PENDEKATAN
METODOLOGI
Jalur perkerasan yang dipakai oleh pesawat terbang untuk mendarat (landing)
dan lepas landas (take off). Menurut Horonjeff (1994), sistem runway di suatu
bandara terdiri dari perkerasan struktur, bahu landasan (shoulder), bantal
hembusan (blast pad), dan daerah aman runway (runway end safety area).
Terdapat beberapa konfigurasi runway, diantaranya Runway Tunggal (Runway
yang paling sederhana), Runway Sejajar, Runway Dua Jalur, Runway V
Terbuka.
1
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
2
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
3
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
b) TAXI WAY, yaitu jalur yang digunakan sebagai penghubung antara run way
dan apron.
c) LANDING STRIPS , yaitu merupakan bagian dari Run Way yang tidak diberi
perkerasan , tanah hanya dipadatkan saja dan digunakan sebagai tempat
pendaratan darurat .
• Air Line Operation, yaitu tempat pemeriksaan bagi penumpang dan barang
baik yang naik maupun turun.
i) PARKING AREA, yaitu areal parkir kendaraan umum atau kendaraan pegawai
perusahaan penerbangan .
Peraturan yang telah dibuat oleh CAA yang kemudian di modifikasikan oleh TSO
N6B 3 Oktober 1958, maka hal – hal yang perlu di perhatikan dalam perencanaan
adalah sebagai berikut :
4
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Penduduk ( Populasi )
CAA membagi penduduk menurut jarak terbang untuk suatu bandara sebagai
berikut :
- Local Airport
5
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Dalam perencanaan lapangan terbang, harus diketahui data dan informasi daerah
sehingga perencanaan dan pelaksanaan berjalan dengan lancar dan baik.
Lapangan terbang harus terhindar dari asap tebal dan juga harus
diperhatikan kecepatan angin yang terbesar dan jumlah curah hujan
didaerah lokasi.
- Tersedianya lokasi perluasan
Hal ini dimaksudkan apabila nantinya daya tampung dan pelayanan tidak
mampu lagi melayani arus penerbangan maka diadakan perluasan kantor
maupun lapangan terbang itu sendiri.
- Hubungan dengan kota terdekat
Hal ini dimaksudkan agar jarak kota terdekat dengan lapangan terbang
mudah dicapai dengan kendaraan darat serta lapangan parkir harus
diperhitungkan.
- Jarak dengan lapangan terbang lainnya
6
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Tanah yang akan dijadikan lokasi lapangan terbang haruslah murah dan
daerah disekitarnya terdapat bahan bangunan untuk keperluan
pelaksanaan seperti pasir , koral , bata dan lain – lain.
- Obtruction ( Gangguan Rintangan Tinggi )
Lapangan terbang banyak memerlukan listrik, air dan bahan bakar untuk
mengadakan kegiatan dan ini haruslah diperhitungkan dalam
perencanaan.
- Jarak ke kota yang akan dilayani.
Jarak antara kota yang akan di layani dalam angkutan udara ini jangan
terlalu berkisar 15 – 20 km, maksudnya jangan terlalu lama dalam
perjalanan.
Apabila komponen cross wind di tempat rencana lapangan terbang tegak lurus
dengan arah jalannya pesawat melebihi nilai tipe pesawat maka dapat
membahayakan pesawat tersebut sewaktu landing maupun take off, oleh
7
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
sebab itu ICAO membuat klasifikasi crosswind yang diizinkan untuk kelas
lapangan terbang .
Dalam menentukan run way dengan menggunakan wind rose dapat dilakukan
dengan bermacam – macam cara antara lain dengan menggunakan:
Membuat beberapa alternative arah run way pada wind rosenya, pada
kertas gambar alternative run way pada wind rose dibuat tiga garis
sejajar dan searah. Garis yang ada ditengah menunjukkan garis central
run way, sedang dua garis yang mengapitnya menunjukkan besar
komponen wind rose yang di izinkan dengan batasan ujungnya adalah
dua busur lingkaran wind rose tersebut.
