Anda di halaman 1dari 15

Apa arti frasa “suami dari satu istri” dalam 1

Timotius 3:2?

Pertanyaan: Apa arti frasa “suami dari satu istri” dalam 1 Timotius 3:2?

Jawaban: Ada 3 kemungkinan penafsiran “suami dari satu istri” dalam 1 Timotius 3:2. (1) Ini
berarti seorang yang berpoligami tidak memenuhi syarat menjadi penatua/diaken/pendeta. Ini
adalah penafsiran yang paling harafiah dari frasa ini, namun kelihatannya tidak mungkin karena
pada waktu Paulus menuliskan ini poligami sangat jarang. (2) Frasa ini dapat juga diterjemahkan
“pria dengan satu perempuan.” Ini mengindikasikan bahwa seorang penilik jemaat (bishop) harus
setia kepada perempuan yang dinikahinya. Penafisran ini lebih menfokuskan pada kemurnian
moral daripada status pernikahan. (3) Frasa ini juga dapat dipahami sebagai mengatakan bahwa
yang agar dapat menjadi penatua/diaken/pendeta, seseorang hanya dapat menikah satu kali,
kecuali kalau dia adalah seorang duda.

Penafsiran (2) dan (3) adalah yang paling banyak diterima sekarang ini. Saya sendiri cenderung
kepada penafsiran (2), khususnya karena Alkitab nampaknya mengijinkan perceraian dalam
keadaan-keadaan khusus (Matius 19:9; 1 Korintus 7:12-16). Juga amat penting untuk
membedakan seseorang yang bercerai dan menikah kembali sebelum dia menjadi menjadi
Kristen dengan orang yang bercerai dan menikah kembali setelah menjadi Kristen. Saya tidak
merasa bahwa seseorang yang memenuhi syarat tidak boleh menjadi pengurus gereja karena
tindakan yang dilakukannya sebelum dia mengenal Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya.
Meskipun saya tidak menganggap 1 Timotius 3:2 secara khusus mengenyampingkan orang yang
sudah bercerai atau menikah kembali dari pelayanan sebagai penatua/diaken/pendeta, ada hal-hal
lain yang harus dipertimbangkan.

Kualifikasi pertama seorang penatua/diaken/pendeta adalah “tak bercacat” (1 Timotius 3:2).


Kalau perceraian dan/atau pernikahan kembali mengakibatkan kesaksian buruk di gereja atau
dalam masyarakat, maka mungkin persyaratan “tak bercacat” itu yang membuat dia tidak
memenuhi syarat dan bukannya persyaratan “suami dari satu istri.” Seorang
penatua/diaken/pendeta harus menjadi seseorang yang dapat dijadikan teladan untuk keserupaan
dengan Kristus dan kepemimpinan yang rohani. Kalau perceraian dan/atau pernikahan kembali
mencegah dia dari tujuan ini, maka mungkin dia tidak seharusnya duduk dalam posisi
penatua/diaken/pendeta. Adalah penting untuk diingat bahwa sekalipun seseorang tidak layak
melayani sebagai penatua/diaken/pendeta, hal ini bukan berarti bahwa dia bukan anggota yang
berharga dari Tubuh Kristus. Setiap orang Kristen memiliki karunia rohani (1 Korintus 12:4-7)
dan dipanggil untuk ambil bagian dalam membangun orang-orang percaya lainnya dengan
karunia-karunia itu (1 Korintus 12:7). Seseorang yang tidak layak menjadi
penatua/diaken/pendeta masih dapat mengajar, berkhotbah, melayani, berdoa, beribadah dan
memainkan peran kepemimpinan yang penting dalam gereja.
Gereja Sempurna adalah Mempelai Wanita Yang Tidak Bercacat.

Manusia menjadi SEMPURNA ??? Apa mungkin???

Puncak Rencana ALLAH BAPA adalah menyerahkan Gereja Sempurna


kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Mempelai Wanita-Nya.

Kesempurnaan adalah berada di dalam ruang maha suci dari Tabernakel


Allah, level yang tertinggi dari kehidupan Kristen. Kesempurnaan adalah
puncak dari kesucian dan kekudusan.

Kerinduan Hati Allah Bapa ini dijelaskan oleh Rasul Paulus dalam Efesus
5:27 - Supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat dihadapan
diriNya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu
(menjadi kudus dan tak bercela).”

Dalam Yesaya 62:5 – …dan seperti mempelai laki-laki bersukacita atas


mempelai wanitanya, demikian juga Allah bersukacita atasmu.

Dalam Hosea 2:15-19 …Aku akan mempertunangkanmu kepadaKu untuk


selamanya; ya, Aku akan mempertunangkanmu kepadaKu dalam
kebenaran dan keadilan, dalam kasih setia dan kemurahan. …

Rasul Paulus sendiri mempunyai kecemburuan kepada sidang jemaat di


Korintus dengan berkata,”Aku cemburu kepada kamu dengan cemburu
ilahi, karena aku telah mempertunangkanmu kepada satu Suami, untuk
mempersembahkan kamu sebagai perawan yang murni dan suci kepada
Kristus.”

