Kadar air
Dari hasil analisis kandungan kadar air, teh daun murbei kanva yang dibuat
secara non oksidasi enzimatis menunjukkan kandungan kadar airnya paling
tinggi (3.2100% bk), sedangkan antara daun murbei kanva+Gambung 7
(2.6733% bk) dan kanva+Gambung 9 (2.6150% bk) mempunyai kadar air yang
hampir sama (lihat Tabel 4). Secara rata-rata bila dibandingkan dengan SNI teh,
maka semua hasil olahan tesebut memenuhi persyaratan SNI teh yang
mensyaratkan kadar air maksimal 8%. Kadar air pada teh daun murbei dan
kombinasi teh hijau+teh daun murbei akan mempengaruhi tingkat kerusakan teh
tersebut selama penyimpanan, agar kualitas teh tetap terjaga.
Ekstrak air
Pada Tabel 4 terlihat bahwa nilai rata-rata ekstrak air tertinggi dimiliki oleh
kombinasi teh daun murbei kanva+Gambung 7 (41.7117% bk), sedangkan
ekstrak air yang terendah terdapat pada teh daun murbei kanva (37.7500% bk).
Ekstrak air menunjukkan banyaknya zat-zat kimia yang terkandung pada teh
yang nantinya diharapkan memberi rasa segar dan khasiat menyehatkan bagi
peminum teh. Kadar ekstrak air juga penting dalam memberikan cita rasa, untuk
mendapat tanggapan indera pengecap maka suatu minuman harus bersifat
dapat larut dalam air (Damayanthi et al. 2007).
Tingginya kadar ekstrak air pada kombinasi teh daun murbei+Gambung 7
dan teh daun murbei+Gambung 9 mungkin lebih disebabkan oleh faktor teh
Camellia sinensis. Eksrtak air pada minuman ini menunjukkan angka yang lebih
tinggi bila dibandingkan dengan persyaratan SNI teh yang menetapkan batasan
minimum ekstrak air sebesar 32%.
26
Kadar abu
Kadar abu pada Tabel 4 menunjukkan bahwa teh daun murbei kanva
mempunyai kadar abu yang paling tinggi dibandingkan dengan kombinasi teh
daun murbei kanva+Gambung 7 dan teh daun murbei kanva+Gambung 9 yang
mempunyai kadar abu yang hampir sama. Bila dibandingkan dengan SNI teh
(kadar abu minimal 4% dan maksimal 8%), maka teh daun murbei kanva
(13.422% bk), kombinasi teh daun murbei kanva+Gambung 7 (8.5450% bk) dan
teh daun murbei kanva+Gambung 7 (8.6883% bk) tidak ada yang memenuhi
persyaratan SNI teh. Pengukuran kadar abu pada teh hijau dan teh daun murbei
untuk mengetahui banyaknya kandungan mineral pada minuman tersebut.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa teh daun murbei kanva mempunyai
kadar abu tak larut asam yang paling tinggi (1.2733% bk) dibandingkan yang
dikombinasi dengan teh Camellia sinensis Gambung 7 (0.9255% bk) dan
Gambung 9 (0.9803% bk). Bila hasil analisis dibandingkan dengan SNI teh yang
menetapkan batas maksimal kadar abu tak larut asam adalah sebesar 1% maka,
kadar abu larut asam dalam teh daun murbei kanva yang tidak dikombinasi tidak
memenuhi persyaratan SNI teh, karena melebihi ambang batas yang ditentukan
yaitu kadar abu tak larut asam sebesar 1.3%. Menurut Damayanthi et al. (2007)
tingginya kadar abu tak larut asam pada teh daun murbei kanva mencerminkan
tingginya kandungan logam yang terkandung di dalamnya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar abu yang larut dalam air pada teh
daun murbei kanva jumlahnya paling sedikit (37.4400% bk) dibandingkan dengan
teh daun murbei yang dikombinasi. Bila hasil analisis dibandingkan dengan SNI
teh yang menetapkan batas maksimal kadar abu larut dalam air sebesar 45%,
maka kesemuanya baik teh daun murbei kanva atau pun kombinasi teh daun
murbei kanva+Gambung 7 dan teh daun murbei kanva+Gambung 9 telah
memenuhi persyaratan SNI teh.
Alkalinitas
Hasil uji alkalinitas pada Tabel 4 menunjukkan bahwa teh daun murbei
kanva mempunyai tingkat alkalinitas yang lebih tinggi (2.6266% bk), sedangkan
teh daun murbei kanva+Gambung 9 mempunyai alkalinitas yang lebih rendah
27
(2.3317% bk). Bila hasil analisis alkalinitas dibandingkan dengan SNI teh yang
menetapkan batas alkalinitas minimal 1% dan maksimal 3%, maka untuk
alkalinitas ketiga jenis teh ini memenuhi ketentuan SNI teh.
