?? Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2006 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB)
meningkat sebesar 5,5 persen terhadap tahun 2005. Semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan
positif, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 13,6 persen dan terendah
di sektor pertambangan dan penggalian 2,2 persen.
?? Besaran PDB Indonesia pada tahun 2006 atas dasar harga berlaku mencapai Rp3.338,2 triliun,
sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp1.846,7 triliun.
?? Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV/2006 menurun 1,9 persen dibandingkan dengan triwulan
III/2006 (q-to-q), dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2005 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,1 persen.
?? Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2006 mencapai 6,1 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan
PDB secara keseluruhan yang besarnya 5,5 persen.
?? Di sisi penggunaan, sebagian besar PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar
62,7 persen, konsumsi pemerintah 8,6 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 24,0
persen serta ekspor neto 4,8 persen (ekspor 30,9 persen dan impor 26,1 persen).
?? Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2006, dengan pertumbuhan
tertinggi pada konsumsi pemerintah sebesar 9,6 persen, diikuti oleh ekspor 9,2 persen, konsumsi rumah
tangga 3,2 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,9 persen, serta pengaruh pertumbuhan impor
sebesar 7,6 persen.
?? Sumber utama pertumbuhan ekonomi 5,5 persen adalah ekspor 4,1 persen, diikuti konsumsi
rumahtangga 1,9 persen, konsumsi pemerintah 0,7 persen, pembentukan modal tetap bruto 0,7 persen
serta pengaruh impor 2,8 persen.
?? PDB per -kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2006 mencapai Rp 15,0 juta (US$ 1.663,0), lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar Rp12,7 juta (US$ 1.320,6), sementara PNB per -
kapita tahun 2006 mencapai Rp14,4 juta, juga lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya Rp12,1 juta.
Perekonomian Indonesia pada tah un 2006 mengalami pertumbuhan sebesar 5,5 persen
dibanding tahun 2005. Nilai PDB atas dasar harga konstan pada tahun 2006 mencapai Rp 1.846,7
triliun, sedangkan pada tahun 2005 sebesar Rp1.750,7 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga
berlaku, PDB tahun 2006 naik sebesar Rp553,2 triliun, dari Rp2.785,0 triliun pada tahun 2005
menjadi sebesar Rp 3.338,2 triliun pada tahun 2006.
Tabel 1
Nilai PDB Tahun 2005 & 2006 dan
Laju Pertumbuhan Tahun 2006 Menurut Lapangan Usaha
Selama tahun 2006, semua sektor ekonomi yang membentuk PDB mengalami pertumbuhan.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 13,6
persen, diikuti oleh sektor konstruksi 9,0 persen, sektor jasa-jasa 6,2 persen, sektor perdagangan,
hotel dan restoran 6,1 persen, sektor lisrtrik, gas dan air bersih 5,9 persen, sektor keuangan, real
estat dan jasa perusahaan 5,7 persen, sektor industri pengolahan 4,6 persen, sektor pertanian 3,0
persen, serta sektor pertambangan dan penggalian 2,2 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada
tahun 2006 mencapai 6,1 yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secar a keseluruhan yang
besarnya 5,5 persen.
Sisi lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor
dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi selama tahun 2006. Sektor-sektor ekonomi yang
nilai nominalnya besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan, walaupun
pertumbuhan sektor bersangkutan relatif kecil. Sektor pengangkutan dan komunikasi, walaupun
Grafik 1
Laju dan Sumber Pertumbuhan PDB Tahun 2006
Atas Dasar Harga Konstan 2000
Persen 13,6
14,0
13,0
12,0
11,0
10,0 9,0
9,0
8,0
7,0 6,1 6,2
5,9 5,7
6,0
5,0 4,6
4,0
3,0
3,0 2,2
2,0 1,3 1,0 0,9
1,0 0,4 0,5 0,5 0,6
0,2 0,1
0,0
Pertanian Pertambangan Industri LGA Konstruksi Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-jasa
Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan IV tahun 2006 yang digambarkan oleh
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2000 menurun sebesar minus 1,9 persen
dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Penurunan tersebut masih mengikuti pola tahun-tahun
yang lalu yaitu mengalami kontraksi pada triwulan IV setelah terjadi kenaikan pada triwulan III.
Pertumbuhan negatif pada triwulan IV tahun 2006 ini terutama karena sektor pertanian mengalami
penurunan cukup signifikan, yaitu minus 19,8 persen karena siklus musiman, dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran minus 0,6 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya selama triwulan
IV mengalami pertumbuhan positif. Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 3,9 persen,
sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 3,2 persen, sektor konstruksi tumbuh 3,0 persen,
sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan tumbuh 2,2 persen, sektor listrik, gas dan air bersih
tumbuh 1,9 persen, sektor jasa-jasa tumbuh 0,8 persen, dan sektor industri pengolahan tumbuh 0,6
persen.
