Anda di halaman 1dari 3

Awal Puncak Perekonomian Jepang

Pada tahun 1960 setelah Jepang mengalami kekalahan dalam perang dunia kedua (PD II) dan
di bawah kekuasaan Amerika, segera memperbaiki kinerja pembangunan ekonominya [1].

Awal puncak kemajuan ekonomi Jepang dimulai pada saat pergantian kabinet PM. Kishi
Nobusuke (Kabinet dimulai 25-2-1957 s/d 19-7-1960) ke kabinet PM Ikeda Hayato (Kabinet
dimulai 19-7-1960 s/d 9-11-1964) PM Ikeda mengambil kebijaksanaan untuk membangun
Jepang di bidang ekonomi setelah hancurnya negara akibat pemboman Hiroshima dan
Nagasaki [2].Jepang setelah PD II harus membayar ganti rugi perang dan harus mengubah
Undang-undang Dasar Meiji menjadi Undang-undang dasar yang melambangkan
kedemokrasian sesuai dengan ketentuan yang diajukan oleh Amerika. Rakyat Jepang pada
saat itu juga mengalami depresi karena perekonomian yang tidak stabil dan demokrasi yang
harus diterapkan oleh masyarakat Jepang terutama dibidang politik dan kepemerintahan.
Sebelum Jepang kalah perang semua kekuasaan dibawah Kaisar Jepang. Setelah Kalah
Jepang dan diduduki oleh Amerika maka demokrasi yang Amerika anjurkan harus cepat
berlangsung untuk pemulihan masyarakat Jepang [1].

Awal puncak perekonomian Jepang berkembang di mulai pada kabinet PM Ikeda. PM Ikeda
menitikberatkan toleransi dan kesabaran. Namun, PM Ikeda mengesampingkan permasalahan
perbaikan bentuk UU Jepang. Karena pada saat itu UU Jepang yang berlaku masih ketetapan
UU Jepang menurut peraturan Amerika. Pokok kebijakan PM Ikeda dalam bidang ekonomi
adalah meningkatkan pendapatan masyarakat, perbaikan dan peningkatan pokok produksi di
dalam negeri. Pemerintah Jepang dalam kebijakan ekonomi, membuka perbaikan di bidang
tehnik, investasi dan supply dari Amerika. Pada tahun 1955 mulai diadakan perjanjian
pembayaran gaji pekerja di perusahaan. Pendapatan karyawan dan buruh menjadi naik, dan
tingkat konsumsi pun meningkat. Pasar dalam negeri semakin dibutuhkan dan terus
berkembang sehingga ekonomi Jepang terus maju. Peningkatan konsumsi terjadi pada
televisi, kulkas, mesin cuci, kebutuhan alat elektronik rumah tangga.

Secara international Jepang terus berkembang terutama menjadi anggota IMF dan tahun 1965
mata uang Jepang termasuk pertukaran mata uang international. Jepang sebagai grup negara
industri dan masuk anggota badan perekonomian international OECD [1]. Bagi para politikus
awal kemajuan ekonomi Jepang waktu itu merupakan keuntungan besar tetapi semakin
majunya ekonomi Jepang pengikut partai demokratik- liberal semakin menurun. Ini
disebabkan karena partai demokratik- liberal berpedoman pada paham konservatif yang
menjunjung tinggi adat dan kebiasaan para leluhur. Akibat perekonomian yang meningkat
pesan perombakan budaya dan tatanan masyarakat desa dan kota sehingga adat istiadat
leluhur semakin pudar. Para petani serta masyarakat desa pindah ke kota untuk mencari kerja
dan kehidupan yang lebih baik daripada di desa. Di lain pihak partai sosialis mendapat
keuntungan yang besar karena melalui perkembangan besar jumlah para buruh perusahaan
terutama di kota besar. Partai Sosialis mempunyai kebijaksanaan untuk mengadakan
perubahan di dalam negeri, sehingga pengikut partai sosialis semakin meningkat. Pada tahun
1960 kebijaksanaan pemerintah Jepang memusatkan industri dan peningkatan buruh pekerja
dalam kehidupan masyarakat sedangkan partai Demokratik-liberal terus mempertahankan
keadaan yang lama berjalan supaya tidak berubah. Jepang masuk menjadi negara industri
maju [2]. Amerika sangat membantu peranan Jepang untuk menjadi negara industri maka
Amerika menjalankan strategi militernya yang baru dengan membuka perang dengan
Vietnam. Jepang menjadi basis bantuan militer Amerika dalam menghadapi perang dengan
Vietnam. Karena dasar tersebut akhirnya Jepang pada masa tahun 60 terus menjadi basis
militer Amerika untuk pasukan perang Amerika [1]. Perkembangan yang sangat cepat di
dalam Jepang menimbulkan masalah yang kompleks dalam masyarakat. Semakin
meningkatnya perbaikan dan keuntungan yang diterima masyarakat semakin banyak masalah
kesejahteraan masyarakat. Terjadi ketidakseimbangan antara masyarakat dan perkembangan
kota, dan ketidakpuasan pun muncul.