Kadar serat
Theaflavin
Pada Tabel 4 terlihat pola yang hampir sama antara kandungan tanin dan
kafein pada teh daun murbei dan kombinasinya. Teh daun murbei
kanva+Gambung 9 menunjukkan jumlah tanin (4.9733% bk) dan kafein (1.2933%
bk) yang paling tinggi, dan yang paling rendah tanin dan kafeinnya adalah teh
daun murbei kanva tanpa kombinasi teh (masing-masing adalah sebanyak
0.1920% bk dan 0.2365% bk). Tanin dan kafein adalah senyawa-senyawa utama
penyusun zat padat terlarut. Dalam daun muda kandungan senyawa ini besar
sedangkan pada pucuk yang tua yang kandungannya akan menurun. Pada hasil
teh kering pada teh hitam kandungan tanin yang larut rendah karena selama
fermentasi terjadi perubahan katekin menjadi theaflavin dan thearubigin.
28
160
140 137
133
124 125
120 119 120
115
109
100
80
72
60 61
40 42
20
0
Baseline 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150
menit ke
Keterangan : ---- = kurva imaginer untuk memperlihatkan pola peningkatan glukosa darah tikus normal.
Dari Gambar 5 terlihat bahwa kadar glukosa akan terus meningkat sampai
menit ke-45, selanjutnya kadar glukosa darah relatif stabil sampai menit ke-150.
Sehingga dalam penelitian selanjutnya dilakukan pengukuran kadar glukosa
darah pada menit ke-30,60,90,dan 120.
hari tikus tersebut mulai menunjukkan gejala banyak kencing dan banyak minum,
serta kondisinya mulai melemah dan mengalami penurunan berat badan, setelah
beberapa hari tikus menunjukkan gejala banyak makan, tetapi tidak diikuti
dengan penambahan berat badan. Gejala ini sesuai dengan tanda-tanda
penderita diabetes, yaitu banyak kencing, banyak makan dan banyak minum.
Pengukuran berat badan tikus dilakukan setiap dua hari sekali sedangkan
pengukuran sisa ransum tikus dilakukan setiap hari. Dari Tabel 6 menunjukkan
bahwa kelompok tikus diabetes yang diberi air minum dalam kemasan (kontrol)
dan teh hijau mempunyai angka pertambahan berat badan yang negatif. Hal ini
berarti bahwa kelompok tikus diabetes yang diberi air minum dalam kemasan
(kontrol) dan teh hijau mengalami penurunan berat badan selama perlakuan,
sedangkan kelompok tikus diabetes yang diberi teh daun murbei dan campuran
teh hijau+teh daun murbei mengalami peningkatan berat badan. Walaupun
kelompok tikus diabetes yang diberi air minum dalam kemasan dan teh hijau
sama-sama mengalami penurunan berat badan, tetapi dengan uji statistik
menunjukkan penurunan berat badan antara kelompok tikus diabetes yang diberi
air minum dalam kemasan dan kelompok tikus diabetes yang diberi teh hijau
berbeda nyata (p<0.05). Begitu juga terjadi perbedaan yang nyata antara berat
badan dari kelompok tikus diabetes yang diberi teh daun murbei dan campuran
teh hijau+teh daun murbei dengan kelompok tikus diabetes yang diberi air minum
dalam kemasan selama perlakuan. Pada kelompok tikus diabetes yang diberi teh
hijau dengan kelompok tikus diabetes yang diberi teh daun murbei mempunyai
perbedaan pertambahan berat badan yang nyata, tetapi penurunan berat badan
kelompok tikus diabetes yang diberi teh hijau dan peningkatan berat badan
kelompok tikus diabetes yang diberi teh daun murbei dengan peningkatan berat
badan kelompok yang mendapat campuran teh hijau+teh daun murbei tidak
berbeda nyata (Lampiran 2).
Tabel 6 Pertambahan berat badan dan jumlah konsumsi ransum pada tikus
diabetes selama 16 hari
Pertambahan Jumlah Konsumsi
Perlakuan
Berat Badan (g) Ransum
Air minum dalam kemasan (tikus normal) 29.40±9.21 15.60±2.76
31
hijau, teh daun murbei, dan campurannya, serta tikus diabetes yang mendapat
air minum dalam kemasan dengan tikus normal.
