Oleh:
Heliana Komalasari
NPM: 0906519690
Dosen Pembimbing:
Dian Pudji Simatupang S.H., M.H.
IMPOR
Tahun Bahan Baku
Total Barang Konsumsi Barang Modal
Penolong
1996 42.928,50 2.805,90 30.469,70 9.652,90
TREND(%) PERUB.(%)
NO URAIAN 2006 2007 2008 2009 2010 Januari 2010 Januari 2011*)
06-10 11/10
I EKSPOR 100.798,6 114.100,9 137.020,4 116.510,0 157.779,1 9,60 11.595,9 14.454,5 24,65
- MIGAS 21.209,5 22.088,6 29.126,3 19.018,3 28.039,6 4,17 2.344,9 2.518,2 7,39
- NON MIGAS 79.589,1 92.012,3 107.894,2 97.491,7 129.739,5 10,91 9.251,0 11.936,3 29,03
II I M P O R **) 61.065,5 74.473,4 129.197,3 96.829,2 135.663,3 20,43 9.490,5 12.548,7 32,22
- MIGAS 18.962,9 21.932,8 30.552,9 18.980,7 27.412,7 6,10 1.936,9 2.971,8 53,43
- NON MIGAS 42.102,6 52.540,6 98.644,4 77.848,5 108.250,6 25,63 7.553,6 9.576,9 26,79
III TOTAL 161.864,1 188.574,3 266.217,7 213.339,3 293.442,4 14,03 21.086,4 27.003,2 28,06
- MIGAS 40.172,4 44.021,4 59.679,2 37.999,0 55.452,3 5,10 4.281,8 5.490,0 28,22
- NON MIGAS 121.691,7 144.552,9 206.538,6 175.340,2 237.990,1 16,59 16.804,6 21.513,2 28,02
IV NERACA 39.733,2 39.627,5 7.823,1 19.680,8 22.115,8 -17,07 2.105,4 1.905,8 -9,48
- MIGAS 2.246,6 155,7 -1.426,6 37,6 626,9 0,00 408,0 -453,6 -211,18
- NON MIGAS 37.486,6 39.471,7 9.249,7 19.643,2 21.488,9 -16,56 1.697,4 2.359,4 39,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Keterangan:
*) Angka sementara
**) Impor Termasuk Kawasan Berikat
IV. Hipotesis
1
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, “Perkembangan Ekspor Impor Indonesia”
http://www.kemendag.go.id/statistik_perkembangan_ekspor_impor_indonesia/ , diunduh 20 Mei 2011.
Menurut Sawaldjo Puspopranoto, definisi kurs adalah “Harga dimana
mata uang suatu negara dipertukarkan dengan mata uang negara lain disebut
nilai tukar (kurs)2.”
Nilai tukar atau kurs merupakan faktor yang yang paling berperan
dalam lalu lintas perdagangan dan transaksi keuangan internasional.
Kestabilan kurs mata uang merupakan aspek yang teramat penting dalam
mewujudkan iklim perekonomian yang sehat dan kondusif bagi suatu negara.
Gejolak yang terjadi di dalam negeri berupa perubahan tingkat harga hingga
tingkat suku bunga yang diakibatkan oleh peningkatan dan penurunan
kuantitas sektor ekspor dan impor dalam perdagangan internasional
Indonesia terhadap perubahan pada nilai tukar mata uang asing, jelas
mempengaruhi perekonomian Indonesia. Perubahan - perubahan ini akan
berdampak pada produktivitas industri didalam negeri, aliran modal yang
masuk dan yang keluar negeri serta tingkat inflasi di Indonesia. Dalam upaya
peningkatkan kuantitas sektor perdagangan internasional Indonesia, maka
akan dibahas pula dalam penelitian ini teori Strategi Samudera Biru dan
kepastian hukum Indonesia terhadap penurunan kuantitas ekspor dan impor
perdagangan Indonesia
2
Sawaldjo Puspopranoto, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan: Konsep Teori dan Realita, cet.2, (Jakarta:
LP3ES, 2004), hlm. 212.
aspek yang turut mempengaruhi iklim penanaman modal, yaitu kesempatan
ekonomi, stabilitas politik, dan kepastian hukum3. Berdasarkan hal itulah
faktor kepastian hukum di dalam negeri sangat mempengaruhi perekonomian
Indonesia, baik perdagangan internasional, investasi langsung maupun tidak
langsung, hingga pemilihan dalam penyelesaian sengketa. Penyelesaian
sengketa tersebut salah satunya adalah arbitrase, dimana arbitrase memiliki
pengaturan yang berbeda dengan sistem peradilan nasional
“unlike normal court procedures, international commercial proceedings often
may be decided entirely on written submissions without even the opportunity
or need for oral argument. In such cases, the written submissions are the only
opportunity to advocate on behalf of the client”4
3
Pancras J. Nagy, “Country Risk, How to Asses, Quantify, and Monitor” dalam Hukum Investasi dan
Pembangunan, (Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Hukum, 2011), hlm.37.
