Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS

Hematemesis Melena ec Suspek Gastritis Erosif

Pembimbing
dr.Alfian Nurbi, Sp.PD

Penyusun
MOHD SHAFID BIN HAMZAB
030.06.315

Kepaniteraan Klinik Penyakit Dalam


Rumah Sakit Otorita Batam
Periode 14 Maret 2010- 21 Mei 2010
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN

Nama:

MOHD SHAFID BIN HAMZAB (03.06.315)

Judul Case : Hematemesis Melena ec Suspek Gastritis Erosif

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing dr. Alfian Nurbi Sp. PD pada :

Hari :

Tanggal :

Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Penyakit
Dalam di Rumah Sakit Otorita Batam

Batam ,

dr Alfian Nurbi, Sp.PD


STATUS

Identitas

Nama : Ny. Hapijah

Umur : 90 th

Status perkawinan : kawin

Pekerjaan : tidak bekerja

No. RM : 0-23-93-56

Anamnesis

Dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 15 April 2011 di ruangan Melati RSOB jam 06.00

Keluhan utama : Muntah-muntah berwarna hitam sejak kemarin (14 April 2011)

Keluhan tambahan : -

Riwayat Penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan muntah berwarna hitam. Muntah sebanyak dua kali. Pasien pertama
kali mengira muntah hitam tersebut adalah muntahan makanan cincau yang sebelumnya dimiinum
oleh pasien. Oleh karena itu, pasien tidak membawa diri segera ke rumah sakit. Pasien juga mengaku
BAB cair berwarna hitam sebanyak dua kali, mencret hitam yang pertama terjadi kemarin jam 11
siang. Pada jam 21.00 hari ini, mencret hitam kembali di alami pasien, pasien langsung membawa
diri ke RSOB.

Selain itu pasien juga merasakan nyeri pada ulu hati, nyeri kepala dan mual. Pasien mengaku belum
pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya. Pasien sangat senang meminum minuman
bersoda. Dalam seminggu pasien dapat meminum tiga kaleng minuman bersoda. Selain itu, pasien
juga sangat suka meminum jamu penghilang sakit nyeri sendi. Karena pasien sering mengeluh nyeri
pada kedua sendi lututnya. Jamu tersebut sudah diminumnya sejak usia 14 tahun.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi disangkal pasien dan pasien tidak pernah mengalami hal
yang seperti ini sebelumnya. Pasien pernah mengalami nyeri dada. Tetapi pasien tidak mengingat
kapan terakhir kali mengalaminya.

Riwayat Penyakit Keluarga

Dikeluarga tidak ada yang mengalami penyakitseperti pasien alami, riwayat hipertensi dan diabetes
dalam keluarga juga disangkal oleh pasien.
Pemeriksaan Fisik

Tekanan darah : 90/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,5o C (suhu aksila)

Pernapasan : 20x/menit

keadaan umum : sakit sedang, compos mentis

Kepala : Normocephali, deformitas (-), rambut hitam-putih, tipis, distribusi merata tidak mudah
dicabut, tidak kering.

Mata : Oedema palpebra -/-, pupil bulat isokor, lensa jernih +/-, Arcus senilis +/+ RCL +/+, RCTL +/+,
konjungtiva pucat +/+, sklera ikterik -/-

Telinga : Normotia ki-ka, deformitas -/-, NT tragus -/-, Nyeri tarik aurikula -/-,
nyeri ketuk mastoid -/-, liang telinga lapang, tidak hiperemis, MT tidak
dapat dinilai

Hidung : Sekret -/-, Septum deviasi -/-, NT SPN -

Mulut : bibir kering, lidah putih, kotor, tepi hiperemis (-), tidak tremor, oral higien buruk.

