digunakan dalam penyembuhan penyakit infeksi karena bakteri, biasanya berjenis Gram
positif. [1] Sebutan "penisilin" juga dapat digunakan untuk menyebut anggota spesifik dari
kelompok penisilin. Semua penisilin memiliki dasar rangka Penam, yang memiliki rumus
molekul R-C9H11N2O4S, dimana R adalah rangka samping yang beragam.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah
2 Perkembangan penisilin
3 Mekanisme aksi
4 Fungsi klinis
o 4.1 Benzatin benzilpenisilin
o 4.2 Benzilpenisilin (penisilin G)
o 4.3 Fenoksimetilpenisilin (penisilin V)
o 4.4 Prokain benzilpenisilin
5 Penisilin semi-sintetetik
o 5.1 Penisilin lingkup sempit
o 5.2 Penisilin lingkup sedang
o 5.3 Penisilin lingkup luas
o 5.4 Penisilin dengan penghambat β-laktamase
6 Efek samping
o 6.1 Reaksi efek samping
o 6.2 Alergi
7 Referensi
[sunting] Sejarah
Penemuan penislin selalu dikaitkan dengan ilmuwan Skotlandia, Alexander Fleming pada
1929, walaupun sebenarnya banyak ilmuwan lain yang telah mencatat efek antibakteri
sebelum Fleming. [1]
Fleming, dalam laboratoriumnya di Rumah Sakit Santa Maria (kini merupakan salah satu
rumah sakit pendidikan di London), mencatat adanya lingkaran hambatan (zona bening) pada
pertumbuhan bakteri di piringan kultur Staphylococcus. Fleming menyimpulkan bahwa
hambatan itu dikarenakan sebuah subtansi penghambat pertumbuhan dan menghancurkan
bakteri. Ia kemudian menumbuhkan sebuah kultur murni dan menemukan Penicillium yang
kemudian dikenal sebagai Penicillium chrysogenum. Fleming memberikan istilah "penisilin"
untuk menggambarkan hasil filtrasi dari kultur mikrobiologis Penicillium.[1]
Walaupun di tahapan awal ini, penisilin ditemukan efektif melawan bakteri Gram positif dan
tidak efektif pada Gram negatif dan jamur. Fleming optimis bahwa penisilin akan menjadi
disinfektan yang sangat berguna, berpotensi tinggi dengan tingkat keracunan yang rendah
dibandingkan antiseptik masa itu.
Pada percobaan berikutnya, Fleming menyadari bahwa penisilin tidak akan bertahan lama di
tubuh manusia untuk membunuh bakteri patogen. Ia menghentikan penelitiannya mengenai
penisilin setelah 1931, namun mencoba memulainya lagi pada 1934.
Pada 1939, ilmuwan Australia Howard Walter Florey dan sebuah tim peneliti di Universitas
Oxford membuat sebuah kemajuan yang berarti dalam menunjukkan aksi bakterisidal secara
in vivo dari penisilin. Mereka gagal dalam percobaan karena ketidakcukupan penisilin,
namun berhasil dibuktikan bahwa penislin tidak berbahaya dan bekerja pada tikus. Beberapa
percobaan penisilin dilakukan di Oxford. Pada 1942, John Bumstead dan Orvan Hess menjadi
ahli yang pertama berhasil menyembuhkan pasiennya dengan penisilin.[2][3]
Saat Perang Dunia II, penisilin diberikan pada tindakan amputasi pasukan sekutu,
menyelamatkan 12-15% nyawa. Ketersediaan penisilin masih sangat terbatas karena kesulitan
untuk memroduksinya secara masal, dan kecepatan ginjal yang menghasilkan sisa penisilin
yang tidak sempat digunakan tubuh. Saat itu, pengumpulan kembali penisilin dari air seni
pasien merupakan prosedur yang bisa. Penisilin tersebut akan digunakan kembali.[4]
Penggunaan kembali penisilin tersebut bukanlah jalan akhir yang baik. Hal ini membuat para
peneliti mencari jalan lain untuk memperlambat sekresi penisilin. Mereka berharap dapat
menemukan molekul yang dapat menyaingi penisilin untuk transporter asam organik.
Transportter tersebut berfungsi dalam sekresi penisilin, maka diperkirakan transporter akan
membawa molekul penghambat sehingga penisilin akan lebih lama pada tubuh. Sebuah agen
probenesid akhirnya dibuktikan dapat menghambat. Probenesid akan bersaing dan
menghambat sekresi penisilin. Penislin akhirnya dapat bekerja lama di tubuh. Teknik
produksi penisilin secara masal pun akhirnya dapat diatasi.[5]
Struktur kimiawi penisilin diketahui oleh Dorothy Crowfoot Hodgkin pada awal 1940an.
