Anda di halaman 1dari 8

BADAN PUSAT STATISTIK

No. 10/02/Th. X, 16 Februari 2007

P ERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA T AHUN 2006

?? Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 2006 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB)
meningkat sebesar 5,5 persen terhadap tahun 2005. Semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan
positif, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 13,6 persen dan terendah
di sektor pertambangan dan penggalian 2,2 persen.

?? Besaran PDB Indonesia pada tahun 2006 atas dasar harga berlaku mencapai Rp3.338,2 triliun,
sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp1.846,7 triliun.

?? Secara triwulanan, PDB Indonesia triwulan IV/2006 menurun 1,9 persen dibandingkan dengan triwulan
III/2006 (q-to-q), dan bila dibandingkan dengan triwulan IV/2005 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,1 persen.

?? Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun 2006 mencapai 6,1 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan
PDB secara keseluruhan yang besarnya 5,5 persen.

?? Di sisi penggunaan, sebagian besar PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar
62,7 persen, konsumsi pemerintah 8,6 persen, pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik 24,0
persen serta ekspor neto 4,8 persen (ekspor 30,9 persen dan impor 26,1 persen).

?? Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2006, dengan pertumbuhan
tertinggi pada konsumsi pemerintah sebesar 9,6 persen, diikuti oleh ekspor 9,2 persen, konsumsi rumah
tangga 3,2 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,9 persen, serta pengaruh pertumbuhan impor
sebesar 7,6 persen.

?? Sumber utama pertumbuhan ekonomi 5,5 persen adalah ekspor 4,1 persen, diikuti konsumsi
rumahtangga 1,9 persen, konsumsi pemerintah 0,7 persen, pembentukan modal tetap bruto 0,7 persen
serta pengaruh impor 2,8 persen.

?? PDB per -kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2006 mencapai Rp 15,0 juta (US$ 1.663,0), lebih
tinggi dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar Rp12,7 juta (US$ 1.320,6), sementara PNB per -
kapita tahun 2006 mencapai Rp14,4 juta, juga lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya Rp12,1 juta.

Berita Resmi Statistik No.10/02/Th. X, 16 Februari 2007 1


I. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2006

Perekonomian Indonesia pada tah un 2006 mengalami pertumbuhan sebesar 5,5 persen
dibanding tahun 2005. Nilai PDB atas dasar harga konstan pada tahun 2006 mencapai Rp 1.846,7
triliun, sedangkan pada tahun 2005 sebesar Rp1.750,7 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga
berlaku, PDB tahun 2006 naik sebesar Rp553,2 triliun, dari Rp2.785,0 triliun pada tahun 2005
menjadi sebesar Rp 3.338,2 triliun pada tahun 2006.

Tabel 1
Nilai PDB Tahun 2005 & 2006 dan
Laju Pertumbuhan Tahun 2006 Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Atas Dasar Laju Sumber

LAPANGAN USAHA Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Pertumbuhan Pertumbuhan


(Triliun Rupiah) (Triliun Rupiah) (Persen) (Persen)
2005 2006 2005 2006 2006 2006
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
363,9 430,5 253,7 261,3 3,0 0,4
Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 308,3 354,6 165,1 168,7 2,2 0,2
3. Industri Pengolahan 771,7 936,4 491,4 514,2 4,6 1,3
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 26,7 30,4 11,6 12,3 5,9 0,1
5. Konstruksi 195,8 249,1 103,5 112,8 9,0 0,5
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 430,2 496,3 293,9 311,9 6,1 1,0
7. Pengangkutan dan Komunikasi 181,0 230,9 109,5 124,4 13,6 0,9
8. Keuangan, Real estat dan Jasa Persh. 230,6 271,6 161,4 170,5 5,7 0,5
9. Jasa-jasa 276,8 338,4 160,6 170,6 6,2 0,6
PDB 2 785,0 3 338,2 1 750,7 1 846,7 5,5 5,5
PDB Tanpa Migas 2 468,0 2 976,7 1 605,2 1 703,1 6,1 -

Selama tahun 2006, semua sektor ekonomi yang membentuk PDB mengalami pertumbuhan.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 13,6
persen, diikuti oleh sektor konstruksi 9,0 persen, sektor jasa-jasa 6,2 persen, sektor perdagangan,
hotel dan restoran 6,1 persen, sektor lisrtrik, gas dan air bersih 5,9 persen, sektor keuangan, real
estat dan jasa perusahaan 5,7 persen, sektor industri pengolahan 4,6 persen, sektor pertanian 3,0
persen, serta sektor pertambangan dan penggalian 2,2 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada
tahun 2006 mencapai 6,1 yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB secar a keseluruhan yang
besarnya 5,5 persen.

