Anda di halaman 1dari 8

c    



c
  


  


 
      ! "  # #
 #  

$  % & ' 


Bismillah

Mungkin diantara teman-teman akan ada yang bertanya ³Kenapa kita perlu mengenal Allah? kan
semua orang juga dah tau siapa Allah?´ atau dengan nada yang serupa dengan pertanyaan itu.

Mengenal Allah menjadi penting karena sangat erat dengan isi dari blog ini. ³Loh kok gitu?´ iya,
karena semua tokoh-tokoh hebat yang akan kita dengarkan kisah mereka disini, semuanya
menghendaki Ridho Allah. Sehingga kita perlu tahu siapa Allah sampai-sampai tidak sedikit dari
tokoh-tokoh hebat islam yang rela mengorbankan nyawanya untuk tujuan mereka menegakkan
agama Allah.

Ana akan mencoba memberi sebuah contoh kecil-2    tentang beda antara orang yang
³mengetahui´ dan yang ³tidak mengetahui´ tentang sesuatu yang sedang dia hadapi, sehingga
menghasilkan tindakan yang berbeda sesuai dengan ilmu mereka masing-masing.

Bila ada seseorang yang hendak masuk hutan dimana di dalam hutan ini ada £
 . kita
permisalkan 2 orang yang satu ³mengetahui´ apa itu 
  dan yang satu ³tidak mengetahui´
apa itu 
 .

Ketika orang kedua mau masuk ke dalam hutan, ada seorang yang memperingatinya ³Awas ada
harimau di dalam hutan ini!´. Dengan santai dia masuk hutan dengan berbekal sapu ijuk dan ikan
asin. Karena dia tidak tahu apa itu 
 . Dia pikir harimau itu kayak kucing yang tinggal di
usir pake sapu atau diumpani ikan asin. Maka kira-kira gimana nasib orang ini kalau bertemu
dangan sang 
 (

Sedang orang pertama, ketika diperingatkan adanya 


  di dalam hutan, dia langsung
kembali dan menyiapkan senapan laras panjang dan beberapa butir peluru. Dan dia juga tahu
bahwa 
  itu sangat cepat, sehingga dia persiapkan dirinya bila 
  itu mendekat
sejarak 30 meter, langsung dia bidik dengan senapannya. Dan pastinya dia gak akan pernah
lengah berjalan melewati hutan tersebut karena tahu betapa buasnya 
 .

Maka demikianlah perumpamaan orang yang ³sekedar tahu´ tentang ' , dengan orang yang
³benar-benar tahu´ siapa '  Sehingga lahirlah orang-orang yang luar biasa hebatnya di
kancah sejarah dunia.
Sebut saja 
 budak Rasulullah. Karena dia tahu ³siapa ' ´ maka ketika dia dibaringkan
badannya di padang pasir kemudian ditindih badannya dengan batu, sehingga panas merata
depan dan belakang. Namun dia tetap tabah dan hanya mengatakan ³' )' ³.

Kalau mungkin kita memandang sebelah mata kisah ini dengan bilang ³Akh, ana juga kuat insya
Allah´. Coba antum tes berdiri aja di aspal 1 jam tanpa alas kaki tepat jam 12.00 WIB (ana
pernah ngerasain soalnya waktu SMA).

Mungkin yang akan keluar dari mulut kita bukan ³Ahad, Ahad´ tapi ³Aduh, Aduh´. Apalagi
antum tiduran? Apalagi antum ditindih batu? Apalagi kalau hal itu gak cuma 1 jam tapi seharian?

Maka penting buat kita ³tau´ dan gak sekedar ³asal tau´, ³benar-benar kenal´ dan gak sekedar
³kenal aja´ siapa itu ' .
Ketika itu, akhir Desember 2001. Sebuah perjalanan berharga kami lakukan. Tias, anakku
semata wayang yang lahir di Bandung dan besar di Jakarta, melakukan perjalanan panjang
pertamanya. Waktu itu umurnya 3 tahun 10 bulan dan saat itu kami mo balik ke Aceh
(Lhokseumawe), setelah si Abah selama 5 tahun menyelesaikan masa penugasannya di Jakarta
(tapi sejak pertengahan 2005 kami telah pulang kampung kembali ke Bdg, dan ntah mau rantau
ke mana lagi).