4
Thomas R.Ghoin, “Legal Writing in International Arbitration” dalam Arbitrase dalam praktik, (Jakarta: O.C
Kaligis & Associates, 2004), hlm.295.
5
Stephen Robbins, “Dinamika Organisasi, Perubahan Organisasi dan Manajemen Stres,” dalam Perilaku
organisasi versi bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), hlm.278.
6
Chan Kim dan Renee Mauborgne, Strategi Samudera Biru [Blue Ocean Strategy], diterjemahkan oleh Satrio
Wahono, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006, hlm.20.
berhenti bersaing satu sama lain dan memulai memenangkan kompetisi
perdagangan dengan memulai industri-industri baru yang belum dikenal
(samudera biru). Hal ini disebabkan oleh keuntungan-keuntungan yang
ditawarkan oleh teori Strategi Samudera Biru dibanding teori Samudera Merah
yang selalu dilakukan oeh negara-negara dalam mengembangkan perdagangan
internasionalnya7, yaitu :
- Samudera merah bersaing didalam ruang pasar yang sudah ada, sedangkan
samudra biru menciptakan ruang pasar yang tidak ditentang.
- Samudera merah mengalahkan kompetisi sedangkan, samudra biru
membuat kompetisi menyimpang.
- Samudera merah memanfaatkan kesempatan yang ada,sedangkan samudra
biru menciptakan dan merebut permintaan baru
- Samudera merah membuat nilai/biaya tukar tambah mewariskan sitem
keseluruhan, sedangkan samudra biru menghilangkan nilai/budaya tukar
tambah
- Samudera merah dari aktifitas perusahaan dengan pilihan pembedaan yang
strategis atau biaya rendah, sedangkansamudra biru membariskan system
keseluruhan dari aktivitas perusahaan dengan pilihan pembedaan yang
strategis atau biaya rendah.
Data yang dipakai dalam penelitian ini merupakan data empiris untuk
mengetahui mengenai peningkatan/penurunan kuantitas perdagangan
internasional Indonesia yang dikhususkan dalam sektor ekspor dan impor
komoditi Indonesia. Data yang dipakai dalam penelitian ini merupakan data
sekunder runtun waktu (time series) dari tahun 1996 sampai dengan 2010 yang
diambil dari data yang diterbitkan oleh Kementrian Perdagangan Republik
Indonesia.
Selain itu metode yang dipergunakan adalah metode yuridis-normatif
dengan studi pustaka dimana penulis menggunakan pendekatan yuridis-normatif
dalam mengetahui pengaruh kepastian hukum Indonesia dan teori Strategi
7
Ibid, hlm.78.
Samudera Biru dalam peningkatan/penurunan kuantitas perdagangan
internasional Indonesia.
3. Sebagai bahan literatur bagi mereka yang tertarik dengan hukum bisnis dan
hukum internasional atau yang ingin mengetahui permasalahan dan upaya yang
dapat dilakukan terkait tinjauan kepastian hukum dan teori Strategi Samudera
Biru dalam meningkatkan kuantitas perdagangan internasional Indonesia, atau
bagi mereka yang tertarik dengan bidang-bidang perdagangan internasional
Indonesia, investasi, maupun indikator perekonomian Indonesia seperti nilai
tukar mata uang asing terhadap rupiah, serta juga berguna bagi mereka yang
ingin mengetahui bagaimana cara untuk menyelesaikan sengketa dalam
perdagangan internasional.
VIII. Biaya
Kim, Chan dan Renee Mauborgne. Strategi Samudera Biru [Blue Ocean Strategy],
diterjemahkan oleh Satrio Wahono. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006.
Nagy, Pancras J. “Country Risk, How to Asses, Quantify, and Monitor” dalam Hukum
Investasi dan Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Hukum, 2011.
Puspopranoto, Sawaldjo. Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan: Konsep Teori dan
Realita. Cet.2. Jakarta: LP3ES, 2004.