Anda di halaman 1dari 6

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK)
Bandung untuk membuat teh hijau dan teh daun murbei; dan menganalisis kimia
teh daun murbei dan teh hijau+teh daun murbei. Kemudian dilanjutkan di
Laboratorium Seafast Center, Institut Pertanian Bogor, untuk melihat pengaruh
pemberian minuman teh terhadap kadar glukosa darah tikus diabetes mellitus.
Persiapan ransum dan analisis kadar air ransum dilakukan Laboratorium
Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan
dari bulan Juli 2007 sampai Juni 2008.

Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi bahan utama, antara lain:
Teh Camellia sinensis klon Gambung 7 dan 9. yang didapatkan dari laboratorium
Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Bandung, daun murbei Morus kanva dan
multikaulis yang didapatkan dari Lembaga Masyarakat Disekitar Hutan (LMDH)
Sukamanah, Bandung., Alloksan dari Sigma (A7413-10G) untuk membuat tikus
normal jadi diabetes. Peralatan yang digunakan adalah timbangan berat badan
(BB) tikus, glukometer (One Touch Ultra) untuk pengukuran kadar glukosa darah,
spuit untuk menyuntikan alloksan, dan Sonde untuk mencekokan minuman.
18

01000900000378000
00002001c00000000
00040000000301080
0050000000b020000
0000050000000c02b
a076d03040000002e
0118001c000000fb02
1000070000000000b
c0200000000010202
2253797374656d000
76d030000e00e0000
(a) (b) 783b120026e27405f
84c17000c02000004
0000002d0100001c0
00000fb029cff00000
00000009001000000
000440001254696d6
573204e657720526f
6d616e00000000000
(c) 00000000000000000
000000040000002d0
10100040000000201
01000500000009020
00000020d00000032
0a5a00ffff010004000
00000006b03bd0720
4d2d00040000002d0
10000030000000000
(d)
Gambar 4. Peralatan penelitian (a) One Touch, (b) Alloxan
Monohydrat, (c) Timbangan BB tikus, (d) spuit
dan sonde.

Metode Penelitian

Penyiapan Bahan Uji

Sebanyak 20 gram teh hijau, 20 gram teh daun murbei, dan 20 gram
campuran teh hijau dan teh daun murbei (campuran 1:1), masing-masing bahan
diseduh dengan cara direndam menggunakan air panas (70 0
C – 80 0C)
sebanyak 200 ml selama ±15 menit, kemudian disaring dan diambil filtratnya.
Asumsi yang digunakan adalah teh hijau mengandung katekin 10% dari berat
kering.

Hewan Percobaan

Sebanyak 30 ekor tikus putih jantan jenis Sprague Dawley umur 8 minggu
digunakan dalam penelitian ini. Semua tikus dipelihara terlebih dahulu kurang
19

lebih 7 hari untuk penyesuaian lingkungan. Tikus dikandangkan dengan


pengaturan suhu (220C) dan kelembaban (55%). Ruangan dikontrol dengan
siklus 12 jam penerangan dan 12 jam gelap (Kim et al. 2006).

Pembuatan Ransum

Tikus diberi pakan standar laboratorium yaitu: protein (10% kasein), lemak
(8% minyak jagung), mineral mix (5%), vitamin mix (1%), serat (selulosa 1%),
dan karbohidrat (pati tapioka) sampai 100%. Air dan pakan diberikan ad libitum
selama masa penelitian (AOAC 1990)

Tikus dibuat menjadi Diabetes dengan Induksi Alloksan

Setelah melewati masa adaptasi, sebanyak 20 ekor tikus dibuat menjadi


diabetes dengan diinduksi menggunakan alloksan monohidrat, induksi dilakukan
dengan injeksi secara intraperitonial, dosis alloksan yang digunakan sebanyak
120 mg/kg BB. Tikus yang diinduksi tetap diberi makan dan minuman ad libitum.
Dua hari setelah penyuntikan, kadar glukosa darah tikus diukur. Tikus dengan
kadar glukosa darah ≥ 200 mg/dl dikategorikan diabetes dan siap untuk
digunakan dalam penelitian ini (Kim at al. 2006). Tingkat keberhasilan untuk
membuat tikus normal menjadi diabetes dengan induksi alloksan ±80 persen.
Bila 5 hari setelah disuntik belum terjadi diabetes maka dilakukan penyuntikan
kembali.

