiah mengenai bahasa.
Punya beberapa sub area :
- Psycholinguistics
Studi yang mempelajari sisi psikologi dan neurobiologi yang memungkinkan manusia menerima,
menggunakan, mengartikan, dan memproduksi bahasa.
-

Sociolinguistics
Mempelajari efek dari lingkungan masyarakat terhadap suatu bahasa.

Sociology of Language
Efek dari bahasa terhadap suatu lingkungan masyarakat.

5.3 Phonology
Phonology (Fonologi) merupakan studi yang mempelajari suara dari elemen elemen abstrak di dalam
pikiran orang yang berbicara yang dapat membedakan arti.
Phonemics
- Phoneme (Fonem) adalah satuan dasar dari Fonologi bahasa, yang akan dikombinasikan dengan
fonem fonem yang lain agar membentuk satuan yang memiliki arti, misalnya kata.
- Satuan Linguistik terkecil yang dapat merubah arti suatu kata.
- Contohnya /r/ dan /l/ pada bahasa Inggris. Royal (Kerajaan) dan Loyal (Setia) menjadi memiliki
arti berbeda.
- Fonem dapat memiliki bentuk yang berbeda dalam penulisan. Misalnya fonem /k/ dapat ditulis di
kata cat, kit, school, skill.
- Namun jika didengarkan dapat saja memiliki sedikit perbedaan pengucapan. (Anda dapat
mencobanya dengan mengucapkan Cat dan School).
- Namun tetap saja pengucapan ini dianggap memiliki fonem yang sama (/k/) karena jika ditukar,
pendengar tetap dapat mendapat arti yang benar. (Anda dapat mencoba mengucapkan Cat
menggunakan cara pengucapan /k/ pada School).
- Jadi Phonemics menyelidiki arti di belakang suara.
Phonetics :
Mempelajari sifat sifat fisik di balik pengucapan bahasa.

Dalam bahasa Inggris, ada sangat banyak variasi dari pengucapan. Pengucapan juga dapat menjadi cukup
lain dari biasanya. Misalnya ada kata Ghoti
- Ucapkan GH seperti mengucapkan /f/ dalam kata tough
- Ucapkan O seperti mengucapkan /i/ dalam kata women
- Ucapkan TI seperti mengucapkan /s/ dalam kata nation
Pada akhirnya Ghoti dapat dibaca seperti Fish (ikan). Ini hanya merupakan contoh karena melanggar
aturan linguistic.
5.4 Morphology
Studi yang mempelajari struktur dari kata kata / kalimat.
Misalnya :
- The dog runs dan The dogs run
- Pada contoh 1, huruf s di belakang run memiliki tugas membatasi subjek agar menjadi 1 objek
saja (1 anjing).
- Pada contoh 2, huruf s di belakang dog memiliki arti banyak anjing.
Affix adalah Morpheme (unit bahasa terkecil yang tidak bisa dibagi lagi) yang digabungkan dengan huruf
agar dapat memiliki arti lain. Misal UN-do.
5.5 Syntax
Studi yang mempelajari prinsip dan proses dari konstruksi kalimat.
Merupakan sistem aturan yang mengatur bagaimana kata kata disusun dalam kalimat.
Misal :
- Aturan : Subject Verb Object
- Benar : The boy throws a stone
- Salah : The boy a stone throws
5.6 Semantic
Studi yang mempelajari bagaimana sebuah bahasa memiliki arti.
Dipengaruhi oleh kata kata dan sintaks.
- Kata kata yang berbeda akan memiliki arti yang berbeda.
- Arti suatu kalimat dapat berubah akibat perubahan struktur kalimat. Misal :
- Peters hair needs cutting badly.
- Peters hair badly needs cutting. (lebih umum)
- Hubungan dari syntax dan semantics dapat menjadi kompleks. Misalnya :
- Colorless ideas sleep furiously (benar secara grammar, tapi arti tidak jelas).
- The boy throw a stone (salah secara grammar, tapi arti jelas).
5.7 Pragmatics
Cara cara di mana konteks dapat berkontribusi pada arti. Pragmatics menjelaskan bagaimana pengguna
bahasa dapat membedakan kata kata yang ambigu. Misalnya :
- Bertanya pada teman : Bisakah kamu membukakan jendela?
- Respon 1 : Ya, saya bisa tetapi tidak membuka jendela.
- Respon 2 : Teman langsung membuka jendela
- Menurut konteks, kedua respon di atas bisa saja benar atau salah.
- Konteks 1 : di hari yang panas, respon 2 akan tepat dan respon 1 kurang tepat.
- Konteks 2 : jendela rusak, respon 1 akan tepat dan respon 2 kurang tepat.
Pragmatics adalah penggunaan konteks untuk mengubah arti suatu pesan.

