Kabulrachman
Kabulrachman
KULIT
ALERGIK:
PIDATO PENGUKUHAN
Dibacakan pad a Upacara Penerimaan Jabatan Guru Besar Madya dalam IImu Penyakit Kulit dan Kelamin Pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang , 16 Juni 2001
Oleh: Kabulrachman
Yang saya horrnati . Rektor / Ketua Senat Universitas Diponeqorc SeKretaris Senat Universitas DIPonegorc
Assalamu'alaikum
weretimetuilem
wabararokatuh.
Pada kesempatan yang berbahagia ini . pertarna-tarna, izinkanlah saya untuk-memanjatkan puji syukur yang sedalam-dalamnya ke hadirat Tuhan rahmat dan diberi
Yang Maha Esa , yang tiada henti-hentinya hidayah-Nya kesempatan kepada kita sernua. sehingga
melimpahkan
untuk menyampaikan
Madya Rapat
dalam
mata pelajaran
Senat Terbuka
Universitas
sekalian. Perkenankanlah sang at dalam saya untuk menyampaikan yang ucapan terima kasih yang haoirin
dan penghargaan
se-tinqqi-tmcqinya waktu
kepada
yang sangat
berharga
upacara
Hadlirin
khususnya
ilrnu-ilrnu yang
casar berkarta-:
Seksual
Onkoloqi umum
Dermatologi
Hansen
sendiri
rnernpunya:
mempunyai yang
sangat
dengan
I.Kebidanan bekerjasama
Kandungan disiplin
kasus
gambaran tidaklah
secara mungkm
menyeluruh dapat
tentang
disampaikan ini
dalam waktu yang singkat mi. Untuk itu pad a kesempatan .saya hanya akan mengetengahkan ditugaskan
;, PENYAKIT KULIT ALERGIK Usaha Penanggulangannya " . Judui rru saya pilih mengingat dijurnpai dalam kehidupan kompleks. ataupun
8eberapa
Masalah
dan
permasalahan penderita
yang
dapat
menimpa lebih
, keluarga
masyarakat
yang
khususnya ini
, masalah biasa
pengalaman-pengalaman
dialami
sehan-hari,namun
Penyakit
Kulit
Alergik didssari
(PKA)
merupakan
kelompok (reaksi
oleh mekanisme
alergi
antigen-antibodi
lain, penyakit ini timbul akibat reaksi sensitisasi yang berlebihan Badan kita selalu bereaksi terhadao zat-zat asing melalui mekanisme imunologik yang sangat kompleks dalam bentuk
lrnunoloqi adalah ilmu yang aaa pertahanan tubuh).Apabila reaksi paparan sensitisasi
yang
menimbulkan
berulang, akan terjadi peradangan khronik yang mengakibatkan kerusakan jaringan atau hipersensitivitas Pad a umumnya
penyakit alergi merupakan interaksi antara predisposisi genetik lingkungan Meski jarang menyebabkan kematian. pengaruh
penyakit alergi terhadap kehidupan seseorang tidaklah kecil . Seorang anak dengan penyakit alerqi, akan mempunyai persoalan dengan menurun berkurang. terganggu belajar ataupun kurangnya kesempatan berrnam bisa
teman
sebaya.
Prestasi
kegiatannya.
belajar bersama
sosial . dan olah raga. Seorang kepala keluarga yang menjaoi tulang punggung ekonomi keluarga. Juga akan menqalarni
hambatan profesi
karir
lain misalnya.
pekerja
.dosen . teknisi. dan lain-lain pekerjaan ada tiga dengan komponen baik.
ekonomi
yang
dikelompokkan
dalam
melihat
aspek
biaya
dalam
suatu
penyakit, yaitu biaya langsung ( biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan medis obat-obat-an, pemeriksaan penunjang,
pengadaan sarana kesehatan, penelitian dan pendidikan), biaya tidak langsung ( hilangnya produktivitas kerja pasien ataupun keluarganya,waktu yang terbuang dan perawatan di rumah) dan
biaya yang tak terukur ( antara lain kehilangan pendidikan dan terganggunya perkembangan kar.r)."
.yaitu
Kontak
Eksema) Kulit
Atopik Obat
Karena
dan Urtikaria
(bidurJw)
tidak akan dibicarakan secara khusus , selain bukan merupakan diagnosis, Juga sudah terkait dengan urtikaria dan dermatitis
bite ")
atopik. Demikian pula dengan Giqitan serangga ( 'insect , yang Juga termasuk meskipun Prurigo
ada kaitannya dengan penyakit lain yang disebut sebagai faktor eksternal .serta kelainan pigmentasi
namun secara makro belum menjadi masalah di rnasyarakat . Data beberapa Penyakit Kulit Alergik di Rumah Sakit
Umum Pusat Dr.Kariadi Semarang selama lima tahun ( 1996 2000 ) ,yang dapat dilihat pada Gambar 1, menunjukkan bahwa
dari
empat
penyakit Kontak
kulit
alegik
tersebut
diatas diikut:
kaslJs oleh
Dermatitis
menempat
urutan
tertinggi
.422
:CC?
:J
:000 300
«
~
PKA
Gambar 1 Penyakit Kulit Alergik (PKA) di RSUP dr.Kariadi ( 1996 - 2000 )
Keterangan
DA
=
=
DKA
RKKO
Pada tahun-tahun terakhir im teiah terjadi suatu kernajuan yang pesat ilmu pengetahuan yang menyangkut respon imun ( pada
kemampuan mengenal apakah bahan ItU asing atau tidak) kulit dan peranannya penemuan. molecule dalam patoqenesis chemokine. yang
imunogenetik
menentukan
.Penemuan-penemuan
baru mekanisme kelainan kulit alergik dan kemajuan-kemajuan dalam pendekatan baru pad a pengelolaannya. Di sam ping itu pula perhatian masyarakat terhadap penyakit kulit alergik ini juga rnakin besar, antara lain disebabkan PKA cukup banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari , berita-berita adanya kelainan akibat alergi obat , misalnya Sindroma StevenJohnson ancaman ekonomik pada penderita penyakit kulit
dapat
rnenyebabkan gangguan pada pendidikan .pekerjaan ( okupasi) dan secara keseluruhan dapat mempengaruhi kualitas hidup (
quality of life)
pad a Dermatitis ( eksema) tang an , yang mewakili penyakit kulit akibat kerja ( okupasi) terbesar. yang merupakan " occupationrelated clisability'"
, penilaian
Related
"Health
pad a penelitian
penyakit kulit itu sendiri ( misalnya "severity "-nya), namun juga kualitas hidup yang ( human diakibatkannya
relationship),
, termasuk
hubungan
antarmanusia
activities),
aktivitas se-hari-hari
( Activities
)()
pekerjaan
Isekolah
. emosionalnya
penilaian HRQA adalah dari segl pengobatan kualitas hidup sebelurn dapat lengkap mengetahui setelah
kernajuan
pengobatan.lnstrumen-instrumen
digunakan dalam menilai kualitas hidup penderita misalnya Eczema Disability index Quality index ( DlQI) (DSQl) -u
dan Dermatology
Kulit Alergik
Dermatitis
Atopik
disebut juga Eksema Atopik DA merupakan penyakit peradangan individu hidung yang memiliki eksema), riwayat atopi kulit yang terjaci paca (adanva asma alerqi
sendiri .DA dapat terjadi pada berbagai tingkat umur. yaitu tipe bayi ( yang oleh awam sering disalah artikan sebaqai eksema susu ) , tipe anak I adolesen dan tipe dewasa . Penyakit kekhususannya reaksi ini banyak menarik para peneliti.~arena
antara lain
menyerupai
•1
11
akibat
pengaruh Debu
lingkungan Rumah
. misalnya
suhu
. Tungau )6
( Dermatophagoides
maka
mengalami
antara lain peran limfosit T . baik T helper -1 ( Th-1 ) IgE spesifik , peran sel riset telah membuktikan
peran pentrnq Th-2 dengan sitokin interleuktn ( IL)-4.IL-5 dan IL13 yang membantu menjelaskan peranan igE dan eosinofil IFN--;' dan TNFCationic
rnernproduksi IL-2
(ECP)
meskipun
belum jelas
berperan dalam rnerurnbulkan reaksi inflamasi DA merupakan Coombs), reaksi alergi tipe I ( menurut yang semula dianggap
klasifikasi reaksi
merupakan
yang gejala-gejalanya
penderita terpapar oleh alergen.Dengan bahwa reaksi segera tersebut tahap lambat (late
diunqkapkannya
dapat berlanjut
phase reaction
) dengan
radang,para
terlibat dalam proses ekstravasasi sel-sel radang. Gejala yang ditimbulkan DA sangat bervariasi , namun
yang paling mencolok adalah rasa gatal disertai ruam kulit yal1g kemerahan pada lokasi yang khas Pada bayi biasanya pada
12
dan tempat lain: bersifat khronik dan residif . Penyaktt ;n! S2rtng disebut sebagai penyakit multifaktorial. faktor yang berperan genetik, karena memang banyak oiokhernik.