Penemuan ini menjadikan penisilin dapat dibuat secara sintetik. Sebuah tim dari Oxford
menemukan metode produksi massal penisilin. Tim yang dipimpin Howard Walter Florey itu
mendapatkan Hadiah Nobel dalam bidang Kedokteran atau Fisiologi pada 1945. Saat itu,
Penisilin menjadi antibiotika yang banyak digunakan dan masih digunakan untuk beberapa
infeksi bakteri Gram positif.
Perkembangan besar yang pertama adalah ampisilin, yang memiliki lingkup aktivitas yang
lebih luas daripada penisilin asli. Perkembangan berikutnya menghasilkan penisilin yang
dapat menahan enzim beta-laktamase termasuk flukloksasilin, dikloksasilin, dan metisilin.
Penemuan ini sangat penting untuk melawan spesies bakteria yang memiliki beta-laktamase,
namun tidak dapat melawan strain Staphylococcus aureus yang tahan metisilin.
Penisilin yang antipseudomal seperti Tisarsilin dan Piperasilin berguna untuk melawan
bakteri Gram negatif.
Pada bakteri Gram positif yang kehilangan dinding selnya akan menjadi protoplas,
sedangkam Gram negatif menjadi sferoplas. Protoplas dan sferoplas kemudian akan pecah
atau lisis.
Benzatin benzilpenisilin atau benzatin penisilin adalah penisilin yang lambat diserap pada
sirkulasi, dimasukkan secara intramuskular atau disuntikkan pada otot, dan akan terhidrolisa
menjadi benzilpenisilin in vivo. Obat ini dipilih ketika konsentrasi rendah benzilpenisilin
diperlukan, memperpanjang kerja antibiotika 2-4 minggu setelah dosis tunggal intramuskular.
Penisilin G (Benzilpenisilin)
Benzilpenisilin atau penisilin G adalah penisilin standar emas. Penisilin G secara khusus
diberikan tidak melalui mulut karena sifatnya yang tak stabil dengan asam hidroklorat di
lambung. Penisilin G adalah antibiotik pertama yang berfungsi secara klinis, ditemukan oleh
Howard Florey dan koleganya pada tahun 1939 [1]
Selulit
Endokarditis bakteri
Meningitis
Pneumonia aspirasi, abses paru-paru
Sifilis
Septisemia pada anak-anak
Fenoksimetilpenisilin , atau dikenal dengan penisilin V, adalah penisilin yang aktif secara
oral (diberikan melalui mulut). Obat ini kurang aktif dibandingkan benzilpenisilin. Obat ini
hanya sesuai pada kondisi konsentrasi jaringan tinggi tidak diperlukan.
Kombinasi ini bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman karena suntikkan
penisilin yang banyak ke dalam otot. Perlakuakn ini sering digunakan pada kedokteran
hewan.
Sifilis
Infeksi saluran pernapasan
Selulitis
Kelompok ini dikembangkan untuk meningkatkan llingkup kerja, seperti pada amoksisilin.
Amoksisilin
Ampisilin
Kelompok ini dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi melawan bakteri Gram negatif.
Piperasilin
Tisarsilin
Azlosillin
Karbenisilin
Reaksi efek samping yang sering adalah (≥1% pasien) diare, urtikaria, nausea, dan
superinfeksi dri Candidiasis. Efek yang jarang (0.1–1% pasien) adalah demam, muntah,
dermatitis, angiodema atau kolitis pseudomembarnosus.[5]
[sunting] Alergi
Alergi terhadap antibiotika beta-laktam dapat terjadi pada 10% pasien. 0.01% dapat
menderita anafilaksis
Penicillin ditemukan pertama kali oleh Fleming. Sekitar tahun 1940 mulai diproduksi penicillin murni
dari biakan kuman Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum. Melalui proses biosintesis
unsur-unsur media biakan jamur digunakan sebagai bahan awal (prekusor) dalam pembuatan
penicillin.
KLASIFIKASI PENICILLIN
Berdasarkan sifat kimia yang menonjol dibedakan ke dalam 5 kelompok sebagai berikut :
Misalnya penicillin-G, yang dihasilkan dari biakan jamur yang diekstraksi dan kemudian dimurnikan.