Tenggorokan : Tonsil T1-T1, tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

Leher : KGB tidak teraba membesar

Thoraks

- Paru

DEPAN BELAKANG

Inspeksi Simetris statis & dinamis Simetris statis & dinamis

Palpasi Vocal fremitus tidak mengeras Vocal fremitus tidak mengeras

Perkusi Sonor Sonor

Auskultasi Suara vesikuler, Rh -/-, Wh -/- Suara vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

- Jantung

Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS V 1 cm medial midklavikular kiri

Palpasi : IC teraba

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : S1 N, S2 N, reguler, murmur (-), gallop (-)


Abdomen

Inspeksi : datar

Palpasi : supel, NT epigastrium (+), Hepar dan Lien tidak teraba membesar, turgor kurang

Perkusi : timpani

Auskultasi : BU (+)

Ekstremitas
Atas: akral hangat, petechie (-), oedem -/-
Bawah: akral hangat, petechie (-), oedem -/-

Pemeriksaan Laboratorium (15 April 2011)

Leukosit : 8,5 .103

Hb : 9,1 g/dl

HT : 26,2%

Trombosit : 265 .103

Ureum : 200,3 mg/dl

Kreatinin : 1,29 mg/dl

Natrium : 135 meq/L

Kalium : 5,2 meq/L

Chlor : 108 meq/L

GDS : 148 mg/dl

Assesment :
- Hematemesis dan melena ec suspek Gastritis Erosif
- Suspek Chronic Renal Failure
- Anemia

Perencanaan dan Penatalaksanaan :

- Ringer Laktat drip cepat 250cc dilanjutkan dengan RL/8 jam


- Kalnex 500 mg IV 2x1
- Vitamin K 2x1 IV
- Terpacef 2x1 gr
- OMZ 2x1 vial
- NGT terbuka, spooling es/6 jam
- Transfusi 1 labu
Follow up

16 April 2011, 07.00

S : Nyeri perut di ulu hati, batuk (+)

O:

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,5o C (suhu aksil

Pernapasan : 20x/menit

keadaan umum : sakit sedang, gizi buruk, compos mentis

Mata : Konjungtiva pucat +/+ , Sklera ikterik -/-

Oral : NGT sudah tidak hitam lagi, cairan NGT keluar 100cc

Leher : KGB TTM


Thorax
Paru: Gerak napas simetris, rh -/-, wh -/-

Jantung : BJ 1, BJ 2 N regular, Murmur (+) ESM gr III, Gallop (-)

Abdomen : supel, datar, NT epigastrium (+), hepar dan limpa tidak teraba

Ekstremitas : Akral hangat, oedem -/- , -/-

Ekskresi urin : 100 cc warna kuning pekat

Laboratorium

06.40

Leukosit : 9,6 .103

Hb : 9,6 g/dl

HT : 27,8 L%

Trombosit : 200 .103

Assesment :

- Hematemesis dan melena ec suspek Gastritis Erosif

- Suspek Chronic Renal Failure


Suspek Aorta Stenosis
- Anemia
- ISPA

Perencanaan dan Penatalaksanaan:

- IVFD Ringer Laktat : Aminofluid /12 jam


- Kalnex 500 mg IV 2x1
- Vitamin K 2x1 IV
- Terpacef 2x1 gr
- OMZ 2x1 vial
- NGT terbuka, spooling es/6 jam , setelah spooling dimasukkan inpepsa
- Farsix 1x ½
- Farsorbid 2 x 1
- Bisoprolol 1 x ½

Anjuran:
- Endoskopi
- Echokardiografi
- Pemeriksaan GFR

Follow up

17 April 2011, 07.00

S : Batuk (+), Belum BAB sudah 2 hari,

O:

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36,7o C (suhu aksila)

Pernapasan : 24x/menit

keadaan umum : sakit sedang, compos mentis

Mata : Konjungtiva pucat +/+ , Sklera ikterik -/-

Oral : NGT sudah tidak hitam lagi, cairan NGT keluar 100cc

Leher : KGB TTM


Thorax
Paru: Gerak napas simetris, rh -/-, wh -/-

Jantung : BJ 1, BJ 2 N regular, Murmur (+) ESM grade I, Gallop (-)

Abdomen : supel, datar, NT epigastrium (+), hepar dan limpa tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, oedem -/- , -/-

Laboratorium

06.40

Leukosit : 7,0 .103

Hb : 10,9 g/dl

HT : 31,8 L%

Trombosit : 209.103

Assesment :

- Hematemesis dan melena ec suspek Gastritis Erosif


- Suspek Chronic Renal Failure
- Suspek Aorta Stenosis
- Anemia
- ISPA

Perencanaan dan Penatalaksanaan:

- IVFD Ringer Laktat : Aminofluid /12 jam


- Kalnex 500 mg IV 2x1
- Terpacef 2x1 gr
- OMZ 2x1 vial
- Inpepsa 1 x 2cc
- Farsix 1x ½
- Farsorbid 2 x 1
- Bisoprolol 1 x ½
RESUME