Kesempurnaan adalah potensi setiap orang percaya kepada Yesus, yang


hanya dapat dimiliki melalui iman dan kesucian. Sebenarnya tidak perlu
ada satu orang percaya yang tidak menikmatinya, hanya sayang sekali,
terlalu banyak orang Kristen tidak mau ikut Yesus 100% sehingga tidak
akan mencapai kesempurnaan yang disediakan itu. Orang Kristen yang
tidak mau mengikuti Yesus sepenuhnya nanti akan masuk dalam masa 3,5
tahun aniaya besar. Gereja Sempurna nanti akan disingkirkan oleh Tuhan
ke suatu tempat perlindungan pada permulaan aniaya besar. (Wahyu
12:6; Wahyu 12:14-17)

Rasul Paulus sering menganjurkan dan mendorong orang-orang percaya


agar mengejar kesempurnaan itu dengan tekun. (Ibrani 6:1, Filipi 3:12-14)

Allah sendiri telah menyediakan sarana untuk kita, supaya kita mampu
mencapai kesempurnaan. Sumber Kesempurnaan adalah Pekerjaan Yesus
di Kayu Salib. Dalam Ibrani 10:14 – Sebab hanya dengan melalui satu
korban Dia untuk telah menyucikan dan menyempurnakan untuk selama-
lamanya mereka yang telah ditahbiskan dan dikuduskan.

Korban Kristus adalah Sumber kekuatan rohani yang paling dahsyat dari
orang Kristen.
Yesus Kristus adalah Pemimpin hidup kita menuju KESEMPURNAAN.
(Ibrani 12:2)

hir-akhir ini istilah global warming atau lebih dikenal dengan pemanasan global telah sering di
dengung-dengungkan. Dan kalau kita berbicara soal pemanasan global, berita-berita maupun
desas-desus yang beredar di sana-sini juga efek yang ditimbulkannya begitu menakutkan dan
membuat setiap kita berpikir apakah dunia ini akan segera berakhir? Inikah tanda-tanda akhir
jaman itu?

Kalau kita melihat kembali kepada firman Tuhan, ternyata Tuhan sudah pernah menubuatkan
atau memprediksikan bahwa suatu hari nanti akan terjadi perubahan cuaca yang cukup drastis
melalui berbagai macam tanda dari langit yang dahsyat.

Akhir Zaman
Lukas 21:11
dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar
dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat
dari langit.

Pada bagian bawah dari ayat ini dengan jelas dikatakan akan ada tanda-tanda dahsyat di langit.
Langit ini bahasa Inggrisnya ‘heaven'. Kalau kita belajar mengenai ‘heaven', maka kita akan
menemukan ada 3 lapisan dari ‘heaven', yaitu:

1. Sky (atmosfer), tempat burung-burung beterbangan.


2. Space (ruang angkasa), tempat bintang-bintang bertaburan.
3. Heaven (sorga), tempat para malaikat tinggal dan tidak kelihatan oleh mata jasmani kita.

Tanda-tanda dahsyat dari langit yang jelas terlihat dengan mata kita adalah apa yang
terjadi di atmosfer kita. Akhir-akhir ini telah terjadi perubahan lapisan ozon. Jadi karena polusi
udara, pembakaran hutan dan lain sebagainya telah menghasilkan gas-gas yang menghancurkan
O3 (ozon) sehingga lapisan ozon ini semakin menipis. Bahkan di belahan bumi utara dan selatan
sudah berlubang. Akibatnya panas matahari langsung tembus ke bumi. Panas ini pada akhirnya
mengakibatkan perubahan cuaca. Panas ini ditambah lagi dengan gas-gas yang menghancurkan
ozon ini juga membentuk satu selaput yang tidak bisa memantulkan panas ke luar angkasa
sehingga semakin panaslah bumi ini. Pemanasan global ini dapat diilustrasikan seperti mobil
yang kita parkir di tengah terik matahari. Panas yang tersimpan di dalam mobil begitu luar biasa
terasa oleh tubuh kita.
Wahyu 16:8-9
Dan malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi
kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api. Dan manusia dihanguskan oleh panas api
yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka
itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.
II Petrus 3:10-12
Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus
hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu
langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.

Dari kedua ayat ini kita dapat melihat bahwa memang Tuhan sudah berkata pada hari-
hari terakhir ini Tuhan akan memusnahkan ataupun menghukum bumi dengan api (panas). Dulu
pada jaman Nuh, bumi dibinasakan dengan air bah, dengan banjir besar dan tidak akan terjadi
lagi. Maka di akhir jaman ini, akan ada api yang menghanguskan dari matahari dan unsur-unsur
bumi akan binasa oleh api.

Jadi kita lihat bahwa pemanasan global ini telah tercatat di dalam firman Tuhan. Yang menjadi
pertanyaan saat ini adalah, apakah global warming ini terjadi karena rencana Tuhan atau karena
keteledoran manusia? Kita tetap percaya bahwa Tuhan adalah Tuhan yang baik. Dia tidak pernah
merencanakan yang jahat, hari depan pun cerah, masa depan penuh harapan. Tapi yang jadi
persoalan sekarang adalah Dia juga memberikan satu tanda. Ada tanda-tanda dari akhir jaman.
Sebelum nanti Tuhan datang kembali untuk yang kedua kalinya, maka akan ada banyak peristiwa
yang akan terjadi di bumi ini dan salah satu peristiwa itu adalah pemanasan global, perubahan
cuaca yang drastis, tanda-tanda dahsyat di langit. Hal lain yang harus di garis bawahi adalah
manusia itu sendiri ikut menyumbang sehingga prediksi ini, nubuatan ini jadi semakin digenapi.