Kalau diberikan secara oral kelompok penicillin ini cepat mengalami hidrolisis oleh asam lambung
Termasuk asam lambung, kelompok penicillin ini memiliki gugus phenoxyl yang terikat oleh gugus
alkyl dari rantai acylnya. Dalam kelompok ini terdapat Phenoxy-methyl-penicillin, Phenoxy-aethyl-
penicillin, Phebenicillin, Amoxicillin dan Ampiciliin.
Yang disebabkan oleh penggantian cincin aromatis untuk melindungi cincin β laktam. Termasuk
kelompok ini adalah Methicillin, Azidocillin dan Pirazocillin.
Termasuk kelompok ini meliputi Oxacillin, Nafcillin, Cloxacillin, Quinacillin dan Dicloxacillin.
5. Penicilin yang memiliki spektrum anti bakterial luas terhadap kuman gram positif dan negatif.
Termasuk kelompok ini adalah Ampicillin, Carbenicillin, Epicillin, Suncillin, Hetacillin dan Carfecilin
MEKANISME KERJA
Dinding sel kuman terdiri dari suatu jaringan peptidoglikan, yaitu polimer dari senyawa amino dan
gula, yang saling terikat satu dengan yang lain (crosslinked) dan dengan demikian memberikan
kekuatan mekanis pada dinding. Penicillin dan sefalosporin menghindarkan sintesa lengkap dari
polimer ini yang spesifik bagi kuman dan disebut murein. Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah
atau menyerap air dengan jalan osmosis, maka dinding sel yang tak sempurna itu akan pecah dan
bakteri musnah .
Penicillin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel. Obat ini
berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik
kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Obat ini diekskresi ke urin dalam kadar terapeutik.
Probenesid menghambat ekskresi penicillin oleh tubulus ginjal sehingga kadar dalam darah lebih
tinggi dan masa kerjanya lebih panjang.
Penicillin berpengaruh terhadap sel yang sedang tumbuh dan hanya berpengaruh kurang berarti
terhadap kuman yang sedang tidak aktif tumbuh (dorman). Penicillin tidak mempengaruhi sel-sel
jaringan mamalia, karena sel mamalia tidak memiliki dinding masif seperti halnya pada kuman.
ABSORBSI PENICILLIN
Peroral
Intramusculer
Garam-garam Na dan K-penicillin diserap cukup cepat, dengan puncak kadar penicillin di dalam
plasma segera dicapai, begitu pula ekskresinya lewat ginjal. Dengan dosis baku efek baktersidal
berlangsung selama 4 jam. Kadar minimal di dalam plasma adalah 2,5 ppm dan untuk mencapainya
dosis penicillin-G diberikan antara 10.000-40.000 IU/kg (kuda). Untuk memperlambat absorsi nya
dapat dilakukan dengan jalan antara lain :
1. Penicillin dijadikan garam dengan procain hingga terjadi garam procain-penicillin yang berupa
suspensi dalam air. Partikel yang tidak larut akan memperlambat penyerapan sampai 18-24 jam
setelah disuntikan.
2. Garam procain-penicillin-G diemulsikan di dalam minyak nabati atau 2% aluminium monostearat.
Penyerapan penicillin dengan emulsi ini berlangsung selama 36-72 jam. Biasanya suntikan
intramuskuler menyebabkan radang lokal (myositis)
3. Penicillin dijadikan garam benzathine-penicilin-G. Efek terapi yang diperoleh dapat diperpanjang
sampai 7-14 hari pasca penyuntikan.
Intravena
Penyuntikan secara intravena menghasilkan kadar tinggi di dalam plasma, yang segera diikuti
eliminasi yang cepat pula selama 4-6 jam. Penyuntikan ini harus dilakukan berulang kali dengan
interval pendek. Penicillin yang digunakan hanya garam Na dan K, karena keduanya mudah larut
dalam air.
Intratracheal
Cara ini banyak dilakukan untuk penderita radang paru-paru infeksi, dan kadar yang tinggi diperlukan
di dalam jaringan paru-paru.
Intrauterin
Absorbsi penicillin terjadi setelah infusi interauterin,dengan dosis 1,5 juta IU procain penicillin yang
diberikan secara intrauterin,ekskresi melalui kelenjar susu berlangsung selama 60-48 jam pasca
infusi,infusi intrauterin dilakukan untuk pengobatan metritis dan pyometra pada sapi.