Berdasarkan latar belakang tersebut, partai sosialis, mencalonkan gubernur dari pihak partai
komunis untuk membantu mengadakan perubahan di dalam negeri. Hasilnya munculnya
perubahan baru pada pembentukan daerah otonomi di kota besar[1].

Pada tahun 1972 lahirlah kabinet PM Tanaka Kakuei [2]. Kebijaksanaan PM Tanaka
membuka pasar ekspor di luar negeri, membuka kerjasama international dengan Cina,
memutus hubungan dengan Taiwan, sedangkan kebijaksanaan dalam negeri membuka
kebijaksanaan moneter, memperbesar pasar domestik melalui perluasan investasi publik. Ciri
khas pada kabinet PM Tanaka adalah memperbaiki keadaan pulau yang ada di Jepang dengan
membuka pekerjaan umum dan pekerjaan pembangunan secara meluas. Akhirnya partai
demokratik- liberal menjadi pendukung utama terhadap pembangunan masyarakat desa
dengan membuka pekerjaan pembangunan dan pekerjaan umum di seluruh kepulauan Jepang.
[1].
Pada saat awal masuknya Jepang menjadi negara industri, di bagian politik terjadi kemajuan
terutama dalam kebijaksanaan para partai politik. Pada saat itu disebut Sistem politik tahun
1955 dan sistem politik tahun 1960 [2].
Sebelum sistem politik tahun 1955 dimulai di awali pada saat Yoshida Shigeru (kabinet
dimulai 22-5-1946 s/d 24-5-1947 dan 15-10-1948 s/d 10-12-1954). Yoshida Shigeru sebagai
PM tersebut menggunakan kekuatan di bawah kekuasaan Amerika dan ikatan perjanjian San
Fransisco. Kebijakan PM Yoshida banyak ditentang para anti Yoshida yang memusatkan
gerakan kembalinya ke politik international. Gerakan tersebut mengakibatkan terbentuknya
partai demokrasi Jepang (1954) sebagai pemimpinnya Hatoyama Ichiro (kabinet dimulai 10-
12-1954 s/d 23-12-1956). Ada sedikit perbedaan pada partai Demokrasi dibandingkan dengan
partai Liberal di bidang international, pembaharuan UUD Jepang terutama masalah
kebijaksanaan keamanan Jepang-Amerika. Sedangkan di bidang kebijakan pemerintah dan
politik hampir sama :

1. Secara ekonomi menjaga kebebasan,


2. Setelah perang berakhir, mempertahankan adat dan budaya serta kebiasaan para
leluhur dengan menghargai nilai-nilai yang ada dan modifikasi.
3. Memegang teguh perjanjian antara Jepang dan Amerika dan membangun kembali
kekuatan militer [2]. Sedangkan partai sosialis juga mengadakan perbaikan dalam
politik. Akhirnya partai demokrasi dan partai liberal membentuk persatuan menjadi
satu kesatuan partai. Pada tahun 1954 PM Yoshida terlibat dengan masalah korupsi
akhirnya diturunkan. Pada tahun 1955 terbentuk partai demokratik- liberal yang
dipimpin oleh Hatoyama ichiro yang konservatif dan terbentuk juga partai sosialis
yang baru. Oleh karena itu disebut sistem 55:
o Partai demokratik-liberal : konservatif (pengikut: para pedangan, bisnis,
pengusaha dan para kapitalis. Kebijaksanaannya mempertahankan perjanjian
Jepang Amerika dan mempertahankan UUD
o Partai Sosialis : Perubahan (pengikut : para buruh, pengajar, pelajar).
Kebijaksanaannya melepaskan perjanjian Jepang Amerika dan mengadakan
perbaikan dalam UUD [1] [2]. Perubahan tersebut menjadi perubahan terbesar
dalam politik Jepang [1].
Kebijaksanaan pemerintah setelah sistem politik tahun 1955 terbentuk, pemerintah dikuasai
oleh partai demokrasi liberal. Partai demokrasi liberal menetapkan kebijaksanaan dalam
negeri sebagai berikut pemeriksaan ulang isi dari ketetapan peraturan hukum (UU),
perubahan dan pengaturan secara ketat dalam pelaksanaan pembuatan buku isi sejarah
jepang, perbaikan peraturan dalam system kepolisian, menjalankan UUD (Nihon Koku
Kenpo), pelaksanaan pemahaman arti demokrasi ke seluruh wilayah Jepang. Bagi para
golongan kecil kebijakan tersebut menjadi halangan dan tekanan. Terutama golongan yang
ingin mengadakan pembaharuan secara utuh. Gerakan demo terjadi sehingga pertentangan
terjadi para polisi dengan penentang [1].

Setelah tahun 1960 Jepang memasuki puncak kemajuan ekonomi sehingga menjadi negara
industri. Pada saat itu juga terus berkembang partai lain di Jepang misalnya partai komunis,
partai oposisi, partai sosialis terus berkembang dan partai lainnya terus bermunculan [1].

Daftar Buku

1. Owaranai nijuseiki Tonan Ajia Seijishi, Ishikawa shouji Hirai Kazuomi, Horitsu
Bunka Basic Books, 2003
2. Seigo Seiji Shi, Ishikawa Masumi, Iwanami Shinsho,

Anda mungkin juga menyukai