Garis yang menunjukkan center line dari run way yang direncanakan
kedua garis sejajar kiri dan kanan tersebut berjarak 15 Mph yang di
gambarkan dengan skala kecepatan angin mph ini adalah kecepatan
angin yang dipengaruhi oleh cross wind yang sesuai dengan standar CAA
dan FAA dan dilukiskan pada alternative run way pada wind rose sesuai
dengan Ad.A atau kertas gambar transparant wind rose pada Ad. B
diatas.
8
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Jenis Pesawat : DC – 10 – 30
Percentage of wind
N (4 – 15) : 0,30 %
S ( 47 – 52 ) : 0,70 %
9
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
10
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
= 32,75 %
= 10,70 %
= 8,50 %
= 7,70 %
TOTAL = 59,65 %
(4 – 15) Mph = 1,90 + 0,30 + 2,70 + 2,30 +2,20 + 1,10 + 1,80 + 2,40
+ 2,30 + 2,70 + 1,90 + 1,70 + 1,80 + 3,10 + 3,00 +
1,55
= 32,75 %
= 8,65 %
= 5,30 %
= 7,90 %
TOTAL = 54,60 %
11
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
(4 – 15) Mph = 1,90 + 0,30 + 2,70 + 2,30 +2,20 + 1,10 + 1,80 + 2,40
+ 2,30 + 2,70 + 1,90 + 1,70 + 1,80 + 3,10 + 3,00 +
1,55
= 32,75 %
= 9,55 %
= 7,50 %
= 8,00 %
TOTAL = 57,80 %
(4 – 15) Mph = 1,90 + 0,30 + 2,70 +2,20 + 1,10 + 1,80 + 2,40 + 2,30
+1,90 + 1,70 + 1,80 + 3,10 + 3,00 + 1,55
= 27,75 %
= 8,35 %
= 7,50 %
= 7,5 0 %
TOTAL = 54,70 %
12
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
(4 – 15) Mph = 1,90 + 0,30 + 2,70 +2,20 + 1,10 + 1,80 + 2,40 + 2,30
+1,90 + 1,70 + 1,80 + 3,10 + 3,00 + 1,55
= 27,75 %
= 8,80 %
= 5,25 %
= 7,60 %
TOTAL = 53,50 %
(4 – 15) Mph = 1,90 + 0,30 + 2,70 + 2,30 + 2,20 + 1,10 + 1,80 +2,40
+ 2,30 +1,90 + 1,70 + 1,80 + 3,10 + 3,00 + 1,55
= 27,75 %
= 8,20 %
= 7,50 %
= 8,00 %
13
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
TOTAL = 57,85 %
= 3352,80 Feet
Panjang run way ini adalah dasar untuk ditetapkan pada suatu tempat
tertentu haruslah diadakan koreksi menurut ICAO.
Rumus
L1 = LO + H / 1000 x 7 % x LO
Diketahui
14
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
temperature rata – rata bulan paling panas 28.500 C dan rata – bulanan dari
harian maximum 33,480 C. Jadi temperature rata – rata ditetapkan lokasi
pesawat terbang adalah :
Rumus
L1 = LO + 0,01 (T – 15) x LO
Diketahui data :
TAHUN T1 T2
1996 29.30 33.40
1997 28.60 32.80
1998 28.20 33.80
1999 28.10 33.90
2000 28.30 33.50
RATA – RATA 28.50 33.48
Jadi:
I = 28.50 + 1/3 x 33.48 – 28.50 = 35.130 C
L1 = 11.000 + 0,01 ( 35.130 C – 15 ) x 11.000
= 13.214,3ft
FG = 1 + 0.1G
15
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Rumus :
L1 = LO + ( 0,08 x LO )
Jadi :
DC – 9 – 32 : 9.375,00 feet
DC – 8 – 61 : 13.750,00 feet
DC – 10 – 30 : 13.750,00 feet
Dari keempat koreksi tersebut diatas yang paling menentukan adalah panjang
runway pesawat ‘DC – 8 – 61’. Menurut hasil koreksi terhadap permukaan air
laut, yaitu sepanjang 13.750,00 feet dalam perencanaan ini diambil pesawat
‘DC – 10 – 30’.