irnunoalerqik.
lingkungan
satu faktor pencetus semula masih dalam perdebatan. nampaknya hal ini sudah banyak yang menerimanya.
untuk mengetahui relevansi alergen makanan pada DA antara lain telah dilakukan oleh Hill( 2000) yang melakukan studi yang disebut penelitian telur bayi
8
The
Melbourne
Atopy bahwa
Cohort alergen
ini didapatkan
Walaupun Atopik
mekanisme
yang
menghubungkan
Dermatitis dengan
memuaskan
timbulnya asma . DA dan asma alergik . maupun rhinitiS alergik ( alerqi hidung) mempunyai banyak Atopi persamaan yartu IgE keduanya untuk alergen
mernpunyai timbulnya
predispcsis: terhadap
diperantarai
iingkungan . DA merupakan jenis penyakit alerqi pertama yang dapat diketahui melalui gejala klinis pada usia kurang dari 6 akan rnenjadi sensitif terhadap dan akan berakibat allergen timbulnya
13
gejala-gejala dengan
Dermatitis
, meskipun
rnenunjukkan hiperaktivitas bronchus non spesifik .Banyak yang berpendapat menunggu pencegahan bahwa untuk mencegah alergi tidak perlu
Tanpa penanganan yang tepat , sebagian besar DA yang diderita oleh anak dl bawah 2 tahun dapat berkembang meniadi asmaDari makin beberapa penelitian . ternyata makin dini DA muncul kemungkinan untuk beresiko menjadi asma
besar
dikerr-ucian han Aiergi pernafasan ( asma) dapat terjadi pada 50% anakdengan DA pada tiga bulan pertama yang disertai
dua atau lebih famili atopi 910. 1.Hubungan etiologis antara asma 1 dan DA ini dapat dilihat dan adanya riwayat keluarga merupakan alasan yang kuat untuk mengobati anti alergi DA dan , dan
penderita DA
hubungan namun
menghindari
karenanya penggunaan antialergi yang efektif dan aman pada anak-anak dapat yang baru pertama kaf terserang atau paling tidak DA diharapkan menghambat
menghentikan
14
Data tentang Dermatitis Atopik pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat dr.Kariadi Semarang (1996-2000) rnenunu+xan
bahwa angka kejadian tertinggi pad a usia yaitu 62,6% ( 123/197) , kelompok
umur 5-14 th
74/197) ,seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2. Saat ini telah diketahui adanya fenomena baru yang dapat menerangkan sebagian sebab hipereakstifitas subjek alerqi dan khronisitas penyakit alergi 140 non spesifik pada
223
... ....
<'tI
Q)
120 100 80 60 40 20 .Iakl-iakl • wan Ita • total <1 tahun 1 - 4 tahun Umur
Gambar 2 Dermatitis Atopik Pada Anak Di RSUP Dr.Kariadi ( 1996-2000)
"0
s::::
Q)
a..
E -,
o ~.
5 - 14 tahun
yang ini,
disebut
sebagai
Minimal
Persister»
akan menetap selama ada pajanan dengan debu rumah ). MPI ini ditandai serta peningkatan dengan ekspresi
( misalnya infiltrasi
sel-sel inflamasi
15
adhesi.
Penelitian
mengenai
molekul
adhesi
pengobatan
kepuasan bagi
para klinisi . dan telah diketahui bahwa reaksi alergi berlanjut dalam proses peradangan
12
yang
dapat
MPI sebaqai
teoritis, MPI yang dihambat akan mengurangi gejala dan derajat penyakit (ICAM-1) secara dalam tidak proses langsung. Keterlibatan ekstravasasi molekul adhesi
merupakan
salah satu
sasaran pengobatan antihistamin generasi akhir." Selain psikologikpun DA dirnulai gangguan yang bersifat fisik, gangguan
dapat terjadi pada Dermatitis Atopik . Meskipun dari bayi dan secara bertahap dapat terjadi
perbaikan
. namun sebagian
tentunya berdampak buruk bagi kualitas hidup, termasuk aspek sosio-ekonomi.Meskipun angka kejadian penyakit ini cukup
tinggi dan "dampak psikososiat cukup besar , namun penilaian yang telah dilakukan terhadap kualitas hidup sangat kecil dan di Indonesia tentang nampaknya belum banyak dilakukan penelitian
16
Diharapkan
, khususnya
yang
namun Juga kualitas hidup sebelum dan Dengan demikian penilaian tidak hanya
saja
tetapi juga
dari
pandangan
penderita
Penyakit
Kulit Alerglk
menurut Gel! & Comb) , yang diakibatkan karena kontak dengan bahan yang yang bersifat alergenik( sensitizer) .dan terjadi pad a
orang-orang tertentu . Jenis kontaktan sangat bervariasi . elsa berupa bahan kimia ( misa!nya kosrnetik , detergen , semen obat-obat oles. bahan-bahan kimia lain digunakan dipabrk dan fisik
dsb.), bioJogik
misalnya sinar matahari ), selain itu juga tergantung lingkungan dan aktivitas/pekerjaan orang tersebut ( misalnya , pekerja petani , ibu rumah tangga , dsb.),
sehingga sering dikatakan bahwa Dermatitis Kontak merupakan penyakit spesifik lingkungan,yang disebabkan oleh bahan yang ada di lingkungan .Syarat utama untuk terjadinya reaksi alergi
17
karena kontak tersebut adalah adanya bahan yang mampu mensensitisasi tubuh pejamu ( host) dan biasanya merupakan bahan alami atau sintetik organik atau anorganik dengan berat molekul rendah.Sahan tersebut dinamakan hapten (alergen tak lengkap) dan untuk menjadi alergen lengkap harus dapat
spesifik terhadap bahan kontaktan (pada tingkat sel T) Baru pada pap nan uiang , akan terjarf respon imun peradangan kulit ( dermalills) Kelainan kulit berupa kernerahan dengan batas tak jelas pada lokasi dirnana terjadi kontak, disertai bintil-bintil atau lepuh
( pepule. vesiku/a/bu/a)
dalam bentuk
khronis) namun bisa bersifat basah I eksudatif ( pada keadaan akut) ,disertai rasa gatal hebat ( pada keadaan akut) atau gatal ringan/sakit ( pada keadaan khronik) .OKA dapat terjadi pada Hal ini
,yang disebut Dermatitis Kontak Iritan , yang dapat terjadi pada setiap orang dan tidak didasari oleh mekanisme alergi ,namun secara klinis kadangkadang ( misalnya sulit dibedakan dengan khronis
Dermatitis
Kontak Alergi
pada keadaan
18
menegakkan
diagnosis,
seringkali
mengunakan pemeriksaan penunjang dengan uji tempel ( "patch test "), untuk mengetahui alergen penyebab.