Mau naik pesawat untuk yang pertama kali ia u  sekali. Sepanjang perjalanan dari rumah
hingga di bandara, saat menunggu pemberangkatan, ia senantiasa bernyanyi-nyanyi, dan asyik
main sendiri, mengeksplorasi lingkungan sekitar sambil terlihat mengobrol sendiri, memainkan
jari, duduk dipojok sana-sini, tenggelam dalam imajinasi«

Kami hanya mengawasi dari kejauhan sambil merasakan kegembiraan yang ia rasakan..

Di pesawat, ia memilih tempat dekat jendela. Ketika pesawat berada di tengah bongkahan awan,
yang bak salju berwarna putih abu keperakan ditimpa cahaya matahari pagi« . kadang juga
terkesan seperti hamparan kapas yang membentuk gerombol-gerombol raksasa seperti bunga
kol. Di sebagiannya seperti menampakkan gua-gua dan di sebagiannya menghampar luas tak
berbatas, bak Padang Masyhar? sungguh menakjubkan.

Hening, kami tenggelam dalam imajinasi masing-masing. Dalam hati, tiap memandangi
kehebatan pemandangan awan ini, saya berdzikir..
2      
  2.

Tiba-tiba , Tias mengagetkanku, dengan pertanyaan, ³Bu«, di awan sana ada Alloh ya?!´.

Iya, jawabku.

³Ada malaikat-malaikat juga ya Bu?!´

Iya, jawabku lagi, pendek, sambil bergumam dalam hati , ³Tias, kamu juga ngerasain ya,
melihat pemandangan yang menakjubkan ini jadi teringat Allah´.

Selagi pikiranku menerawang begitu, ia berceloteh lagi, ³Bu, kalau Allah ditembak Ia pasti jatuh
ya!!´

Hah«, aku agak terperanjat.

³Ya, nggaklah!´ kataku. ³Alloh itu Maha Hebat, mana ada dia bisa jatuh ditembak!´

³Iya..!!.´ katanya.

³Tidaklah Nak´ jawabku lagi, tidak kreatif.

³Ah, iya, pasti Jatuh..!!´ anakku mempertahankan logika pemikirannya.


Ah, otakku ini memang tumpul, dikagetkan dengan pertanyaan mendadak seperti begini aku
belum bisa menjawabnya. Lagi pula akupun ë , dan    sekali, lagi malas memeras
pikiran untuk   u u . Jadi aku abaikan saja«

Selama ini aku memang baru mengenalkan Allah kepada Tias dengan Asmanya yang Maha
Penyayang, telah memberi kita rejeki, mainan, ibu untuk Tias, maka Tias pun harus bersukur dan
penyayang seperti Beliau, mau berbagi dengan teman, nggak nakal sama ibu, dll. Ya..kaya
begitu-begitulah.

Tapi aku belum pernah mencoba mengenalkan atau mengajaknya untuk memikirkan ³Sosok
Allah´, karena hal ini juga hanya pernah aku pikirkan beberapa saat di waktu muda dulu, itu pun
tidak terlalu mengkritisi. Lagian anakku juga masih kecil, belum kepikiran cerita ke sana.

Waktu berlalu«

Beberapa bulan kemudian, sekitar 4 tahun 2 bulan, ketika kami sedang bermain bersama di
rumah, ia mengajukan lagi pertanyaan tentang Allah.

Tanyanya, ³Bu Allah, itu matanya banyak ya«´

Ya nggaklah, jawabku lagi-lagi tergagap.

³Kan Allah bisa melihat dimana-mana,´ sambung anakku cepat.

³Iya, Alloh memang Maha Melihat, Ia bisa tahu keadaan yang ada di Bandung, di kantor Abah,
di rumah kita, dll, tapi mata Allah nggak kaya mata kita manusia..´ jawabku sekenanya.

Sejujurnya aku cukup bingung, belum rajin baca-baca literatur ³Bab menerangkan keberadaan
Allah pada Anak´.

