Pembimbing
dr.Alfian Nurbi, Sp.PD
Penyusun
MOHD SHAFID BIN HAMZAB
030.06.315
Nama:
Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing dr. Alfian Nurbi Sp. PD pada :
Hari :
Tanggal :
Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Penyakit
Dalam di Rumah Sakit Otorita Batam
Batam ,
Identitas
Umur : 90 th
No. RM : 0-23-93-56
Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 15 April 2011 di ruangan Melati RSOB jam 06.00
Keluhan utama : Muntah-muntah berwarna hitam sejak kemarin (14 April 2011)
Keluhan tambahan : -
Pasien datang dengan keluhan muntah berwarna hitam. Muntah sebanyak dua kali. Pasien pertama
kali mengira muntah hitam tersebut adalah muntahan makanan cincau yang sebelumnya dimiinum
oleh pasien. Oleh karena itu, pasien tidak membawa diri segera ke rumah sakit. Pasien juga mengaku
BAB cair berwarna hitam sebanyak dua kali, mencret hitam yang pertama terjadi kemarin jam 11
siang. Pada jam 21.00 hari ini, mencret hitam kembali di alami pasien, pasien langsung membawa
diri ke RSOB.
Selain itu pasien juga merasakan nyeri pada ulu hati, nyeri kepala dan mual. Pasien mengaku belum
pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya. Pasien sangat senang meminum minuman
bersoda. Dalam seminggu pasien dapat meminum tiga kaleng minuman bersoda. Selain itu, pasien
juga sangat suka meminum jamu penghilang sakit nyeri sendi. Karena pasien sering mengeluh nyeri
pada kedua sendi lututnya. Jamu tersebut sudah diminumnya sejak usia 14 tahun.
Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi disangkal pasien dan pasien tidak pernah mengalami hal
yang seperti ini sebelumnya. Pasien pernah mengalami nyeri dada. Tetapi pasien tidak mengingat
kapan terakhir kali mengalaminya.
Dikeluarga tidak ada yang mengalami penyakitseperti pasien alami, riwayat hipertensi dan diabetes
dalam keluarga juga disangkal oleh pasien.
Pemeriksaan Fisik
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Kepala : Normocephali, deformitas (-), rambut hitam-putih, tipis, distribusi merata tidak mudah
dicabut, tidak kering.
Mata : Oedema palpebra -/-, pupil bulat isokor, lensa jernih +/-, Arcus senilis +/+ RCL +/+, RCTL +/+,
konjungtiva pucat +/+, sklera ikterik -/-
Telinga : Normotia ki-ka, deformitas -/-, NT tragus -/-, Nyeri tarik aurikula -/-,
nyeri ketuk mastoid -/-, liang telinga lapang, tidak hiperemis, MT tidak
dapat dinilai
Mulut : bibir kering, lidah putih, kotor, tepi hiperemis (-), tidak tremor, oral higien buruk.
Thoraks
- Paru
DEPAN BELAKANG
- Jantung
Palpasi : IC teraba
Inspeksi : datar
Palpasi : supel, NT epigastrium (+), Hepar dan Lien tidak teraba membesar, turgor kurang
Perkusi : timpani
Auskultasi : BU (+)
Ekstremitas
Atas: akral hangat, petechie (-), oedem -/-
Bawah: akral hangat, petechie (-), oedem -/-
Hb : 9,1 g/dl
HT : 26,2%
Assesment :
- Hematemesis dan melena ec suspek Gastritis Erosif
- Suspek Chronic Renal Failure
- Anemia
O:
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Oral : NGT sudah tidak hitam lagi, cairan NGT keluar 100cc
Abdomen : supel, datar, NT epigastrium (+), hepar dan limpa tidak teraba
Laboratorium
06.40
Hb : 9,6 g/dl
HT : 27,8 L%
Assesment :
Anjuran:
- Endoskopi
- Echokardiografi
- Pemeriksaan GFR
Follow up
O:
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Oral : NGT sudah tidak hitam lagi, cairan NGT keluar 100cc
Abdomen : supel, datar, NT epigastrium (+), hepar dan limpa tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, oedem -/- , -/-
Laboratorium
06.40
Hb : 10,9 g/dl
HT : 31,8 L%
Trombosit : 209.103
Assesment :
Wanita, 90 tahun datang ke RSOB pada tanggal 15 April 2011 dengan keluhan muntah berwarna
hitam sebanyak 2 kali sejak tanggal 14 April 2011. Pasien juga mengaku BAB cair berwarna hitam
sebanyak dua kali, mencret hitam yang pertama terjadi pada tanggal 14 september jam 11 siang,
pukul 21.00 mencret hitam di alami pasien kedua kalinya, sehingga pasien membawa diri ke RSOB.