Indonesia sendiri menurut data tercata sebagai negara ketiga terbesar penyumbang
global warming. Kalau kita melihat semua usaha manusia saat ini untuk mengurangi efek dari
global warming itu memang sangat bagus. Tetapi kalau kita kembali kepada firman Tuhan, hal
seperti itu memang harus terjadi. Untuk itulah kita harus kembali ingat kepada Sang Pencipta.
Intinya adalah di situ. Ironisnya, ketika bencana datang barulah manusia kembali dan ingat
kepada Penciptanya. Memang Tuhan mengijinkan setiap kondisi yang terjadi pada akhir jaman
ini menjelang kiamat supaya semua orang ingat Tuhan. Supaya manusia bertobat.

Kembali kepada firman Tuhan, bicara tentang akhir jaman, bicara tentang kiamat, sebenarnya
bicara tentang kedatangan Yesus Kristus kedua kali. Yesus datang kembali ke bumi ini untuk
mendirikan kerajaan yang kekal. Nah, oleh sebab itu kalau kita melihat semua tanda-tanda itu,
maka pesannya adalah kita mempersiapkan diri untuk menyongsong kedatangan Yesus Kristus
yang kedua kali ke atas bumi ini.

Selain pemanasan global, ada banyak sekali tanda-tanda lain yang muncul misalnya gempa bumi
yang dahsyat, kelaparan di mana-mana. Saat ini saja dalam satu hari ada sekitar 6 ribu gempa di
seluruh muka bumi. Kemudian tanda-tanda lainnya adalah manusia semakin egois, matrealistis,
kejahatan merajalela, yang jahat semakin jahat, yang cemar semakin cemar. Tetapi ada juga

orang-orang yang hidup benar makin benar dan hidup suci semakin suci. Ada tanda -
tanda lainnya seperti penyatuan Uni Eropa, itu sudah tercatat di firman Tuhan. Tertulis
semuanya. Dan banyak lagi. Ada perang-perang dunia yang akan terjadi.

Banyak manusia saat ini yang menduga-duga atau mencoba menerka kapan akhir jaman atau
kiamat itu akan datang. Banyak orang yang berusaha untuk memprediksikan waktunya. Bahkan
para pengamat mengatakan bahwa pada tahun sekian bumi akan hancur. Tapi bicara tentang
kiamat, bicara tentang akhir jaman, bicara tentang kedatangan Yesus Kristus sebagai Raja, maka
firman Tuhan dengan tegas mengatakan tidak ada seorangpun yang tahu. Hanya Bapa yang tahu.
Oleh sebab itu sia-sialah semua usaha kita untuk memprediksinya. Yang penting bagi kita sat ini
adalah mempersiapkan diri. Mempersiapkan diri kita untuk menjadi mempelai yang tidak
bercacat cela di hadapan-Nya, memanfaatkan setiap waktu yang ada pada hari-hari ini untuk
mempersiapkan kedatangan Tuhan yang kedua kali. Inilah yang kita sebut sebagai misteri Illahi.

Tuhan memberkati.

TUJUAN PELAYANAN SEL by:Robby I Chandra

Sumber: Strategi Pelayanan Sel

Mengapa dinamakan sel?

Sebelum kita melanjutkan pembahasan mengenai tujuan pelayanan sel, kita perlu secara objektif
menilai mengapa kita harus melakukan strategi kelompok sel. Bukankah strategi yang ada sudah
cukup? Ini perlu, agar kita terhindar dari mental ikut-ikutan dalam melakukan pekerjaan Tuhan.
Dengan pemahaman yang benar, kita memiliki dasar keyakinan yang kuat dari Firman Allah
dalam semua pelayanan.

Kelompok sel dibutuhkan semata-mata untuk mencapai tujuan Allah melalui gereja-Nya,
sebagaimana yang disebut dalam Kolose 1:28 dan Efesus 4:13. Ada banyak strategi yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan ini, antara lain:

1. Strategi 1-100: (Matius 5,6,7; Kisah Para Rasul 2:14-47). Strategi dengan komunikasi satu arah
biasa digunakan dalam khotbah Minggu pagi atau ibadah raya. Strategi ini yang paling umum
digunakan oleh gereja-gereja tradisional, dimana dalam semua jenis ibadah, satu orang
berbicara dan yang lain hanya mendengarkan. Strategi ini baik digunakan untuk penyembahan
bersama, penyampaian informasi secara meluas dan bersifat umum. Kelemahannya ialah tidak
mungkin berlangsung komunikasi dua arah yang memungkinkan peran serta aktif semua
anggota yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Itulah sebabnya, tujuan
pendewasaan pribadi setiap anggota sangat sulit dan tidak mungkin tercapai secara efektif.
2. Strategi 1-10: Kelompok Kecil (Matius 4:18-22). Strategi ini dibutuhkan dan merupakan inti dari
konsep sel yang efektif. Hanya, sayangnya dalam praktiknya belum mengikuti pola yang Yesus
pergunakan pada para murid-Nya, dimana Ia mengajar, melatih, mengutus, dan mempersiapkan
mereka sebagai pemimpin untuk meneruskan tugas-Nya, setelah Ia kembali ke surga. Strategi ini
dilakukan oleh banyak gereja, tetapi hanya sebagai variasi metode di antara semua kegiatan
yang diprogramkan. Akibatnya, pola ini tidak menemukan esensinya sebagai sekolah mini, pusat
pemuridan, dan dapur pemimpin yang efektif yang memiliki karakter Kristen sesuai dengan citra
Kristus. Melalui strategi ini, setiap anggota ditolong mengenal karunianya masing-masing,
sehingga dapat melayani secara lebih baik.
3. Strategi 1-1: Pengemban Amanat Agung. Yang dimaksud dengan strategi ini ialah setiap orang
yang telah terlatih dengan baik, akan mampu menjadi pengemban Amanat Agung Kristus secara
bertanggung jawab. Ini sangat dimungkinkan, sebab ia telah memiliki karakter Kristen yang
berdasarkan atas kebenaran dan terus bertumbuh dalam pimpinan Roh Kudus. Bila setiap orang
percaya sudah berada pada tingkatan rohani seperti yang diuraikan dalam Kolose 1:28 di atas,
maka gereja akan mengalami pemulihan dan penuaian besar menjelang akhir zaman dan
dipersiapkan sebagai mempelai perempuan yang tidak bercacat menyongsong kedatangan
Kristus yang kedua kalinya.

Perlu ditekankan bahwa strategi 1-1 tidak mungkin tercapai tanpa strategi 1-10 (kelompok sel).
Dengan demikian, terjawablah pertanyaan, “Mengapa kita membutuhkan strategi pelayanan
dalam pola kelompok sel?” dan itu bukan sekedar sebuah konsep biologis secara terminologis
belaka, dan bukan ikut-ikutan, melainkan memiliki pemahaman teologis yang benar.

Sebaiknya, setiap gereja lokal dan mitranya mendoakannya dengan sungguh-sungguh dan siap
menginvestasikan semua daya dan dana untuk menerapkan konsep ini demi pelebaran Kerajaan
Allah dan mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya, serta menjadi berkat secara meluas.

Tujuan-tujuan Utama Kelompok Sel

Berdasarkan pemahaman strategis di atas, muncul beberapa tujuan strategi kunci ini, yang
sekaligus merupakan keunggulan sel.

 Saling memperhatikan.

Hal yang paling sulit dialami dalam ibadah raya ialah saling mempedulikan. Dalam sel yang
sehat, Kristus bekerja memberkati setiap anggota, sehingga setiap orang menerima dan memiliki
hidup Kristus, saling mengasihi dengan kasih Kristus, saling menolong, dan saling membantu
(Efesus 4:1-6). Di dalam kelompok sel yang sehat, Kristus memerintah, Roh Kudus bekerja,
kasih-Nya mengalir dan dialami oleh setiap orang. Dalam kelompok sel yang sehat, Allah
bekerja, sehingga kesatuan sejati dan kesehatian yang tulus (Kisah Para Rasul 3:32a) terwujud
tanpa kemunafikan. Inilah yang menunjang pertumbuhan rohani setiap anggota, saling
menguatkan untuk membawa kasih itu kepada orang lain.

 Penjangkauan keluar.

Pertumbuhan rohani yang sehat tidak dapat dipisahkan dari upaya untuk mengasihi yang
terhilang dalam dosa. Sebaliknya, kasih Kristus yang dialami dalam kelompok sel adalah
dorongan kuat untuk menjangkau jiwa bagi Tuhan. Tugas ini dapat dikerjakan oleh setiap orang,
tetapi akan lebih efektif bila dilaksanakan dalam kelompok sel. Dalam kelompok sel setiap orang
didoakan, disiapkan, dan dilatih untuk diutus keluar menjangkau orang yang belum percaya bagi
Allah sebagai bukti pekerjaan Kristus dalam hidupnya. Di sisi lain, orang yang dimenangkan itu,
bila dibawa ke dalam kelompok yang tidak saling mengasihi, akan sangat sulit, bahkan merusak
kesaksian Kristiani. Orang Kristen baru itu tidak merasakan kasih Kristus, dan tidak menemukan
hal yang berbeda dengan keadaan di dunia sekuler, bila orang dalam persekutuan Kristen tidak
saling mengasihi. Akibatnya, ia sulit bertahan hidup dalam kelompok seperti itu dan mencari
kelompok lain yang dapat menolong pertumbuhan imannya. Hal ini tidak dapat ditemukan dalam
penginjilan secara pribadi (Pengkhotbah 4:9-12, Matius 16:19-20).

 Mengembangkan karunia rohani.

Berdasarkan kebenaran Firman Tuhan, setiap orang yang sudah bertobat, menerima Kristus dan
dilahirkan kembali, memiliki Roh Kudus (Efesus 1:13-14). Roh Kudus itulah yang membagikan
karunia bagi setiap orang percaya (Kisah Para Rasul 2:38; 1Korintus 12:4-13). Bila kita jujur,
banyak orang percaya hidup bertahun- tahun, tanpa mengetahui dengan jelas karunia apa yang
dimilikinya, walaupun telah bertobat. Itulah sebabnya, ia tidak bertumbuh secara sehat dan
kurang giat dalam pekerjaan Tuhan. Tentu ada banyak alasan, tetapi salah satunya yang penting
ialah orang itu tidak berada dalam satu kelompok kecil yang dapat saling memperhatikan atau
saling mendoakan dan saling mendorong dalam pertumbuhan. Hal ini tidak mungkin dikerjakan
dalam ibadah raya, sebab perlu pengajaran dalam proses pemuridan yang teratur. Dan terjadilah
hal yang sangat disayangkan, yaitu tidak semua orang percaya diberdayakan bagi kemajuan
gereja Tuhan.