³Kepala Allah itu pasti 2 u sekali ya Bu!´ lagi-lagi anakku mengeluarkan stigma-stigma
yang sedang berseliweran di pemikirannya.

Tawaku hampir meledak, geli, membayangkan bagaimana ia membayangkan. Tapi, Oh«lagi-


lagi pikiranku tumpul, gak siap dengan pertanyaan-pertanyaan begini dari anakku. dan aku
hanya menjawab, dengan bantahan yang itu-itu juga, ³Ya nggaklah, Allah tidak berkepala seperti
kita«.Allah itu berbeda dengan kita. Ia tidak bisa dibayangkan dan tidak bisa dilihat oleh mata
kita.´

Anakku tampak bingung, aku melanjutkan lagi, ³Nah seperti angin«Nih« (aku meniupnya).
Adakan?´ tanyaku.

Tias mengangguk, ³Tapi gak kelihatan kan?!´ tanyaku lagi kepadanya.

Tias diam. ´ Jadi Alloh juga seperti itu, Dia ada, tapi tak bisa dilihat.´
³Alloh itu laki-laki apa perempuan Bu?´ tanya anakku tampaknya masih penasaran.

³Ya Alloh itu  laki-laki,  perempuan. Yang ada jenis kelaminnya itu kan hanya kita
manusia yang Allah ciptakan, tapi Allah sendiri mah yang menciptakan kita,  berjenis
kelamin´ (padahal aku juga ragu arti jenis kelamin bila dikaitkan dengan mudzakar ±
muannasnya kata yang digunakan dalam Al-Qur¶an. Tak tahulah ilmuku juga sangat terbatas)

Tias cemberut. Aku mencoba mencari penjelasan tambahan, ³Adakan di dunia ini juga yang
tidak berjenis kelamin. Coba kamu perhatikan « tembok, kursi, .. dia laki-laki apa
perempuan ? nggak kan? Nah jadi Allah juga begitu, Ia tidak berjenis kelamin«´

Belum lagi aku dapat menemukan kata-kata lengkap yang dapat menjawab kepenasaran pikiran
anakku, ia telah menungkas dengan nada tinggi, kesal dan mungkin marah, ³Tahulah, Tias!
Allah itu jelek! Nggak punya mata, nggak punya kepala!!!´

Aku terdiam. Aku terperangah. Tapi aku sadar, ia kecewa dengan jawaban-jawabanku.

Betapa kecewanya anakku, menerima jawaban-jawabanku, yang tak dapat ia susun ke dalam
pengertiannya menjadi sebuah penjelasan utuh yang menerangkan.

Aku beristighfar di dalam hati, ³Ya Alloh, maafkanlah kami. Maafkanlah Anakku yang telah
melontarkan kata-kata kasar terhadap-Mu karena ketidaktahuannya. Dan ampunilah hamba yang
tidak dapat memberikan penjelasan yang menunjukkan KebenaranMu kepadanya´.

Aku amat sedih sekali. Kasihan melihat kekecewaan anakku yang tidak mendapat kepuasaan
tentang ³Sosok Allah´ yang ia coba ingin kenali. Dan aku kecewa kepada diriku sendiri yang
belum mampu memberinya penjelasan yang bisa ia fahami.

Tengah malam aku terbangun, shalat dan memohon petunjuk-Nya agar aku diberi pengetahuan
agar dapat memperkenalkan DiriNYA dengan benar kepada anakku.

Alloh memberiku INSIGHT, Alhamdulillah.

Keesokan harinya, selepas ia pulang dari TK, aku memohon maaf padanya. Aku katakan
padanya, ³Tias, ibu minta maaf atas kejadian kemarin. Ibu tidak dapat menjelaskan padamu
seperti apa Allah itu. Karena Ibu pun tidak tahu. Ibu sendiri tidak pernah melihat Allah. Dan
tidak ada seorangpun yang pernah dan dapat melihat Allah, sekalipun nabi Muhammad.
Sehingga siapapun yang ditanya seperti apakah Allah itu pasti tidak akan ada yang bisa
menjawabnya. Tapi Alloh itu Ada, hanya Dia tak dapat dilihat oleh mata kita, karena
keterbatasan mata´.