Didalam Dermatologi ada yang disebut Akibat Kerja ( PKAK) , yang merupakan
KuJit dari
PKAK dapat
Sebagian besar ( 80%) Dermatosis Akibat KerJa adalah Dermatitis Kontak , yang terdiri dari Dermatitis Kontak Alerqika dan Dermatitis Kontak Iritan .DKA ini banyak di de rita oleh para pekerja dari berbagai bidang , misalnya pekerja bangunan pekerja pabrik, yang dalam prosesnya banyak menggunakan bahan kimia Dengan adanya kelainan tersebut .rnaka
produktivitas
pekerja tersebut
akan menurunkan produksi.Dari hasil survei yang dilaksanakan oleh Pusat Hiperkes (kegiatan proyek dan rutin di 14 Balai
Hiperkes) terkena
,menunjukkan bahwa hanya 25 % tenaga kerja yang Dermatitis Kontak sembuh setelah setelah diobati diobati tetapi , 50% masih
menunjukkan memerlukan
perbaikan pengobatan
19
pidah
ketempat
lain
17
pun
masih
menunjukkan
gejala
besar
antara
masalah
dengan
kadang-kadang
spesialis kulit
dermatology berkoordinasi
dengan
, teknisi
ecologist
Seorang dengan
pada bidang
demikian
16
kepada
masih
dalam
yang
keqiatan tetap
industri,
berjalan
Di sisi lain,
industri tersebut
adalah bahan yang terlibat dalam proses produksi Penggunaan ataupun prevalensi bahan-bahan yang kimia lain oleh berbagai pabrik pada
usaha-usaha Penyakit
, akan Kerja
berpengaruh
, khususnya
dermatitis
Masalah
kompensasi
perpindahan karyawan.Untuk mengatasi masalah ini diperlukan peran ahli penyakit kulit Pada Oktober 1995 , telah terbentuk yang
Kelompok Studi Dermatosis Akibat Kerja (KsDAK) dalam jangka pengertian profesi panjang bertujuan
tentang
, instansi
serta
masyarakat
umumnya penegakan
;(2).bekerjasama diagnosis
pelaporan dan prosedur kompensasi ; (3) membenkan rnasi.kan berdasarkan data ilmiah kepada para pembuat kebtjakan Di Indonesia Penyakit Akibat nampaknya PKAK sebagai baqian c an ( Occupational yang
Diseases)
Kerja tempat
be.urn
mendapatkan pengelolaanl
sernestmya
dalam
rar cka
Ke: a
penyelesaian
meskipun secara periodik pernah melibatkan Spesialis Pen, akl! Kulit dalam penataran dokter perusahaan oleh Dit Hiperkes Pengaruh PKAK pad a bidang ekonomi , antara lain
pekerja terhadap cacat yang dia dapatkan , biaya tak langsung sebagai akibat kehilangan hari kerja dan kehilangan
produktivitas , biaya pelatihan ulangan dan biaya yang berkaitan dengan kualitas hidup . Sebagai contoh , di Denmark sebesar 3 1995
21
di Amerika hanya
Serikat
160 milyar
dollar es
AS dari
.Jurnlah biaya
4
mewakili
puncak
gunung
implikasi
berupa
PKAK merupakan
Tenaga
Kerja , 1992 ,
dengan masih
UU No 3 tahun sangat
diberikan
kompensasi
diberikan
hanya
pada diagnosis
saja."
Untuk melakukan PKAK Analisis asuransi) dipaharni kemampuan pajanan , rehabilitasi oleh upaya diagnostik dokter upaya dan rnanajernen perlu kasus
perusahaan referal
ditingkatkan ( untuk
, penilain
eaeat
serta pencatatan
Ipelaporan hal
, perlu pula
dokter
perusahaan.Dalam
rru
para
tersebut,
I pelaporan
industri
unit kesehatan
pelatihan
, dan sebagainya
, seperti dapat
dilihat pad a Skema 1. Perkembangan tantangan aktit. baqi industri mendatang dermatologi untuk , nampaknya merupakan seeara
lebih
berpartisipasi
LABOR
labor safely committee Wofk~r heaHn information Previsions in collectives Bargaining contracts
Ctmic ar
appnc anoo
'-------------
CO'1:"'jl!dll(",a"d.'nl("~.'~:;' •. .r = LiltJe'I'IU prvjl; ..··, C~r'll11'dl ~;;;'e\y ':;;" _" Commcrcrar fll1ns t'~';;:;:C'':' I" r.H'.utauullng 01 o-otec-v.. . \~' ,q ununcnr cteansco
coonereuou ..... ith nduslrial hygIC!H~unl1S ~'r;ljlr1ee(!r"1g and other medical spec.at.st
Respor"1slbiltl'! to comrensa<'\10r, I aw d",lilrlg wi:'! ~llr8np'---',,$ c'").$C'r1St.·s
occupational
rrredrcrne
pada industri
17 )
8eberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mencegah terulangnya Dermatitis Kontak Alergika , baik dalam kehidupan se-hari-hari ,maupun dalam kawasan pekerjaan .adalah mencan penyebab atau alergennya melakukan anamnesis yang Hal ini dapat dilakukan cermat mempelajari dengan riwayat
23
penyakit
atau dilakukan
pemeriksaan
penunjang
, yaitu uji
tempel ("patch tesf'). 8agi pengelola perusahaan karyawan, dengan bahan , diperlukan khususnya kimia kecermatan yang , di dalam banyak samping
bahan-bahan
Reeksi Kulit
Ketene Obat Masalah lain yang berkaitan dengan Penyakit Kulit Alergik adalah Reaksi Kulit Karena Obat ( Adverse
Reection ) Cutaneous Drug
Reaksi kulit karena obat ( RKKO) merupakan efek sam ping yang terjadi akibat ketidakcocokan dan umumnya disebabkan dan
oleh adanya reaksi alergi . RKKO ini merupakan problem merupakan salah satu sumber masalah para klinisi Hal m: bukan hanya karena sulit untuk menentukan kelainan kulit tersebut karena reaksi obat,
apakah Juga
namun
identifikasi dari obat penyebab. Setiap obat dapat menyebabkan efek sam ping hanya mung kin berbeda dalarn kualitas kuantitas kejadiannya . RKKO dapat disebabkan oleh sernua rnacarn obat . baik yang diberikan dokter lewat resep . tetapi juga obat bebas, dan
24
reaksi
yang berbeda
yang reaksi
obat dapat
klinis yang sama kasus macam , satu macam reaksi obat dapat menyebabkan ,suatu dengan biasanya obat dapat
Misalnya
menyebabkan
Fixed Drug
bervvarna badan) tetap:
Eruption
kehitaman
( reaksi
yang sering
didapatkan
menyebabkan
misalnya kernatian
Sindr orna
18
Steven Johnson
Data dl Rumah
Semarang secara
Kulit karena
urnum
Gambar 3 . Meskipun
kecil , namun pada
kematian lebih dari 30 macam gambaran oleh obat,dari dan yang yang paling kiln
IS
disebabkan kemerahan
ringan,
paling
berat,misalnya
SineJroma
25
182
(91%)
18
(9%) .
