Anda di halaman 1dari 9

TUGAS UTILITAS

“DEIONISASI”

Disusun oleh :

1. Rizka Amalia L2C009017

2. Yufidani L2C009018

3. Rini Kusumawati L2C009019

4. Ika Permatasari L2C009020

5. Yudha Duta Utama L2C009023

6. Fadila Dwi Ratmanigsih L2C009024

7. Giovanni Anward L2C009025

8. Ary Nurhayati L2C009026

9. Gita Khaerunisa L2C009027

10. M. Fatih Askarillah L2C009028

11. Verona Amelia L2C009029

12.

13.
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
I. PENDAHULUAN

Air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Tidak semua daerah memiliki sumber air yang baik.
Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil di muara sungai atau di tengah lautan
lepas merupakan daerah yang sangat miskin dengan air bersih sehingga timbul
masalah pemenuhan kebutuhan air bersih terutama pada musim kemarau panjang.
Untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut diperlukan
penerapan teknologi pengolahan air yang sesuai dengan kondisi sumber air baku,
kondisi sosial budaya, ekonomi, dan SDM masyarakat setempat. Berikut beberapa
prinsip pengolahan air meliputi:

1. Teknologi Membran
- Mikrofiltrasi
- Ultrafiltrasi
- Nanofiltrasi
Reverse Osmosis
2. Pertukaran Ion
- Softening
- Deionisasi
3. Adsorpsi Karbón Aktif
4. Destilasi

Salah satu sistem pengolahan air yang tergolong mudah adalah dengan
menggunakan konsep pertukaran ion atau ion exchange yaitu diantaranya
softening dan deionisasi. Dan yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah
deionisasi.

II. DEFINISI

Deionisasi adalah sebuah metode yang sering digunakan dalam


laboratorium untuk memproduksi air yang telah dimurnikan. Dan proses ini dapat
memurnikan air mencapai tahanan maximum 18,2 megohm/cm pada suhu 25o.
system deionisasi biasanya terbentuk dari satu sampai empat cartridge silinder
yang didalamnya terdapat resin penukar ion. Walaupun alat ini belum tentu
menghasilkan air yang benar-benar murni, alat ini cukup tepat dan cepat, selain itu
teknologi ini cukup sesuai untuk berbagai aplikasi. Deionisasi merupakan system
terbaik untuk mengurangi padatan dan gas yang terlarut, walaupun biasanya tidak
bisa diterapkan dengan baik pada impuritas yang lain.

Metode ini bekerja dengan penukaran ion hydrogen untuk kation dan ion
hidroksil untuk kontaminan anion dalam air umpan. Resin deionisasi adalah
plastik tipis yang melingkar dan dilalui oleh air umpan. Kemudian kontaminan
akan digantikan oleh group hydrogen dan hidroksil dari resin, dan resin akan
ditukar atau diregenerasi.

III. RESIN PENUKAR ION

Resin penukar ion dapat didefinisi sebagai senyawa hidrokarbon


terpolimerisasi, yang mengandung ikatan hubung silang (crosslinking) serta
gugusan-gugusan fungsional yang mempunyai ion-ion yang dapat dipertukarkan.
Sebagai zat penukar ion, resin mempunyai karakteristik yang berguna dalam
analisis kimia, antara lain kemampuan menggelembung (swelling), kapasitas
penukaran dan selektivitas penukaran. Penggunaannya dalam analisis kimia
misalnya untuk menghilangkan ion-ion pengganggu, memperbesar konsentrasi
jumlah ion-ion renik, proses deionisasi air atau demineralisasi air, memisahkan
ion-ion logam dalam campuran dengan kromatografi penukar ion.

Ada 2 jenis resin penukar ion yaitu :

1. Resin kation ( mengandung ion positif ) resin ini melepaskan ion


hydrogen H+ untuk kemudian ditukarkan dengan unsur kation yang terdapat
dalam air.