Selain itu pasien juga merasakan nyeri pada ulu hati, nyeri kepala dan mual.
Pasien mengaku belum pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya. Pasien meminum
meminum tiga kaleng minuman bersoda dalam seminggu. Pasien juga sangat suka meminum jamu
penghilang sakit nyeri sendi sejak usia 14 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan hipotensi, sakit sedang, compos mentis,
lensa mata sebelah kiri tampak keruh dengan arcus senilis di kedua bola mata. Konjungtiva tampak
pucat di kedua mata tetapi tidak ikterik. Bibir tampak kering, lidah putih dan kotor dengan tepi yang
tidak hiperemis. Jantung dan paru terlihat normal. Terdapat nyeri tekan pada epigastrium, hepar dan
limpa tidak teraba.
Dari pemeriksaan darah lengkap didapatkan pasien dalam keadaan anemia. Pada pemeriksaan fungsi
ginjal didapat bahwa kadar ureum dan kreatinin meningkat. Dilakukan juga pemeriksaan GDS, dan di
dapatkan pasien dalam keadaan toleransi gula terganggu.
Jadi dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang didapatkan bahwa pasien sedang mengalami
hematemesis dan melena yang di sebabkan karena gastritis erosive yang diduga karena
mengkonsumsi jamu-jamu yang mengandung OAINS. Selain itu karena terdapat peningkatan ureum
dan kreatinin serta anemia, maka pasien diduga memiliki keadaan gagal ginjal kronik.
ANALISIS KASUS
Pasien didiagnosis Hematemesis Melena ec Gastritis Erosif karena didapatkan pada pasien:
a. Anamnesis
Muntah dan BAB yang berwarna hitam disebabkan karena adanya darah yang telah
teroksidasi dengan asam lambung. Dan perdarahan tersebut pastinya berasal dari saluran cerna
bagian atas yaitu berasal dari esophagus dan lambung.
Gejala di atas merupakan gejala yang khas pada ganstritis. Nyeri pada ulu hati disebabkan
karena di lokasi tersebut tempat adanya lambung. Jika terdapat peradangan pada lambung, maka
akan nyeri pada daerah ulu hati. Mual dan nyeri kepala merupakan kumpulan gejala dari sindroma
dyspepsia.
- Pasien suka meminum jamu anti nyeri sendi dan minuman bersoda
Jamu anti nyeri sendi biasanya dicampur dengan oabt anti inflamasi non steroid yang sangat
toksik terhadap mukosa lambung. Hal ini merupakan pemicu timbulnya ulkus pada mukosa lambung
yang kemungkinan besar dapat menyebabkan gastritis erosif hemoragika. Minuman bersoda juga
dapat menjadi pemicu timbulnya gastritis.
Artinya sudah ada peradangan kronis pada lambung pasien yang ditandai dengan lamanya
konsumsi jamu-jamu yang mengandung OAINS.
b. Pemeriksaan Fisik
- Konjungtiva Pucat
- Bibir kering, lidah putih, kotor, tepi hiperemis (-), tidak tremor, oral higien buruk.
Menandakan pasien dalam keadaan dehidrasi, dan pasien dari 1 hari sebelum ke rumah sakit
tidak mau makan karena merasa tidak enakj pada perutnya.
Kemungkinan pasien memiliki kelainan jantung berupa Aorta Stenosis. Dan dapat dipastikan
dengan pemeriksaan ekokardiografi.
c. Pemeriksaan Laboratorium
- Anemia
Anemia bisa berasal dari perdarahan lambungnya ataupun karena penyakit lain yang
menyertai seperti gagal ginjal
Menandakan ada penurunan fungsi dari ginjal. Bisa merupakan manifestasi dari ARF atau
pun CRF. Jika disertai dengan anemia, biasanya merupakan Chronic Renal Failure.
Pasien dalam keadaan toleransi gula terganggu, berpotensi untuk menjadi diabetes mellitus.
d. Penatalaksanaan
Diberikan RL drip cepat untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik dan memperbaiki
keadaan dehidrasi pada pasien ini.
- Transfusi 1 labu
- Vitamin K 2x1 IV
Untuk melihat isi dari lambung, dan ternyata lambung terisi dengan cairan berwarna hitam
yang menandakan masih terjadi perdarahan di dalamnya, sehingga dilakukan spooling / pencucian
lambung dengan menggunakan air es, sehingga diharaokan dapat membantu menghentikan
perdarahan.