Stripses
Stripses adalah daerah beban kedua ujung run way yang ditetapkan oleh
‘ICAO’ adalah sebagai berikut :
16
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Dari hasil panjang run way tersebut diatas yang paling diambil adalah panjang
run way hasil koreksi terhadap temperatur yang sepanjang 13.750,00 feet
dibulatkan menjadi 13.750,00 feet.
Runway Standard
Taxiway ( Air Field Lay Out Lengkap Dengan Fasilitas Sipil Dengan Militer )
17
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
APRON
18
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
PERHITUNGAN PERKERASAN
( PERKERASAN LENTUR )
19
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Material CBR
20
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Sub Grade 10 %
Sub Base 30 %
21
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
W2 = ¼ MTOW x 0,95
R1 = Log R2 ( W2 / W1 )1/2
A) ( PERKERASAN KAKU )
• Data – data
→ K ( Modulus tanah dasar ) = K – 50
→ MTOW = 555.000 Lb
22
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Tebal perkerasan beton biasa dihitung dengan memakai tabel 6.16 ( Buku
perencanaan lapangan terbang Ir. Heru Basuki ) dengan CBR = 9% pada absis
palang atas ikuti garis tegak lurus kebawah berpotongan dengan berat pesawat
rencana 555.000 lb.
Dari titik ini ditarik garis horizontal kesamping berpotongan dengan equivalent
annual departure 25.000, dari sini turun ke bawah memotong titik 27 inci, ini
adalah tebal perkerasan total 37 inchi.
Kita pakai gambar yang sama, dari CBR 20 proyeksiakan ke bawah dan
seterusnya seperti diatas, sampai absis bawah didapat ketebalan sub base 16
inchi. Angka ini berarti ketebalan surface dan base diatas lapisan.
23
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Cara analitis ini dimaksud adalah dengan cara spreading system dengan metode
pendekatan yang menganggap bahwa gaya yang bekerja pada permukaan
perkerasan akan diteruskan dengan lapisan bawahnya dengan arah penyebaran,
membentuk sudut 45 0 terhadap lapisan tanah yang ditinjau.
Main gear terdiri dari satu gandaran beratnya 499.500 Lbs berat satu
gandaran adalah :
Jadi berat beban yang bekerja pada satu ban 249.500 Lbs atau satu ban
menerima 75 % nya = 75 % x 249.750 = 187.320,50 Lbs
X = 54,0”
a = 22 = ( 22 x 2,533 ) = 55,73
Fd = 72,05
→ Luas tanah lendukan beban satu roda :
A = ( a + Zh )2
F = 16.546,30/1,0 = 85.039,875 kg
24
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
( a + 2h )2 = 85.039,875 kg
( 55,73 + 2h ) = 85.039,875 kg
55,73 + 2h = 291,62
h = 117,945 cm
(a+2h)
25
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Susunan lapisan
Surface Course
Sub Grade
26
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
H = 28 85 .039 ,875 / 6
H = 3333,44 Cm
II = 30 % = 28 % = 71.12 cm ( b )
* Base 100 % = 6 inc = 15.42 cm ( c )
Jumlah ( a + b + c + d ) = 335.28 cm
PERENCANAAN DRAINASE
Untuk menentukan debit hujan dipakai metode nasional dan rumusan sebagai
berikut :
Q = 0.278 x C x I x A
27
