Cairan Tubuh
Sebanyak 2/3 dari total cairan tubuh (40% dari berat badan) terdiri dari cairan intrasel (CIS), sementara sisa 1/3 (20%
dari berat badan) merupakan cairan ekstrasel (CES). Seperempat dari CES (5% berat badan) terdapat dalam pembuluh
darah sebagai plasma. Gejala sirkulatorik dan neurologik, pemeriksaan fisik, dan uji lab (sodium dalam urin dan serum,
nitrogen urea serum, kreatinin serum) dapat mengidentifikasi tempat terjadinya kehilangan cairan (intrasel/ekstrasel).
Cairan Tubuh Total (dalam %tase terhadap BB), terkait umur dan jenis kelamin
Age Male Female
18–40 60% 50%
41–60 60–50% 50–40%
Over 60 50% 40%
Elektrolit Serum
1
Ca and Mg are measured as their total concentration. Ca ion concentration is about half the total calcium concentration,
while Mg ion concentration is about two-thirds the total magnesium concentration.
Nilai Rujukan Normal Untuk Elektrolit Serum dan Analit Gas Darah
Arteri Vena
pH 7,36-7,44 7,31-7,41
[H+] 44-36 nmol/L 41-31 nmol/L
CO2 total 19-25 nmol/L 23-30 nmol/L
PCO2 38-42 mmHg 35-40 mmHg
PO2 85-100 mmHg 35-40 mmHg
Saturasi O2 ≥ 95% PO2 70-75% PO2
Na+ 135-148 mEq/L
K+ 3,5-5,3 mEq/L
Cl- 98-106 mEq/L
HCO3- 19-25 mEq/L
Anion gap 12-18 mEq/L
Osmolalitas serum 285-310 mOsm/kg H2O
Ketidakseimbangan cairan dapat terjadi akibat defisiensi air, defisiensi garam, maupun gabungan dari keduanya.
1. Defisiensi Air
Dapat disebabkan oleh:
a. Penurunan intake : pada pasien dengan penurunan/kehilangan kesadaran, pasca-operasi, anoreksia, obstruksi
gastrointestinal
b. Peningkatan output : banyak berkeringat, penyakit ginjal, diabetes insipidus, penggunaan diuretik.
Patofisiologi: penurunan intake atau peningkatan output CES hipertonik CIS mengalir ke CES penurunan CIS &
peningkatan kadar elektrolit di intrasel kompensasi tubuh: ginjal mengekskresi elektrolit.
Manifestasi: haus, kulit dan mukosa kering, urin pekat.
Pemeriksaan laboratorium: menunjukkan peningkatan osmolalitas plasma, peningkatan hematokrit, dan peningkatan
konsentrasi parameter kimia (ureum, kreatinin).
2. Defisiensi Garam
Dapat disebabkan oleh: muntah, diare, dan penyakit endokrin.
Patofisiologi: defisiensi garam & CES hipotonik cairan mengalir ke intrasel cellular oedema.
Pemeriksaan laboratorium: penurunan konsentrasi elektrolit, penurunan volume plasma, penurunan urine spesific gravity.
B. KESEIMBANGAN ASAM-BASA
Kadar ion hidrogen dalam cairan tubuh dipertahankan dengan 3 cara:
1. Sistem buffer
Terdiri atas larutan asam lemah dan basa konjugasinya. Contoh:
H2CO3 H+ + HCO3-
Dalam tubuh yang paling berpengaruh dalam plasma ialah sistem bikarbonat. Karena itu dalam rumus
Henderson-Haselbach dituliskan:
pH = pK + log [HCO3-]
[H2CO3]
pH akan tetap normal bila perbandingan HCO3- : H2CO3 = 20 : 1
3. Reabsorpsi bikarbonat yang difiltrasi di ginjal dan ekskresi ion hidrogen sebagai asam titrasi ( titratable
acidity) dan garam amonium (homeostasis ginjal).
Peran ginjal dalam keseimbangan asam-basa adalah dengan:
1. Mengatur pengeluaran bikarbonat di urin
2. Mempertahankan kadar bikarbonat plasma dengan mengeluarkan asam yang diproduksi tubuh dan
membentuk bikarbonat baru yang diserap ke dalam darah.
2. Ingesti obat-obat alkali (seperti NaHCO3 yang dalam larutan terurai menjadi Na dan HCO 3-): digunakan
untuk mengatasi keasaman berlebihan lambung bila berlebihan, tambahan HCO3- akan diserap dari
saluran pencernaan dan meningkatkan HCO3- plasma.