- Terfacef 2x1 gr
Terpacef berisi ceftriakson yang dapat membunuh bakteri gram negatif dan positif. Membantu
menghilangkan infeksi karena ada keluhan batuk pada pasien.
- OMZ 2x1 vial
- Inpepsa 1 x 2cc
- Farsix 1x ½
- Farsorbid 2 x 1
Diberikan sebagai profilaksis dari angina pektoris. Kandungan dari obat ini adalah Isosorbide
dinitrate.
- Bisoprolol 1 x ½
Adalah obat golongan Beta bloker. Obat beta bloker mengurangi denyut jantung dan
kontraktilitas miokard
Anjuran:
- Endoskopi
- Pemeriksaan GFR
Untuk kepentingan klinik, pemeriksaan laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah petanda paling
penting dalam evaluasi fungsi ginjal pada penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Saat ini baku emas
pemeriksaan LFG yang paling tepat adalah bersihan inulin tetapi tidak tersedia di Indonesia.
Pemeriksaan yang setara dan tersedia di RSCM, adalah pemeriksaan renogram 99 Tc DTPA. Uji
bersihan kreatinin yang dianggap mendekati nilai LFG banyak dipengaruhi kesalahan pengumpulan
urin. Oleh karena itu untuk pelaksanaan rutin dipakai klasifikasi dan cara estimasi LFG menurut
rumus bersihan kreatinin Cockroft & Gault yang direkomendasi oleh K/DOQI, dengan atau tanpa
koreksi luas permukaan badan berdasarkan nilai kreatinin serum. Pemeriksaan kadar serum Cystatin
C adalah parameter baru yang dikatakan lebih sensitif dibandingkan bersihan kreatinin Cockroft &
Gault. Tujuan penelitian adalah mendapatkan pemeriksaan penurunan fungsi ginjal yang lebih baik
dibandingkan bersihan kreatinin. Jenis penelitian uji diagnostik. Tiga puluh orang kelompok PGK
stage 1,2 dan 3 diperiksa untuk mendeteksi penurunan fungsi ginjal dini. Setiap subyek diperiksa
kadar serum Cystatin C dengan cara imunonefelometri, kadar kreatinin serum dengan metode Jaffe
kinetik, perhitungan estimasi LFG dengan bersihan kreatinin Cockroft & Gault modifikasi Coresh
(CGC), dan 99TcDTPA renogram sebagai baku emas. Hasil penelitian didapatkan hasil uji bersihan
kreatinin CGC berada dalam rentang 39- 90 mL/menit/1,73m2 dengan median 72,mL/menit/1,73m2,
hasil uji kadar Cystatin C serum 0,48 - 3.02 mg/L dengan median 0,81 mg/L dan rentang LFG DTPA 75
-126 Ml/menit/1,73m2 dengan median 118,0 mL/menit/1,73m2. Sensitifitas dan spesifisitas untuk
uji Cystatin C adalah 100% dan 57,1% sedangkan untuk bersihan kreatinin CGC adalah 100% dan
38,5%, sehingga kedua uji dapat digunakan sebagai parameter penurunan fungsi ginjal. Berdasarkan
hasil nilai-nilai spesifisitas, prediksi negatif, akurasi diagnostik dan Iuas daerah di bawah kurva ROC
dari kadar Cystatin C lebih tinggi dari CGC, maka Cystatin C lebih tepat digunakan untuk penetapan
adanya kerusakan ginjal dengan penurunan LFG.
- Pemeriksaan Echokardiografi
Untuk melihat adanya kecurigaan dari kelainan jantung berupa aorta stenosis karena didapat dari
ejection sistolik murmur dengan punctum maksimum didaerah aorta
HEMATEMESIS DAN MELENA
Hematemesis adalah muntah darah berwarna merah kehitaman menyerupai endapan bubuk air
kopi. Melena adalah buang air besar dengan kotoran seperti ter atau aspal, lengket bercampur
dengan darah. Keduanya ini sebagai akibat perdarahan saluran makan bagian atas. Lokasi
hematemesis dimulai dari faring sampai intestine di tempat pelekatan ligamentum treitz.