 Mempersiapkan gereja di masa sulit.

Bila orang tidak diajarkan secara sistematis dan tidak dilatih untuk melayani menurut
karunianya, imannya mudah goyah. Itulah sebabnya, bila datang tantangan iman, mereka mudah
menjadi lemah dan berbalik kepada kepercayaan yang sia-sia. Kelompok sel bukan hanya
mempersiapkan orang Kristen agar hidup dalam anugerah Allah, tetapi juga menolong orang
Kristen agar dapat bertahan terus di masa-masa sulit sebab tidak bergantung pada gedung
tertentu. Kelompok sel dapat berlangsung di mana-mana, di rumah anggota atau di ruangan yang
sederhana, itulah salah satu cirinya yang dinamis.

FILSAFAT DASAR PELAYANAN SEL

Banyak orang mudah lemah dalam pelayanan, bukan hanya mereka belum memiliki visi yang
jelas, tetapi juga karena tidak memiliki filsafat pelayanan yang merupakan dorongan yang
menggairahkan militansi dalam melayani.

Ada lima prinsip utama yang merupakan filsafat dan kekuatan kelompok sel.

1. Sel adalah “gaya hidup”, bukan metode. Orang hanya dapat menjadi anggota sel yang sehat, bila
telah menerima hidup Yesus dalam bimbingan secara pribadi. Bila seseorang belum bertobat
dan memiliki hidup Yesus, maka semua kegiatan menjadi suatu program kosong, bagaimana pun
direkayasa. Firman Tuhan hanya akan menjadi kerinduan bagi orang yang telah memiliki hidup
Yesus (1Petrus 2:2). Selain itu, orang itu tidak akan memahami firman sebagai perkara rohani
(1Korintus 2:14). Hanya, bila seseorang telah memiliki hidup Yesus, maka ia akan terus
bertumbuh dan akan mengalami perubahan nilai hidup (2Korintus 5:17). Dengan demikian,
filsafat pertama yang harus dipahami ialah bahwa dalam sel, setiap orang harus mengalami
perubahan nilai dari waktu ke waktu oleh pekerjaan Roh Kudus dan Firman Allah (2Timotius
3:16-17). Dengan demikian, Firman Allah menjadi kesukaannya, dan sel atau kelompok yang
bertumbuh dalam kebenaran akan menjadi gaya hidupnya.
2. Pemuridan yang sesungguhnya terjadi terus-menerus. Dalam pola tradisional, sering kita
temukan istilah “program latihan pemuridan”. Ungkapan ini tidak salah, hanya saja proses
pemuridan tidak tergantung pada satu program saja. Pemuridan adalah suatu proses yang
berlangsung terus-menerus (Yohanes 15:1-8). Ranting tidak dapat berbuah bila tidak tinggal
tetap atau terus-menerus menerima aliran kekuatan dari pokoknya. Di dalam sel yang terbina
dengan baik, setiap anggota akan terus- menerus mengalami perubahan dan proses pembinaan
dan terus ditambah dari hari ke hari, sehingga menjadi murid yang memuliakan Tuhan.
3. Sel adalah sarana mobilisasi jemaat seutuhnya. Proses pemuridan yang sehat pasti mendorong
setiap orang keluar untuk memberitakan Injil kepada dunia yang berdosa. Semakin dekat
hubungan seseorang dengan Allah dan terus bertumbuh dalam anugerah-Nya, semakin ia
dikuatkan untuk bergerak keluar dengan kasih dan kuasa Allah. Inilah wujud pertumbuhan
alamiah yang dikerjakan Roh Allah dalam setiap orang percaya (Zakharia 4:6). Dengan demikian,
bila gereja ingin memiliki kekuatan mobilisasi total, dimana setiap orang bergerak bagi Kristus,
sel harus dibina secara intensif.
4. Penginjilan dengan sistem jala, bukan pancing. Melalui sel, sistem penjangkauan keluar bukan
hanya harus sistematis dan terus-menerus, tetapi juga dapat memungkinkan multiplikasi yang
cepat. Filsafat dasar dari sel adalah multiplikasi. Pertumbuhan karakter dari setiap anggota
terwujud dalam penjangkauan keluar yang terprogram yang menjadi gaya hidup sel.
Penjangkauan dalam oikos jauh lebih efektif dari penjangkauan oleh pribadi demi pribadi. Bila
setiap orang giat memberitakan Injil, maka setiap bulan, bahkan mungkin setiap hari ada jiwa
yang dimenangkan kepada Tuhan melalui sel itu. Sistem penjangkauan ini dikuatkan dengan doa
yang difokuskan pada sasaran yang khusus. Selain itu, terjadi kerja sama yang aktif antara
anggota dengan Roh Kudus, sehingga kesaksian setiap anggota akan sangat berguna untuk
mendorong yang lain, sebab kuasa yang nyata dialami. Inilah kekuatan sel dalam membawa
orang datang dan percaya kepada Yesus.
5. Memberi tempat pada Roh Kudus untuk memakai setiap orang. Sistem yang berlaku dalam sel
ialah memberdayakan setiap orang agar dapat dipakai Tuhan. Dengan demikian, setiap orang
sadar bahwa ia sendiri tidak memiliki kemampuan untuk membawa orang datang kepada Yesus,
kecuali ia sungguh berpegang pada Firman Allah dan bergantung pada kuasa Roh Kudus terus-
menerus. Jadi, semua orang bergerak bersama bagi Tuhan dan bukan tergantung pada orang
tertentu yang berkarunia hebat.

