Pulsa DPR
Dibalik langkanya buku di perpustakaan sekolah, saya dikagetkan dengan anggaran
pulsa 14,4 juta/bulan untuk setiap anggota DPR-RI. Data ini diungkap oleh Forum
Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) sebagai tunjangan komunikasi intensif
DPR. Saya membayangkan, bagaimana kalau dana tersebut dialokasikan untuk distribusi
buku ke perpustakaan-perpustakaan di seluruh Indonesia. Perpustakaan kita akan kaya
dengan koleksi buku-buku yang bisa membantu mencerdaskan bangsa.
Kalau melihat gaji pokok dan tunjangan-tunjangan untuk DPR yang mencapai 50-an
juta setiap bulannya (Surat Edaran Setjen DPR RI No. KU.00/9414/DPR RI/XII/2010),
anggaran pulsa dirasa tidak perlu. Efisiensi anggaran negara harus dipertimbangkan
dengan melihat vitalitas dari sebuah kebutuhan mendesak dan penting. Anggota DPR
tidak akan kekurangan pulsa walaupun tidak dianggarkan. Tapi sebuah perpustakaan
akan selalu kekurangan buku dan koleksi lainnya karena ilmu pengetahuan senantiasa
berkembang, dan perpustakaan dituntut untuk selalu up to date menyajikan informasi.
Sekarang kita coba analisis, kenapa seringkali terjadi kenakalan remaja? Tawuran
pelajar terjadi dimana-mana? Pemakaian narkoba di lingkungan pelajar meningkat setiap
tahunnya? Tentu dikarenakan pelajar yang lebih banyak mempunyai waktu senggang saat
di sekolah dan tidak punya kegiatan positif yang bisa menekan tindakan yang menjurus
negatif. Saya yakin perpustakaan, yang memuat berbagai informasi positif dengan
berbagagi koleksi bukunya, bisa memberikan solusi untuk persoalan ini bila difungsikan
secara maksimal.
Perpustakaan mempunyai tanggung jawab dan dimensi yang mengejawantahkan
dalam performa berupa transformasi informasi dari sumbernya kepada pemakai dan
kemudian dipergunakan secara optimal. Selanjutnya, perpustakaan dalam segala bentuk
dan jenisnya merupakan institusi yang bersifat ilmiah, informatif, edukatif, sehingga
semua kegiatannya mengandung nilai dan unsur pembelajaran, penelitian, pembinaan,
pengembangan ilmu dan lain-lain yang berorientasi pada pencerahan dan pengayaan
wawasan bagi pengguna. Ketika para pelajar sudah berwawasan tinggi, maka secara
otomatis akan berdampak pada tingkah lakunya di lingkungan sekitarnya. Karena buku
adalah jendela pengetahuan.