400 a
350 b
b b
300
250
200
150
100
50
0
K T M TM
minuman teh
Keterangan:Diagram yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P<0.05), K : kelompok
tikus diabetes mellitus yang dicekok air minum dalam kemasan, T : kelompok tikus diabetes yang
dicekok teh hijau (Camellia sinensis Gambung 7), M : kelompok tikus diabetes yang dicekok teh
daun murbei (Morus kanva), TM : kelompok tikus diabetes yang dicekok teh hijau (Camellia
sinensis Gambung 7)+ teh daun murbei (Morus kanva).
Gambar 6 Kadar glukosa darah pada tikus diabetes mellitus pada beberapa
perlakuan minuman teh.
400 c
bc c
350 b
300
250
a
200
150
100
50
0
Baseline 30 60 90 120
menit ke
Keterangan:Diagram yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P<0.05),
Gambar 7 Kadar glukosa darah pada tikus diabetes mellitus selama 120
menit pengamatan.
Kadar glukosa pada baseline merupakan kadar glukosa darah tikus yang
menderita diabetes mellitus, sebelum diberi perlakuan tikus dipuasakan selama 4
jam sehingga kadar glukosa darah tikus menjadi menurun dan relatif sama.
Peningkatan kadar glukosa darah terjadi secara nyata pada menit ke-30, dan
relatif stabil pada menit ke-60. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampai menit
ke-30 belum terjadi penghambatan peningkatan glukosa darah oleh faktor
pemberian cekokan. Pada menit menit ke-60 sampai menit ke-120 kadar glukosa
darah tikus diabetes relatif stabil pada level gula darah antara 345 mg/dl dan 366
mg/dl.
36
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Baseline m enit ke-30 m enit ke-60 m enit ke-90 m enit ke-120
Waktu
K T M TM
Keterangan: K : kelompok tikus diabetes mellitus yang dicekok air minum dalam kemasan, T : kelompok tikus
diabetes yang dicekok teh hijau, M : kelompok tikus diabetes yang dicekok teh daun murbei, TM :
kelompok tikus diabetes yang dicekok teh hijau + teh daun murbei.
Gambar 8 Pola peningkatan kadar glukosa darah pada tikus diabetes mellitus
selama 120 menit.
400
350 d cd d
cd cd cd
cd
cd
300
bcd
bcd
250 bc
200 ab ab
150 a a a
a a
a a
100
50
0
K T M TM
perlakuan
Keterangan:Diagram yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P<0.05), K : kelompok
tikus diabetes mellitus yang dicekok air minum dalam kemasan, T : kelompok tikus diabetes yang
dicekok teh hijau (camellia sinensis Gambung 7), M : kelompok tikus diabetes yang dicekok teh
daun murbei (Morus kanva), TM : kelompok tikus diabetes yang dicekok teh hijau (camellia
sinensis Gambung 7)+ teh daun murbei (Morus kanva).
Gambar 9 Kadar glukosa darah pada tikus diabetes mellitus selama 16 hari
pengamatan.
39
mempengaruhi, baik pengaruh positif yang dapat menguatkan daya hambat atau
pun pengaruh negatif yang dapat melemahkan aktivitas dari keduanya. Ini bisa
jadi disebabkan karena keduanya mempunyai cara kerja dan sasaran tempat
penghambatan yang berbeda. Pada saat makanan masuk ke dalam organ
pencernaan dan penyerapan makanan di usus, maka karbohidrat yang masih
berbentuk polisakarida akan mengalami pemecahan menjadi oligosakarida,
disakarida dan akhirnya menjadi bentuk yang paling sederhana yaitu
monosakarida seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Penyerapan glukosa di
usus terjadi secara aktif dengan bantuan pompa Na+. Glukosa akan diserap
dengan bantuan transporter yang terbuka oleh pompa Na+, kemudian dialirkan ke
organ-organ tubuh yang memerlukan (Linder 2006).
Dengan pemberian minuman campuran antara teh daun murbei yang
mampu menghambat enzim alfa glucosidase dan teh hijau yang mampu
menghambat transporter sodium glucose, maka ada kemungkinan sebagian
pemecahan karbohidrat akan mengalami hambatan oleh teh daun murbei, dan
sebagian makanan yang bisa diserap melalui transporter juga diduga terhambat
karena sebagian transporter sodium glucose-nya juga dihambat oleh teh hijau.
Kemungkinan lain yang menjadi penyebab membaiknya kadar glukosa darah
pada tikus diabetes yang diinduksi alloksan adalah kemampuan zat aktif pada
tah hijau dan teh daun murbei yang mungkin mampu mengoptimalkan atau
memacu pankreas untuk dapat memproduksi hormon insulin lebih banyak
sehingga cukup; atau ada kemungkinan zat aktif pada teh hijau atau teh daun
murbei mempunyai kemampuan untuk mempertahankan umur insulin lebih lama,
sehingga cukup untuk megendalikan kadar glukosa darah.