Wanita, 90 tahun datang ke RSOB pada tanggal 15 April 2011 dengan keluhan muntah berwarna
hitam sebanyak 2 kali sejak tanggal 14 April 2011. Pasien juga mengaku BAB cair berwarna hitam
sebanyak dua kali, mencret hitam yang pertama terjadi pada tanggal 14 september jam 11 siang,
pukul 21.00 mencret hitam di alami pasien kedua kalinya, sehingga pasien membawa diri ke RSOB.
Selain itu pasien juga merasakan nyeri pada ulu hati, nyeri kepala dan mual.

Pasien mengaku belum pernah merasakan hal yang seperti ini sebelumnya. Pasien meminum
meminum tiga kaleng minuman bersoda dalam seminggu. Pasien juga sangat suka meminum jamu
penghilang sakit nyeri sendi sejak usia 14 tahun.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan hipotensi, sakit sedang, compos mentis,
lensa mata sebelah kiri tampak keruh dengan arcus senilis di kedua bola mata. Konjungtiva tampak
pucat di kedua mata tetapi tidak ikterik. Bibir tampak kering, lidah putih dan kotor dengan tepi yang
tidak hiperemis. Jantung dan paru terlihat normal. Terdapat nyeri tekan pada epigastrium, hepar dan
limpa tidak teraba.

Dari pemeriksaan darah lengkap didapatkan pasien dalam keadaan anemia. Pada pemeriksaan fungsi
ginjal didapat bahwa kadar ureum dan kreatinin meningkat. Dilakukan juga pemeriksaan GDS, dan di
dapatkan pasien dalam keadaan toleransi gula terganggu.

Jadi dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang didapatkan bahwa pasien sedang mengalami
hematemesis dan melena yang di sebabkan karena gastritis erosive yang diduga karena
mengkonsumsi jamu-jamu yang mengandung OAINS. Selain itu karena terdapat peningkatan ureum
dan kreatinin serta anemia, maka pasien diduga memiliki keadaan gagal ginjal kronik.
ANALISIS KASUS

Pasien didiagnosis Hematemesis Melena ec Gastritis Erosif karena didapatkan pada pasien:
a. Anamnesis

- Muntah dan BAB berwarna hitam sejak 1 hari SMRS

Muntah dan BAB yang berwarna hitam disebabkan karena adanya darah yang telah
teroksidasi dengan asam lambung. Dan perdarahan tersebut pastinya berasal dari saluran cerna
bagian atas yaitu berasal dari esophagus dan lambung.

- Nyeri pada ulu hati, nyeri kepala dan mual

Gejala di atas merupakan gejala yang khas pada ganstritis. Nyeri pada ulu hati disebabkan
karena di lokasi tersebut tempat adanya lambung. Jika terdapat peradangan pada lambung, maka
akan nyeri pada daerah ulu hati. Mual dan nyeri kepala merupakan kumpulan gejala dari sindroma
dyspepsia.

- Pasien suka meminum jamu anti nyeri sendi dan minuman bersoda

Jamu anti nyeri sendi biasanya dicampur dengan oabt anti inflamasi non steroid yang sangat
toksik terhadap mukosa lambung. Hal ini merupakan pemicu timbulnya ulkus pada mukosa lambung
yang kemungkinan besar dapat menyebabkan gastritis erosif hemoragika. Minuman bersoda juga
dapat menjadi pemicu timbulnya gastritis.

- Jamu tersebut sudah diminumnya sejak usia 14 tahun.

Artinya sudah ada peradangan kronis pada lambung pasien yang ditandai dengan lamanya
konsumsi jamu-jamu yang mengandung OAINS.

b. Pemeriksaan Fisik

- Konjungtiva Pucat

Menandakan pasien dalam keadaan anemia

- Bibir kering, lidah putih, kotor, tepi hiperemis (-), tidak tremor, oral higien buruk.

Menandakan pasien dalam keadaan dehidrasi, dan pasien dari 1 hari sebelum ke rumah sakit
tidak mau makan karena merasa tidak enakj pada perutnya.

- Nyeri Tekan Epigastrium

Merupakan gejala yang khas pada gastritis.