3 Obat (RKKO)
di RSUP Dr.Kariadi
diketemukan 33 kasus Sindrorna Steven Johnson ( SJS) , dan 9 kasus Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) , dimana angka
kematian untuk:-SSJ adalah 6,1% (2/33) dan TEN 33% (3/9), seperti yang dapat dilihat pada Gambar
4.
26
meninqqal 2
pulang paksa 5
pulang paksa
1
Gambar 4 Reaksi Kul!t Karena Obat Tinckat Berat ( RSUP Kariarf 1995 - 2000 )
Disamping itu , mengenal RKKO juga tidak rnudah: ada yang tidak sulit untuk dikenal, misalnya bidur ( urtikaria), namun lebih banyak yang sulit dikenal reaksi obat Lebih menyulitkan sangat menjadi lagi
terjadinya para
praktisi
klinik
karena reaksi
obat .narnun untuk menuju kearah diagnosis terse but . tidak ada faktor pendukung .Pemeriksaan penunjang untuk menentukan suatu obat sebagai penyebab umumnya sangat pelik dan tidak sederhana , serta memerlukan keahlian , fasilitas lengkap serta tentu saja , biaya yang tidak sedikit." Reaksi efek sam ping karena obat , termasuk pada kulit merupakan reaksi yang tidak dapat dicegah , tetapi dapat
_I
,'"'
Penganggulangan
RKKO
memang
tidak
mudah
,tetapi
yang penting disini adalah pengenalan bila hal ini terjadi.penpqunaan obat .
mungkin
seeepatnya
intensif
masih belum ada padakebanyakan yang lain Dari reaksi data Dit POM
obat pada kulit menempati sudah ada program nampaknya para profesi adanya
nasionai
melaporkan
Efek samping is
Urtikaria
Penyakit
Kulit Alergik
lain yang
mungkin
pernah
kita alarm,
adalah Urtikaria Urtikaria berupa beberapa dalam , dalam bahasa sehari-hari dan menonjol dan sering disebut bidur sarnpai ,
bentol
kemerahan
( 1 - 2mm
rasa gatal
dapat bersifat
kambuhan disertai
waktu
Kelainan
ini dapat
timbulnya subkutan
angioedema
pembengkakan periorbita
predileksi
, perioral ( sekitar mulutlbibir ) dan jaringan mulut , biasanya berlangsung beberapa hari.Urtikaria bisa bersifat akut ( kurang dari 6 minggu),bisa pula bersifat khronis sangat ( lebih dari 6
urtikaria
, mikroorganisme sangat
klasifikasinyapun
dingin ( cold
Urtikaria yang diperantarai oleh proses imunologik dapat diakibatkan oleh bahan yang disuntikkan, dihirup dan dicerna. bahan parental lain serta kontak dan biasanya terlihat pada orang-orang, dengan atau tanpa riwayat atopi. Oleh karenanya
dan Immune complex) umumnya tidak mengancam jiwa ( kecuali bila ada pada jalan pernafasan misalnya pada
Urtikaria
pembengkaan angioedema)
Sebagian
mudah atau
bahkan menghilang sendiri, tanpa terapi , namun sebagian lagi menjadi problem yang seringkali menyebabkan dokter maupun pasien lroninya,
trustresi.
baik
Beberapa kasus urtikaria alergik bisa disebabkan oleh reaksi IgE terhadap IgE-dependent makanan, inhalan. Urtikaria yang bersifat non tipe II dan III .
, melibatkan hipersensitivitas
kita ketahui bahwa pada serum sickness bisa dijumpai urtikaria , demam , sakit sendi dan limfadenopati dalam waktu 7-12 hari setelah terkena antigen. Sedangkan pada reaksi transfusi bisa terjadi "flushing", urtikaria atau angioedema dan tanda2 lain
dan sindrorna anafilaksik Sel mast diakui rnernpunyai peran sentral pada patofisioloqi yang
didominasi oleh histamin , menyebabkan timbulnya lesi urtikaria , yaitu dengan ditariknya sel2 inflamasi dari sistem vaskuler lokal oleh mediator khemoatraktan dari sel mast. Mediator
sekunder yang dilepas . termasuk sitokin , akan meningkatkan dan memperpanjang reaksiPeran mediator yang bukan berasal respon vaskuler kutan
terhadap beberapa mediator pada utikaria , akhir-akhir ini telah -. mendapat perhatian Meskipun sel mast mempunyai peran sentral pada terjadinya urtikaria ,namun elemen seluler lain juga terlibat kenaikan . Adanya
penderita dengan urtikaria menunjukkan adanya peran dari selsel ini .Major Basic Protein ( MBP) ditemukan pad a lesi urtika(
30
dan pada penyakit lain ), triptase dan khimase dari neutrofil juga nampaknya penting untuk terjadinya urtikaria Walaupun tidak ada bukti langsung, ada 3 cara keterlibatan sitokin pada urtikaria namun paling tidak
21
1. Sitokin bertindak sebagai histamine releasing factor .Sejauh ini hanya IL-3 serta GM-CSF yang telah memperlihatkan pelepasan histamin dari sel mast manusia . 2 IL-2 dan IFN-y , yang dilepaskan dari sel limfosit T infiltrat seluler yang penting dalam menginduksi molekul adhesi Eselektin dan VCAM ( vascular cell adhesion molecule) 3 IL-4 yang dilepas dari sel mast yang dapat menstimuiasi sel B untuk meningkatkan produksi autoantibodi
Pada
Urtikaria
Akuta
, uJi tusuk
mempunyai
arti dalam
menduga adanya alergi terhadap makanan . namun tidak bisa membantu untuk menentukan etioloqi urtikaria khronika secara signifikan . Uji provokasi ( oral) tidak dianjurkan karena
adanya resiko odema orofaring (pembengkakan Adanya peranan kenaikan etiologi titer IgE total tidak lang sung dapat Bila
menunjukkan
secara
memungkinkan maka pemeriksaan RAST ( Radio allergosorbent test) terhadap makanan bisa digunakan. Beberapa peneliti
menyebutkan bahwa
yang benar dari reaksi spesifik karena makanan adalah dengan anamnesis yang cermat , tes kulit ( yang mempunyai sensitivitas
31
tinggi, namun spesifisitas rendah) , tes serologi ( baik IgE total maupun IgE spesifik ) , dan dengan "Double blind placebo controlled food chalenge" tinggi)24 (sensitivitas rendah , spesifisitas
8eberapa hal
antara lain
jenis urtikaria yang bersifat khronik ( 70% - 80% tidak diketahui dengan pasti penyebabnya Idiopathic Urticaria), tes-tes yang disebut penunjang sebagai masih Chronic belum
yang
memuaskan , adanya jenis urtikaria tertentu . misalnya Oelayed Pressure Urticaria yang timbul karena tekanan . sangat
mengganggu penderita,karena kelainan ini dapat terpacu akibat tekanan pakaian , berdiri ,duduk, serta kegiatan lain yang dapat menyebabkan tekanan.Gejala yang muncul rasa gatal .panas
disertai nyeri.Hal ini tentu saja akan penurunan kualitas hidup, karena mengurangnya enerji , kurang tidur .terrnasuk aktivitas yang terganggu ( baik karena penyakitnya sendiri , maupun karena terapi ) , emotional upset, dsb. Studi tentang Health-Related Quality of Life ( HRQL) pada penderita urtikaria mendapatkan bahwa pada penderita dengan Delayed Pressure Urticaria (DPU) , mempunyai masalah yang lebih besar dan menjadikan problem, rnobilitas, pakaian , pekerjaan khususnya mengenai kualitas
, hobi, dsb.Penilaian
32
hidup
HRQL)
dilakukan
Index
dengan
( DLQ/)
.25
menggunakan
The
Dermatology
and Impairment
( WPAI)
Insiden
Urtikaria
khronika
belum
jelas,
ada
yang
menyebut angka 15% dari populasi . Urtikaria menguntungkan Penampakan namun 50% khronika merupakan keadaan yang tidak
dengan khronika
angioedema.