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Dimana ;
Besarnya koefisien run off tergantung type permukaan saluran seluruh yang dilalui
misalnya aspal,tanah dan sebagainya. Harga koefisien run off berdasarkan
permukaan yang dilalui dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
SALURAN TERTUTUP
A. Saluran Tertutup 1
= 0.278 x C x I x A
→ Dimensionering Saluran
28
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
B = 0.5 h
Q =VxA ;
h2 = 0.0139/0.3
h2 = 0.046
→ Kemiringan Saluran
K = 60 ( Batu Bata )
V = 0.6 m / det
R = A/O
= 0.042 m
29
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
I = V/ ( KR2/3 )
= 0.011 m
→ Menghitung buis – buis beton
Q = V.A
Dimana ;
Π/4d2 = 0.0139
D2 = 0.0139/0.47 = 0.029
d = 0.17
Dikiri kanan run way disalurkan kesaluran tertutup dengan memasang buis
beton berjarak 100 meter. Banyaknya pipa yang diperlukan adalah:
= 2.621/100 = 26.21 27 buis diameter 0.30 m
A = Π x r2
Q = V.A
V = 0.6 m/det
A = 0.0154 m2
O = 2 . Π.r = 0.44 m
R = A/O = 0.035 m
2/3
0.06 = 60 x 0.0035 .I1/2
I = 0.016
B. Saluran Tertutup II
30
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
B = 0.5 h
Q =VxA ;
h2 = 0.3612/0.3 = 1.054 m2
h = 1.027m
b = 0.5 h
K = 60 ( Batu Bata )
V = 0.6 m/det
R = A/O
= 0.205 m
I = V/ ( KR2/3 )2
31
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
= 0.60 / ( 60 x ( 0.2052/3 ) )2
= 0.001 m
Merupakan saluran yang terletak didaerah surut dan sepanjang taxiway juga
menampung limbahan air dari saluran tertutup I .
2) Debit maximum
→ Daerah APRON = 0.278 x 0.55 x 12055 x 0.144155 = 0.266m3/dtk
Dimensionering Saluran
B = 0.5 h
h2 = 0.3482/0.3 = 0.54 m
h = 0.5 h
b = 0.5 h
→ Kemiringan Saluran
K = 60 ( Batu Bata )
32
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
V = 0.6 m/det
R = A/O
= 0.216 m
I = V/ ( KR2/3 )2
= 0.60 / ( 60 x ( 0.2052/3 ) )2
= 0.0013 m
D. Saluran Tertutup IV
2. Debit maximum
→ Daerah APRON = 0.278 x 0.9 x 19.178 x 0.2625 = 1.259
Dimensionering Saluran
B = 0.5 h
Q =VxA ;
h = 2.240 m
b = 0.5 h
33
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Rumus Stickler:
V = K.R2/3.I1/2
K = 60 ( Batu Bata )
V = 0.6 m/det
= 0.75 m
I = V/ ( KR2/3 )2
= 0.00074 m
A. Saluran Terbuka I
= 0.008 km2
2) Debit maximum
→ Stasiun meteorology + Fas. Militer = 0.278 x 0.9 x 19.178 x 0.045
= 0.215 m3/detik
→ Jalan Raya = 0.278 x 0.9 x 19.178 x 0.008
34
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
= 0.0303 m3 / detik
Dimensionering Saluran
B = 0.5 h
h = 0.716 m
b = 0.5 h
B. Saluran Terbuka II
35
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
2) Debit maximum
→ Daerah Bangunan = 0.278 x 0.9 x 19.178 x 0.0878375
= 0.421m3/dtk
→ Daerah taxiway = 0.278 x 19.178 x 0.07735
= 0.371 m3/dtk
Dimensionering Saluran
B = 0.5 h
h = 1,624 m
b = 0.5 h
K = 60 ( Batu Bata )
V = 0.6 m/det
R = A/O
= 0.3248 m
I = V/ ( KR2/3 )2
36
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Merupakan saluran yang menampung air limbahan dari saluran tertutup I dan
saluran tertutup II.
