Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN INTERNASIONAL

POWER

PENGERTIAN POWER

Power mulai digunakan dalam pembahasan politik internasional dan mulai banyak
dimanfaatkan dalam analisa hubungan internasional setelah berkembangnya
paradigma realisme pasca Perang Dunia II.

Beberapa pakar mengungkapkan definisi dan hakikat dari power. Misalnya:

• K.J. Holsti

Mengartikan power sebagai kemampuan umum suatu negara untuk


menguasai atau mengawasi perilaku negara lain. Sehingga dalam konsep
power setidaknya mengandung dua unsur pokok, yaitu : pengaruh (influece)
dan kapabilitas (capability).

• H.J. Morgentheau

Mendefinisikan power sebagai hubungan antara dua aktor politik (negara),


dimana aktor A memiliki kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan
tindakan aktor B. Menurutnya, power bisa terdiri dari apa saja yang
menciptakan dan mempertahankan pengendalian suatu negara atas negara
lain.

• Coulumbis & Wolfe

Setuju bahwa power merujuk kepada apa yang bisa menciptakan dan
mempertahankan pengendalian aktor (negara) A terhadap aktor (negara) B.
Kedua pakar itu melihat power sekurang-kurangnya memiliki tiga unsur
penting, yaitu daya paksa (force), pengaruh (influence) dan wewenang
(authority).
• James Lee Ray

Menurutnya, unsur influence merupakan sebuah konsep ysng tidak bisa


diukur dan tidak selamanya sebagai unsur dari power. Ia sendiri
mendefinisikan power sebagai kemampuan relatif untuk menghancurkan
barang dan membunuh orang. Menurutnya, walaupun power dapat
menghasilkan influence namun tidak selalu selamanya begitu.

Meski terdapat banyak pemahaman mengenai power, para ahli tersebut umumnya
sepakat bahwa power menyangkut hubungan dua negara atau lebih, dimana
suatu negara memiliki kemampuan untuk mengendalikan perilaku negara lain
dalam hubungan intenasional. Sehingga demikian, power dari suatu negara dapat
bersifat potensial (potential power) maupun manifes (manifest power).

Jadi, kunci power yang sebenarnya adalah kemampuan untuk mengendalikan


negara lain. Modal untuk mengendalikan negara lain itu bisa berupa sarana fisik
maupun non-fisik. J.C. Johari menyebut sarana fisik sebagai tangible elements
(unsur-unsur yang tampak) sedangkan sarana non-fisik disebut intangible
elements (unsur-unsur yang tidak tampak). 1
1.
Pengantar Hubungan Internsional, Umar Suryadi Bakry. Jayabaya
University Press, Jakarta. 1999. Hal 64-68

Anda mungkin juga menyukai