Urtikaria
Khronika
ditetapkan hanya sekitar kurang dari 5% adalah histamin yang berasal dar: sel mast
mediator lain yang berasal dan sel mast dan sel inflamasi yang lain juga ikut berperan Penyebab terjadinya aktivasi sel mast kutan pada urtikaria khronika , sampai saat ini tidak diketahui dengan pasti
Adanya
melakukan
injeksi
intradermal
kemerahan: pelepasan
sedangkan
pusat
penelitian yang berbeda , autoimunitas berperan penting pada etiologi dari 50% penderita dengan CIU .Kemungkinan bahwa faktor pelepas histamin yang bersirkulasi
factors")
("
circulating
histamin-releasing
dalam
patogenesis
Hal ini menunjukkan adanya aktivitas degranulasi darah. paling tidak pad a sejumlah menunjukkan
autoantibodies)
lain
adanya
peran
(circulating
terhadap IgE (
tipe 1A) maupun autoantibody IgG terhadap resptor IgE dengan afinitas tinggi ( Fu: RI)( tipe-1) yang diekspresikan oleh lekosit basofil dan sel mast Autoantibodi yang berfungsi melepaskan histarnin yang hanya didapatkan pada penderita urtikaria
26
Bukti bahwa anti-Fcc: RI autoantibodi sebagai penyebab dari sejumlah penderita urtikaria khronika . 27 ditunjukkan adanya :
_J
kemampuannya
untuk
melepas
histamin
kemampuannya untuk menimbulkan reaksi timbulnya urtika yang kemerahan bila disuntikkan secara intradermal
kedalam kulit yang tidak terkena. u pada plasmaferesis, terjadi remisi dari urtikaria khronika
Hubungan
positif
antara
urtikaria
dengan banyak
autoimunitas tiroid,
34
bukti-bukti yang diajukan oleh para peneliti mengeni hubungan tersebut , bahkan oleh sementara peneliti dikatakan bahwa sebagai salah satu manifestasi klinik dari penderita urtikaria khronika,
, dan sejumlah
berespon secara cepat dengan pemberian hormon tiroid ,namun mekanisme yang pasti antara keduanya masih belum jelas.
28
.Apabila bukti-bukti adanya kaitan urtikaria khronika dengan tiroid sudah jelas. maka kerjasama yang baik antara
dermatologist
mengelola kelainan ini. Penderita yang sudah dipastikan menderita urtikaria kronika perlu diberikan laboratorium informasi , bahwa tes alergi pemeriksaan Pada
, mengurangi stres
Pemeriksaan untuk menentukan penyebab urtikaria banyak sekali , oleh karena itu diperiukan kebijaksanaan dalam test
1. Meskipun di Indonesia belum ada data resmi tentang penyakit kulit alergik , namun sudah ada informasi luar negri ,bahwa Penyakit Kulit Alergik dari
nampak
35
mengalami gilirannya
angka
yang
pad a
problema
sosioekonomik.
menetapkan terjadinya
ataupun Kulit
Penyakit
diimbangi penelitian
terkait
,disamping latar
meriqetahui dalam
belakang
setiap
menegakkan
diagnosis
secara
kulit berat
akan hari
mengurangi
cikernudian 4
masalah-
masalah .
tersebut
kerjasama pihak
kewaspadaan
dl rnasyarakat
/ pengguna serta yang para baik
. para
kesehatan penderita
untuk
para
Perkenankanlah mahasiswa
mahasiswa
S1 maupun
program pendidikan
36
adalah
nantinya
adalah
pendidik-pendidik
pada
rnendatan;
Catatlah hal-hal yang baik semasa anda belajar , sebagai beka dikemudian hari ,dan jauhkanlah hal-hal yang kurang baik .acar
tidak menjadi masalah dikemudian hari. 8elajarlah yang se-ba«baiknya ,pergunakanlah setiap kesempatan dan yang ada urt,» .karena dikarnpus
ketrampilan
dipandanq untuk
pemacu
Hadirin yang saya muliakan. Sebelum saya mengakhiri pidato pengukuhan ini dan dalarn sekali lag SWT
kesempatan
yang tak terhingga juga saya sarnpaikan secara lang sung maupun taK
serta
memberikan
kesempatan
, membantu dan mendukung serta hadir memberi pengukuhan restu kepada saya Sidang dalam Senat
membacakan
pidato
di hadapan
~...,
J ,/
, yang berkenan
\'D\'D'S 'S~Y~
Rektor
'Sdm"i::>,,~)'y,_dTl 'y,_9P~O~
?ro1.kt:KO
, yang
Universitas
Diponegoro
memberikan
kemudahan. sehingga saya dapat berdiri di atas mimbar ini. Demikian pula ucapan terima kasih saya tujukan kepada ProfDR.Muladi SH. Profdr.Mulyono S Trastotenoyo, Rektor
pada masanya . yang te!ah mendorong saya untuk lebih maju. Kepaca yang terhormat dr. M.Anggoro DB Sachro Spf\(K), DTMH Dekan Fakultas Kedokteran SpPD( UNDIP KE) .dan
Mulyanto
. or.Saleh
.Prci.cr.}'
Kepada dr. H. Gatot Suharto Mkes MMR . Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Kariadi Semarang , dan Direktur-direktur sebe!umnya .memberikan beserta kesempatan seluruh jajarannya , yang telah
kepada saya
untuk memperdalam
pendidikan di Bidang Ilmu penyakit Kulit dan kelamin , m_elalui peiayanan pada penderita . saya ucapkan terima kasih . Rasa terima kasih saya sampaikan pula kepada Ketua , , Ketua
Sekretaris dan Anggota Senat Universitas Diponegoro Sekretaris dan Anggota Dewan Guru Besar
Universitas
38
Diponegoro
, Ketua , Sekretaris
Kedokteran UNOIP. Kepada seluruh guru-guru saya sejak SO sampai dengan UNOIP yang tak
Perguruan Tinggi, khususnya di Fakultas Kedokteran saya sampaikan rasa hormat dan terima kasih
terhingga
(alrnarnurn.), Guru dan pembimbing saya , yang telah menerima saya sebagai asisten di bag ian Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin .saya mengucapkan terima kasih yang yang tak terhingga ditanamkan atas
bimbingan
kepada
saya , semasa beliau masih memimpin kami di bagian ;semoga arwah beliau tetap memperoleh perlindungan Allah SWT Ucapan terima kasih yang tulus juga saya tujukan kepada kakak-kakak seperguruan di Bagian IImu Penyakit Kulit dan
Demikian pula saya sampaikan terima kasih yang dalam kepada dr.Ny.Sugastiasri Sumaryo SpKK selaku Ketua Bagian SpKK, selaku Ketua bagian di Bagian I.P.Kulit & Kelamin
39
S SpKK SpKK ,
dr.Suyoto , dr.TM
SpKK
dr.Lewie
Budiastuti kasih
SpKK. atas
dr Diah Adrian;
tenma
kerjasamanya
.ru.