Kesimpulan

Dengan filsafat dasar ini, jelas bahwa prinsip ini sesuai dengan prinsip pertumbuhan gereja yang
sehat atau yang disebut sebagai pertumbuhan yang alamiah, yaitu pertumbuhan yang dikerjakan
oleh Allah sendiri.
Penjelasan Christian A. Schwarz bersama timnya yang mengadakan penelitian terhadap 1000
gereja di lima benua di dunia, mengemukakan hasil penemuan mereka dalam sebuah buku yang
berjudul “Pertumbuhan Gereja yang Alamiah”. Dalam pasal satu, ia mengemukakan delapan
karakteristik:

1. Kepemimpinan yang melakukan pemberdayaan


2. Pelayanan yang berorientasi pada karunia
3. Kerohanian yang haus dan penuh antusiasme
4. Struktur pelayanan yang tepat guna
5. Ibadah yang membangkitkan inspirasi
6. Kelompok kecil yang menjawab kebutuhan secara menyeluruh
7. Penginjilan yang berorientasi pada kebutuhan
8. Hubungan yang penuh kasih

Dalam analisisnya terhadap setiap karakter tersebut, didapati bahwa kelima unsur filsafat di atas
sejalan dengan karakter yang dikemukakan oleh Schwarz.

Hidup kudus? Maksud ‘loh? Kayak orang-orang yang nggak pernah bersentuhan dengan dunia
luar itu? Dalai lama di Tibet sono kaleee? Nggak pacaran? Nggak Clubbing? Nggak gaul? Nggak
TTM? Nggak bisa ngapa-ngapain? Buseeeettt....? Emang ‘mau hidup kayak jaman nenek
moyang? Nggak janji deh...!!

Jawaban ini bukan hanya berasal dari orang-orang yang kutemui, teman-teman baru, adikku,
tetapi bahkan dari dalam diriku sendiri. Waktu aku serius mempertanyakan “hidup kudus” yang
harus kujalani di jaman sekarang.

Apa sih kekudusan? Apakah sekedar tidak pacaran? Tidak melakukan kissing, necking, petting,
dan sejenisnya? Tidak melakukan hubungan seks di luar nikah? Tidak ngomong ‘jorok’? Tidak
nonton pornografi? Tidak masturbasi? Dan tidak, tidak, tidak lainnya lagi...

Jika berbicara soal fakta, maka orang akan berbicara lain (dengan catatan jika sungguh-sungguh
berani mengatakannya). Orang bisa terlihat bagus, bersemangat, penuh visi, penuh urapan, penuh
kreativitas dan juga berlabel lahir baru, tetapi sungguhkah kehidupan kekudusan ada di dalam
dirinya? Ini tidak menunjuk kepada seorangpun, tetapi tertuju kepada diriku sendiri!!

"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya
yang kudus?" "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya
kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari
TUHAN dan keadilan dari Tuhan yang menyelamatkan dia. Itulah angkatan orang-orang yang
menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan Yakub."(Mazmur 24:3-6)

Aku sendiri, ingin memaksimalkan hidup lebih lagi di dalam Tuhan. Ingin berbuah, ingin
bertumbuh, ingin lebih dan lebih dan lebih lagi. Disamping semua tuntutan tanggung jawab yang
juga harus bertumbuh, ada dasar yang tak boleh kulupakan sama sekali, yaitu kekudusan. Karena
semakin aku bertumbuh, semakin kusadari bahwa dasar itu pelan namun pasti terlupakan juga
olehku. Aku merasa sudah bisa, aku merasa kuat, aku merasa mampu, aku merasa... merasa...
dan merasa.... dan melupakan dasar kehidupan dan hubungan dengan Kristus yaitu kekudusan.

Ada banyak ayat yang bisa kutemukan di Alkitab tentang kekudusan, dan salah satunya sebab
ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus (1 Petrus 1:16). Syarat untuk datang kepada
Tuhan sudah sangat jelas. Apapun tafsiran orang, bagiku itu suatu perintah yang tidak bisa
disanggah oleh siapapun yang mengaku dirinya pengikut Kristus.

Bisakah aku hidup kudus? Bisakah aku tidak menjamah apa yang najis? Bisakah aku
mengendalikan keinginan daging yang seringkali menggebu? Sanggupkah aku menjaga mataku,
pikiranku, hatiku untuk tidak tergoda tawaran daging dan dunia? Sanggupkah aku berkuasa atas
‘diriku’ sendiri dan segala hawa nafsunya? Sedangkan aku sendiri tahu dan menyadari
‘kejahatan’ yang terkandung di dalam diriku? Sedangkan kemunafikanku seringkali membentuk
topeng tebal kekristenan? Sedangkan kakiku lebih cenderung menyimpang ke arah yang
berlawanan dengan kehendakNya?