Lalu aku mengajaknya untuk masuk dan melihat isi kamarnya, dan menyebutkan nama-
namanya. Kemudian aku mengajaknya ke luar kamar, dan memintanya menunjukkan isi ruang
kerja Abah, dari balik tembok, setepat ketika ia masuk dan menunjukkan isi kamarnya.

Dia gak bisa. Lalu ku tanya kenapa? ³Terhalang tembok,´ katanya.


Di situ aku tunjukkan, itulah keterbatasan mata manusia. Terhalang tembok aja kita dah gak bisa
tahu lagi apa yang ada di belakangnya. Mata kita tidak dapat melihat segala.
Lalu aku mengajaknya mengintip dari jendela kamar, pemandangan di luar, ke pekarangan
rumah kami. Kami biasa bercerita di sana sambil menikmati pemandangan dari dalam ke luar
yang indah«, sedang kalau siang-siang ke luar, udara di luar sangat panas..

Di luar sana ada pohon mangga yang sedang berbuah banyak. Aku mengajaknya mengingat-
ngingat kembali ketika buah-buah itu masih berbentuk bunga, lalu rontok, jadi buah kecil, buah
besar yang mentah, hingga jadi buah yang masak dan dipetik lalu dimakan wow enak« Aku
bertanya kepadanya, siapa yang melakukan semua ini?

Ibukah? Abahkah? Tiaskah? atau orang lain? gak ada.. Gak ada orang yang bisa melakukan ini.
Kalau dicoba, melakukan juga yang seperti ini (membuat mangga) gak ada yang bisa, paling kita
manusia bisanya bikin lukisan pohon atau buah mangga, atau membuat mangga-manggaan dari
kayu maupun plastik, sebagai hiasan atau mainan. Tapi ini Kok ada? pohon buah dan buah ini
ada? Inilah, inilah Allah yang membuatnya. Apa kelihatan tangan-tangan Allah (sambil
kumainkan jemariku) membuat bunga jadi buah kecil, dan jadi besar? Nggak juga kan?´

Itulah, karena Allah tidak kelihatan dan Ia pun tidak memiliki tangan-tangan seperti kita. Allah
tidak sama dengan manusia. Tapi Allah ada. Buktinya mangga-mangga ini jadi ada kan yang
tadinya tidak ada. Dibuat oleh Allah. Ia membuat sesuatu dengan sangat Hebat, bila Allah sudah
berkehendak untuk membuat mangga, ³maka akan jadilah mangga´.

³Ia lakukan semua ini karena sangat sayangnya«.pada kita. Ia buatkan untuk kita buah-buahan
yang enak, segar, bervitamin, seperti apa lagi ayo«.´

Lalu dia menyebutkan berbagai macam buah, juga sayur dan makanan lain yang lezat.

³Jadi Tias sayang gak sama Allah, yang telah begitu baik sama kita membuatkan bermacam-
macam buah dan makanan?´

Ia menjawab dengan semangat, ³Sayang«!!´

Aku juga mengajaknya merenungkan apa yang terjadi di perutku. Saat itu aku sedang hamil
anakku yang keenam (oh..andai dia ada). Kuajak dia memikirkan, dari saat di perutku itu belum
ada apa-apa, sampai dinyatakan hamil oleh suster yang memeriksa. ³Waktu itu gak kelihatan
ada apa-apa, lalu perut Ibu membuncit, membesaar«, hingga ada sesuatu yang kini sering
bergerak-gerak, bisa dirasakan oleh Tias, yakin ada isi ade bayi di perut ibu. Itulah si ade bayi
yang Allah tumbuhkan di perut Ibu. Dan Allah melakukannya, membuatnya, tapi
hebatnya«.gak kelihatan oleh kita.´

Kalau Ibu bikin kue aja, atau Tias bikin masak-masakan dedaaunan, uh« berantakannya.. Tapi
Allah tidak. Ia membuat segala sesuatu tanpa terlihat oleh kita, tapi hasilnya jelas terlihat oleh
kita. Dan hasilnya luar biasa dapat dinikmati oleh kita dan tak dapat ditiru oleh kita.
Setelah menunjukkan hasil karya Allah, kukatakan, ³Nah, sekarang Tias bisa tahu Allah itu ada
kan?´ tanyaku.

