Anda di halaman 1dari 3

Teologi mati syahid model terpidana mati bom Bali I Amrozi bisa memperpuruk nasib jutaan

rakyat miskin di Indonesia. Kesediaan mati dengan bom bunuh diri yang sulit diterima akal
sehat bukan hal aneh dalam sistem keberagamaan tertutup (ortodoks). Sejumlah pemikiran
Islam (dan agama lain) meletakkan dunia kehidupan sebagai daarul harb (wilayah perang)
melawan daarussalam (Islam).

“Teologi jihad dengan doktrin mati syahid berakar pada pandangan pemeluk Islam terhadap
orang atau peradaban lain (the others) yang belum Islam atau bertentangan ajaran Islam,” ujar
pengajar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Abdul Munir Mulkhan.

Menurut Munir, Islam yang berarti damai dan selamat seperti ajaran semua agama tidak
selamanya menjadikan penganut agama memilih jalan damai tanpa kekerasan. Dakwah Islam
melalui khotbah, ceramah, atau pengajian dan pendidikan. Islam tidak memaksa orang lain
memeluk Islam. “Tetapi, praktik dakwah cenderung menempatkan the others (orang lain
yang belum seagama atau sefaham) sebagai sasaran dengan simbolisasi kekafiran, munafik,
murtad, teman setan, dajjal musuh Islam, atau calon penghuni neraka,” jelasnya.

Catatan:

Tulisan ini dimuat pertama kali pada kolom At Tanwir, Rakyat Merdeka edisi 24 November
2006. Kolom At Tanwir adalah kerjasama Rakyat Merdeka dengan Center for Moderate
Moslem (CMM) diperuntukan bagi upaya memperkenalkan Islam yang moderat, yang teduh
dan jauh dari kesan angker.

Pemuatan kolom itu berlangsung antara Februari 2006 hingga Februari 2007.Naskah-naskah
At Tanwir sengaja saya muat di blog ini agar gagasan tentang Islam yang tidak angker itu
dapat terus diikuti oleh para peminat masalah-masalah keislaman. Tulisan-tulisan bertemakan
Islam Moderat dapat disimak di blog ini pada kolom ISLAM MODERAT.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2003 sebenarnya telah mengeluarkan fatwa yang
mengharamkan tindak terorisme dan bom bunuh diri (suicide bombing). Fatwa tersebut
dikeluarkan sejak bom Kuningan yang menyebabkan sejumlah umat Islam ikut meninggal
akibat ledakam bom di depan Kedubes Australia itu.

Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ma’ruf Amien menyatakan, dalam fatwanya, MUI
menyatakan bahwa terorisme yang dilakukan dalam kondisi negara damai (darussalam)
bukan merupakan jihad. Sebab, fatwa tentang perjuangan (jihad) hanya bisa diterbitkan bila
negara dalam kondisi perang (darul harb).

Dengan alasan tersebut, MUI menyatakan bahwa bom bunuh diri tidak memenuhi syarat
sebagai amaliyah istisyhadiyah (mencari syahid) yang berpahala surga. Hal itu dipertegas
dengan banyaknya umat Islam yang turut menjadi korban peledakan bom. “Selain itu,
memastikan bahwa pahala bom bunuh diri adalah masuk surga berarti telah mengambil alih
kewenangan Tuhan,” tegasnya.

Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafi’i Ma’arif menjelaskan, bom bunuh diri
merupakan teologi perlawanan yang beroreintasi kekalahan dan dilakukan orang yang berani
mati, namun tidak berani hidup. Dia menegaskan, desakan modernisasi memang
mengalahkan Islam, namun tidak bisa dilawan dengan bom bunuh diri. “Desakan modernisasi
memang membuat umat Islam kehilangan acuan. Lupa pada pokok ajaran Islam, yakni
kebenaran dan kebajikan bagi seluruh alam atau rahmatan lil alamin,” ingatnya.

Sementara, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, di samping


mendorong pemberantasan terorisme di Indonesia, pemerintah harus mewaspadai konspirasi
global. Din mengaku mendapat informasi dari Mabes Polri bahwa sekitar 3.000 alumni eks
pejuang Mujahidin yang pada periode 1979-1981 berjuang di Afghanistan sudah berada di
Indonesia.

“Mereka bagian dari ribuan pemuda muslim dari 24 negara yang mendapat pelatihan dari
sebuah negara adikuasa untuk menghadapi Uni Sovyet di Afghanistan. Apa mungkin setelah
Uni Sovyet jatuh mereka putus hubungan begitu saja,” katanya.

Karena itu, Din meminta pers dan Polri tidak selalu mengaitkan tindak terorisme dengan
umat Islam. Sebab, tindak terorisme tidak punya akar pada Islam dan agama lain di dunia.
“Mengaitkan Islam dengan terorisme sangat menyinggung umat Islam,” tegasnya.

Ads by Google
Terjemahan Gratis
Terjemahan Inggris-Indonesia online untuk teks dan halaman web
www.citcat.com
Free Translation software
Download it now - Free to use! Free translation for all languages
LangOver.com
SOFTWARE Lab Bahasa 2010
Erakomp Laboratorium Bahasa, Project DIKNAS DAK-SMP-2010.
erakomp.com/lab-bahasa/lab-bahasa..
Belajar Bahasa Inggris
Review dan download software gratis untuk belajar bahasa inggris
www.ohaysoft.com

This entry was posted on November 20, 2007 at 9:50 am and is filed under ISLAM MODERAT . You can
follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed You can leave a response, or trackback from your
own site.

Like
Be the first to like this post.

One Response to “Meluruskan Teologi Mati Syahid”

1.

muklis muhammad Says:


November 9, 2008 at 1:35 am
masalah islam bapak ini perlu belajar banyak /ngajar/lulus dengan segala istilah
kontemporer tak bisa menjamin bahwa pendapat tulisan tsb diatas benar /reka2 sesuai
nafsunya tamp a dalil wahyu dan pembawa wahyu /islam asing kembali asing .
alquran dan sunnah tak akan pernah bisa tersentuh cahayanya /alquran/hadist adalah
gerakan dakwah /bukan teori yang hanya di baca ditempat tidur ,kitab tsb diatas
adalah dinamisator gerakan islam hingga tegak nya kerajaan allah dimuka bumi
/terbunuh atau membunuh .mana mungkin dapat menyelami lautan quran yang penuh
rahasia basyiroh hanya dibaca huruf demi huruf dan dipertandingkan bacaanya
/membaca yang qiraah/tartil boleh2saja,tampa pernah terjun mendalami dan
memerangi kekufuran dengan segala bentuk nya atau tampa pernah menginjakan kaki
di tengah debu pertarungan ,walau harta,nyawa,keluarga.jabatan dipertaruhkan kan
.jadi mohon belajar yang banyak .takutlah ALLAH /lihat dulu
syukron mmuklis

Anda mungkin juga menyukai