PENDAHULUAN
Untuk menaikkan nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan:
1. Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon
rantai bercabang melalui proses reforming Contohnya mengubah n-oktana
menjadi isooktana.
2. Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi
bensin.
3. Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat
pembakaran bensin. Dulu digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh karena Pb
bersifat racun, maka penggunaannya sudah dilarang dan diganti dengan senyawa
organik, seperti etanol dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).
Titik nyala adalah titik temperatur terendah dimana bahan bakar dapat
menyala. Hal ini berkaitan dengan keamanan dalam penyimpanan dan penanganan
bahan bakar.
Analisa ini dipergunakan utk menentukan qualitas penyalaan yaitu mudah tidaknya
bahan bakar menyala. Alat yang digunakan adalah : cleveland open cup astm d
92 atau seta cleveland open cup
2.2.7 Freezing Point
2.2.8 Viskositas
Viskositas adalah tahanan yang dimiliki fluida yang dialirkan dalam pipa
kapiler terhadap gaya gravitasi, biasanya dinyatakan dalam waktu yang diperlukan
untuk mengalir pada jarak tertentu. Jika viskositas semakin tinggi, maka tahanan
untuk mengalir akan semakin tinggi. Karakteristik ini sangat penting karena
mempengaruhi kinerja injektor pada mesin diesel. Atomisasi bahan bakar sangat
bergantung pada viskositas, tekanan injeksi serta ukuran lubang injektor. Viskositas
yang lebih tingi akan membuat bahan bakar teratomisasi menjadi tetesan yang lebih
besar dengan momentum tinggi dan memiliki kecenderungan untuk bertumbukan
dengan dinding silinder yang relatif lebih dingin. Hal ini menyebabkan pemadaman
flame dan peningkatan deposit dan emisi mesin.
Bahan bakar dengan viskositas lebih rendah memproduksi spray yang terlalu
halus dan tidak dapat masuk lebih jauh ke dalam silinder pembakaran, sehingga
terbentuk daerah fuel rich zone yang menyebabkan pembentukan jelaga. Viskositas
juga menunjukkan sifat pelumasan atau lubrikasi dari bahan bakar. Viskositas yang
relatif tinggi mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik. Pada umumnya, bahan
bakar harus mempunyai viskositas yang relatif rendah agar dapat mudah mengalir
dan teratomisasi Hal ini dikarenakan putaran mesin yang cepat membutuhkan injeksi
bahan bakar yang cepat pula. Namun tetap ada batas minimal karena diperlukan sifat
pelumasan yang cukup baik untuk mencegah terjadinya keausan akibat gerakan
piston yang cepat.
2.3 Blending
Proses Blending adalah mencampur dua produk atau lebih ke dalam suatu
sistem sehingga menghasilkan suatu produk yang memenuhi spesifikasi. Tujuan
proses blending:
1. Memperbaiki mutu produk yang rusak, yaitu produk-produk yang
menyimpang dari spesifikasinya.
2. Mengubah produk yang mempunyai mutu rendah menjadikan produk yang
bermutu.
3. Mendapatkan penggunaan baru dari suatu produk.
4. Mendapatkan produk baru dari produk-produk yang ada