- Murmur sistolik tipe ejeksi pada daerah Aorta grade III

Kemungkinan pasien memiliki kelainan jantung berupa Aorta Stenosis. Dan dapat dipastikan
dengan pemeriksaan ekokardiografi.

- Ekskresi urin 100 cc/24 jam dengan warna kuning pekat


Menandakan terdapat penurunan laju pengeluaran urin. Memungkinkan terdapatnya kelainan ginjal
berupa gagal ginjal kronik.

c. Pemeriksaan Laboratorium

- Anemia

Anemia bisa berasal dari perdarahan lambungnya ataupun karena penyakit lain yang
menyertai seperti gagal ginjal

- Ureum dan kreatinin yang meningkat

Menandakan ada penurunan fungsi dari ginjal. Bisa merupakan manifestasi dari ARF atau
pun CRF. Jika disertai dengan anemia, biasanya merupakan Chronic Renal Failure.

- GDS 148 mg/dl

Pasien dalam keadaan toleransi gula terganggu, berpotensi untuk menjadi diabetes mellitus.

d. Penatalaksanaan

- Ringer Laktat drip cepat 250cc dilanjutkan dengan RL/8 jam

Diberikan RL drip cepat untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik dan memperbaiki
keadaan dehidrasi pada pasien ini.

- IVFD Ringer Laktat : Aminofluid /12 jam

Diberikan cairan rumatan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.

- Transfusi 1 labu

Dilakukan dengan tujuan untuk mengkoreksi keadaan anemia pada pasien.

- Vitamin K 2x1 IV

Vitamin K dapat membantu mempercepat pembekuan darah, sehingga dapat meminimalisai


perdarahan pada saluran pencernaan pasien.

- Kalnex 500 mg IV 2x1

Berisi asam tranexamat yang berfungsi dalam pembekuan darah

- NGT terbuka, spooling es/6 jam

Untuk melihat isi dari lambung, dan ternyata lambung terisi dengan cairan berwarna hitam
yang menandakan masih terjadi perdarahan di dalamnya, sehingga dilakukan spooling / pencucian
lambung dengan menggunakan air es, sehingga diharaokan dapat membantu menghentikan
perdarahan.

- Terfacef 2x1 gr
Terpacef berisi ceftriakson yang dapat membunuh bakteri gram negatif dan positif. Membantu
menghilangkan infeksi karena ada keluhan batuk pada pasien.
- OMZ 2x1 vial

Omeperazol berfungsi untuk mencegah perluasan ulkus.

- Inpepsa 1 x 2cc

Pengobatan duodenal ulcer. Berisi sucralfate.

- Farsix 1x ½

Berisi furosemid yang berfungsi sebagai diuretik.

- Farsorbid 2 x 1

Diberikan sebagai profilaksis dari angina pektoris. Kandungan dari obat ini adalah Isosorbide
dinitrate.

- Bisoprolol 1 x ½

Adalah obat golongan Beta bloker. Obat beta bloker mengurangi denyut jantung dan
kontraktilitas miokard

Anjuran:

- Endoskopi

Dilakukan untuk mendiagnosis secara pasti dari gastritis erosive

- Pemeriksaan GFR

Untuk kepentingan klinik, pemeriksaan laju filtrasi glomerulus (LFG) adalah petanda paling
penting dalam evaluasi fungsi ginjal pada penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Saat ini baku emas
pemeriksaan LFG yang paling tepat adalah bersihan inulin tetapi tidak tersedia di Indonesia.
Pemeriksaan yang setara dan tersedia di RSCM, adalah pemeriksaan renogram 99 Tc DTPA. Uji
bersihan kreatinin yang dianggap mendekati nilai LFG banyak dipengaruhi kesalahan pengumpulan
urin. Oleh karena itu untuk pelaksanaan rutin dipakai klasifikasi dan cara estimasi LFG menurut
rumus bersihan kreatinin Cockroft & Gault yang direkomendasi oleh K/DOQI, dengan atau tanpa
koreksi luas permukaan badan berdasarkan nilai kreatinin serum. Pemeriksaan kadar serum Cystatin
C adalah parameter baru yang dikatakan lebih sensitif dibandingkan bersihan kreatinin Cockroft &
Gault. Tujuan penelitian adalah mendapatkan pemeriksaan penurunan fungsi ginjal yang lebih baik
dibandingkan bersihan kreatinin. Jenis penelitian uji diagnostik. Tiga puluh orang kelompok PGK
stage 1,2 dan 3 diperiksa untuk mendeteksi penurunan fungsi ginjal dini. Setiap subyek diperiksa
kadar serum Cystatin C dengan cara imunonefelometri, kadar kreatinin serum dengan metode Jaffe
kinetik, perhitungan estimasi LFG dengan bersihan kreatinin Cockroft & Gault modifikasi Coresh
(CGC), dan 99TcDTPA renogram sebagai baku emas. Hasil penelitian didapatkan hasil uji bersihan
kreatinin CGC berada dalam rentang 39- 90 mL/menit/1,73m2 dengan median 72,mL/menit/1,73m2,
hasil uji kadar Cystatin C serum 0,48 - 3.02 mg/L dengan median 0,81 mg/L dan rentang LFG DTPA 75
-126 Ml/menit/1,73m2 dengan median 118,0 mL/menit/1,73m2. Sensitifitas dan spesifisitas untuk
uji Cystatin C adalah 100% dan 57,1% sedangkan untuk bersihan kreatinin CGC adalah 100% dan
38,5%, sehingga kedua uji dapat digunakan sebagai parameter penurunan fungsi ginjal. Berdasarkan
hasil nilai-nilai spesifisitas, prediksi negatif, akurasi diagnostik dan Iuas daerah di bawah kurva ROC
dari kadar Cystatin C lebih tinggi dari CGC, maka Cystatin C lebih tepat digunakan untuk penetapan
adanya kerusakan ginjal dengan penurunan LFG.

- Pemeriksaan Echokardiografi

Untuk melihat adanya kecurigaan dari kelainan jantung berupa aorta stenosis karena didapat dari
ejection sistolik murmur dengan punctum maksimum didaerah aorta
HEMATEMESIS DAN MELENA

Hematemesis adalah muntah darah berwarna merah kehitaman menyerupai endapan bubuk air
kopi. Melena adalah buang air besar dengan kotoran seperti ter atau aspal, lengket bercampur
dengan darah. Keduanya ini sebagai akibat perdarahan saluran makan bagian atas. Lokasi
hematemesis dimulai dari faring sampai intestine di tempat pelekatan ligamentum treitz.

1. Kelainan Esofagus

a. Varises esofagus

Penderita dengan hematemesis melena yang disebabkan pecahnya varises esofagus, tidak pernah
mengeluh rasa nyeri atau pedih di epigastrum. Pada umumnya sifat perdarahan timbul spontan dan
masif. Darah yang dimuntahkan berwarna kehitam-hitaman dan tidak membeku karena sudah
bercampur dengan asam lambung.

b. Karsinoma esofagus

Karsinoma esofagus sering memberikan keluhan melena daripada hematemesis. Disamping


mengeluh disfagia, badan mengurus dan anemis, hanya sesekali penderita muntah darah dan itupun
tidak masif. Pada pemeriksaan endoskopi jelas terlihat gmabaran karsinoma yang hampir menutup
esofagus dan mudah berdaharah yang terletak di sepertiga bawah esofagus.

c. Sindroma Mallory-Weiss

Sebelum timbul hematemesis didahului muntah–muntah hebat yang pada akhirnya baru timbul
perdarahan, misalnya pada peminum alkohol atau pada hamil muda. Biasanya disebabkan oleh
karena terlalu sering muntah-muntah hebat dan terus menerus. Bila penderita mengalami disfagia
kemungkinan disebabkan oleh karsinoma esofagus.

d. Esofagitis korosiva

Pada sebuah penelitian ditemukan seorang penderita wanita dan seorang pria muntah darah setelah
minum air keras untuk patri. Dari hasil analisis air keras tersebut ternyata mengandung asam sitrat
dan asam HCI, yang bersifat korosif untuk mukosa mulut, esofagus dan lambung. Disamping muntah
darah penderita juga mengeluh rasa nyeri dan panas seperti terbakar di mulut. Dada dan
epigastrum.

e. Esofagitis dan tukak esofagus

Esofagitis bila sampai menimbulkan perdarahan lebih sering bersifat intermittem atau kronis dan
biasanya ringan, sehingga lebih sering timbul melena daripada hematemesis. Tukak di esofagus
jarang sekali mengakibatkan perdarahan jika dibandingkan dengan tukak lambung dan duodenum.