Pengujian Pengaruh Minuman Teh

Pengujian dibagi dalam empat tahapan penelitian yaitu: tahap pertama


untuk penentuan bahan baku minuman teh yang terbaik, tahap kedua untuk
menentukan turnover kadar glukosa darah tikus normal, tahap ketiga untuk
melihat pengaruh minuman teh terhadap kadar glukosa darah tikus diabetes
selama 120 menit, dan tahap keempat untuk melihat pengaruh minuman teh
terhadap kadar glukosa darah selama 16 hari.

Tahap 1
Teh daun murbei dan campuran teh hijau+teh daun murbei (rasio 1:1)
dianalisa kandungan kimianya yang meliputi kadar air, ekstrak air, kadar abu, abu
tak larut asam, abu larut dalam air, alkalinitas, kadar serat, teaflavin, tannin, dan
20

cafein. Analisis tersebut dilakukan di Laboratorium PPTK Bandung. Pada tahap


ini untuk mendapatkan bahan baku minuman yang terbaik.

Tahap 2
Penentuan kurva turnover glukosa darah tikus normal. Setelah melewati
masa adaptasi, sebanyak 5 ekor tikus normal dipuasakan selama 24 jam (Wapnir
& Lifshitz 1977). Setelah itu diberi ransum ad libitum. Tikus dipuasakan bertujuan
untuk menurunkan kadar glukosa darah sampai pada kadar terendah, sehingga
ketika diberi ransum akan terlihat pola peningkatan kadar glukosa darahnya.
Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada 0 menit (baseline) 15, 30, 45,
60, 75, 90, 105, 120, 135, dan 150 menit setelah mengkonsumsi ransum. Tahap
ini untuk menentukan waktu maksimal terjadinya penyerapan makanan, dengan
indikator terjadinya peningkatan glukosa darah.

Tahap 3
Dua puluh ekor tikus diabetes mellitus dan lima ekor tikus normal
digunakan dalam penelitian tahap ini. Tikus diabetes mellitus dibagi dalam 4
kelompok masing-masing 5 ekor tikus. Selanjutnya tikus dipuasakan selama 4
jam. Setelah dipuasakan, kelompok pertama sebanyak 5 ekor diberi air minum
dalam kemasan (K) sebagai kontrol; kelompok kedua sebanyak 5 ekor diberi teh
hijau (T); kelompok ketiga sebanyak 5 ekor diberi teh daun murbei (M), kelompok
keempat sebanyak 5 ekor diberi campuran teh hijau+teh daun murbei (TM), dan
5 ekor tikus yang normal diberi air minum dalam kemasan (KN) sebagai kontrol
normal. Dosis yang diberikan: 1 ml/100g BB atau setara dengan polifenol 100
mg/kg BB untuk setiap minuman yang diberikan dengan cara dicekok. Masing-
masing disertai pemberian ransum ad libitum. Setiap ekor tikus dilakukan
pemeriksaan kadar glukosa darah. Waktu untuk pemeriksaan kadar glukosa
darah tikus dilakukan berdasarkan hasil penelitian tahap kedua. Tahap ini untuk
melihat pengaruh minuman terhadap penghambatan glukosa darah.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) faktorial, yang terdiri atas dua perlakuan, masing-masing empat taraf dan
lima taraf. Jika perlakuan menunjukan berbeda nyata, maka untuk mengetahui
perbedaan rerataan diantara perlakuan dilakukan dengan uji lanjut Beda Nyata
Jujur (BNJ) atau disebut juga uji lanjut Tukey. Perlakuan yang diberikan adalah :
A. Pemberian cekok (air minum dalam kemasan (kontrol), teh hijau, teh
daun murbei, dan campuran teh hijau+teh daun murbei).
B. Waktu (baseline, menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90, dan menit ke-
21

120)
n = 5 kali ulangan.
model linear yang digunakan adalah :
Yijk = µ+α i+β j+(αβ ij)+ε ijk

Keterangan:
Yijk = nilai pengamatan pada pemberian cekok ke-i, waktu ke-j dan ulangan ke-k.

µ = nilai rata-rata.
αi = pengaruh pemberian cekok ke-i.

βj = pengaruh waktu ke-j.