2. Resin anion ( mengandung ion negative ) resin ini melepaskan ion


hidroksil OH- untuk kemudian ditukarkan dengan unsur anion yang terdapat
dalam air.

IV. TIPE DEIONISASI

Ada dua tipe proses deionisasi, antara lain two-bed deionization dan mixed-bed
deionization.

1. Two-bed deionization

System two-bed deionizer terdiri dari dua reactor, yang pertama berisi
resin penukar kation yang melepaskan ion hydrogen H+ dan yang satunya
lagi berisi resin anion yang melepaskan ion hidroksil OH-. Air mengalir
melalui kolom kation, disini seluruh kation ditukar dengan ion hydrogen.
Untuk menjaga keseimbangan elektris, untuk setiap kation monvalent seperti
Na+ ditukar dengan satu ion hydrogen, sedangkan untuk kation yang divalent
seperti Ca2+ atau Mg2+ ditukar dengan dua ion hydrogen. Prinsip yang sama
juga berlaku pada proses pertukaran anion. Air yang telah di desilinasi
mengalir ke dalam anion kolom. pada proses ini seluruh ion bermuatan
negative ditukar dengan ion hidroksil yang kemudian berkombinasi dengan
ion hydrogen membentuk air (H2O)

2. Mixed-bed deionization

Dalam mixed-bed deionisasi resin penukar kation dan penukar anion


tercampur dalam satu reactor yang sama. Campuran yang tepat dari penukar
kation dan penukar anion dalam satu kolom menjadikan mixed-bed deionizer
ekuivalen dengan rancangan two-bed deionizer. Sehingga air yang dihasilkan
dari mixed-bed deionizers kualitasnya lebih baik daripada air yang
diproduksi dari rancangan two-bed deionizer.

Walaupun lebih efisien dalam pemurnian air, mixed-bed deionizer


lebih sensitive terhadap pengotor (impurities) dalam air yang masuk dalam
deionizer dan membutuhkan proses regenerasi yang kompleks. Mixed-bed
deionizer biasanya digunakan untuk meningkatkan tingkat kemurnian air
setelah air diolah dari two-bed deionizer dan reverse osmosis unit.

Gb. Skema mixed-bed deionizer


V. MEKANISME DEIONISASI

Deionisasi merupakan suatu metode dimana aliran air akan melewati 2


material pertukaran ion dalam hal ini resin sehingga dapat menghilangkan semua
kandungan garam. Deionisasi menukar baik ion H+ (kation) maupun ion OH-
(anion). Resin penukar kation terbuat dari stirena dan divinil benzena yang
mengandung gugus asam sulfonat yang akan menukarkan setiap ion H+ untuk
berbagai kation seperti Na+ Ca2+ dan Al3+. Demikian halnya dengan resin
penukar anion, terbuat dari stirena dan mengandung gugus ammonium kuarterner
yang akan menukar setiap ion OH- dengan berbagai anion seperti Cl-. Ion
hidrogen dari unit penukar kation dan ion hidroksil dari unit penukar anion akan
membentuk air murni.

Aliran air pertama melewati resin penukar kation hanya menghilangkan


ion Ca2+ dan Mg2+ sebagaimana proses softening normal. Deionisasi juga dapat
menghilangkan ion-ion logam positif lain selama proses dan menggantinya
dengan ion H+. Ion logam mampu menempatkan dirinya pada resin pertukaran
kation. Pertukaran ion H+ dan ion positif lainnya harus ekuivalen secara kimia
untuk menjaga keseimbangan muatan listrik. Ion Na+ menggantikan 1 ion H+ dari
resin, ion Ca2+ menggantikan 2 ion H+ dari resin, ion Fe3+ menggantikan 3 ion
H+ dari resin. Hasil akhir setelah melewati penukar kation diperoleh ion H+
dengan konsentrasi relatif tinggi sehingga larutan bersifat asam. Dalam hal ini
proses deionisasi terjadi secara parsial. Selanjutnya air akan mengalir melalui
penukar anion, pertukaran terjadi antara ion OH- dengan ion negatif lain seperti
Cl-. Dari semua proses tersebut, sistem akan menghasilkan air bebas ion seperti
pada Gambar 9.
Gambar 9 Proses Deionisasi

