Disusun Oleh:
0
PENERAPAN TEOLOGI RASIONAL DALAM BELAJAR DAN MENGEMBANGKAN
ILMU PENGETAHUAN
==============================================================
A. Pendahuluan
Ilmu adalah sesuatu yang esensial dalam pandangan Islam. Tentang urgensi
ilmu, sampai-sampai perintah yang pertama dalam wahyu Allah adalah membaca.
Karena dengan membacalah seseorang akan memperoleh pengetahuan pemahaman.
Dalam al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW, tersebar banyak nash
yang menunjukkan betapa pentingnya ilmu. Dalam sebuah ayat al-Qur’an disebutkan
bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan.
Dalam hadits, banyak sekali ajuran-anjuran Nabi agar umat Islam rajin menuntut dan
mengembangkan ilmu, bahkan sampai mewajibkan. Dalam hadits juga disebutkan
bahwa kebaikan dan kemulian dunia dan akherat itu dengan perantaraan ilmu. Orang
yang ingin selamat dunia dan akherat juga disyaratkan untuk menguasai ilmu
pengetahuan. Beberapa penjelasan di atas menunjukkan bahwa ilmu menduduki posisi
yang sangat strategis. Lalu dalam memeproleh ilmu seseorang tiada lain diharuskan
untuk belajar, berkaca pada hal tersebut, penulis mencoba untuk memaparkan tentang
Penerapan Teologi Rasional dalam Belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
B. Tujuan
1
C. Permasalahan
D. Pembahasan
1. Teologi
Istilah teologi lahir dalam tradisi Kristen. Secara harfiah, teologi berasal dari
bahasa Yunani, berarti ilmu ketuhanan. Akan tetapi, pengertian menurut
Steenbrink dianggap kurang cocok karena teologi memang tidak bermaksud
membicarakan permasalahan tentang ketuhanan, baik wujud, sifat, maupun
perbuatan-Nya, yang dalam tradisi Islam disebut ilmu kalam. Dalam hal ini,
teologi tidak identik dengan ilmu kalam yang berusaha mempertahankan
keyakinan seputar masalah ketuhanan dari serangan-serangan pihak luar dengan
menggunakan pendekatan filsafat atau dalil-dalil aqli.
2
pengertian. Dengan pemaknaan yang hampir sama, Muslim Abdurrahman
mengatakan bahwa teologi adalah interpretasi berdasarkan keimanan.
2. Teologi Rasional
a. Hanya terikat pada dogma-dogma yang dengan jelas dan tegas disebut dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah yakni ayat yang qoth’i ( teks yang tidak di
interprestasikan lagi kepada arti lain selain arti harfiyah ).
c. Fokus dalam prinsip berpikir rasional adalah lebih dominannya peran akal
sehingga harus lebih ekstra keras berupaya untuk memahamkan suatu ajaran
atau konsep kepada orang lain
3
c. Keadilan Tuhan, menurut paham ini, terletak pada adanya hukum alam
(sunatullah) yang mengatur perjalanan alam ini
Aliran teologi yang sering disebut-sebut memiliki cara berfikir rational adalah
“ Mu’tazilah “ , oleh karena itu Mu’tazilah lebih dikenal sebagai “ aliran
yang bersifat rational dan liberal “.
(Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin
Malik)
4
Kita telah ketahui sebelumnya bahwa dalam teologi, ada beberapa
golongan atau paham yang bersifat rasional yaitu golongan Mutazilah yang
menganut paham qadariah (bisa disebut juga sebagai golongan) dan golongan
Maturidiah, sebelumnya Maturidiah ini terbagi menjadi dua paham, Samarkand
dan Bukhara. Dan yang lebih condong dalam pemikiran yang mengutamakan
rasio adalah Maturidiah Samarkand. Mutazilah khususnya, menurut aliran ini
segala ilmu dan pengetahuan dapat diketahui dengan perantaraan akal.
Selain itu, qadariah adalah paham yang dianut golongan Mutazilah yang
mana semua manusia itu bebas untuk berbuat dengan apa yang mau ia lakukan
sebebas mungkin, entah itu hal baik ataupun buruk, tetapi bagaimanapun juga
kembali pada akal yang dapat mengetahui apakah ini baik atau buruk, jika
seseorang memiliki keinginan untuk menjadi manusia yang bermanfaat dan mulia
disisi-Nya, karena sudah diberi kebebasan memilih, dengan rasio yang sehat
tentulah ia akan menuntut dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain untuk mendapatkannya (derajat yang
tinggi dan kemuliaan disisi Allah).
E. Kesimpulan
5
6
DAFTAR PUSTAKA
Nasution,Harun.Teologi Islam.Jakarta:UI-Press.1989.
Rachmat,Noor. Ilmu Akidah Kalam.Jakarta:FikraPublika.2011.
Sumber Lain:
http://hitsuke.blogspot.com/2010/09/kewajiban-menuntut-ilmu-hadits-tarbawi.html
http://adji-anginkilat.blogspot.com/2010/10/rasional-dan-tradisional-dalam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Rasional