Kepada ProfdrNurdjaman dan ProfDrs.Sudjati dan perbaikan Prof. Dr Hartadi SpKK .Prof.H.Soebowo Hadisputro SpPA (KTI) saran saya .
SpPD
membenkan pengukuhan
asupan
tru
menguc20aKan Keoada sampaikan atas segala pengorbanar. atas mimbar Demiklan aimarhumah atas segaia
tenma kasih . almarhum ayah dan almarhumah kasih yang tidak , dorongan saya ibu saya
dan tenrna
terhmgga . di
. bimbingan berdiri
dapat
kepada
ayah
mertua hormat
dan
iou
mertua kasih
sampaikan
rasa
dan terima
kebiiaksanaan semua
, dan doa restunya. kakak saya kandung atas maupun semua saya
kakak-kakakku kasih
terima
sarnpaikan
ccronqan. ter.rna
. perhatian dapat
dan bantuan
hlngga
sampai adik-
pada jenjang
sekarang
kepada
40
yang diberikan
kepada
. yang
telah
mengarbankan karier
besa: serra
dalam
mendukung
rasa sayang
daoa:
saya berikan
maaf atas kekurangperhatianku. Andang. pengertian merupakan Kepada dan menantuku ,pengarbanan kebanggaan Panitia
anak-anakku
Iva. terima
pengukuhan
Besar
. baik yang
ber ac a
di fakultas/bagian. sernpurna
ini dengan
sehingga kasih
rasa terima
yang sebesar-besarnya
yang tidak berkenan. hadirin yang saya muliakan saya sekali dan saya kasih
Akhirnya harmati
. terimalah
lagi. terima
melimpahkar.
Wassalamu'alaikum
w.w.
41
1. Daftar Pustaka 2.
Jablonska
Changes, and Opportunities for Dermatology in the New Millenium .Arch Dermatol .2000
,136 : 57-59 N N : Meningkatkan kualitas hidup penderita alergi .Alergika .Media lnformasi Alergi Indonesia .Nov.1999 (Topik Utama) Rajaqopalan R. Economic Evaluations in Allergic Skin Diseases.ln.Leung DYM & Graeves,MW.: Allergic Skin Diseases A multidiscipline approach.Marcel Dekker.lncNew York Basel. 2000 ,pp.21-27 Larsen.FS. Epidemiology and Socioeconomic Impact of AllergiC Skm Diseases. In. Leung DYM and Graeves MW. AllergiC Skin Diseases A rnultidiscipline approach Dekker.lncNew York-basel, 2000 .pp. 1-13. .. Marcel
S . Issue,
3.
4.
SAnderson
RT McBride JS and Rajaqopalan R.Assesing Health-Related Quality of Life with Allergic Skin Diseases. I n. Skin D:sease: a multidisciotine Inc.New York-Basel. 2000.po331approach 392. Marcel
Allergic Dekker
6.
Champion RH & Parish WE Atoo«: Dermatitis. In : Rcok.Vvilkinson.Eblinq (eds) Textbook of Dermatology.VoLi 1n 5 ed.Edinburgh. Blackwell SCientific Publication.1992:589510. Budiaroja SA Dermatitis Atopik An Uodate for the next millennium .Media Derrnatovenereolcqrka Indonesiana ( Ecitorial) 2000. 27( 4) :155-156. HiII.DJ The Melbourne Atopy Cohort Study- The Relevance of food allergens to The Atopic diseases. Presented in 14th Regional Conference of Dermatology ( Asian-Austraiianjin Kua!a Lumour. Malaysia. 2000.
8.
9. Soebono H . Atopic dermatitis: The Skin as a windowinto tha pathogenesis of chronic allergic disease. Paper presented on Indonesian Allergy & Immunology Association 's scientific meeting, Bandung ,Indonesia ,February,1113,2000. 10 Baratawijaya K . Pediatric allergy' Can it be prevented. Kumpulan Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan PERALMUNI Cabang Bandung ,11-13 Februari 2000. 11 Boguniewicz M Atopic Dermatitis In.Leung DYM and Graeves MW. Allergic Skin Diseases : A multidiscipline approach Marcel Dekker.Inc.New York-basel, 2000pp. 113. 12. Soebowo . Fungsi molekul adhesi peradangan alergi. Kumpulasn Naskah Lengkap PIT -PERALMUNI, Bandung . 11-13 Februari 2000. 13 Baratawijaya ,KG CUITent Isues on Allergy and ETAC ( Early Treatment of Atopic Child) .Alergika ( Media lnforrnasi Alergi Indonesia) No 1,1999. 14 Sherertz, EF . AllergiC Contact Dermatitis: Gnereal principles and Causes.ln Adam RM : Occupational Skin Disease, 3'd ed. ,WB saunders Company, 1999,pp23 -32 15. Soebaryo, RW . Patogenesis Derrnatiis Kontak .Dalam Sudigdoadi dkk (eds) : Buku Makalah Lengkap Kursus Imuno- Dermatologi I ,Kelompok Studi Imunodermatologi ,2000 .hal '127'138 16 Samitz MH and Cohen ,SROccupational Skin Disease In. Moschella SL ; Hurley HJ. Dermatology .3rd ed. WB . Saunders Co, Philadelphia,- Tokyo, 1992 pp 1691 -1725
4" J
17. Priatna ,B. Peraturan Pemerintah tentang Dermatosis akibat kerja, Disampaikan pada Simposium Dermatosis akibat kerja . di Samarinda 22 -24 Agustus 1997 18. Gruchaila RS. Drug-induced cutaneous reactions In. Leung DYM and graeves ( eds) Allergic Skin Disease. Mercel Dekker,lnc,2000,pp 317 -19. 19. Ditjen POM .Program Monitoring Indonesia. Seminar & Lokakarya Januan 1993. Efek samping Obat di Erupsi obat , Jakarta ,23