Ahhhh, namun aku juga menyadari, kalau kekudusan tidak semudah perkataan atau pengertian
yang aku dapatkan. Aku bisa berbicara sampai berbusa-busa tentang kekudusan, tentang artinya,
tentang berbagai cara untuk hidup kudus, tapi jika segala sesuatunya dikembalikan kepada setiap
hati apakah aku juga mampu berbicara ‘lugas dan terbuka’ seperti ini.

Yeremia 17:9 menuliskan, Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya
sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?

Semakin aku menanjak, semakin aku naik tinggi di gunung Tuhan, semakin aku menyadari
besarnya kejahatan dalam diriku yang kadangkala muncul dan melintas begitu saja. Dan saat itu
aku juga semakin sadar bahwa aku sangat mudah untuk tergelincir dalam dosa dan kejatuhan
yang bisa berakibat fatal. Detik demi detik yang berlalu pun bisa membawaku dalam kebinasaan
kekal.

Menuliskan ini, mengatakan hal ini, memikirkannya, merenungkannya, semakin membuatku


‘ketakutan’. Bukan ‘ketakutan’ yang aneh atau bagaimana, tetapi ‘ketakutan’ karena tanpa
pertolongan dan anugerah Tuhan, maka aku tidak akan mampu melewati masa mudaku ini
dengan hidup dalam kekudusan.

Kurenungkan kisah-kisah kejatuhan orang-orang besar di Alkitab dan aku makin merasakan
‘kengerian’ di dalam hatiku. Bagaimana aku bisa menjaga hidupku kudus di tengah angkatan
yang jahat dan bengkok hatinya ini. Bagaimana aku bisa terhindar dari pencemaran dunia ini?
Bagaimana aku bisa menjaga langkahku? Bagaimana aku bisa menjaga mataku? Bagaimana aku
bisa menjaga pikiranku? Tidak ada!! Aku manusia biasa, bersentuhan dengan dunia, menghirup
udara dosa, dan ada di bumi yang penuh dengan kejahatan.

Oleh anugerah, semua hanya oleh anugerah, itu jawaban yang biasa aku dengar. Aku tidak puas!
Anugerah terkadang menjadi sesuatu ‘sempit’ dan murahan untuk diperkatakan. Oleh anugerah,
seharusnya kita tidak lagi menjamah dosa. Oleh anugerah, seharusnya kita mampu berkuasa atas
dosa. Oleh anugerah, seharusnya kita melawan hawa nafsu dan keinginannya. Oleh anugerah,
seharusnya kita menjadi orang-orang hidup tanpa kompromi dengan dunia. Oleh anugerah,
seharusnya kita menjungkirbalikkan dunia ini dengan Injil. Oleh anugerah, seharusnya menjadi
orang-orang pemenang dan tentara Tuhan yang gagah perkasa.

Kututup catatanku hari ini dengan perintah Tuhan yang tertulis Efesus 4:17-24, Jangan hidup lagi
sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Tuhan dengan pikirannya yang sia-sia dan
pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Tuhan, karena kebodohan yang
ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga
mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam
kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu
telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang
nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus
menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah
diciptakan menurut kehendak Tuhan di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Dan menyadari, bahwa aku membutuhkanNya lebih dari sebelumnya. Dan kali ini bukan hanya
karena alasan pemimpinku mengatakan ini dan itu soal kekudusan, tetapi karena kekudusan
adalah sebuah komitmen yang aku buat di hadapan Tuhan. Kekudusan adalah satu-satunya jalan
untuk bisa ‘sampai’ kepada Tuhan. Kekudusan adalah harga mati untuk setiap orang yang
menyebut diri sebagai umatNya, anak-anakNya, sahabat-sahabatNya, dan calon mempelai yang
tidak bercacat kerut. Dan hanya oleh anugerahNya, aku bisa dan mampu hidup kudus tak
bercela.

Itu saja!!

Yohanes 15:16

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan
kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu
minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikan-Nya kepadamu.

Selengkapnya →

 Pastor Quote

Ps Olga Siahaan @ Elizabeth Heights

(Updated 1 day, 12 hours, 26 minutes ago)


 Menu
o Articles & Tips
o Event & Schedule
o Pastor Note
o Sermon Note
o Teaching
o Weekly Newsletter
 Recent Posts
o Ibadah G4C 19 September 2010
o Kedewasaan Yang Benar : Sept (week 5), 2010
o Hambatan Kemenangan : Sept (week 3), 2010
o Berjalan Dalam Kelimpahan Tuhan : Sept (week 2), 2010
o Doa Rantai BIC Bangkok : Sept 2010

  Events Reminder »
o Ibadah G4C 19 September 2010
o Doa Rantai BIC Bangkok
o Retreat BIC Bersama Ps Djohan Handojo 24-25 SEP 10
o Ibadah G4C 4 September 2010
o Ibadah Bersama Ps Rubin Adi

  Resensi Buku »
o Rediscovering The Kingdom
o Pelayanan Apostolik
o Mengapa Mereka Sukses & Beberapa di antaranya Gagal
o Menang Menghadapi Krisis
o Let Us Worship

<< Previous Web [Ver 1]

Mempelai Kristus

Oleh Ps. Olga Siahaan

Ibadah Raya, Minggu 6 juni 2009.