´ Iya´, jawabnya mantap.

Aku melanjutkan, tapi seperti apa Allah itu rupanya, kita tidak ada yang tahu, karena mata kita
terbatas«tidak bisa melihatnya, dan hanya Allah sendiri saja yang tahu seperti apa rupa Allah.
Nah ini kita katakan sebagai ³   2 uab´ artinya hanya Alloh sendiri saja yang
tahu..

Alhamdulillah ia tampak mengerti dan puas.

Suatu hari lain ± mungkin terinspirasi oleh filmnya Harun Yahya yang kami tonton bersama
tentang penciptaan alam semesta, dia berargumen, ´ Bu«, waktu bumi ini belum diciptakan, kita
pasti bisa melihat Allah ya?!´

³Kenapa?´ aku balik tanya.

³Kan belum ada langitnya,´ jawabnya. Maksudnya belum ada langit yang menghalangi
pemandangan kita ke atas sana. Karena mungkin aku pernah juga cerita Allah itu ada di atas
Arasy, yang merupakan kerajaanNya, jadi kita sering berkonotasi Allah itu memang di atas.

Lalu jawab ku ³Mana kita tahu, waktu bumi belum diciptakan, manusianya juga kan belum ada,
jadi apa tuh«´.

³   2 u2´ jawabnya dengan tangkas.

³Iya, benar sayang« Wallahualam bi sawab. Hanya Allah sendiri saja yang tahu,´ kataku haru..

22 2      2


u   
 .
Hikmah dari kisah-kisah di atas:p

1. $
   $ * &
 
Iman adalah sutau keyakinan, bukan hanya percaya tetapi juga yakin sepenuhnya bahwa Allah
itu benar-benar ada. Iman itu tidak akan lengkap apabila tidak diiringi taqwa. Rasulullah SAW
bersabda yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab :
" Taqwa adalah seperti ketika dihadapan kita dihamparkan pecahan kaca, lalu kita harus berjalan
diatasnya. Maka kita akan berjalan perlahan dan hati-hati agar tidak terkena pecahannya "
Maksudnya adalah jika kita yakin Allah itu ada dan mengawasi kita maka kita akan berusaha
melakukan yang terbaik dalam menjalani hidup.

Renungkanlah + '#c   !


†  
  
 



   
  


  
  

 

     
  
 
  
     †    !

Jadi,syarat pertama untuk keimanan adalah kita harus berusaha mengenal sosok yang kita imani
tersebut, yang pada kasus ini adalah Iman kita kepada Allah, patut dipertanyakan keimanan kita
kalo ternyata kita ga mencari tahu tentang Allah

2. $   $  


Setelah mengenal Allah, rasa nenas dan tenang akan diperoleh. Bebas dari ketergantungan dan
keterikatan padaselain Allah. Tidak percaya?? sudah banyak buktinya koq. Kalo belum percaya,
buktikan sendiri.
Jika kita sudah terikat dengan Allah, kita akan terbebas dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
krisis percaya diri, ketergantungan dengan hal-hal buruk cemas yang berlebih. akan tetapi kita
akan lebih optimis, percaya diri, karena hanya kepada Allah-lah semuanya bermuara.
† 
 " "  
  
  #
     
 
 $      
   
 #
  † %&  '(

3. Barokah dan kehidupan yang Baik


† ) 
  #    * 
 

      

*      +

    
  
 
    +

           
 


     # †    ,-

4. Keridhaan Allah dan Surga


Jika kita mengenal dan menaati Allah SWT, menjalani kehidupan sesuai dengan aturan-Nya,
maka insya Allah kita akan mendapatkan Ridha dan Surga-Nya. Sudah bahagia dan hidup mulia
di dunia, mati pun masuk surga dan abadi pula. Siapa sich yang tidak ingin?!p

Anda mungkin juga menyukai