20 Ledford.
OK . Urticaria and Angioedema. in Lieberman & .Anaerson JA : Allergic diseases. Dianqnosis and treatment Human Press, Inc.1997.pp 189-204. In :
21 Black P.,.K. & Greaves WM . Urticana and Angioedema, Kay AB (Ed) . Allergic and Allergic diseases. Blackwell SCience Ltd.Vo\'2 1997 , pp 1586 - 1604
26. Sabroe RA , Seed PT , Francis OM . Barr RM , Black AK , Graeves MW . Chronic Idiopathic urticaria: comparison of the clinical features of patients with and without anti-Fcepsilon RI or anti-lgE autoantibodies. JAm Acad Dermatol 1999,March ;40(3):443-50. 27. Sabroe RA , Graeves MW. The pathogenesis of chronic idiopathic urticaria .Arch Oermatol 1997 :133 :1003 28 Hyemann W . Chronic urticaria and Angioedema associated with thyroid autoimmunity: Rewiew and therapeutic implications. JAm Acad Dermatol1999. 40: 229-32 29 Weber RW. Identifying the Causes of urticaria. In Leung YMD & Graeves MW .Allergic Skin Disease Mercel Dekker.lnc.2000.pp.463-72
-+5
RIWAYAT HIDUP 1. Data pribadi Nama lengkap NIP Alamat Tempat dan tanggallahir Agama Nama istri Nama anak-anak Nama cucu dr.Kabulrachman SpKK 130354867 JI.Lamongan V/7 . Semarang Pekalongan .6 April 1943 IsIam dr. Yekti Wirawanni 1. Wirawan Ari Rachmana ST (Arch),MM 2. Gayuh Andang Rachmadianto ST (Civ) Cessarro Ikhsan Rachmana
2.Riwayat Pendidikan Formal SR 1955 ( Pekalongan ) SMP 1959 ( Pekalongan-Demak ) SMA-8 1962 ( Semarang ) Dokter 1970 ( UNDIP) Spesialis Peny Kulit & Kelarnin ( SpKK)
1975 ( UNDIP )
Workshop on Educational Measurement ( WEM) 1972 International training course on Immunology (with special reference to leprosy) INDIA 1977 International Group training course on Dermatology ( Thailand) 1981 A.KTA mengajar V ( 1982) Training TIM INTI Rekonstruksi Kuliah UNDIP ( 1987) kepegawaian: Calon peqawa: negn
4. Jenjang a.
1 Mei 1971
46
b. c. d
e.
f. 9 h
1 September 1971 1 Oktober 1975 1 Oktober 1978 1 Oktober 1980 1 Oktober 1984 1 April 1988 1 Oktober 1992 1 Oesember 2000
: Penata Mudal Assisten Ahli madya Gol. Ilia : Penata Muda Tk I I Asisten Ahli GoL Illb : Penata I Lektor Muda GoL IIlc : Penata tk I ILektor Madya Gol Illd • Pembina ILektor Gol IVa : Pembina TK I /l.ektor Kepala Madya Go: IVb : Pembina Utama Muda ILektor Kepala Go! IVc Guru Besar Madya
5. Riwayat Kepegawaian : a Staf penqajar Biokimia FK Undip 1970 - 1972 b Staf pengajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UNDIP 1973 sekarang 6.Riwayat Jabatan Non structural
8.
Kepala Unit Pelaksana Fungsional ( UPF) Peny.Kulit & Kelamin RSUP.Or.Kariadi ( 1977-1984) Ketua Badan Koordinasi Pelaksana ( BAKORPEL) Program Pendidikan Profesi FK UNOIP (1978 - 1992 ) Sekretaris Program Studi I.P.Kulit & Kelamin pada Program Pendidikan Ookter Spesialis (PPOS) FK UNOIP. 1984-1991 Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin pada Program Pendidikan Ookter Spesialis ( PPOS) FK UNOIP ( 1991- 1993) Koordinator Program Pendidikan Dokter Spesialis ( PPOS ) FK UNOIP ( 1991-1993) Anggota Senat Fakultas Kedokteran 1993 - 2000 Anggota Senat Universitas Oiponegoro IAnggota Komisi III ,1994 - 2000
c.
e.
f. 9
47
h.
Direktur Eksekutif : Proyek Peningkatan Kualitas program S1 FK UNDIP ( Quality for Undergraduate Education ): 2000 - sekarang
Struktural : Pembantu Dekan Bidang Akademik: Penode I 1993 - 1996 Peri ode II 1996 - 1999
Anggota Ikatan Dokter Indonesia: 1970 - sekarang Anggota biasa PERDOSKI ( Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit & Kelarnin Indonesia) 1975- sekarang .Anggota Pengurus Pusat PERDOSKI 1989 - 1992 i\nggota PERALMUNI ( Perhirnpunan f\lerg! lrnunolcqi Indonesia) . 1S'82 - sekarang
7' Penghargaan . 25 tahun rnengaodi secara terus rnenerus (UNDIP) 8.Karya publikasi ilmiah .; Daftar Karya Ilrnlah Hasil Deneiitian yana dioubUkaslkan sebagai penulis
utarna
Treatment of Acute Uncomplicated gonococcal urethritis with Thiamphenicol 2.5 9 for two consecutive days International Congress IUVDT ( International Union Against Venereal Disease and Treponematosis. Bali. 1987 ) 2 Tinea kapitis : suatu studi korelasi kliniko-etiologik di RSUP.Dr.Kariadi Semarang .Media Derrnatovenereolcqika lodonesiana ( MDVI ) - XXVI/40:25-29,1989
3. Pola dermatosis alergi di Sub baqian Alergi-Imunologi Lab.lUPF Peny.Kulit & Kelamin RS.Dr,Kariadi Semarang selama 5 th ( '85- '89) MDVI 1990/XV11/45)
-+8
Majalah
Kedokteran
Diponegoro
MKD) 1987
Penggunaan antibiotika pad a infeksi kulit bernanah : Suatu alternatif berdasarkan tes kepekaan MKD 1989 Vol.3
6
Evaluasi Multi Drug treatment pada Morbus Hansen rnultibasiler dengan penekanan pada pemeriksaan bakterioskopik ( tviDVi 1987/no.37 Eksistensi Lues sekunder sebagai " The Great Imitator" Dexa Media. ISSN 0215-7551 . No.2 Vol.5 Mei-Juti 1992) Peran makanan pada Eksema Vol 11 No.11 November 1992 Atopik Majalah Dokter MaJalar,
Keluarga
Evaluasi terapi uretritis gonore akuta non komplikata pada pna dengan regimen Mensing. Majalah MEDIKA No 8. Agustus 1992
10 Effectivitas vitamin A asam topikal dan tetrasikhn sistemik janqka pendek pada akne papulopustulosa . MKI volA7 No.11 Nov 1997 11. Dermatitis kontak pada pekerja di sebuah pabrik penyamakan kulit di Kodya Semarang .Media Medika Indonesiana ( MMI). vol.34 NO.3 1999 12 Peranan kompleks protein-polisakarida pada kulit menua pengaruhnya pada ketebalan dermo-epidermis , Kadar sebum dan kelernbaban . MMI VoL34 No.4 1999. 13. Penyakit kulit didaerah pantai tndonesiana.vol.Sc 2000) . ( Media DermatoVenereologika
14. Peranan stres pad a Dermatitis atopik Dewasa : pengaruhnya pada gradasi penyakit serta kekambuhan . MDVI NO.27 Edisi III th 2000 .