Alkitab diawali dengan cerita pernikahan/ keluarga yang terjadi antara Adam dan Hawa. Tuhan
melihat semua itu SANGAT BAIK. Alkitab juga diakhiri dengan cerita Pernikahan antara orang
orang percaya sebagai mempelai perempuan dan Kristus sebagai mempelai laki laki.
Wahyu 19:6-10, Perjamuan kawin Anak Domba.

Nats ini merupakan kesaksian penglihatan rasul Yohanes ketika ia berada di pulau Patmos. Ia
melihat surga penuh dengan kemeriahan yang sangat luar biasa karena ada pesta perjamuan
kawin Anak Domba. Pesta perkawinan Anak Domba, yang akan terjadi disurga, di Tahta Allah
Bapa, adalah antara Kristus sebagai mempelai pria dan kita orang orang percaya yang berkenan
kepadaNya sebagai mempelai wanita. Perkawinan dalam hal ini menggambarkan satu hubungan
yang intim antara Tuhan dan gerejaNya yakni kita orang percaya yang berkenan kepadaNya.

Beberapa tafsir Alkitab menjelaskan mengenai masa pengangkatan atau Rapture yang akan
terjadi sebelum terjadi masa antikris (masa aniaya besar). Bahkan tanda tanda zaman sudah
mulai digenapi di masa masa sekarang ini, salah satunya Konsep one world government yang
sudah digulirkan. antikris belum dapat memerintah sepenuhnya karena masih ada orang orang
percaya yang berdoa atas bumi yang menahan kuasa antikris untuk sepenuhnya menguasai bumi.
Ketika antikris berkuasa, berdasarkan tafsir Alkitab, orang orang percaya yang berkenan kepada
Tuhan dalam sekejap mata akan diubahkan mengenakan tubuh kemuliaan dan diangkat berjumpa
dengan Tuhan disurga. Orang orang yang naik kesurga adalah orang orang yang layak bagi
Tuhan dan mereka adalah mempelai wanita bagi Tuhan, mempelai bagi Anak Domba Allah.
Sementara antikris memerintah atas bumi, maka orang orang yang terangkat masuk ke dalam
pesta kawin Anak Domba Allah akan menerima berbagai macam mahkota sebagai apresiasi
Tuhan atas setiap yang sudah kita lakukan menyenangkan Tuhan. Waktu kita diangkat kita
dipertunangkan dengan Tuhan, yang artinya kita di ikat dalam satu perjanjian dengan Tuhan.
Seperti halnya perkawina jasmani yang terjadi antara suami dan isteri pun merupakan ikatan
perjanjian yang hanya dapat dipisahkan oleh kematian. Tidak ada satu halpun yang dapat
memisahkan dari pribadi Kristus. Ketika kita mengaku percaya dan ketika Tuhan memenuhi kita
dengan RohNya merupakan ikatan Roh antara kita dengan Tuhan.

Tuhan sangat fokus dengan mempelaiNya. Tuhan sangat mencintai kita.

Efesus 5: 22-27.

Apabila suami yang adalah manusia jasmani menjamin segala yang baik atas hidup isterinya
maka Tuhan lakukan jauh lebih daripada yang bisa dilakukan manusia. Kita harus menjaga hidup
kita agar tetap kudus, cemerlang tidak bercacat dan bercela sehingga kita layak jadi
mempelaiNya. Pernikahan berbicara tentang keluarga, kita menjadi bagian keluarga Tuhan. Di
dalam Alkitab, banyak menceritakan tentang tokoh tokoh perempuan luar biasa dalam Alkitab,
diantaranya Hanna ibu Samuel, Sarah isteri Abraham, Deborah, maupun Lidya. Tuhan sudah
menubuatkan tentang mempelai perempuan sejakdulu.

Di Zaman akhir seperti sekarang, Iblis berusaha sedemikian rupa untuk menarik lebih banyak
orang agar gagal menjadi mempelai Kristus. Karena itu, kita harus sungguh sungguh hidup
dalam Tuhan, sesuai dengan apa yang Tuhan mau, sehingga kita layak untuk menjadi
mempelaiNya. Kita harus setia kepada Tuhan, tidak menduakan Tuhan. Sepenuhnya percaya dan
bergantung kepada Tuhan. Meskipun Iblis berusaha sedemikian rupa, kita perlu memegang satu
janji Tuhan bahwa kuasa yang ada didalam kita lebih besar kuasanya daripada Roh si jahat di
dunia ini.
Kita adalah calon mempelai dari Raja segala raja, karena itu mari sama sama kita pakai
pengurapan Roh yang dari Tuhan untuk mempersiapkan hidup kita agar sesuai dengan standar
yang Tuhan tetapkan untuk layak menjadi mempelaiNya. Pengurapan Roh yang membuat kita
desperate, haus dan lapar akan pribadi Tuhan memenuhi hidup kita. Niscaya Dia akan
memampukan kita mengatasi setiap kelemahan kita dan setiap serangan si jahat untuk kita dapat
terus hidup seturut standar ilahi supaya kelak kita masuk dalam bilangan orang orang yang layak
untuk bertemu muka dengan muka dengan Tuhan dalam perjamuan kawin Anak Domba.

Segala pujian hormat dan kemuliaan hanya bagi Yesus Tuhan, Amin !

Anda mungkin juga menyukai