Intramamari
Absorbsi obat yang diinfusikan intramamer berlangsung secara difusi jaringan lokal. Penicillin untuk
mengobati mastitis dapat berupa garam penicillin, dan tergantung pada vehikelnya, penicillindapat
efektif dalam beberapa jam sampai hari atau minggu (penicillin intramamer retard)
Dalam keadaan normal penicillin didistribusikan dengan cepat dari plasma ke dalam jaringan tubuh .
persentase volume disribusi (apparent volume distribotion, AVD) sebesar 50% memperlihatkan cepat
dan mudahnya didistribusi penicillin ke dalam jaringan .
Ekskresi
Penicillin diekskresikan mlalui ginjal,kelenjar susu, hati dan usus. Melalui ginjal penicillin
diekskresikan dengan cepat, serta mencapai 60-80% dari obat yang dimasukkan. Ekskresi renal
tersebut terdiri dari ekskresi glomerular (20%) dan ekskresi tubuler (80%). Eksresi lewat kelenjar
susu,dalam keadaan seimbang, atau Equilibrium state, jumlah yang diekskresikan mencapai 16% dari
yang ada di dalam plasma, waktu bebas obat, atau withfrawal time, penicillin dari air susu adalah 96
jam.
Ekskresi penicillin lewat keringat, empedu, tinja dll cairan tubuh jumlahnya tidak berarti.
Efek Samping
Dapat menimbulkan ultikaria , dan kadang-kadang anifilaksis dapat menjadi fatal. Pasien yang alergi
terhadap penicillin biasanya alergi terhadap semua turunan penicillin karena hipersensitifitas
ditentukan oleh struktur dasar penicillin. Ensefalopati akibat iritasi serebral, hal ini dapat terjadi pada
pemberian dosis yang brlebihan atau dosis normal pada pasien gagal ginjal. Penicilin tidak boleh
diberikan secara intratekal karena cara ni dapat menimbulkan ensefalopati yang mungkin fatal. Pada
pasien gagal ginjal pemberian penicillin scara injeksi dapat menyebabkan akumulasi elektrolit. Diare
sering terjadi pada pemberian peroral,kadang-kadang juga dapat menyebabkan kolitis.
Kejadian toksisitas dalam praktek dokter hewan,terjadi pada anjing 15 menit setelah disuntik kedua
kalinya yang berselang lebih kurang 1 bulan.Gejala salivasi, gemetar, muntah dan urtikaria
berlangsung beberapa jam setelah suntikan. Gejala syarafi juga telah ditemukan pada anjing dan
kucing,berupa ataxia dan konvulsi.
Reaksi anifilatik sering dijumpai pada ternak-ternak sapi yang disuntik profilatik sebelum transport ke
peternakan. Reaksi tidak terduga (adverse reaction) telah pula terjadi bervariasi mulai gemetar,
muntah, depresi sampai keguguran.
Setelah bebrapa kali seekor kuda disuntik penicillin 10-40.000 IU, 2 kali sehari dilaporkan telah
mengalami hipersensitifitas tipe I. Pada kuda putih reaksi berupa dermatitis bullosa disertai
keropeng-keropengtelah pula ditemukan .Pada anjing reaksi kulit berupa oedema pada konjuctiva
disertai prostrusi dari selaput lendir,terjadi setelah diobat secara sistemik,hewan tersebut menerima
salep mata yang mengandung penicillin.
1. Pengobatan terhadap penyakit infeksi oleh kuman-kuman klostridia, misalnya blackleg, (Cl.
Chauvoei), malignant edema (Cl. Septicum, boutvuur), dan tetanus (Cl. tetani) Terhadap infeksi
kuman Cl. welchii kurang efektif, sedang untuk kuman cl.botulinus praktis tidak ada gunanya.
4. Infeksi Corynebacterium renale, yang menyebabkan pielonefritis, diperlukan dosis tinggi. Adanya
exudat dan nanah menyebabkan penetrasi obat ke jaringan yang mengalami radang kurang efektif.
5. Untuk pengobatan lumpy jaw (aktinomikosis oleh Actinomyces bovis) pada sapi.
untuk mengatasi infeksi kuman streptokok dan stafilokok. Karena kuman s. aureus menghasilakan
enzim penicillinase, terjadi resistensi.
GOLONGAN
GENERIK
Prokain Benzilpenisilin.
INDIKASI
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram positif dan Gram negatif yang rentan terhadap
Benzilpenisilin.
KONTRA INDIKASI
PERHATIAN
Interaksi obat :