1. Kelainan Esofagus
a. Varises esofagus
Penderita dengan hematemesis melena yang disebabkan pecahnya varises esofagus, tidak pernah
mengeluh rasa nyeri atau pedih di epigastrum. Pada umumnya sifat perdarahan timbul spontan dan
masif. Darah yang dimuntahkan berwarna kehitam-hitaman dan tidak membeku karena sudah
bercampur dengan asam lambung.
b. Karsinoma esofagus
c. Sindroma Mallory-Weiss
Sebelum timbul hematemesis didahului muntah–muntah hebat yang pada akhirnya baru timbul
perdarahan, misalnya pada peminum alkohol atau pada hamil muda. Biasanya disebabkan oleh
karena terlalu sering muntah-muntah hebat dan terus menerus. Bila penderita mengalami disfagia
kemungkinan disebabkan oleh karsinoma esofagus.
d. Esofagitis korosiva
Pada sebuah penelitian ditemukan seorang penderita wanita dan seorang pria muntah darah setelah
minum air keras untuk patri. Dari hasil analisis air keras tersebut ternyata mengandung asam sitrat
dan asam HCI, yang bersifat korosif untuk mukosa mulut, esofagus dan lambung. Disamping muntah
darah penderita juga mengeluh rasa nyeri dan panas seperti terbakar di mulut. Dada dan
epigastrum.
Esofagitis bila sampai menimbulkan perdarahan lebih sering bersifat intermittem atau kronis dan
biasanya ringan, sehingga lebih sering timbul melena daripada hematemesis. Tukak di esofagus
jarang sekali mengakibatkan perdarahan jika dibandingkan dengan tukak lambung dan duodenum.
2. Kelainan di lambung
Hematemesis bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita minum obat-obatan yang
menyebabkan iritasi lambung. Sebelum muntah penderita mengeluh nyeri ulu hati. Perlu ditanyakan
juga apakah penderita sedang atau sering menggunakan obat rematik (NSAID + steroid) ataukah
sering minum alkohol atau jamu-jamuan.
b. Tukak lambung
Penderita mengalami dispepsi berupa mual, muntah, nyeri ulu hati dan sebelum hematemesis
didahului rasa nyeri atau pedih di epigastrum yang berhubungan dengan makanan. Sesaat sebelum
timbul hematemesis karena rasa nyeri dan pedih dirasakan semakin hebat. Setelah muntah darah
rasa nyeri dan pedih berkurang. Sifat hematemesis tidak begitu masif dan melena lebih dominan dari
hematemesis.
c. Karsinoma lambung
Insidensi karsinoma lambung di negara kita tergolong sangat jarang dan pada umumnya datang
berobat sudah dalam fase lanjut, dan sering mengeluh rasa pedih, nyeri di daerah ulu hati sering
mengeluh merasa lekas kenyang dan badan menjadi lemah. Lebih sering mengeluh karena melena
GASTRITIS
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Lapisan lambung menahan iritasi dan
biasanya tahan terhadap asam yang kuat. Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan
peradangan karena beberapa penyebab, diantaranya:
1. Gastritis bakterialis
Biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel
penghasil lendir di lapisan lambung). Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh
di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri
bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis sementara.
Merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma
(cedera) yang terjadi secara tiba-tiba. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti
yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.
Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan
atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka). Paling sering terjadi pada alkoholik.
Bisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem
kekebalan.
5. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang.
Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
6. Gastritis atrofik
Terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan
kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim. Keadaan
ini biasanya terjadi pada usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian
lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa menyebabkan
Merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya
melebar, kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini
Merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih)
terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya. Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan bahan
1. Gastritis akut
Inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan dan sembuh
sempurna. Salah satu bentuk Gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit yang berat
adalah Gastritis erosit atau Gastritis hemoragik.
Disebut Gastritis hemoragik karena pada penyakit ini dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam
berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada mukosa lambung
tersebut
Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering diakibatkan diet yang sembrono. Individu ini makan terlalu
banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit. Penyakit lain dari Gastritis akut mencakup alkohol, aspirin, refluk, empedu, atau terapi
radiasi.
Bentuk terberat dari penyakit Gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang
menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang
mengakibatkan obstruksi piloris. Gastritis juga merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.
Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak merupakan respon
mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan terkontaminasi),
kafein, alkohol dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim.
PRESENTASI KASUS
Pembimbing
dr.Alfian Nurbi, Sp.PD
Penyusun
MOHD SHAFID BIN HAMZAB
030.06.315
Nama:
Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing dr. Alfian Nurbi Sp. PD pada :
Hari :
Tanggal :
Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Penyakit
Dalam di Rumah Sakit Otorita Batam
Batam ,