αβij = pengaruh reaksi pemberian cekok ke-i dan reaksi waktu ke-j.

εijk = galat error dari cekok ke-i, waktu ke-j dan ulangan ke-k.

Tahap 4
Setelah dilakukan penelitian tahap 3, masing-masing kelompok tikus tetap
diberi ransum sampai 16 hari. Pencekokan minuman dilakukan setiap hari.
Pengukuran glukosa darah dilakukan setiap empat hari yaitu: pada hari ke 0, 4,
8, 12, dan 16. Pengukuran glukosa darah dilakukan sebelum pemberian cekok
hari berikutnya. Setiap hari dilakukan penimbangan terhadap ransum dan dua
kali sehari dilakukan penimbangan berat badan tikus. Tahap ini untuk melihat
pengaruh minuman terhadap penurunan kadar glukosa darah
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) faktorial, yang terdiri atas dua perlakuan, masing-masing empat taraf dan
lima taraf. Jika perlakuan menunjukan berbeda nyata, maka untuk mengetahui
perbedaan rerataan diantara perlakuan dilakukan dengan uji lanjut Beda Nyata
Jujur (BNJ) atau disebut juga uji lanjut Tukey. Perlakuan yang diberikan adalah :
A. Pemberian cekok (air minum dalam kemasan (kontrol), teh hijau, teh
daun murbei, dan campuran teh hijau+teh daun murbei).
B. Waktu (baseline, hari ke-4, hari ke-8, hari ke-12, dan hari ke-16)
n = 5 kali ulangan.
model linear yang digunakan adalah
Yijk = µ+α i+β j+(αβ ij)+ε ijk

Keterangan:
Yijk = nilai pengamatan pada pemberian cekok ke-i, waktu ke-j dan ulangan ke-k.

µ = nilai rata-rata.
22

αi = pengaruh pemberian cekok ke-i.

βj = pengaruh waktu ke-j.

αβij = pengaruh reaksi pemberian cekok ke-i dan reaksi waktu ke-j.

εijk = galat error dari cekok ke-i, waktu ke-j dan ulangan ke-k.

Metode Analisa Kadar Glukosa Darah (Mahmudatussaadah 2005, yang dikutif


dari Innan 1996)
Pengukuran glukosa darah dengan glukometer menggunakan metode
elektrokimia, yaitu berdasarkan pada pengukuran potensial (daya listrik) yang
disebabkan oleh reaksi dari glukosa dengan bahan pereaksi glukosa pada
elektroda strip. Strip uji mengandung bahan kimia: glukose oksidase 29.1 % b/b,
heksasianoferat (III) 32.0% b/b dan bahan-bahan tidak reaktif 38.9% b/b.
Prinsip kerjanya : sampel darah diserap masuk ke dalam ujung strip uji
berdasarkan reaksi kapiler. Apabila darah mengisi ruangan reaksi pada strip uji,
kalium ferisianida diuraikan dan glukosa sampel dioksidasi oleh enzim g!ukosa
oxidase, menyebabkan penurunan bilangan oksidasi (kalium heksasianoferat (III)
menjadi kalium heksasianoferat (II)). Aplikasi jumlah voltase yang konstan dari
meteran mengoksidasi kalium heksasianoferat (II) kembali pada kalium
heksasianoferat (III), dan memberikan elektron. Elektron yang dihasilkan untuk
menimbulkan arus sebanding dengan kadar glukosa pada sampel. Setelah waktu
60 detik, konsentrasi glukosa dalam sampel ditayangkan pada layar monitor.
Cara mengukur glukosa darah tikus percobaan: ekor tikus uji dihangati
dengan air hangat, selanjutnya ditusuk dengan jarum dan darah yang menetes
dikenakan pada strip glukometer. Kadar glukosa darah dinyatakan dalam mg/dL.

Analisis Data

Data hasil analisis karakteristik kimia daun murbei dan kombinasi teh
daun murbei+teh hijau, yang bertujuan untuk mendapatkan produk teh yang
terbaik diuji dengan uji t (t-tes). Hasil uji pengaruh teh hijau, teh daun murbei, dan
kombinasi teh hijau+teh daun murbei terhadap kadar glukosa darah tikus
diabetes melitus diuji dengan uji Analisis of Varians (ANOVA). Data diolah dan
dianalisis menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 12.0.

Anda mungkin juga menyukai