Bukan
Mimpi
Bagaimana agar orientasi perkataan dan tindakan kita selalu ke arah tujuan yang ingin
kita capai bukan pada pelampiasan emosi sesaat.
Penting ! :
energi kita terbatas ⇒ jangan dihamburkan untuk pelampiasan emosi
kita hanya bisa berfokus pada satu hal dalam satu waktu ⇒ fokuskan ke depan
kita tidak bisa mengalihkan perhatian dengan “jangan” ⇒ alihkan pada
tindakan atau obyek yang lebih bermanfaat
kita harus selalu menuju kepada yang menjadi fokus atau tujuan kita
FOKUS
KE BELAKANG KE DEPAN
Ingat ! Emosi
masalah sukses
memang sulit
kegagalan solusi dikendalikan tapi
ketakutan menyenangkan BISA
kecewa sasaran
sakit hati, marah strategi
Sulit ? Berat ?
⇒ Coba lagi &
Perbaiki Diri Lagi
2. PESAN-PESAN
3. MENGAJARKAN
MENDIKTE MENANYAKAN
menjejali, mencekoki, membodohkan memancing, memberi stimulus
paksaan tantangan
komitmen (-) komitmen (+)
4. MENDENGARKAN
Mendengarkan : menyediakan waktu khusus untuk mendengar dan memahami
sesuatu
Mendengarkan berarti :
mengakui perasaan mereka
meningkatkan harga diri mereka
mendorong kemampuan mereka untuk memecahkan masalah
memacu kreativitas mereka
Buatlah pintu yang banyak,
kalau tidak berhasil dari
MENDENGARKAN MENDENGAR pintu pertama, coba pintu
memahami isi dan perasaan sepintas lalu yang lain lagi. Alirkan
energi emosi/marah ke
bersungguh-sungguh ogah-ogahan
pintu alternatif, jangan
menghargai egois berdiam pada pintu
tertutup (emosi)
5. KETELADANAN
• Anak sering meniru, mencontoh apa yang dilihatnya meskipun tidak
diajari atau tidak mengerti apa yang ditirukannya.
• Orang tua merupakan cetak biru bagi anak-anaknya
• Kita bisa mengajari anak kita dengan perbuatan kita sehari-hari
• Masalahnya adalah : apakah kita menggunakan peluang sebagai “teladan”
itu secara sadar untuk membentuk sosok anak kita atau seperti “robot”
hidup tapi tidak memiliki kesadaran hanya mengikuti program saja.
• Penting ! Apa yang kita tanam itulah yang akan kita petik, perilaku kita
adalah benih yang kita tanam pada anak kita. Pohon apakah yang ingin
kita tanam pada diri anak kita?
• Binatang dilahirkan dengan memiliki naluri tetapi induknyalah yang
mengajarkan bagaimana mereka bisa hidup. Anak kitapun dilahirkan
dengan berbagai potensi, kitalah yang menumbuhkan atau mematikan
potensi itu.