VI. APLIKASI PROSES DEIONISASI

Deionization adalah proses menghilangkan mineral dari air untuk


menghasilkan air murni, yang memiliki kandungan mineral nominal sangat rendah
atau air murni ultra yang hampir bebas mineral. Proses ini biasanya melewatkan
air melalui dua separator yang terpisah, kation dan anion, diikuti dengan mixed
bed. Proses deionization dapat ditemukan pada aplikasi berikut

1. Laboratorium: Digunakan untuk pembersihan dan pengolahan sampel dan


membersihkan gelas dan instrumen lainnya. Penggunaan air murni
mengurangi kemungkinan kontaminasi; percobaan dan pengujian dengan
kotoran dalam air dapat berinteraksi dengan sampel uji dan menyebabkan
hasil yang salah.
2. Elektronika Manufaktur: Digunakan untuk mencuci papan sirkuit cetak
dan membersihkan papan sirkuit elektronik dan rakitan. Penggunaan air
murni mengurangi kemungkinan mineral bereaksi dengan mengarahkan
logam yang dapat menyebabkan korosi dan menciptakan kegagalan
prematur.
3. Makanan dan Minuman: Digunakan dalam proses manufaktur dan sebagai
bahan dalam beberapa minuman botol. Juga digunakan untuk persiapan
makanan, serta air bilas untuk membersihkan. Juga digunakan untuk
proses sterilisasi dan sebagai tempat air gratis untuk wadah mencuci dan
udara kering.
4. Botol Air: Digunakan untuk menghilangkan mineral sebelum proses
pembotolan untuk mencicipi air bersih.
5. Metal Finishing: Digunakan untuk membersihkan bagian dan air bilasan
akhir. Juga digunakan untuk membilas spot gratis dan cairan kimia
6. Kedokteran: air deionisasi biasanya digunakan sebagai kembali ke sistem
RO. Air murni digunakan untuk mesin cuci darah yang membutuhkan
pencampuran air bebas mineral dengan solusi dialisis. Persyaratan medis
untuk garam dan air langsung diperkenalkan ke dalam tubuh mendikte
senyawa mineral gratis karena tubuh manusia sistem filter alam yang
dilewati.
7. Boiler: Digunakan untuk air rendah mineral untuk membantu korosi dan
scaling

VII. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PROSES DEIONISASI

Deionisasi dapat menjadi komponen penting dalam sistem purifikasi air


secara total ketika dikombinasikan dengan metode lain seperti RO dan adsorpsi
karbon. Deionisasi mampu menghilangkan kontaminan berupa ion-ion secara
efektif tetapi tidak mampu menghilangkan senyawa-senyawa organik maupun
mikroorganisme. Mikroorganisme dapat menyerang resin karena resin dapat
menyediakan media untuk pertumbuhan bakteri dan generasi pirogen. Secara garis
besar, keuntungan deionisasi menghilangkan senyawa anorganik secara efektif,
mampu diregenerasi, modal awal relatif murah.

Terdapat beberapa kerugian dari deionisasi yaitu, tidak dapat


menghilangkan partikel-partikel kecil, pirogen atau bakteri dan biaya
operasionalnya relatif mahal. System ini memerlukan bantuan system lain untuk
menghasilkan air yang benar-benar murni. Kemudian resin penukar ion juga tidak
dapat dicuci selama proses berlangsung sehingga air yang stagnan dalam cartride
menjadikan kondisi yang mendorong pertumbuha bakteri. System ini juga tidak
dapat mengurangi seluruh mineral organik terlarut yang terdapat dalam air umpan.

Anda mungkin juga menyukai