49
B ..Daftar karya IImiah hasil penelitian yang dipublikasikan oembamu. antara lain'
sebagai penulis
1. Pengobatan urtikaria khronika dengan astemizol ( Majalah Kedokteran Diponegoro . vol.25 No.1 1990 2. Neisseria Gonorrhoeae penqhasil penisilinase ( NGPP) pada WTS lokalisasi di Kodya Semarang . MDVI 1990;XVII/43:21-23 Perbandingan nasil pengobatan peroral antara am[pisilin dan trimetoprim-sulfametoksasol pad a impetigo krustosa dan impetigo bulosa. MDVI 1990:XVII/445-9 Uji banding tersamar ganda antara krim mometason furoat 0,1 % dan predikarbat 0.25% pada penderita Dermatitis atopik Anak . MKI volA3. NoA .April 1993
In
3.
4.
5. Leprosy 6.
Infeski kulit streptokokal sebagi kernunqkinan penyebab Glomerulonefritis akuta . Suatu studi retrospektif kasus-kasus GNA di RS.DrKariadi Semarang ( MDVI 1990)
C Daftar Karva IImlah bukan Denelitian yang dipublikasikan cenuiis ,-nama. amara lain:
sebagai
1. 8eberapa penyakit kulit gawat darurat dan penatalaksanaannya. Majalah Kedokteran Keluarga 1986:5(7) 365-369. 2. Penanggulangan Dermatomikosis superficial yang efektif rasionai. Majalah Kedokteran keluarga 1986:5(4) 182 -185. dan
50
3.
Pengaruh ling kung an dan pencemarannya terhadap kesehatan (Majalah Kedokteran Indonesia I MKI ,voIA2,No.5 Mei 1992) Sindroma Visero-kutanea No.16-17 Th VI Sept.lDes (Wahana 1992 Medika , ISSN
kulit
0852-0925)
Xantoma sebagai salah satu dengan hiperlipopreteinaemia Sept1994 Kajian terhadap faktor pencetus Vol.45 No 10.0ktober 1995
eksaserbasi
dermatitis
atopik
MKI
The role of cytokines in Atopic Derrnatitis : An approach therapy ( Media Medika Indonesiana ,2000 ) yang dipublikasikan
for emerging
sebagai
penulis
Beberapa imunoterapi pada dermatosis Kelamin ( BIPKK) volA No2.1992 Elektrodesikasil elektrofulgurasi dermatosis. BIPKK.No.1.voIA Nevus melanositik kongenital .BIKK. volA no.2 1992 Sindroma Psoriasis Senear-usher artropatika.
.Berkala
Ilmu peny.kulit
&
2.
pada beberapa
3.
disertai kelainan
neroloqik
4. 5 6.
. BIKK.
Vol.S
NO.1 1992
Hiperplasia pseudoepiteliomatosa pad a seorang Hansen tipe BT. MDVI1990;XVII/43.31-34 Lentiginosis simpleks 1989.XVI/40.53-60. unilateral
. MDVI
51
8.
Pengobatan dengan Elektrodesikasi/elektrofulgurasi tuberoskterosis.MDVI 1990;XV11/45 :28-32 Iktiosis lamelaris . MKD NO.1 1988.
pada
9.
10 Hiperplasi pseudoepiteliomatosa pada seorang penderita Morbus hansen tipe BT . MDVI 1990 :XVII/43:31-34 11 Hailey-hailey disease: laporan kasus. MDVI 1991/XVIII/49 : 34-41
E. Daftar Karya Ilmiah berupa buku ( sebagal kontnbutor) 1. Peciculosis.Dalarn Buku PENYAKIT PENULAR SEKSUAL Marwaii Harahap ( Ed) Penerbit PT Gramedia Jakarta 1988 2. Ke!ainan Pigmentasi Dalam Buku PENY AKIT KULIT Marwali harahap ( Ed.) Penerbit PT Gramedia .Jakarta 1990 . 1998
3. Infeksi jamur pada kulitda!am BUKU Pengenalan dan Penanggulanagn Penyakit Infeksi Badan Penerbit Universitas Diponegoro ISBN 979.8056.65.5 4. Antrax kulit . dalam BUKU ANTRAX PADA MANUSIA. ISBN 979.8056.29-9 5. Problema dermatologik pada usia lanjut dalam Buku GERIATRI (ISBN No. 979-496-193-0 ) 1999. Budhi-Darmojo dkk ( eds.)
52
F. Daftar Karya IImiah lain: (Disampaikan pada Seminar, symposium, kursus, sebagai penuJis tunggaD :
1. Manifetasi dermatologik pada Diabetes Mellitus. Simposium di Semarang 1975. 2. Kelainan kulit pada Neonatus . Disampaikan pad a Konggres Nasional PADVIII di Surabaya 1976 3. Kesehatan kulit dan masalahnya .Simposium Kosmetika. Di Ujung Pandang 1984. 4. Pioderma; klinis dan pengelolaannya . Simposium penyait Kulit Infeksi .di Jakarta 1986.
5. Uretritis menular seksual : Diagnosis dan penanganannya Simposium PMS di Yogyakarta 1988 6 Pemakaian antihistamin dalam bidang Dermatologi ( Simp.Semarang , 1989) Perubahan struktur serta faktor-faktor yang berpengaruh pada proses penuaan kulit .Simposium penanggulanagn proses menua kulit di Banjarmasin 21 Okt. 1989. Anatomi dan fisiologi kulit pada berbagai tingkat .Simposium Kulit Menua , di RSPAD Jakarta 1989 usia
9. Beberapa aspek biologik kulit : dasar-dasar pemikiran dalam usaha perawatan kulit.( Simp.Semarang 1988)
10. Dermatoterapi
pada infestasi parasit : suatu tinjauan terapi pada scabies , pedikulosis dan larva migrans kutan . ( Simppsium Derrnatoterapl. Jakarta, 1989 ) ((
11. Infeksi nosokomial pada kulit dan jaringan sub-kutan Pelatihan Nasional, Semarang 1991 )
53
topikal
yang
rasional
13. Menejemen penyakit Vesiko-Bulosa Khronika Kursus lrnunoderrnatoloqi Bandung 30Agustus - 2 September 2000 14. Menejernen Urtikaria khronika Bandung 2 September 2000 .Simposium Urtikaria
15. Sindroma Steven-Johnson : Aspek imunologik dan kontroversi penggunaan kortikosteroid sistemik .Konggres Nasional ke-IV,Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia ( PERALMUNI) di Medan 29-31 Maret 2001.
54