Debit maximum :
→ Saluran tertutup I = 0.0139 m3/detik
Dimensionering Saluran
B = 0.5 h
h = 1.048 m
b = 0.5 h
Rumus Stickler:
V = K.R2/3.I1/2
K = 60 ( Batu Bata )
V = 0.6 m/det
R = A/O
= 0.306 m
I = V/ ( KR2/3 )2
37
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
= 0.00814 m
2. Debit maximum
→ Daerah Jalan Raya = 0.278 x 0.9 x 19.178 x 0.01 = 0.479 m3/dtk
Dimensionering Saluran
B = 0.5 h
h = 0.399 m
b = 0.5 h
Rumus Stickler:
V = K.R2/3.I1/2
K = 60 ( Batu Bata )
V = 0.6 m/det
R = A/O
38
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
= 0.306 m
I = V/ ( KR2/3 )2
= 0.0150 m
Debit maximum
→ Sal.Terbuka = 0.254 m3/dtk
Dimensionering Saluran
B = 0.5 h
h = 1.308 m
b = 0.5 h
→ Kemiringan Saluran
K = 60 ( Batu Bata )
V = 0.6 m/det
R = A/O
39
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
= 0.502 m
I = V/ ( KR2/3 )2
→ Jalan
= 0.278 x 0.9 x 19.178 x 0.06175
= 0.296 m3/dtk
Q total = 0.33 + 0.296 + 1.506
= 2.138 m3/det
Dimensionering Saluran
B = 0.5 h
40
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
BAB VII
FUNGSI DAN KEGUNAAN ALAT-ALAT BERAT
41
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
2. Tractor
Adalah alat yang mengubah energi mesin menjadi mekanik. Sebenarnya
tractor ini adalah prime over ( penggerak utama ) dari sebagian alat berat.
Penggunaan utama dari tractor ini adalah sebagai penarik atau pendorong beban
yang menggunakan tenaga yang agak besar, tetapi kadang-kadang dalam memilih
tractor ada beberapa factor yang harus dipertimbangkan, antara lain :
a. Ukuran yang diperlukan untuk pekerjaan tertentu, sehingga tractor
tersebut betul-betul bekerja efektif.
b. Macam pekerjaan yang akan dikerjakan, menarik scrapper, mengerjakan
ripping dll
c. Kondisi tempat bekerja
d. Traksi yang tersedia pada tractor
e. Haul distance atau jarak angkut yang ada
f. Pengangkutannya kedalam tempat kerja
g. Pekerjaan lanjutan setelah pekerjaan pertama selesai
Alat ini juga menggunakan alat yang paling penting dan banyak
penggunaannya dalam dunia kostruksi. Penggunaan-penggunaan tersebut antara
lain :
1. sebagai tenaga penggerak untuk mendorong dan menarik beban
42
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
43
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
5. Asphalt Finisher
44
PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG 2010
Alat ini berfungsi menggemparkan proses material dari mixing plant dan
untuk mendapatkan lapisan merata.
Asphalt finisher mempunyai roda kelabang crawler truk, untuk menampung
prossed material. Pada alphalt finisher terdapat alat seperti happer tetapi
tidak mempunyai atas sehingga material pavement dihitung dari truck
langsung.
Roda-roda ini menghasilkan apa yang dinamakan knealing action terhadap
tanah sehingga dapat membantu konsolidasi tanah. Tekanan yang diberikan
roda terhadap permukaan tanah dan diatur dengan cara mengubah tekanan
ban. Makin besar tekanan dan action maka tekanan yang terjadi pada tanah
makin besar.
6. Tired Roller
Sumbu dari roda dapat bergoyang mengikuti perubahan permukaan,
hal ini dapat memperbesar kneading action tadi. Tired Roller baik sekali
digunakan pada pekerjaan pengilasan bahan yang bergranuler baik, digunakan
penggilasan asphalt hotmix sebagai pengilasan antara.
Umumnya jumlah roda besarnya 9 sampai 19 buah, misalnya,
- 9 buah ( 4 depan, 5 belakang)
- 11 buah ( 5 depan, 6 belakang)
- 13 buah ( 6 depan, 7 belakang
45