Selanjutnya, perekonomian Indonesia pada triwulan IV tahun 2006 bila dibandingkan dengan
triwulan IV tahun 2005 (year-on-year) mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen. Pertumbuhan
tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi, dimana sektor pengangkutan mencapai pertumbuhan
tertinggi sebesar 15,9 persen, sektor konstruksi 10,4 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 8,1
persen, perdagangan, hotel dan restoran 7,0 persen, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan
6,8 persen, sektor jasa-jasa 6,0 persen, sektor industri pengolahan 5,9 persen, sektor pertanian 1,8
persen, dan sektor pertambangan dan penggalian 0,7 persen.
III. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 dan 2006
Distribusi PDB menurut sektor atas dasar harga berlaku juga menunjukk an peranan dan
perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, industri
pengolahan, dan perdagangan mempunyai peranan sebesar 55,9 persen tahun 2006. Sektor industri
pengolahan memberi kontribusi sebesar 28,1 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 14,9
persen, dan sektor pertanian 12,9 persen.
Dibandingkan dengan 2005, pada tahun 2006 terjadi perubahan peranan pada beberapa sektor
ekonomi yaitu penurunan pada sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik
gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor keuangan, real estat dan jasa
perusahaan. Penurunan yang cukup besar terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dari
15,4 persen pada tahun 2005 menjadi 14,9 persen di tahun 2006. Peranan sektor pertambangan dan
penggalian menurun dari 11,1 menjadi 10,6 persen, sektor pertanian menurun dari 13,1 persen
Tabel 3
Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2006
(Persen)
PDB atas dasar harga berlaku tahun 2006 senilai Rp3.338,2 triliun, sebagian besar digunakan
untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp2.092,76 triliun. Komponen penggunaan lainnya melip uti
pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp288,1 triliun, pembentukan modal tetap bruto
atau investasi fisik sebesar Rp800,1 triliun, perubahan inventori sebesar Rp19,6 triliun, transaksi
ekspor sebesar Rp1.030,8 triliun dan impor sebesar Rp870,1 triliun. Dibandingkan dengan tahun
2005, PDB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp2.785,0 triliun menjadi Rp3.338,1 triliun.
Hal tersebut didukung oleh kenaikan pada seluruh komponen penggunaan, seperti terlihat pada
tabel berikut:
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2006 tercatat sebesar 5,5 persen. Pertumbuhan
ini didukung oleh semua komponen PDB penggunaan, yakni konsumsi rumah tangga tumbuh
sebesar 3,2 persen, konsumsi pemerintah sebesar 9,6 persen, pembentukan modal tetap bruto
sebesar 2,9 persen, serta ekspor maupun impor barang dan jasa, masing-masing meningkat
sebesar 9,2 persen dan 7,6 persen. Pertumbuhan PDB tahunan tersebut merupakan pertumbuhan
kumulatif dari PDB triwulanan yang terbentuk pada tahun yang bersangkutan dengan rincian
pada Tabel 4.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2006 sebagian besar bersumber dari komponen ekspor
barang dan jasa. Dari 5,5 persen pertumbuhan tahun 2006 (c-to-c), 4,1 persen bersumber dari
komponen ekspor barang dan jasa. Komponen terbesar PDB yaitu konsumsi rumah tangga hanya
memberikan sumbangan sebesar 1,9 persen. Sementara pengeluaran konsumsi pemerintah serta
pembentukan modal tetap bruto memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan masing-masing
sebesar 0,7 persen.
Dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya (2005) secara
umum pada triwulan IV tahun 2006 semua komponen penggunaan menunjukkan peningkatan.
Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen impor yang mencapai 9,7 persen,
diikuti oleh komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,2 persen. Di samping itu ekspor
dan konsumsi rumah tangga juga mengalami peningkatan yaitu masing-masing sebesar 6,1
persen dan 3,8 persen.
Dilihat dari pola distribusi PDB penggunaan, tampak bahwa konsumsi rumah tangga
masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDB Indonesia; meskipun porsinya
cenderung mengalami penurunan dari 64,1 persen pada tahun 2005 menjadi sebesar 62,7 persen
pada tahun 2006. Komponen lain yang juga mengalami penurunan adalah ekspor dari 33,6 persen
menjadi 30,9 persen dan impor dari 29,3 persen menjadi 26,1 persen pada tahun 2006.
Sebaliknya, masih dalam periode yang sama porsi komponen penggunaan lainnya menunjukkan
peningkatan, di antaranya konsumsi pemerintah dari 8,1 persen manjadi 8,6 persen dan
pembentukan modal tetap bruto dari 23,6 persen menjadi sebesar 24,0 persen.
PDB/PNB per -kapita merupakan PDB/PNB (atas dasar harga berlaku) dibagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2006 angka PDB per-kapita diperkirakan mencapai
Rp15,0 juta (US$ 1.663,0) dengan laju peningkatan sebesar 18,3 persen dibandingkan dengan PDB
per-kapita tahun 2005 sebesar Rp12,7 juta (US$ 1.320,6). Sementara itu PNB per-kapita juga
meningkat dari Rp12,1 juta pada tahun 2005 menjadi Rp14,4 juta pada tahun 2006 atau terjadi
peningkatan sebesar 19,0 persen.
Tabel 7
PDB DAN PNB PER-KAPITA INDONESIA TAHUN 2005 DAN 2006