5.8 Grammar
Grammar adalah sekumpulan aturan autarn yang mengatur komposisi dari klausa, frasa, dan kata kata.
Pembelajaran mengenai Grammar meliputi Phonology, Morphology, dan Syntax. Dan sering disertai
dengan Phonetics, Semantics, dan Pragmatics.
5.9 Perkembangan Bahasa
Perolehan Bahasa
- Saat lahir = tidak memiliki bahasa
- + 4 bulan = mulai dapat membedakan suara, mulai menghasilkan suara seperti bicara
- Preverbal Communication = komunikasi dengan gerakan, dan mulai menirukan kata kata
- Language Acquisition = Kata kata sudah menggantikan Preverbal Communication
Berikut beberapa pendapat dari beberapa ahli bahasa :
- Skinners Book (1957) = bahasa didapat melalui dukungan orang tua. Misalnya bayi meniru kata
kata dengan benar, akan mendapat hadiah.
- Noam Chomsky (1959) = menurut Noam Chomsky, pada dasarnya semua anak memiliki insting
mengenai Grammar dasar yang ada pada bahasa, sehingga tidak perlu mempelajari grammar lagi.
5.10 Produksi Bahasa
Produksi bahasa bergantung pada kombinasi berbagai organ
Fonem dapat diklasifikasikan melalui 2 aspek artikulasi :
Tempat artikulasi (di mana aliran udara terhalang di mulut).
Cara artikulasi (bagaimana aliran udara dihalangi).
5.10 Fourier Transform
Fourier Transform bertujuan mengubah gelombang suara menjadi bentuk amplitudo dan frekuensi.
5.11 Persepsi Bahasa
The Speech Chain (Denes and Pinson, 1993) :
1. Gelombang suara
2. Telinga pendengar
3. Sinyal syaraf
4. Proses di otak
5. Identifikasi Fonem
6. Fonem dikombinasikan menjadi kata - kata
Persepsi bahasa merupakan sebuah tugas yang sangat rumit.
Sebuah kata dapat memiliki banyak aksen, kecepatan, dan nada suara. Misalnya kata THE saja memiliki
minimal 50 cara pengucapan yang berbeda akibat faktor faktor di atas.
Co-Artikulasi
- Fonem yang tidak diucapkan dalam urutan yang rapi, misalnya saling bertumpukan akan lebih
sulit diidentifikasi.
- Successive Phonemes Interact, artikulasi sebuah fonem bergantung pada fonem sebelumnya.

Segmentasi Kata
Pada dasarnya saat berbicara, semua kata itu terhubung, dan kita harus memproses sendiri
pembagiannya.
Pollack & Pickett (1964)
Melakukan percobaan, dengan merekam sebuah pembicaraan. Dari pembicaraan mereka membuat 2
versi rekaman (kata individual dan kumpulan 7 kata). Kemudian partisipan yang mendengar diminta
memproduksi ulang hasil rekaman.
Kata individual = hanya mengingat sekitar 50%
Kumpulan kata = mengingat sampai 90%
Phonemic Restoration Effect
- Kemampuan mengidentifikasi fonem yang dirubah atau diganti, meskipun cukup sulit.
- Melalui percobaan, identifikasi ini tetap sangat sulit dilakukan meskipun partisipan sudah
diinformasikan mengenai perubahan ini.
- Hal ini juga sering terjadi pada indera penglihatan manusia.
Contoh :
- The *eel was on the axle (didengar The wheel was on the axle)
- The *eel was on the shoe (didengar The heel was on the shoe)
- The *eal was on the table (didengar The meal was on the table)
- The *eel was on the orange (didengar The peel was on the orange)
Phonemic Restoration Effect ini memiliki fungsi yang cukup penting pada sistem persepsi bahasa manusia.
Hal ini disebabkan karena :
-

Sinyal bahasa sangat sangat jarang memiliki kualitas sempurna.


- Sering ada gangguan dari luar (batuk, suara mobil, suara hewan, dll).
- Tidak sempurnanya produksi bahasa (pembicara sering melakukan kesalahan pembacaan
suatu kata).

Anda mungkin juga menyukai