Table 1-4. Reference Ranges for Complete Blood Cell Count at Various Ages
Age RBC (× 106/cu mm) Hb (g/dL) Hct (%) MCV (fL) MCH (pg) RDW (%)
Newborn 4.1–6.7 15.0–24.0 44–70 102–115 33–39 13.0–18.0
Table 1-5. Reference Ranges for White Blood Cell Count (WBC) at Various Ages (Differential Count in Absolute Numbers)
Age WBC (×1,000/cu mm) Total Neutrophils* Segs Bands Lymphs Monos Eos Baso
Newborn 9.1–34.0 6.0–23.5 6.0–20.0 <3.5 2.5–10.5 <3.5 <2.0 <0.4
1–23 mos 6.0–14.0 1.1–6.6 1.0–6.0 <1.0 1.8–9.0 <1.0 <0.7 <0.1
2–9 yrs 4.0–12.0 1.4–6.6 1.2–6.0 <1.0 1.0–5.5 <1.0 <0.7 <0.1
10–17 yrs 4.0–10.5 1.5–6.6 1.3–6.0 <1.0 1.0–3.5 <1.0 <0.7 <0.1
>18 yrs 4.0–10.5 1.5–6.6 1.3–6.0 <1.0 1.5–3.5 <1.0 <0.7 <0.1
Segs = segmented neutrophils; Bands = band neutrophils; Lymphs = lymphocytes; Monos = monocytes; Eos = eosinophils;
Baso = basophils.
*Total Neutrophils = Segs + Bands.
Source: Clinical Laboratories of Children's Hospital of Buffalo.
Pemeriksaan Fisik
- tampak sakit berat
- apatis
Tingkat kesadaran:
compos mentis sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya. Pasien
dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik.
apatis pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.
delirium penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur bangun yang terganggu.
Pasien tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi, dan meronta-ronta.
somnolen/letargi keadaan mengantuk yang masih dapat pulih bila dirangsang, namun bila
rangsang berhenti, pasien akan tertidur kembali.
sopor/stupor keadaan mengantuk yang dalam, dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat
(misal: nyeri) walau tidak terbangun sempurna, dan tidak dapat memberi jawaban verbal yang baik.
semi-koma penurunan kesadaran yang tidak memberikan respon terhadap rangsang verbal dan
tidak dapat dibangunkan sama sekali; refleks kornea dan pupil masih baik; respon terhadap nyeri tidak
adekuat.
koma penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak ada respon
terhadap rangsang nyeri.
- TD 100/60 mmHg
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
Kategori Sistolik Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-
120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
hipertensi
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg
- Nadi 116/menit
Frekuensi normal sekitar 80 kali/menit. Bila <60 kali/menit = bradikardia, sementara >100 kali/menit =
takikardia.
- Napas 36x/menit
Dalam keadaan normal, frekuensi pernapasan adalah 16-24 kali/menit.
< 16 kali/menit = bradipnea
> 24 kali/menit = takipnea
pernapasan dalam hiperpnea asidosis atau anoksia
pernapasan dangkal hipopnea gangguan susunan saraf pusat
sesak napas = dispnea, henti napas = apnea
- Suhu 39°
Suhu tubuh yang normal berkisar antara 36° - 37°C, dimana pagi hari mendekati 36°C dan sore hari 37°.
Peningkatan suhu tubuh secara bermakna terjadi pada keadaan demam, yang merupakan suatu respon
pertahanan tubuh (melawan infeksi). Suhu diatur oleh pusat suhu di hipotalamus.
- Pemeriksaan jantung dan paru normal
Pemeriksaan Laboratoris
DAFTAR PUSTAKA
Alatas H, Tambunan T, Trihono PT, dan Pardede SO. Buku Ajar Nefrologi Anak edisi 2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2002.
McPhee SJ, Papadakis MA, dan Tierney LM. Current Medical Diagnosis & Treatment. Lange – Mc Graw Hill; 2008. [CD-
ROM]
Sacher RA. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.
Setiyohadi B dan Subekti I. ”Pemeriksaan Fisis Umum”. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati
S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV . Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2006. h. 22-4.
Wallach J. Interpretation of Diagnostic Tests, 8th edition. Wolters Kluwer – Lippincott William & Wilkins. [CD-ROM]