Sisi lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor
dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi selama tahun 2006. Sektor-sektor ekonomi yang
nilai nominalnya besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan, walaupun
pertumbuhan sektor bersangkutan relatif kecil. Sektor pengangkutan dan komunikasi, walaupun

2 Berita Resmi Statistik No. 10/02/Th. X, 16 Februari 2007


mengalami pertumbuhan tertinggi 13,6 persen, hanya memberikan kontribusi sebesar 0,9 persen
terhadap total pertumbuhan 5,5 persen. Sebaliknya industri pengolahan, walaupun hanya tumbuh
4,6 persen tetapi tetap menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi sebesar 1,3 persen. Sumber -
sumber pertumbuhan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.

Grafik 1
Laju dan Sumber Pertumbuhan PDB Tahun 2006
Atas Dasar Harga Konstan 2000

Persen 13,6
14,0
13,0
12,0
11,0
10,0 9,0
9,0
8,0
7,0 6,1 6,2
5,9 5,7
6,0
5,0 4,6
4,0
3,0
3,0 2,2
2,0 1,3 1,0 0,9
1,0 0,4 0,5 0,5 0,6
0,2 0,1
0,0
Pertanian Pertambangan Industri LGA Konstruksi Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-jasa

Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan

II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV/2006

Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan IV tahun 2006 yang digambarkan oleh
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2000 menurun sebesar minus 1,9 persen
dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Penurunan tersebut masih mengikuti pola tahun-tahun
yang lalu yaitu mengalami kontraksi pada triwulan IV setelah terjadi kenaikan pada triwulan III.
Pertumbuhan negatif pada triwulan IV tahun 2006 ini terutama karena sektor pertanian mengalami
penurunan cukup signifikan, yaitu minus 19,8 persen karena siklus musiman, dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran minus 0,6 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya selama triwulan
IV mengalami pertumbuhan positif. Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 3,9 persen,
sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 3,2 persen, sektor konstruksi tumbuh 3,0 persen,
sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan tumbuh 2,2 persen, sektor listrik, gas dan air bersih
tumbuh 1,9 persen, sektor jasa-jasa tumbuh 0,8 persen, dan sektor industri pengolahan tumbuh 0,6
persen.

Berita Resmi Statistik No.10/02/Th. X, 16 Februari 2007 3


Tabel 2
Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan Menurut Lapangan Usaha
(Persen)

Triw III 2006 Triw IV 2006 Triw IV 2006


LAPANGAN USAHA Terhadap Terhadap Terhadap
Triw II 2006 Triw III 2006 Triw IV 2005
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan 6,1 -19,8 1,8
2. Pertambangan dan Penggalian 1,6 3,2 0,7
3. Industri Pengolahan 3,6 0,6 5,9
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,5 1,9 8,1
5. Konstruksi 3,6 3,0 10,4
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,5 -0,6 7,0
7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,5 3,9 15,9
8. Keuangan, Real estat dan Jasa Perusahaan 2,0 2,2 6,8
9. Jasa-jasa 2,4 0,8 6,0
PDB 3,7 -1,9 6,1
PDB Tanpa Migas 4,1 -2,2 6,6

Selanjutnya, perekonomian Indonesia pada triwulan IV tahun 2006 bila dibandingkan dengan
triwulan IV tahun 2005 (year-on-year) mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen. Pertumbuhan
tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi, dimana sektor pengangkutan mencapai pertumbuhan
tertinggi sebesar 15,9 persen, sektor konstruksi 10,4 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 8,1
persen, perdagangan, hotel dan restoran 7,0 persen, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan
6,8 persen, sektor jasa-jasa 6,0 persen, sektor industri pengolahan 5,9 persen, sektor pertanian 1,8
persen, dan sektor pertambangan dan penggalian 0,7 persen.

III. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 dan 2006

Distribusi PDB menurut sektor atas dasar harga berlaku juga menunjukk an peranan dan
perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, industri
pengolahan, dan perdagangan mempunyai peranan sebesar 55,9 persen tahun 2006. Sektor industri
pengolahan memberi kontribusi sebesar 28,1 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 14,9
persen, dan sektor pertanian 12,9 persen.
Dibandingkan dengan 2005, pada tahun 2006 terjadi perubahan peranan pada beberapa sektor
ekonomi yaitu penurunan pada sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik
gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor keuangan, real estat dan jasa
perusahaan. Penurunan yang cukup besar terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dari
15,4 persen pada tahun 2005 menjadi 14,9 persen di tahun 2006. Peranan sektor pertambangan dan
penggalian menurun dari 11,1 menjadi 10,6 persen, sektor pertanian menurun dari 13,1 persen