2. Kelainan di lambung

a. Gastritis erisova hemoragika

Hematemesis bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita minum obat-obatan yang
menyebabkan iritasi lambung. Sebelum muntah penderita mengeluh nyeri ulu hati. Perlu ditanyakan
juga apakah penderita sedang atau sering menggunakan obat rematik (NSAID + steroid) ataukah
sering minum alkohol atau jamu-jamuan.

b. Tukak lambung

Penderita mengalami dispepsi berupa mual, muntah, nyeri ulu hati dan sebelum hematemesis
didahului rasa nyeri atau pedih di epigastrum yang berhubungan dengan makanan. Sesaat sebelum
timbul hematemesis karena rasa nyeri dan pedih dirasakan semakin hebat. Setelah muntah darah
rasa nyeri dan pedih berkurang. Sifat hematemesis tidak begitu masif dan melena lebih dominan dari
hematemesis.

c. Karsinoma lambung

Insidensi karsinoma lambung di negara kita tergolong sangat jarang dan pada umumnya datang
berobat sudah dalam fase lanjut, dan sering mengeluh rasa pedih, nyeri di daerah ulu hati sering
mengeluh merasa lekas kenyang dan badan menjadi lemah. Lebih sering mengeluh karena melena
GASTRITIS

Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Lapisan lambung menahan iritasi dan
biasanya tahan terhadap asam yang kuat. Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan
peradangan karena beberapa penyebab, diantaranya:
1. Gastritis bakterialis

Biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel
penghasil lendir di lapisan lambung). Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh
di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri
bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis sementara.

2. Gastritis karena stres akut

Merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma
(cedera) yang terjadi secara tiba-tiba. Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung, seperti
yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.

3. Gastritis erosif kronis

Bisa merupakan akibat dari:


- bahan iritan seperti obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya
- penyakit Crohn
- infeksi virus dan bakteri.

Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan
atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka). Paling sering terjadi pada alkoholik.

4. Gastritis karena virus atau jamur

Bisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem
kekebalan.

5. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang.
Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.

6. Gastritis atrofik

Terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan
kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim. Keadaan

ini biasanya terjadi pada usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian

lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa menyebabkan

anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vitamin B12 dari makanan.


7. Penyakit Meniere

Merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya

melebar, kelenjarnya membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini

menderita kanker lambung.

8. Gastritis Sel Plasma

Merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih)

terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya. Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan bahan

korosif atau menerima terapi penyinaran kadar tinggi.

Secara garis besar, Gastritis di bagi menjadi dua subbagian, diantaranya:

1. Gastritis akut

Inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan dan sembuh
sempurna. Salah satu bentuk Gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit yang berat
adalah Gastritis erosit atau Gastritis hemoragik.

Disebut Gastritis hemoragik karena pada penyakit ini dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam
berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada mukosa lambung
tersebut

Gastritis (inflamasi mukosa lambung) sering diakibatkan diet yang sembrono. Individu ini makan terlalu
banyak atau terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme
penyebab penyakit. Penyakit lain dari Gastritis akut mencakup alkohol, aspirin, refluk, empedu, atau terapi
radiasi.

Bentuk terberat dari penyakit Gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat, yang
menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi, yang
mengakibatkan obstruksi piloris. Gastritis juga merupakan tanda pertama dari infeksi sistemik akut.

Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak merupakan respon
mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan terkontaminasi),
kafein, alkohol dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim.
PRESENTASI KASUS

Hematemesis Melena ec Suspek Gastritis Erosif

Pembimbing
dr.Alfian Nurbi, Sp.PD

Penyusun
MOHD SHAFID BIN HAMZAB
030.06.315

Kepaniteraan Klinik Penyakit Dalam


Rumah Sakit Otorita Batam
Periode 14 Maret 2010- 21 Mei 2010
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN

Nama:

MOHD SHAFID BIN HAMZAB (03.06.315)

Judul Case : Hematemesis Melena ec Suspek Gastritis Erosif

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing dr. Alfian Nurbi Sp. PD pada :

Hari :

Tanggal :

Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Penyakit
Dalam di Rumah Sakit Otorita Batam

Batam ,

dr Alfian Nurbi, Sp.PD

Anda mungkin juga menyukai