4 Berita Resmi Statistik No. 10/02/Th. X, 16 Februari 2007


menjadi 12,9 persen, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan dari 8,3 persen menjadi 8,1
persen, sektor listrik, gas dan air bersih menurun dari 1,0 persen menjadi 0,9 persen. Sementara
sektor konstruksi naik peranannya dari 7,0 persen di tahun 2005 menjadi 7,5 persen di tahun 2006,
sektor pengangkutan dan komunikasi naik dari 6,5 persen menjadi 6,9 persen, sektor industri
pengolahan naik dari 27,7 persen menjadi 28,1 persen dan sektor jasa-jasa naik dari 9,9 persen
menjadi 10,1 persen. Selanjutnya jika dilihat secara total, peranan PDB tanpa migas naik dari 88,6
persen pada tahun 2005 menjadi 89,2 persen pada tahun 2006.

Tabel 3
Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 - 2006
(Persen)

LAPANGAN USAHA 2005 2006

(1) (2) (3)


1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,
13,1 12,9
Kehutanan dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 11,1 10,6
3. Industri Pengolahan 27,7 28,1
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,0 0,9
5. Konstruksi 7,0 7,5
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,4 14,9
7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,5 6,9
8. Keuangan, Real estat dan Jasa
8,3 8,1
Perusahaan
9. Jasa-jasa 9,9 10,1
PDB 100,0 100,0
PDB Tanpa Migas 88,6 89,2

IV. PDB Menurut Penggunaan

PDB atas dasar harga berlaku tahun 2006 senilai Rp3.338,2 triliun, sebagian besar digunakan
untuk konsumsi rumah tangga sebesar Rp2.092,76 triliun. Komponen penggunaan lainnya melip uti
pengeluaran untuk konsumsi pemerintah sebesar Rp288,1 triliun, pembentukan modal tetap bruto
atau investasi fisik sebesar Rp800,1 triliun, perubahan inventori sebesar Rp19,6 triliun, transaksi
ekspor sebesar Rp1.030,8 triliun dan impor sebesar Rp870,1 triliun. Dibandingkan dengan tahun
2005, PDB atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp2.785,0 triliun menjadi Rp3.338,1 triliun.
Hal tersebut didukung oleh kenaikan pada seluruh komponen penggunaan, seperti terlihat pada
tabel berikut:

Berita Resmi Statistik No.10/02/Th. X, 16 Februari 2007 5


Tabel 4
Nilai dan Laju Pertumbuhan PDB Menurut Penggunaan
Tahun 2005 dan 2006
Atas Dasar Atas Dasar Laju Sumber
Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Pertumbuhan Pertumbuhan
Komponen Penggunaan (Triliun Rupiah) (Triliun Rupiah) (Persen) (Persen)
2005 2006 2005 2006 2006 2006
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Konsumsi Rumah Tangga 1 785,6 2 092,7 1 043,8 1 076,9 3,2 1,9
2. Konsumsi Pemerintah 225,0 288,1 134,6 147,6 9,6 0,7
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 657,6 800,1 393,2 404,6 2,9 0,7

4. a. Perubahan Inventori 27,7 19,6 18,7 13,1


b. Diskrepansi Statistik -30,5 -23,0 4,3 24,1
5. Ekspor 936,0 1 030,8 792,0 864,5 9,2 4,1

6. Dikurangi: Impor 816,4 870,1 635,9 684,1 7,6 2,8

PDB 2 785,0 3 338,2 1 750,7 1 846,7 5,5 -

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2006 tercatat sebesar 5,5 persen. Pertumbuhan
ini didukung oleh semua komponen PDB penggunaan, yakni konsumsi rumah tangga tumbuh
sebesar 3,2 persen, konsumsi pemerintah sebesar 9,6 persen, pembentukan modal tetap bruto
sebesar 2,9 persen, serta ekspor maupun impor barang dan jasa, masing-masing meningkat
sebesar 9,2 persen dan 7,6 persen. Pertumbuhan PDB tahunan tersebut merupakan pertumbuhan
kumulatif dari PDB triwulanan yang terbentuk pada tahun yang bersangkutan dengan rincian
pada Tabel 4.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2006 sebagian besar bersumber dari komponen ekspor
barang dan jasa. Dari 5,5 persen pertumbuhan tahun 2006 (c-to-c), 4,1 persen bersumber dari
komponen ekspor barang dan jasa. Komponen terbesar PDB yaitu konsumsi rumah tangga hanya
memberikan sumbangan sebesar 1,9 persen. Sementara pengeluaran konsumsi pemerintah serta
pembentukan modal tetap bruto memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan masing-masing
sebesar 0,7 persen.

6 Berita Resmi Statistik No. 10/02/Th. X, 16 Februari 2007


Tabel 5
Pertumbuhan Komponen-Komponen P DB Penggunaan Triwulan,
2005-2006 (Persen)

Triw III 2006 Triw IV 2006 Triw IV 2006


JENIS PENGGUNAAN Terhadap Terhadap Terhadap
Triw II 2006 Triw III 2006 Triw IV 2005
(1) (2) (3) (4)
1. Konsumsi Rumah Tangga 1,7 1,9 3,8
2. Konsumsi Pemerintah -5,0 28,6 2,2
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3,4 1,4 8,2
4. Ekspor 4,1 1,7 6,1
5. Dikurangi Impor 5,5 -4,3 9,7

Pertumbuhan masing-masing komponen penggunaan pada triwulan III terhadap triwulan


II tahun 2006 mengalami peningkatan kecuali konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi.
Laju pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen impor dan ekspor yang masing-masing
meningkat sebesar 5,5 persen dan 4,1 persen. Sedangkan konsumsi rumah tangga tidak
mengalami pertumbuhan yang signifikan. Selanjutnya semua komponen PDB pada triwulan IV
terhadap triwulan III mengalami peningkatan kecuali komponen impor yang turun sebesar minus
4,3 persen. Kenaikan tertinggi terjadi pada konsumsi pemerintah yang meningkat sebesar 28,6
persen.

Dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang sama tahun sebelumnya (2005) secara
umum pada triwulan IV tahun 2006 semua komponen penggunaan menunjukkan peningkatan.
Tingkat pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada komponen impor yang mencapai 9,7 persen,
diikuti oleh komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 8,2 persen. Di samping itu ekspor
dan konsumsi rumah tangga juga mengalami peningkatan yaitu masing-masing sebesar 6,1
persen dan 3,8 persen.

Dilihat dari pola distribusi PDB penggunaan, tampak bahwa konsumsi rumah tangga
masih merupakan penyumbang terbesar dalam penggunaan PDB Indonesia; meskipun porsinya
cenderung mengalami penurunan dari 64,1 persen pada tahun 2005 menjadi sebesar 62,7 persen
pada tahun 2006. Komponen lain yang juga mengalami penurunan adalah ekspor dari 33,6 persen
menjadi 30,9 persen dan impor dari 29,3 persen menjadi 26,1 persen pada tahun 2006.
Sebaliknya, masih dalam periode yang sama porsi komponen penggunaan lainnya menunjukkan
peningkatan, di antaranya konsumsi pemerintah dari 8,1 persen manjadi 8,6 persen dan
pembentukan modal tetap bruto dari 23,6 persen menjadi sebesar 24,0 persen.

Berita Resmi Statistik No.10/02/Th. X, 16 Februari 2007 7


Tabel 6
Distribusi PDB Menuru t Penggunaan
Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)

JENIS PENGGUNAAN 2005 2006


(1) (2) (3)
1. Konsumsi Rumah Tangga 64,1 62,7
2. Konsumsi Pemerintah 8,1 8,6
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 23,6 24,0
4. a. Perubahan Inventori 1,0 0,6
b. Diskrepansi Statistik -1,1 -0,7
5. Ekspor Barang dan Jasa 33,6 30,9
6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 29,3 26,1

PDB 100,0 100,0

V. PDB DAN PRODUK NASIONAL BRUTO (PNB) PER KAPITA

PDB/PNB per -kapita merupakan PDB/PNB (atas dasar harga berlaku) dibagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2006 angka PDB per-kapita diperkirakan mencapai
Rp15,0 juta (US$ 1.663,0) dengan laju peningkatan sebesar 18,3 persen dibandingkan dengan PDB
per-kapita tahun 2005 sebesar Rp12,7 juta (US$ 1.320,6). Sementara itu PNB per-kapita juga
meningkat dari Rp12,1 juta pada tahun 2005 menjadi Rp14,4 juta pada tahun 2006 atau terjadi
peningkatan sebesar 19,0 persen.

Tabel 7
PDB DAN PNB PER-KAPITA INDONESIA TAHUN 2005 DAN 2006

JENIS PENGGUNAAN 2005 2006


(1) (2) (3)
PDB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
- Nilai (juta rupiah) 12,7 15,0
- Indeks Peningkatan (persen) 19,7 18,3
- Nilai (US$) 1 320,6 1 663,0
PNB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku
- Nilai (juta rupiah) 12,1 14,4
- Indeks Peningkatan (persen) 19,4 19,0
- Nilai (US$) 1 256,6 1 591,2

8 Berita Resmi Statistik No. 10/02/Th. X, 16 Februari 2007

Anda mungkin juga menyukai